Pola Tidur Ibu pada Masa Kehamilan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan

(1)

POLA TIDUR IBU PADA MASA KEHAMILAN

DI POLIKLINIK IBU HAMIL RSUP HAJI ADAM MALIK

MEDAN

SKRIPSI

Oleh

Ance M. Siallagan 061101013

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Judul : Pola Tidur Ibu pada Masa Kehamilan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan

Penulis : Ance M.Siallagan NIM : 061101013

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S. Kep) Tahun : 2010

Tanggal Lulus: 23 Juni 2010

Pembimbing Penguji I

Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep Siti Saidah Nasution, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat NIP. 19710312 200003 2 001 NIP. 19750327 200112 2 001

Penguji II

Reni Asmara Ariga, S.Kp, MARS NIP.19750220 200112 2 001

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara telah Menyetujui Skripsi ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan Sarjana Keperawatan (S.Kep).

Medan, 30 Juni 2010 Pembantu Dekan I,

Erniyati, S.Kp, MNS NIP. 19671208 199903 2 001


(3)

Prakata

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesakan skripsi dengan judul “Pola Tidur Ibu pada Masa Kehamilan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan”.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada pihak – pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungan dalam proses penyelesaian Skripsi ini, sebagai berikut :

1. Dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing akademik. 4. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku dosen pembimbing

5. Ibu Siti Saidah Nst, S.Kp, M.Kep, Sp.Mat selaku dosen penguji I. 6. Ibu Reni Asmara Ariga, S.Kp, MARS selaku dosen penguji II.

7. Seluruh staf administrasi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 8. Pihak Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang telah memberi

izin penelitian dan informasi bagi penulis.

9. Kedua orangtua saya, H.Siallagan dan L.T.Silalahi, teristimewa buat adik – adikku (Hansen, Friani dan Jansen) serta segenap keluarga, atas doa dan dukungannya baik material maupun spiritual dalam penyelesaian skripsi ini.


(4)

10. Teman – teman Fakultas Keperawatan stambuk 2006 khususnya Lucia, Junita, Amel, Valen, Mona, Fida dan Ocy, special thanks to Natanael Nainggolan yang selalu mendukung dan membantu penulis ,serta semua kakak kelas yang hasil penelitiannya dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih selalu mencurahkan berkat dan kasih karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peningkatan dan pengembangan praktik keperawatan.

Medan, Juni 2010


(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Prakata ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Skema ... vii

Daftar Tabel ... viii

Abstrak ... ix

BAB 1 Pendahuluan ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Pertanyaan Penelitian ... 3

3. Tujuan Penelitian ... 3

4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 Tinjauan Pustaka ... 5

1. Konsep Tidur ... 5

1.1 Fisiologi Tidur ... 5

1.2 Tahapan Tidur ... 6

1.2.1 Tidur NREM ... 7

1.2.2 Tidur REM ... 8

1.3 Siklus Tidur ... 9

1.4 Fungsi Tidur ... 10

2. Pola Tidur... 11

3. Parameter Pola Tidur ... 13

3.1 Waktu yang dibutuhkan untuk dapat tidur ... 13

3.2 Total jam tidur ... 13

3.3 Frekuensi terbangun ... 14

3.4 Lamanya waktu tidur siang ... 14

3.5 Perasaan segar saat bangun pagi ... 15

3.6 Kepuasan tidur ... 15

3.7 Kedalaman tidur ... 16

3.8 Perasaan mengantuk di siang hari ... 16

4. Pola Tidur Ibu pada Masa Kehamilan ... 17

4.1 Trimester Pertama ... 17

4.2 Trimester Kedua... 18

4.3 Trimester tiga ... 20

5. Dampak Kurang Tidur ... 21

BAB 3 Kerangka Penelitian ... 23

1. Kerangka Konseptual ... 23


(6)

BAB 4 Metodologi Penelitian

1. Desain Penelitian ... 26

2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

4. Pertimbangan Etik ... 27

5. Instrumen Penelitian ... 28

6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 29

7. Pengumpulan Data ... 29

8. Analisa Data ... 30

BAB 5 Hasil dan Pembahasan ... 31

1. Hasil Penelitian ... 31

1.1 Karakteristik Demografi ... 31

1.2 Pola tidur Ibu hamil ... 33

2. Pembahasan ... 36

2.1Karakteristik Demografi ... 36

2.2Pola tidur Ibu pada masa kehamilan ... 39

2.2.1 Waktu yang dibutuhkan untuk dapat tidur ... 39

2.2.2 Total jam tidur ... 41

2.2.3 Frekuensi terbangun... 42

2.2.4 Lamanya tidur siang ... 43

2.2.5 Perasaan segar saat bangun pagi... 44

2.2.6 Kepuasan tidur ... 45

2.2.7 Kedalaman tidur ... 46

2.2.8 Perasaan mengantuk di siang hari ... 47

BAB 6 Kesimpulan dan Saran ... 49

1. Kesimpulan ... 49

2. Saran ... 50

Daftar Pustaka ... 51

Lampiran – lampiran ... 54

1. Lembar Persetujuan Responden ... 54

2. Jadwal tentatif penelitian ... 55

3. Taksasi dana ... 56

4. Kuesioner penelitian ... 57 5. Daftar riwayat hidup ...


(7)

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Siklus tidur normal ... 9

Skema 3.1 Kerangka penelitian pola tidur ibu pada masa kehamilan


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional ... 24 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden ... 31 Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase pola tidur ibu hamil

berdasarkan parameter pola tidur ... 33


(9)

Judul : Pola Tidur Ibu pada Masa Kehamilan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan.

