Spina .1 Spina bifida Toraks

lebih kecil dari normal, sedangkan ukuran biometri lainnya masih sesuai dengan usia kehamilan. Beberapa penulis mendiagnosis mikrosefalus bila ukuran lingkar kepala berada di bawah 3 deviasi standar dari ukuran rata-rata Wiknjosastro ,2009.

2.3.1.4 Ensefalokel

Ensefalokel disebabkan oleh defek tulang kepala, biasanya terjadi di bagian oksipital, kadang-kadang juga di bagian nasal, frontal, atau parietal. Besarnya defek bervariasi. Pada defek yang besar seringkali disertai dengan herniasi jaringan otak. Ensefalokel mudah dideteksi dengan USG bila defek tulang kepala cukup besar, apalagi bila sudah disertai herniasi Wiknjosastro, 2009. 2.3.2 Spina 2.3.2.1 Spina bifida Spina bifida merupakan kelainan saluran neural akibat kegagalan dalam proses penutupan arkus vertebra. Defek ini dapat terjadi di daerah lumbosakral terbanyak . Pada pemeriksaan USG spina bifida memberikan gambaran yang spesifik. Gambaran paralel vertebra di daerah defek akan berubah dan terlihat sebagai garis divergen, menyerupai huruf Y Wiknjosastro, 2009.

2.3.3 Toraks

Toraks mudah dikenali dengan melihat struktur jantung didalamnya. Bentuk toraks menyerupai bel dengan bagian apeks menunjuk ke arah kranial dan bagian basal dibatasi diafragma. Beberapa kelainan organ toraks yang dapat didiagnosis dengan pemeriksaan USG, antara lain: a Kelainan sistem pertulangan: distrofia toraks, displasia khondroektodermal, osteogenesis imperfekta b Kelainan paru : hipoplasia paru, tumor paru c Atresia esofagus d Hernia diafragmatik e Kelainan jantung: aritmia, kelainan anatomi f Hidrotoraks dan efusi perikardial Universitas Sumatera Utara Wiknjosastro, 2009 2.3.4.Abdomen Beberapa kelainan abdomen yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan USG, antara lain: a Obstruksi traktus gastrointestinal b Gastrokisis, omfalokel c Hernia umbilikalis d Hernia diafragmatika Wiknjosastro, 2009 2.3.5.Alat kelamin Alat kelamin biasanya mudah diidentifikasi dengan USG setelah kehamilan 20 minggu, namun pada beberapa keadaan, seperti oligohidramnion, kehamilan multipel, atau janin sungsang, pemeriksaan kelamin menjadi lebih sulit. Penentuan jenis kelamin perlu dilakukan bila dijumpai suatu kelainan yang diduga ada kaitannya dengan seks, misalnya tumor kistik abdomen yang diduga suatu kista ovarium bila janin perempuan, obstruksi katup posterior uretra hanya pada laki-laki, dan kelainan kromosom seks. Pemeriksaan USG yang ditujukan hanya untuk mengetahui jenis kelamin, tanpa ada indikasi klinis lainnya, sebaiknya dihindarkan oleh karena kurang etis. Beberapa petunjuk yang dapat dijadikan pegangan, sebelum memberitahukan jenis kelamin pada pasien : 1 Pemeriksa telah cukup mahir dan berpengalaman dalam mengidentifikasi jenis kelamin janin kesalahan kurang dari 5. 2 Jangan menerka jenis kelamin, apabila pemeriksa merasa tidak yakin benar. 3 Jangan memberitahukan jenis kelamin janin, apabila pasien tidak memintanya secara spontan. 4 Meskipun pasien memintanya, dianggap lebih bijaksana untuk tidak memberitahukan hasilnya, sekiranya jawaban itu akan mengecewakan pasien. Misalnya pasien yang sangat mengharapkan anak laki-laki, ternyata janinnya sekarang perempuan. Universitas Sumatera Utara Jenis kelamin janin biasanya dapat ditentukan mulai kehamilan 18- 20 minggu. Penentuan jenis kelamin laki-laki didasarkan atas terlihatnya penis dan skrotum. Pada kehamilan trimester III seringkali terlihat testis dalam skrotum terutama bila terdapat hidrokel yang normal banyak dijumpai. Penentuan jenis kelamin perempuan didasarkan pada gambaran labia mayor dan labia minor. Jenis kelamin perempuan biasanya lebih sulit diidentifikasi, terutama sebelum kehamilan 24 minggu. Jangan menentukan jenis kelamin perempuan atas dasar tidak terlihatnya penis atau skrotum.

2.4 Efek biologik gelombang ultrasonik

Pada peristiwa perambatan gelombang ultrasonik, di dalam medium terjadi perubahan siklik berupa getaran partikel, perubahan tekanan, perubahan densitas, dan perubahan suhu. Semua perubahan ini bersifat sementara dan reversibel, artinya bila sumber getar dihentikan maka semua perubahan itu juga akan menghilang. Pengaruh perubahan ini terhadap jaringan tubuh sangat kecil dan praktis dapat diabaikan. Umumnya efek yang merusak dari gelombang ultrasonik baru terlihat bila intensitasnya melebihi 100 miliWattcm 2 . Pada intensitas yang tinggi, gelombang ultrasonik dapat merusak DNA, kromosom, sel darah, permeabilitas dinding sel, dan sebagainya. Tetapi secara epidemiologi, pengaruh yang merugikan pada manusia akibat penggunaan alat diagnostik USG tidak terbukti. Alat diagnostik USG yang banyak dipakai saat ini mempunyai intensitas di bawah 10mWcm2, sehingga aman untuk digunakan. USG sudah digunakan selama bertahun-tahun dan tidak ada angka kejadian yang menunjukkan bahwa USG menyebabkan gangguan pada ibu ataupun bayi Suririnah, 2008. USG berbeda dengan sinar rontgen karena USG tidak menggunakan radiasi apapun MacDougall, 2003. Menurut Wiknjosastro Dalam obstetri ada beberapa faktor lain yang menambah segi keamanan penggunaan alat USG, baik terhadap ibu maupun janin, yaitu: Universitas Sumatera Utara