Pembuatan Matriks Kalsium Alginat-Kitosan Formula 1, Formula 2, dan Formula 3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pembuatan Matriks Kalsium Alginat-Kitosan Formula 1, Formula 2, dan Formula 3

Matriks alginat-kitosan dibuat dengan menambahkan alginat dan kitosan ke dalam indometasin dengan menggunakan mucilago amyli 5 bv sebagai bahan pengikat. Untuk membuat 10 matriks alginat-kitosan formula 1 dibutuhkan mucilago amyli sebanyak 1,072 g, formula 2 sebanyak 0,726 g, dan formula 3 sebanyak 1,045 g. Untuk membuat bentuk bulat dari matriks digunakan gelas arloji sehingga diperoleh bentuk matriks yang cukup bagus. Butir-butir matriks direndam dalam larutan CaCl 2 0,15 M selama 35 menit untuk menghasilkan matriks kalsium alginat yang telah sempurna bereaksi dengan kalsium klorida. Berat rata-rata matriks formula 1 adalah 94,01 mg dan diameter rata-ratanya 5,05 mm. Formula 2 berat rata-ratanya 93,1 mg dan diameter rata-ratanya 4,91 mm. Formula 3 dengan berat rata-rata 92,1 mg dan dengan diameter 5,05 mm. Bentuk matriks dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 1. Formula 1 alginat: kitosan=1:1 Gambar 2. Formula 2 alginat: kitosan=3:1 Universitas Sumatera Utara Gambar 3. Formula 3 alginat:kitosan=1:3 Kendala yang dihadapi dalam pembuatan adalah matriks yang dihasilkan bisa pecah atau retak. Kekurangan mucilago amyli 5 menyebabkan matriks kurang kompak sehingga matriks yang dihasilkan pecah atau retak ketika proses pengeringan pada suhu kamar dan juga pada saat perendaman matriks dalam larutan CaCl 2 0,15 M selama 35 menit. Uji kekerasan dan uji friabilitas dari masing-masing formula dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Uji friabilitas dan uji kekerasan matriks kalsium alginat-kitosan Friabilitas Kekerasan Kg Rata-rata kekerasan Kg 1 2 3 4 5 Formula 1 14,25 15 9,25 7,25 15 12,15 Formula 2 8,25 15 15 6,25 14,25 11,75 Formula 3 7,50 15 15 15 7,70 12,04 Dari Tabel 1 dapat disimpulkan bahwa karakteristik ketiga formula dalam hal uji kekerasan dan uji friabilitas tidak menunjukkan adanya perbedaan. Ketiga formula yang dibuat tidak mengalami kehilangan bobot pada uji friabilitas. Hal ini berarti rasio alginat dan kitosan dalam matriks kalsium alginat-kitosan yang dibuat tidak berpengaruh terhadap friabilitas dan kekerasan matriks. Uji kekerasan Universitas Sumatera Utara dan uji friabilitas dilakukan sebagai kontrol agar friabilitas dan kekerasan tidak mempengaruhi disolusi obat dari matriks. Gambar 4 merupakan kemungkinan interaksi-interaksi yang terjadi dalam matriks kalsium alginat-kitosan yang dibuat. a. Interaksi antara kalsium dan alginat Alginat yang merupakan polianionik dari residu asam β-D-manuronat dan α-L-guluronat dapat membentuk gel dengan kehadiran kation divalent seperti kalsium. Kalsium berikatan dengan alginat pada blok asam guluronat dengan formasi ”egg-box” Gombotz dan wee, 1998. Interaksi kalsium dengan alginat dapat dilihat pada Gambar 4a. fraksi manuronat M fraksi guluronat G Gambar 4a. Interaksi antara kalsium dengan alginat G G alginat M G Universitas Sumatera Utara b. Interaksi antara alginat dengan kitosan Alginat yang merupakan polianionik dan kitosan yang merupakan polikationik dapat berinteraksi melalui gugus asam karboksilat dari alginat dan gugus amino dari kitosan membentuk kompleks polielektrolit dari muatan mereka yang berlawanan Takahashi, 1990. Gambar 4b1. Kompleks polielektrolit alginat-kitosan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lucinda et al., 2005 penambahan kitosan dalam pembentukan kompleks kalsium alginat kitosan, menurunkan jumlah kalsium yang berikatan dengan alginat, dimana ion kalsium yang berikatan pada blok asam guluronat digantikan kedudukannya oleh kitosan. Hal ini berarti bahwa kompleks polielektrolit yang terjadi antara alginat dan kitosan berada pada blok asam guluronat. Gambar 4b2. Interaksi antara alginat dengan kitosan alginat kitosan kitosan M G alginat G Universitas Sumatera Utara .

3.2 Pengembangan Matriks Kalsium Alginat-Kitosan