Peneliti : Ance M. Siallagan Jurusan : S1 Keperawatan

Tahun : 2010

Abstrak

Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi hingga saat akan melahirkan (partus), normalnya berlangsung selama 38 - 42 minggu yang menyebabkan perubahan fisiologis dan psikologis pada tubuh ibu hamil, termasuk pola tidur. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, sehingga tanpa tidur yang cukup akan menyebabkan gangguan tidur pada ibu hamil dan mempengaruhi perkembangan janin.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola tidur ibu pada masa kehamilan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan dengan desain penelitian deskriptif terhadap 90 responden ibu hamil dengan kriteria kehamilan normal tanpa komplikasi melalui metode convenience sampling, mulai tanggal 27 Januari 2010 hingga 25 Februari 2010 dan tanggal 8 April 2010 hingga 30 April 2010 dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner meliputi data demografi dan kuesioner pola tidur.

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berusia 20-35 tahun (85,6%), usia kehamilan tersebar merata pada trimester satu, dua dan tiga, multigravida (73,3%), pendidikan terakhir SMA (62,2%), pekerjaan ibu rumah tangga (54,4%), agama Islam (45,6%) dan suku Batak (54,4%). Secara keseluruhan, pola tidur ibu pada masa kehamilan trimester satu dan trimester kedua tidak bermasalah, gangguan pola tidur terjadi pada masa kehamilan trimester ketiga meliputi waktu yang dibutuhkan untuk tertidur meningkat (30-60 menit) , frekuensi terbangun meningkat (3-4 kali), lama tidur siang (1-2 jam), mengantuk saat bangun pagi dan siang hari, serta tidur tidak puas.

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi dasar bagi pelayanan keperawatan agar peran perawat lebih dioptimalkan dalam memberikan intervensi melalui penyuluhan tentang adaptasi fisiologis dan psikologis selama kehamilan kepada ibu – ibu hamil.


(10)

Judul : Pola Tidur Ibu pada Masa Kehamilan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan.

Peneliti : Ance M. Siallagan Jurusan : S1 Keperawatan

Tahun : 2010

Abstrak

Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi hingga saat akan melahirkan (partus), normalnya berlangsung selama 38 - 42 minggu yang menyebabkan perubahan fisiologis dan psikologis pada tubuh ibu hamil, termasuk pola tidur. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, sehingga tanpa tidur yang cukup akan menyebabkan gangguan tidur pada ibu hamil dan mempengaruhi perkembangan janin.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola tidur ibu pada masa kehamilan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan dengan desain penelitian deskriptif terhadap 90 responden ibu hamil dengan kriteria kehamilan normal tanpa komplikasi melalui metode convenience sampling, mulai tanggal 27 Januari 2010 hingga 25 Februari 2010 dan tanggal 8 April 2010 hingga 30 April 2010 dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner meliputi data demografi dan kuesioner pola tidur.

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berusia 20-35 tahun (85,6%), usia kehamilan tersebar merata pada trimester satu, dua dan tiga, multigravida (73,3%), pendidikan terakhir SMA (62,2%), pekerjaan ibu rumah tangga (54,4%), agama Islam (45,6%) dan suku Batak (54,4%). Secara keseluruhan, pola tidur ibu pada masa kehamilan trimester satu dan trimester kedua tidak bermasalah, gangguan pola tidur terjadi pada masa kehamilan trimester ketiga meliputi waktu yang dibutuhkan untuk tertidur meningkat (30-60 menit) , frekuensi terbangun meningkat (3-4 kali), lama tidur siang (1-2 jam), mengantuk saat bangun pagi dan siang hari, serta tidur tidak puas.

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi informasi dasar bagi pelayanan keperawatan agar peran perawat lebih dioptimalkan dalam memberikan intervensi melalui penyuluhan tentang adaptasi fisiologis dan psikologis selama kehamilan kepada ibu – ibu hamil.


(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tanpa jumlah tidur dan istirahat yang cukup, kemampuan untuk berkonsentrasi dan beraktivitas akan menurun serta meningkatkan iritabilitas (Potter & Perry, 2003). Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktivitas metabolisme tubuh menurun (Choppra, 2003), tingkat kesadaran yang bervariasi, perubahan proses fisiologis tubuh, dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal (Wahid, 2007). Tidur merupakan proses yang sangat diperlukan oleh manusia untuk pembentukan sel – sel tubuh yang baru, perbaikan sel- sel tubuh yang rusak (natural healing mechanism), memberi waktu organ tubuh untuk beristirahat dan menjaga keseimbangan metabolisme dan kimiawi tubuh (Prijosaksono, 2002).

Manusia menggunakan sepertiga waktu dalam hidup untuk tidur. Data hasil polling tidur di Amerika oleh NSF didapat bahwa ternyata wanita lebih banyak mengalami gangguan tidur dibandingkan dengan laki – laki, yaitu 63% : 54 % (National Sleep Foundation, 2007).

Salah satu kondisi yang menyebabkan gangguan tidur pada wanita ialah perubahan fisik dan emosi selama kehamilan. Perubahan fisik yang terjadi seperti rasa mual dan muntah di pagi hari, meningkatnya frekuensi buang air kecil, pembesaran uterus, nyeri punggung dan pergerakan janin. Sedangkan perubahan


(12)

emosi meliputi kecemasan, rasa takut dan depresi (Rafknowledge, 2004). Rasa tidak nyaman selama kehamilan dan kecemasan menghadapi persalinan menyebabkan gangguan pola tidur pada wanita hamil (Bobak, 2005).

Menurut data hasil survei National Sleep Foundation (2007), 78% wanita hamil di Amerika mengalami gangguan tidur. Sedangkan hasil penelitian Karger (2009) di Prancis, menyatakan bahwa 75% wanita hamil mengalami gangguan tidur. Hasil penelitian Irmayana (2008) tentang pola tidur ibu hamil trimester tiga di RSU Dr.Pirngadi Medan menunjukkan bahwa ibu hamil mengalami gangguan pola tidur karena frekuensi terbangun (50%) dan mengalami kepuasan tidur kurang (31%).

Hasil penelitian Field et.,al (2007) menyatakan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang mengalami depresi akibat gangguan tidur selama kehamilan memiliki sedikit waktu tidur yang dalam. Hal ini bisa menimbulkan depresi dan stres yang berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Stres ringan menyebabkan janin mengalami peningkatan denyut jantung, tetapi stres yang tergolong berat dan lama akan membuat janin menjadi hiperaktif (Musbikin, 2005).

