2. Tonus gerak janin. 3. Indeks cairan ketuban normalnya 10-20 cm.
4. Doppler arteri umbilikalis. 5. Reaktivitas denyut jantung janin.
2.2.3 Cara Pemeriksaan
Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: Ksuheimi, 2008 1. Pervaginam
- Memasukkan probe USG transvaginalseperti melakukan pemeriksaan dalam. - Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu.
- Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan kencing. - Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim.
- Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi. - Tidak menyebabkan keguguran.
2. Perabdominan - Probe USG di atas perut.
- Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12 minggu. - Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan melewati otot perut, lemak
baru menembus rahim.
2.2.4 Prinsip USG
Ultrasonik adalah gelombang suara dengan frekuensi lebih tinggi daripada kemampuan pendengaran telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya
sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia mempunyai frekuensi antara 20 – 20.000 Cpd Cicles per detik = Hz. Pemeriksaan USG ini menggunakan
gelombang suara yang frekuensinya 1 – 10 MHz 1 – 10 juta Hz Boer, 2005. Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan dari kristal-kristal
yang terdapat dalam suatu alat yang disebut transduser. Perubahan bentuk akibat gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan tegangan listrik. Fenomena ini
disebut efek piezo-electric, yang merupakan dasar perkembangan USG
Universitas Sumatera Utara
selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah bila dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas medan listrik yang melaluinya, kristal akan mengembang
dan mengkerut, maka akan dihasilkan gelombang suara frekuensi tinggi Boer, 2005.
2.2.5 Cara Kerja Alat Ultrasonografi
Transduser bekerja sebagai pemancar dan sekaligus penerima gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan oleh generator diubah menjadi energi akustik
oleh transduser, yang dipancarkan dengan arah tertentu pada bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus
menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam eko sesuai dengan jaringan yang dilaluinya Rasad, 2005.
Pantulan eko yang berasal dari jaringan-jaringan tersebut akan membentur transduser, dan kemudian diubah menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan
selanjutnya diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar osiloskop. Dengan demikian bila transduser digerakkan seolah-olah kita melakukan irisan-irisan pada
bagian tubuh yang diinginkan, dan gambaran irisan-irisan tersebut akan dapat dilihat di layar monitor Rasad, 2005.
Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance acustic tertentu. Dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam- macam eko,
jaringan tersebut dikatakan echogenic. Sedang pada jaringan yang homogen hanya sedikit atau sama sekali tidak ada eko, disebut anechoic atau echofree atau bebas
eko. Suatu rongga berisi cairan bersifat anechoic, misalnya: kista, asites, pembuluh darah besar, perikardial atau pleural effusion. Dengan demikian kista
dan suatu massa solid akan dapat dibedakan Rasad, 2005.
2.2.6 Indikasi Pemeriksaan USG Obstetri