Disolusi Indometasin dari Matriks Kalsium Alginat-Kitosan

hal ini disebabkan perubahan gugus –NH 2 dari kitosan menjadi gugus NH 3 + dalam medium pH 1,2 yang bersifat mengabsorbsi air meningkatkan daya kohesi dari partikel-partikel kitosan. Foto perbandingan dari ketiga formula pada medium ini dapat dilihat dari Gambar 13. Gambar 13. Foto pengembangan matriks pada menit ke-480 dalam medium pH berganti pada suhu 37±0,5 o C.

3.3 Disolusi Indometasin dari Matriks Kalsium Alginat-Kitosan

Mekanisme pelepasan indometasin dari matriks kalsium alginat-kitosan dikontrol oleh mekanisme difusi dan erosi. Mekanisme difusi terjadi pada pelepasan indometasin dari matriks kalsium alginat-kitosan dalam medium pH 1,2 dan medium pH berganti. Disolusi diawali dengan penetrasi medium kedalam matriks sehingga matriks mengembang. Medium yang berpenetrasi melarutkan indometasin, kemudian indometasin akan berdifusi keluar dari matriks. Mekanisme pelepasan indometasin dari matriks kalsium alginat-kitosan dalam medium pH 6,8 dikontrol oleh kedua mekanisme difusi dan erosi. 3.3.1 Pengaruh Rasio Alginat dan Kitosan terhadap Pelepasan Indometasin dari Matriks dalam Medium pH 1,2 pada Suhu 37±0,5 o C Pelepasan indometasin dari matriks kalsium alginat-kitosan pada waktu- waktu tertentu dapat dilihat pada Tabel 5. F3 F2 F1 Universitas Sumatera Utara Tabel 5. Pelepasan indometasin dari matriks kalsium alginat-kitosan dalam medium pH 1,2 pada suhu 37±0,5 o C. Formula kumulatif t 30 t 240 t 480 1 0,64 0,83 1,34 2 0,00 0,47 0,51 3 1,64 2,41 2,46 Tabel 5 menunjukkan bahwa pada t 480 , matriks formula 1 melepaskan indometasin hingga 1,34, formula 2 melepaskan indometasin hingga 0,51, formula 3 melepaskan indometasin hingga 2,46. Profil pelepasan indometasin dari matriks kalsium alginat-kitosan pada medium pH 1,2 ditunjukkan pada Gambar 14. Gambar 14. Grafik pelepasan indometasin dari matriks kalsium alginat-kitosan dalam medium pH 1,2 pada suhu 37 o C±0,5 o C Dari Gambar 14 dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi kitosan maka pelepasan indometasin dari matriks kalsium alginat-kitosan semakin besar. Mekanisme pelepasan indometasin pada pH 1,2 adalah mekanisme difusi, dimana medium akan berpenetrasi kedalam matriks sehingga matriks mengembang, kemudian medium tersebut akan melarutkan indometasin. Indometasin yang terlarut akan berdifusi keluar matriks. Grafik pelepasan indometasin dalam medium pH 1,2 menunjukkan sifat yang sama dengan grafik pengembangannya, Universitas Sumatera Utara hal ini berarti pengembangan matriks mempengaruhi pelepasan indometasin dalam medium pH 1,2. Berdasarkan data statistik yang diperoleh, nilai kritikal untuk taraf nyata 0,05 t tabel pada pH 1,2 adalah 2,093 dengan kriteria penerimaan hipotesa adalah -2,093 ≤ t ≤ 2,093. Sedangkan nilai t hitung adalah 10,736 untuk pasangan F1 dan F2; -9,303 untuk F1 dan F3; dan 11,938 untuk F2 dan F3. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung berada diluar kriteria penerimaan hipotesa, yang berarti F1 berbeda dengan F2 dan F3, dan F2 berbeda dengan F3. Sehingga dapat disimpulkan variasi konsentrasi alginat dan kitosan mempengaruhi pelepasan indometasin dari matriks kalsium alginat-kitosan. 3.3.2 Pengaruh Rasio Alginat dan Kitosan terhadap Pelepasan Indometasin dari Matriks dalam Medium pH 6,8 pada Suhu 37±0,5 o C Pelepasan indometasin dari matriks kalsium alginat-kitosan pada waktu- waktu tertentu dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Pelepasan indometasin dari matriks kalsium alginat-kitosan dalam medium pH 6,8 pada suhu 37±0,5 o C. Formula kumulatif t 30 t 240 t 480 1 15,15 44,43 61,60 2 22,96 58,11 73,49 3 8,34 27,93 40,48 Tabel 6 menunjukkan bahwa pada t 480 , matriks formula 1 melepaskan indometasin hingga 61,6, formula 2 melepaskan indometasin hingga 73,49, formula 3 melepaskan indometasin hingga 40,48. Profil pelepasan indometasin dari matriks kalsium alginat-kitosan pada medium pH 6,8 ditunjukkan pada Gambar 15. Universitas Sumatera Utara Gambar 15. Grafik pelepasan indometasin dari matriks kalsium alginat-kitosan dalam medium pH 6,8 pada suhu 37 o C±0,5 o C Dari Gambar 15 dapat dilihat