Menurut data hasil survei awal di RSUP Haji Adam Malik – Medan, terdapat 522 orang ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya dari Januari 2009 hingga Oktober 2009.

Berdasarkan penelusuran literatur dan fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti pola tidur ibu pada masa kehamilan. Penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui bagaimana gambaran Pola Tidur Ibu pada Masa Kehamilan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik – Medan.


(13)

2. Pertanyaan Penelitian

Bagaimanakah pola tidur ibu pada masa kehamilan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik – Medan?

3. Tujuan Penelitian

3.1 Tujuan Umum : Mengidentifikasi pola tidur ibu pada masa kehamilan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik – Medan.

3.2 Tujuan Khusus :

1) Mengidentifikasi waktu yang diperlukan oleh ibu hamil untuk dapat tertidur di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan.

2) Mengidentifikasi total jam tidur ibu hamil di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan.

3) Mengidetifikasi frekuensi terbangun ibu hamil pada malam hari di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan.

4) Mengidentifikasi jumlah jam tidur siang ibu hamil di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan.

5) Mengidentifikasi perasaan ibu hamil saat bangun di pagi hari pada masa kehamilan di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan. 6) Mengidentifikasi rasa mengantuk di siang hari pada masa kehamilan

pada ibu hamil di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan. 7) Mengidentifikasi kepuasan tidur ibu hamil di Poliklinik Ibu Hamil


(14)

8) Mengidentifikasi kedalaman tidur ibu hamil di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan.

4. Manfaat Penelitian

1. Pendidikan Keperawatan

Dapat memberikan informasi bagi pendidikan keperawatan khususnya mata kuliah keperawatan maternitas sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif berhubungan dengan pola tidur ibu pada masa kehamilan.

2. Pelayanan Keperawatan

Dapat dijadikan sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi praktek keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkaitan dengan pola tidur ibu pada masa kehamilan.

3. Penelitian Keperawatan

Dapat memberikan informasi tambahan bagi penelitian berikutnya terkait dengan pola tidur ibu pada masa kehamilan.


(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Tidur

Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang merupakan mekanisme untuk memulihkan tubuh dan fungsinya, memelihara energi dan kesehatan, memelihara manfaat untuk memperbaharui & memulihkan tubuh baik secara fisik maupun emosional serta diperlukan untuk bertahan hidup (Foreman & Wykle, 1995). Tidur adalah keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus berulang – ulang dan masing – masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Lilis, Taylor & Lemone, 2001). Sehingga tanpa tidur yang cukup, kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi membuat keputusan serta melakukan kegiatan sehari – harinya dapat menurun (Potter & Perry, 2003).

1.1Fisiologi tidur

Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktvitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan kewaspadaan dan tidur terletak dalam mesensefalon dan bagian atas pons. Selain itu, reticular activating system (RAS) dapat memberi


(16)

rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchronizing regional (BSR), sedangkan bangun tergantung dari

keseimbangan impuls yang diterima di pusat otak dan system limbik. Dengan demikian, system pada batang otak yang mengatur siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR (Hidayat, 2006)

1.2Tahapan Tidur

Tahapan tidur dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu Non Rapid Eye Movement (NREM) dan Rapid Eye Movement (REM). Tidur NREM terdiri

dari empat tahapan. Kualitas dari tahap satu sampai tahap empat menjadi semakin dalam. Tidur yang dangkal merupakan karakteristik dari tahap satu dan tahap dua dan pada tahap ini seseorang lebih mudah terbangun. Tahap tiga dan empat melibatkan tidur yang dalam disebut tidur gelombang rendah, dan seseorang sulit terbangun. Tidur REM merupakan fase terakhir siklus tidur dan terjadi pemulihan psikologis (Potter & Perry, 2003).

Tahapan tidur memiliki karakteristik tertentu yang dianalisis dengan bantuan Electroencefalograph (EEG) yang menerima dan merekam gelombang otak, electrooculograph (EOG) yang merekam pergerakan mata dan


(17)

electromyograph (EMG) yang merekam tonus otot (Lilis, Taylor & Lemone,

2001).

1.2.1 Tidur Non Rapid Eye Movement (NREM)

Tahapan tidur NREM dibagi menjadi 4 tahap :

Tahap satu NREM merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur dimana seseorang masih sadar dengan lingkungannya, merasa mengantuk, frekuensi nadi dan nafas sedikit menurun, dan berlangsung selama lima menit. Kualitas tidur tahap ini sangat ringan, seseorang dapat mudah terbangun karena stimulasi sensori seperti suara (Potter & Perry, 2003).

Tahap dua merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun dengan ciri: tanda – tanda vital menurun, metabolisme menurun dan tahap ini berlangsung 10 – 20 menit (Hidayat, 2006; Tartowo & Wartonah, 2004). Pada tahap ini seseorang terbangun masih relative mudah, dan berlangsung selama 10 – 20 menit (Potter & Perry, 2003). Hubungan dengan dengan lingkungan terputus secara aktif dan hampir seluruh menusia yang dibangunkan pada tahap ini mengatakan bahwa mereka benar – benar tertidur (Maas, 2002). Menurut Potter & Perry (2003), 50% total waktu tidur manusia dewasa normal dihabiskan pada tahap dua NREM.

Tahap tiga yaitu menunjukkan medium deep sleep yang merupakan tahap awal dari tidur yang dalam. Orang yang tidur pada tahap ini sulit untuk dibangunkan dan jarang terjadi pergerakan tubuh dan mata, otot – otot dalam


(18)

keadaan relaksasi penuh, adanya dominasi sistem saraf parasimpatis (Hidayat, 2006), tanda – tanda vital menurun namun tetap teratur (Potter & Perry, 2003).

Tahap empat merupakan deep sleep yaitu tahap tidur terdalam yang biasanya diperlukan rangsangan lebih kuat untuk membangunkan, sehingga ketika bangun dari tidur yang dalam, seseorang tidak dapat langsung sadar sempurna dan memerlukan waktu beberapa saat untuk memulihkan dari rasa bingung dan disorientasi. Tahap ini mempunyai nilai dan fungsi perbaikan yang sangat penting untuk penyembuhan fisik kebanyakan hormon perkembangan manusia diproduksi malam hari dan puncaknya selama tidur pada tahap ini. Tahap ini jumlahnya 25% dari total jam tidur anak – anak, menurun pada dewasa muda, lebih menurun pada dewasa pertengahan dan dapat hilang pada lansia (White, 2003).

1.2.2 Tidur Rapid Eye Movement (REM)

Tahap tidur REM terjadi setelah 90 – 110 menit tertidur ditandai dengan peningkatan denyut nadi, pernafasan dan tekanan darah, otot – otot relaksasi (Maas, 2002) serta peningkatan sekresi gaster (Potter & Perry, 2003; Hidayat, 2006). Karakteristik tidur REM adalah pernafasan ireguler, mata cepat tertutup dan terbuka, sulit dibangunkan, sekresi gaster meningkat, metabolisme meningkat dan biasanya disertai mimpi aktif (Hidayat, 2006; Tartowo & Wartonah, 2004).

Mimpi terjadi selama tidur baik NREM maupun REM, tetapi mimpi dari tidur REM lebih nyata dan diyakini penting secara fungsional untuk konsolidasi memori jangka panjang (Potter & Perry, 2003).


(19)

1.3Siklus Tidur

Saat tidur, seseorang akan melewati empat sampai enam siklus tidur yang lengkap dimana setiap satu siklus terdiri dari empat tahap NREM dan satu tahapan REM. Siklus tidur biasanya semakin meningkat dari tahap satu sampai tahap empat, ke tahap tiga kemudian ke tahap dua dan diakhiri dengan periode tahapan tidur REM, dengan satu siklus yang berurutan, tahap tiga dan empat akan memendek dan tahapan tidur REM memanjang. Siklus tidur pada setiap orang berbeda karena memiliki total waktu tidur yang berbeda pula (Potter & Perry, 2003).

Pada satu siklus sampai tiga siklus pertama , tahap tiga dan tahap empat NREM mendominasi, sementara pada akhir siklus, tahap dua NREM serta tahapan REM mendominasi dan tahap empat NREM dapat tidak muncul (Craven & Hirnle, 2001). Jika seseorang terbangun atau dibangunkan oleh tidurnya, maka individu tersebut akan kembali tidur dengan mengulangi siklus tidur dari tahap satu NREM (Taylor & Lilis, 2001).

Menurut White (2003), lamanya satu siklus tidur keseluruhan sekitar 70 – 90 menit. Durasi untuk masing – masing tahap tidur berbeda, tahap satu NREM yaitu 5% tidur, tahap dua NREM yaitu 46% tidur, tahap tiga NREM yaitu 12% tidur, tahap empat NREM yaitu 12% tidur, REM 25% tidur. Selanjutnya, siklus tidur normal dapat dilihat lebih jelas pada skema berikut:


(20)

Skema 2.1. Siklus tidur normal ( Lilis, Taylor & Lemone, 2001)

Siklus ini merupakan salah satu dari irama sirkardian yang merupakan siklus dari 24 jam kehidupan manusia. Keteraturan irama sirkardian ini juga merupakan keteraturan tidur seseorang. Jika terganggu, maka fungsi fisiologik dan psikologik dapat terganggu (Potter & Perry, 2003).

1.4Fungsi Tidur

Salah satu teori menyatakan bahwa tidur adalah saat memulihkan dan mempersiapkan energi untuk periode bangun berikutnya, denyut nadi saat tidur juga menurun yang dapat memelihara jantung (McCante & Hueter, 2002 dalam Potter & Perry, 2003).

Tidur diperlukan untuk memperbaiki proses biologis secara rutin. Selama tidur gelombang rendah yang dalam (NREM 4), tubuh melepaskan hormon

Mengantuk

NREM tahap I REM

NREM tahap II NREM tahap II NREM tahap II

NREM tahap III NREM tahap III


(21)

pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan memperbaharui sel epitel dan khusus seperti sel otak (Home, 1983; Mandleson, 1987; Born, Muth, dan Fehm, 1988 dalam Potter & Perry, 2003).

Tidur REM terlihat penting untuk pemulihan kognitif. Tidur REM dihubungkan dengan perubahan dalam aliran darah serebral, peningkatan aktivitas kortikal, peningkatan konsumsi oksigen dan pelepasan epinefrin. Hubungan ini dapat membantu penyimpanan memori dan pembelajaran (Potter & Perry, 2003). Secara umum, ada dua efek fisiologis dari tidur yaitu efek pada sistem saraf yang dapat memulihkan kepekaan dan keseimbangan diantara berbagai susunan saraf dan efek pada struktur tubuh dengan memulihkan kesegaran dan fungsi organ tubuh (Hidayat, 2006).

2. Pola Tidur

Pola tidur adalah model, bentuk atau corak tidur dalam jangka waktu yang

relatif menetap dan meliputi jadwal jatuh (masuk) tidur dan bangun, irama tidur, frekuensi tidur dalam sehari, mempertahankan kondisi tidur dan kepuasan tidur (Depkes dalam Wahyuni, 2007).

Pola tidur normal berdasarkan usia adalah bayi baru lahir membutuhkan tidur 14 – 18 jam/ hari, pernafasan teratur dan 50 % tidur REM, infant membutuhkan tidur 12 – 14 jam/ hari dan 20 – 30% tidur REM, toodler membutuhkan tidur 11 – 12 jam/ hari dan 25% tidur REM, preschooler membutuhkan tidur 11 jam dan 20% tidur REM, usia sekolah tidur 10 jam/ hari


(22)

dan 18,5% tidur REM, adolescent membutuhkan tidur 8,5 jam/ hari dan 20% tidur REM, usia dewasa muda membutuhkan tidur 7 – 8 jam/ hari dan 20 – 25% tidur REM, usia dewasa tengah membutuhkan tidur 7 jam/ hari dan 20% tidur REM, usia lanjut membutuhkan tidur 6 jam/ hari dan 20 – 25% tidur REM (Kozier, 2004; Hidayat, 2006).