bahwa peningkatan konsentrasi alginat dalam formula akan meningkatkan pelepasan indometasin dari matriks kalsium alginat-kitosan. Mekanisme pelepasan indometasin dalam medium pH 6,8 dikontrol oleh mekanisme erosi dan difusi. Pertukaran ion antara Ca-alginat dengan ion Na + membentuk Na-alginat yang bersifat hidrofilik menyebabkan matriks mengembang sehingga terjadi difusi indometasin dari matriks. Pengikatan molekul air oleh Na-alginat juga dapat menyebabkan interaksi alginat dengan kitosan terganggu sehingga kitosan mengalami erosi. Grafik disolusi dalam medium pH 6,8 menunjukkan sifat yang sama dengan grafik pengembangannya, hal ini berarti pengembangan matriks mempengaruhi disolusi indometasin dalam medium pH 6,8. Berdasarkan data statistik yang diperoleh, nilai kritikal untuk taraf nyata 0,05 t tabel pada pH 6,8 adalah 2,093 dengan kriteria penerimaan hipotesa adalah -2,093 ≤ t ≤ 2,093. Sedangkan nilai t hitung adalah -12,516 untuk pasangan F1 dan F2; 10,423 untuk F1 dan F3; dan 11,436 untuk F2 dan F3. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung berada diluar kriteria penerimaan hipotesa, yang Universitas Sumatera Utara berarti F1 berbeda dengan F2 dan F3, dan F2 berbeda dengan F3. Sehingga dapat disimpulkan variasi konsentrasi alginat dan kitosan mempengaruhi pelepasan indometasin dari matriks kalsium alginat-kitosan. 3.3.3 Pengaruh Rasio Alginat dan Kitosan terhadap Pelepasan Indometasin dari Matriks dalam Medium pH Berganti pada Suhu 37±0,5 o C Pelepasan indometasin dari matriks kalsium alginat-kitosan pada waktu- waktu tertentu dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Pelepasan indometasin dari matriks kalsium alginat-kitosan dalam medium pH berganti pada suhu 37±0,5 o C. Formula kumulatif t 30 t 240 t 480 1 1,54 8,88 16,82 2 0,3 13,23 29,68 3 1,48 7,98 14,36 Tabel 7 menunjukkan bahwa pada t 480 , matriks formula 1 melepaskan indometasin hingga 16,82, formula 2 melepaskan indometasin hingga 29,68, formula 3 melepaskan indometasin hingga 14,36. Profil pelepasan indometasin dari matriks kalsium alginat-kitosan pada medium pH berganti ditunjukkan pada Gambar 16. Gambar 16. Grafik pelepasan indometasin dari matriks kalsium alginat-kitosan dalam medium pH berganti pada suhu 37 o C±0,5 o C. pH 6,8 pH 1,2 Universitas Sumatera Utara Pelepasan indometasin pada medium pH berganti diawali dalam medium pH 1,2 dimana gugus -NH 2 dari kitosan terprotonasi menjadi –NH 3 + yang bersifat mengabsorbsi medium pelarut sehingga matriks mengembang dan indometasin akan berdifusi keluar dari matriks. Semakin besar konsentrasi kitosan maka pelepasan indometasin semakin besar pula. Setelah dua jam, dilanjutkan dalam medium pH 6,8, dimana mekanisme pelepasannya juga merupakan mekanisme difusi. Dalam medium ini juga terjadi pengembangan matriks yang semakin meningkat oleh karena pembentukan Na-alginat yang bersifat hidrofilik. Semakin besar konsentrasi alginat maka pelepasan indometasin dari matriks kalsium alginat-kitosan juga semakin besar. Dalam hal ini tidak terjadi erosi kitosan karena kitosan masih dalam bentuk terprotonasi. Hal inilah yang menyebabkan pelepasan indometasin dalam medium pH 6,8 lebih besar dibanding pelepasan dalam medium pH 6,8 medium pH berganti. Grafik pelepasan indometasin dalam medium pH berganti menunjukkan sifat yang sama dengan grafik pengembangannya, hal ini berarti pengembangan matriks mempengaruhi pelepasan indometasin dalam medium pH berganti. Berdasarkan data statistik yang diperoleh, nilai kritikal untuk taraf nyata 0,05 t tabel pada pH 6,8 adalah 2,093 dengan kriteria penerimaan hipotesa adalah -2,093 ≤ t ≤ 2,093 sedangkan nilai t hitung adalah -3,433 untuk pasangan F1 dan F2; 4,862 untuk F1 dan F3; dan 3,695 untuk F2 dan F3. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung berada diluar kriteria penerimaan hipotesa, yang berarti F1 berbeda dengan F2 dan F3, dan F2 berbeda dengan F3. Sehingga dapat disimpulkan variasi konsentrasi alginat dan kitosan mempengaruhi pelepasan indometasin dari matriks kalsium alginat-kitosan. Universitas Sumatera Utara

3.4 Kinetika Pelepasan Indometasin dari Matriks Kalsium Alginat-Kitosan