Pola tidur normal dipengaruhi oleh gaya hidup termasuk stress pekerjaan, hubungan keluarga dan aktivitas sosial yang mengarah pada insomnia dan penggunaan medikasi untuk tidur. Penggunaan jangka panjang medikasi tersebut dapat mengganggu pola tidur dan memperburuk masalah tidur (Potter & Perry, 2003).

Gangguan pola tidur merupakan suatu keadaan dimana individu mengalami atau mempunyai resiko perubahan jumlah dan kualitas pola istirahat yang menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu gaya hidup yang diinginkan. Gangguan ini terlihat dengan adanya perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata perih, kurang konsentrasi, sakit kepala dan mengantuk. Penyebab dari gangguan pola tidur ini antara lain kerusakan transport oksigen, gangguan metabolisme, gangguan eliminasi, pegaruh obat, immobilitas, nyeri pada kaki, takut operasi, terganggu oleh teman sekamar dan sebagainya (Uliyah, 2006).


(23)

3. Parameter pola tidur

Parameter pola tidur adalah indikator untuk menentukan bagaimana pola tidur seseorang termasuk ibu hamil. Adapun parameter pola tidur tersebut menurut Buysse et al.,(1989) adalah:

3.1 Waktu yang dibutuhkan untuk dapat tidur

Waktu yang dibutuhkan untuk dapat tidur ( sleep latency ) adalah waktu yang dihabiskan oleh seseorang sejak munculnya keinginan untuk tidur sampai tercapainya tidur tahap Rapid Eye Movement (Buysse et al., 1989). Ibu hamil dapat beristirahat dengan baik memerlukan waktu lima belas hingga tiga puluh menit untuk tertidur (Maas, 2002). Tetapi, jika seseorang sering membutuhkan waktu 30 menit sampai berjam-jam untuk bisa tidur di malam hari, kemungkinan mengalami masalah tidur (Rafkonowledge, 2004).

3.2 Total Jam Tidur

Total jam tidur (total sleep times) adalah lamanya waktu tidur dikurang dengan lamanya waktu terbangun saat tidur (Buysse et al., 1989). Total jam tidur merupakan jumlah waktu individu dalam kehidupannya yang digunakan untuk tidur (Uliyah, 2006). Pada awal kehamilan, seorang wanita biasanya banyak menghabiskan waktu untuk tidur, biasanya tidur 6 – 7 jam bisa menjadi 8 – 10 jam seharinya. Mendekati saat melahirkan, gangguan tidur bisa muncul akibat kekhawatiran akan proses melahirkan, posisi tidur yang serba sulit dan sering buang air kecil (Prasadja, 2006). Menurut Stoppard (2002), selama kehamilan


(24)

sangat perlu istirahat dan harus selalu tidur setidaknya delapan jam tiap malam, tetapi karena kelelahan dan letih, wanita hamil sulit untuk tidur.

3.3 Frekuensi Terbangun

Frekuensi terbangun (number of awakenings) adalah sering atau tidaknya seseorang terbangun dari tidurnya yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan atau akibat adanya keinginan untuk buang air kecil. Seorang dewasa muda normal, selama tidur malam akan terbangun sekitar satu sampai dua kali. Terbangun di malam hari berpengaruh pada pengurangan total waktu tidur (Buysse et al., 1989;Amir, 2007).

Selama kehamilan, ibu hamil sering kali terbangun di malam hari khususnya pada trimester pertama dan ketiga. Hal ini disebabkan meningkatnya frekuensi berkemih, rasa mual – muntah, nyeri pada pinggang, meningkatnya tekanan darah, dan perut ibu yang semakin membesar. Pada kehamilan lanjut, janin sudah dapat menendang perut ibu dan berputar di malam hari. Oleh sebab itu, ibu hamil sering terbangun dan jarang bisa tidur nyenyak (Musbikin, 2005).

3.4 Lama waktu tidur siang hari

Individu yang kurang tidur pada malam hari akan menambah jam tidurnya pada siang/sore hari. Lama waktu tidur pada siang hari (napping ) normalnya kurang dari satu jam pada orang dewasa dan akan meningkat pada masa kehamilan, hal ini dipengaruhi oleh perubahan fisik yang terjadi selama kehamilan. Lamanya waktu tidur di siang hari meningkat lebih dari satu jam


(25)

khususnya pada trimester pertama akibat peningkatan hormon dalam tubuh ibu hamil yang meyebabkan kelelahan sepanjang hari, dan mengakibatkan tidur yang lama hingga lebih dari dua jam (Musbikin, 2005).

3.5 Perasaan segar saat bangun pagi

Individu yang tidur sesuai dengan jumlah tidur pada tahap perkembangannya akan merasa segar saat bangun di pagi hari (refreshing on awakenings) (Musbikin, 2005). Namun pada masa kehamilan hal ini akan

berbeda, dimana ibu hamil sering merasa tidak segar bahkan masih mengantuk saat bangun di pagi hari (Stoppard, 2002). Masa kehamilan menyebabkan perubahan sirkardian tuduh saat tidur, seperti pada trimester ketiga, ibu hamil masih mengantuk saat bangun pagi karena meningkatnya frekuensi nokturia yang mengurangi jam tidur yang dalam (depth sleep) dan ketidakpuasan tidur (Irmayana, 2008).

3.6 Kepuasan tidur

Waktu tidur seorang wanita lebih sedikit dibanding waktu tidur seorang pria. Hal ini disebabkan oleh faktor fisiologis yang selalu terjadi pada wanita termasuk kehamilan yang menyebabkan wanita kurang puas dalam merasakan tidur yang nyenyak. Kepuasan tidur bergantung pada kondisi lingkungan, kesehatan fisik dan kesehatan jiwa (Buysse et al., 1989). Kepuasan tidur pada masa kehamilan sangat jelas berkurang khususnya pada trimester akhir, akibat kondisi fisik ibu hamil yang menyebabkan sulitnya mendapatkan tidur


(26)

yang dalam sampai melewati satu hingga dua siklus tidur secara bertahap. Ketidakpuasan tidur disebabkan tidur yang tidak melewati seluruh tahapan normal baik NREM dan REM (Musbikin, 2005).

3.7 Kedalaman tidur

Sulit tidur sering terjadi pada masa kehamilan terjadi karena pikiran aktif dan merasa tidak mampu ‘mematikan’ stress bahkan depresi yang dialami berhubungan dengan perubahan fisik (Eisenberg, 1996) terutama pada trimester ketiga. Punggung yang terasa pegal, perut yang membesar akan menarik otot punggung lebih kencang yang menyebabkan ibu hamil mengeluh pegal dan nyeri di bagian tubuh bagian belakang. Keluhan seperti hal ini meyebabkan ketidaknyamanan bagi ibu hamil dan mempengaruhi pola tidurnya (Buysse et al., 1989; Louis, 2006).

3.8 Perasaan mengantuk di siang hari

Pada umumnya, perasaan mengantuk di siang hari (daytime dysfuctions) terjadi karena kelelahan di siang hari baik karena aktivitas ataupun

kondisi fisik seseorang (Uliyah, 2006).

Kehamilan menimbulkan perubahan dalam tubuh wanita khususnya perubahan hormonal yang menyebabkan kelelahan sepanjang hari. Ibu hamil akan mengalami gangguan pola tidur akibat respon tubuh terhadap kehamilan seperti kurangnya waktu tidur yang dibutuhkan, tidur yang tidak nyenyak, dan ketidaknyamanan selama tidur yang menyebabkan ibu hamil merasa mengantuk


(27)

di siang/sore hari. Rasa mengantuk di siang hari dapat terjadi pada tiap individu, namun pada wanita hamil, rasa mengantuk di siang hari ini dapat berbeda dengan orang dewasa normal, yaitu ibu hamil merasa mengantuk berat (sangat mengantuk) yang dapat mempengaruhi kondisi dan kehamilannya (Simkin, 2007). Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi psikologis ibu hamil, jumlah waktu kekurangan tidur yang menumpuk, ketidaknyamanan, dan nokturia (Prasadja, 2006).

4. Pola Tidur Ibu pada Masa Kehamilan

Secara medis, hamil berarti mengandung ovum yang telah dibuahi atau mengandung janin. Kehamilan yaitu keadaan hamil mulai periode haid terakhir hingga saat akan melahirkan (partus) dan normalnya berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari (Eisenberg, 1996; Bobak dkk., 2005). Masa kehamilan dibagi menjadi tiga periode yaitu trimester pertama (0 – 3 bulan), trimester kedua (4 – 6 bulan) dan trimester ketiga (7 – 9 bulan).

4.1 Trimester Pertama

Kehamilan trimester pertama (0 - 14 minggu) adalah waktu untuk melakukan penyesuaian fisik dan emosional terhadap kehamilan (Simkin, 2007). Perubahan fisik yang terjadi seperti seringnya berkemih, keletihan, perubahan pada payudara, perut kembung, pembuluh darah vena semakin jelas terlihat di bawah kulit karena aliran darah ke perut dan kaki juga meningkat, mual dengan atau tanpa muntah atau disertai saliva yang berlebihan/ ptyalism. Sedangkan


(28)

perubahan emosi yang terjadi adalah perasaaan was-was, takut atau gembira, ketidakstabilan yang mirip dengan sindroma pramenstruasi seperti mudah tersinggung, suasana hati yang berubah-ubah, tidak rasional (Eisenberg, 1996).

Menurut Suririnah (2007), perubahan yang terjadi pada ibu hamil trimester pertama disebabkan oleh kadar hormon dalam tubuh ibu sedang mengalami perubahan drastis yang menyebabkan keluhan mual – muntah. Sehubungan dengan itu, keluhan sulit tidur biasanya muncul karena stres, dimana ibu masih kurang siap menerima kehamilan dan perubahan hormon yang menunjukkan perubahan psikis seperti mudah marah dan sensitif khususnya terhadap pasangan, dan mual – muntah yang mengakibatkan ibu merasa lelah dan pusing.

4.2 Trimester Kedua

Trimester kedua dianggap sebagai masa kehamilan yang terbaik sebab ibu akan merasa lebih sehat secara fisik pada saat ini. Ibu dapat melakukan aktifitas sehari-hari, karena rasa mual, lemas, dan keluhan lainnya pada trimester pertama akan hilang (Suririnah, 2007).

Beberapa perubahan fisik yang terjadi pada kehamilan trimester kedua (15 - 28 minggu) adalah perut semakin membesar, karena rahim membesar dan melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan bertumbuh sekitar 1 cm setiap minggu. Pada kehamilan 20 minggu bagian teratas rahim sejajar dengan pusar (umbilicus). Setiap ibu akan berbeda-beda tetapi kebanyakan pembesaran perut


(29)

tampak pada kehamilan 16 minggu. Rasa nyeri di ulu hati (heart burn) terjadi karena hormon progesteron meningkat menyebabkan relaksasi saluran cerna dan juga karena rahim yang semakin membesar akan mendorong bagian atas perut sehingga asam lambung naik ke kerongkongan. Namun, relaksasi otot saluran cerna dapat mengakibatkan gerakan makanan menjadi lebih lambat sehingga nutrisi terserap lebih banyak. Perubahan hormonal menyebabkan kuku akan tumbuh lebih kuat dan rambut lebih banyak, terkadang rambut tumbuh ditempat yang tidak diinginkan seperti diwajah atau perut, namun rambut yang tak semestinya ini akan hilang setelah bayi lahir. Selain itu terdapat garis kecoklatan mulai dari umbilicus ke pubis disebut linea nigra. Kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau topeng kehamilan, yang dapat menjadi petunjuk kurang asam folat.

Hal ini mempengaruhi kondisi psikis ibu hamil karena khawatir akan penampilan dirinya (Sujiono, 2004; Suririnah, 2007; Simkin, 2007).

Pada kehamilan 18-24 minggu ibu akan merasakan nyeri di perut bagian bawah yang seperti ditusuk atau seperti tertarik di satu atau dua sisi, karena perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin membesar. Pusing menjadi keluhan yang sering selama kehamilan trimester kedua karena pembesaran rahim menekan pembuluh darah besar sehingga menyebabkan tekanan darah menurun, menekan diafrgma sehingga ibu hamil susah bernafas (Eisenberg, 1996) yang dapat mengganggu pola tidur ibu hamil. Disamping itu, pembengkakan membran mukosa dapat menyebabkan ibu hamil mendengkur saat tidur (Suririnah, 2007).


(30)

Menurut Simkin (2007), payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan yang disebut colostrum. Puting dan sekitarnya akan semakin bewarna gelap dan besar dan bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, yaitu kelenjar kulit. Hampir 40 % wanita hamil mengalami pembengkakan pada kaki. Hal ini karena peningkatan hormon yang menahan cairan, sering terjadi karena posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama. Pada kehamilan minggu ke 15-22, ibu mulai merasakan gerakan janin yang awalnya akan terasa seperti kibasan, tetapi di akhir trimester ini, ibu akan benar-benar merasakan pergerakan janin. Ibu primipara sering tidak dapat mengenali gerakan janinnya sampai minggu ke 19-22. Pembengkakan pada kaki dan gerakan janin dapat mengganggu pola tidur ibu pada trimester kedua (Sujiono, 2004; Suririnah, 2007).

4.3 Trimester Ketiga

Pada trimester ketiga ( 25 – 36 minggu) penyebab sulit tidur bukan karena perubahan hormon melainkan perubahan fisik, bobot tubuh ibu bertambah mengakibatkan punggung terasa pegal, posisi tidur serba salah (Louise, 2006), namun engagement menyebabkan tekanan pada diafragma berkurang sehingga ibu lebih mudah bernafas ketika janin sudah masuk ke rongga panggul, menekan kandung kemih ibu sehingga ibu akan sering berkemih sebagaimana halnya pada trimester pertama (Simkin, 2007; Eisenberg, 1996).

Menurut Huliana (2008), gangguan psikis seperti kecemasan membuat ibu semakin susah untuk tidur. Terutama di trimester akhir , ibu semakin sulit


(31)

bahkan tidak dapat tidur akibat kejang pada tungkai selama tidur (Eisenberg, 1996), cemas menghadapi persalinan nantinya, dan apakah bayinya lahir normal atau cacat (Sujiono, 2004; Simkin, 2007). Perubahan pola tidur juga disebabkan oleh karena ketidaknyamanan fisik dan gerakan janin yang mengganggu istirahat ibu, dispnea, peningkatan urinasi, nyeri punggung, konstipasi, dan varises (Bobak dkk., 2005).

5. Dampak Kurang Tidur

Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan pada siklus tidur biologinya, menurunkan daya tahan tubuh serta menurukan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain. Menurut beberapa peneliti, gangguan tidur yang berkepanjangan didapatkan 2,5 kali lebih sering mengalami kecelakaan mobil dibandingkan pada orang yang tidurnya cukup. Kurang tidur juga mengakibatkan penurunan kemampun mental. Kemampuan otak untuk menghafal mungkin masih optimal, tetapi kreativitas untuk menggunakan bahan hapalan tersebut akan menurun. Selain itu, produktivitas juga ikut menurun dan stabilitas emosional terganggu (Prasadja, 2006).

Perempuan yang mengalami stress atau depresi di saat hamil akan menyebabkan terganggunya pola tidur bayi nantinya. Hal ini bisa menimbulkan depresi dan stres yang berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Stres ringan menyebabkan janin mengalami peningkatan denyut jantung, tetapi stres yang


(32)

tergolong berat dan lama akan membuat janin menjadi hiperaktif (Musbikin, 2005).

Tubuh ibu hamil yang mengalami stress atau depresi akan mengeluarkan hormon stress yang akan mengganggu perkembangan otak janin, dan akan mengakibatkan bayi mengalami gangguan tidur baik. Bayi baru lahir akan mengalami gangguan tidur jika bayi tersebut lahir dari ibu hamil yang mengalami gangguan tidur selama kehamilan, seperti menurunnya waktu kedalaman tidur, lebih sering menangis dan waktu tidur yang tidak teratur (Tiffany et al., 2006).

Beberapa tindakan yang dapat membantu ibu hamil mengatasi gangguan tidurya antara lain posisi tidur menyamping untuk memperlancar aliran darah menuju uterus dan ginjal, tidur di siang hari yang dapat mengganti kekurangan tidur semasa hamil dan postpartum, nutrisi yang baik, tidur dengan teratur, olahraga untuk melancarkan peredaran darah dan membantu tidur nyenyak, serta menghindari zat – zat perangsang seperti kafein, nikotin dan alkohol (Rafknowledge, 2004).


(33)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola tidur ibu pada masa kehamilan. Pola tidur adalah model, bentuk atau corak tidur dalam jangka waktu yang relatif menetap dan meliputi jadwal jatuh (masuk) tidur dan bangun, irama tidur, frekuensi tidur dalam sehari, mempertahankan kondisi tidur dan kepuasan tidur (Depkes dalam Wahyuni, 2007). Pola tidur meliputi waktu yang diperlukan untuk bisa tertidur, total jam tidur, frekuensi terbangun, jumlah tidur siang hari, perasaan segar saat bangun di pagi hari, kepuasan tidur, kedalaman tidur, dan perasaan mengantuk di siang hari (Buysse et al., 1988). Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi pola tidur ibu pada masa kehamilan ialah faktor fisiologis dan faktor psikologis.

Masa kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi hingga saat akan melahirkan (partus), yang normalnya berlangsung 38 - 42 minggu (Hinchliff, 1999) yang dibagi dalam tiga periode (trimester) yaitu trimester pertama (0 – 3 bulan), trimester kedua (4 – 6 bulan) dan trimester ketiga (7 – 9 bulan).

Selanjutnya kerangka penelitian pola tidur ibu pada masa kehamilan dapat dilihat pada skema berikut ini:


(34)

Keterangan: = Diteliti = Tidak Diteliti

Skema 3.1 Kerangka penelitian pola tidur ibu pada masa kehamilan di Poliklinik

Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan.

Pola tidur ibu hamil:

1. Waktu yang dibutuhkan untuk dapat tidur

2. Total jam tidur 3. Frekuensi terbangun 4. Jumlah tidur siang hari 5. Perasaan segar saat bangun di

pagi hari 6. Kepuasan tidur 7. Kedalaman tidur

8. Perasaan mengantuk di siang hari

Ibu Hamil: • Trimester Satu

• Trimester Dua

• Trimester Tiga

Faktor – faktor yang

mempengaruhi pola tidur ibu hamil:

• Faktor fisiologis


(35)

2. Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Defenisi operasional variabel penelitian

No Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Hasil

ukur

Skala

1. Variabel

penelitian : Pola tidur

ibu pada masa

kehamilan

Gambaran tidur ibu hamil (trimester satu, trimester dua dan trimester tiga) dalam 24 jam yang relatif menetap, meliputi waktu yang dibutuhkan untuk dapat tidur, total jam tidur, frekuensi terbangun, jumlah jam tidur di siang hari, perasaan segar saat bangun pagi, kepuasan tidur, kedalaman tidur dan perasaan mengantuk di siang hari. Kuesioner sebanyak 8 pertanyaan dengan pilihan jawaban 1, 2, 3 dan 4.

1=sangat baik ( skor 8-14) 2=baik (15-20) 3=buruk (21-26) 4=sangat buruk (27-32) Ordinal


(36)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain penelitian

Desain penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data (Nursalam, 2003). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2002).

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilannya di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik Medan. Berdasarkan survei awal, jumlah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya sejak bulan Januari 2009 hingga Oktober 2009 ada sebanyak 522 orang. Jadi populasi penelitian ini adalah 522/10 X 2 bulan = 106 orang.

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2006). Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini berdasarkan teknik Convenience Sampling yaitu setiap ibu hamil yang memeriksa kehamilannya yang dijumpai selama proses pengumpulan data dan memenuhi kriteria yaitu kehamilan normal tanpa komplikasi misalnya perdarahan,


(37)

hiperemesis gravidarum, anak yang sangat diharapkan dan mampu berbahasa Indonesia dengan baik. Karena jumlah populasi lebih dari 100, diambil 20 – 25 % (Arikunto, 2006) untuk masing – masing trimester kehamilan yaitu 30 orang, sehingga jumlah sampel yang diteliti adalah 90 orang.

3. Lokasi & Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan, Jl.Bunga Lau No.17 Medan, karena tempatnya terjangkau, jumlah sampel memadai serta efektifitas waktu dan biaya. Proses pengumpulan data dilaksanakan sejak 27 Januari 2010 sampai dengan 25 Februari 2010 dan 8 April 2010 sampai dengan 30 April 2010.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat izin dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengirimkan surat izin ke RSUP Haji Adam Malik Medan sebagai tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan dari pimpinan RSUP Haji Adam Malik Medan, peneliti mulai mengumpulkan data dengan memberi lembar persetujuan (informed consent) kepada calon responden yang akan diteliti. Sebelum calon responden mengisi dan menandatangani lembar persetujuan, peneliti menjelaskan maksud, tujuan dan prosedur penelitian. Peneliti menanyakan kesediaan calon responden untuk berpartisipasi dalam penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan tersebut atau bersedia secara lisan. Jika calon responden tidak bersedia, maka peneliti tidak memaksa dan


(38)

menghargai keputusannya. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama lengkap responden pada lembar pengumpulan data, melainkan mencantumkan kode pada setiap lembar pengumpulan data.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh informasi dari responden adalah kuesioner berupa data demografi dan kuesioner data pola tidur.

Kuesioner data demografi meliputi usia ibu, usia kehamilan, gravida, pendidikan, pekerjaan, agama dan suku. Sedangkan kuesioner yang digunakan untuk mendapatkan data pola tidur adalah kuesioner waktu yang dibutuhkan untuk dapat tertidur, total jam tidur, frekuensi terbangun di malam hari, lama waktu tidur siang, perasaan segar saat bangun di pagi hari, kepuasan tidur, kedalaman tidur dan perasaan mengantuk di siang hari (Buysse et al., 1989).

Adapun parameter pola tidur ibu hamil yaitu waktu yang dibutuhkan untuk dapat tertidur/ sleep latency (kuesioner no.1), total jam tidur (kuesioner no.2), frekuensi terbangun di malam hari (kuesioner no.3), lama waktu tidur siang (kuesioner no.4), perasaan segar saat bangun di pagi hari (kuesioner no.5), kepuasan tidur (kuesioner no.6), kedalaman tidur (kuesioner no.7) dan perasaan mengantuk di siang hari (kuesioner no.8). Jadi, kuesioner terdiri dari 8 pertanyaan dengan pilihan jawaban masing – masing yang diberi skor dengan range 1 – 4 dimana skor 1 merupakan nilai terendah dan skor 4 adalah nilai tertinggi. Pola


(39)

tidur ibu hamil sangat baik bila jumlah total skor rendah ( skor 8-14), baik (15-20), buruk (21-26) dan sangat buruk (27-32).

6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Instrumen penelitian ini adalah instrumen Pittsburgh Sleep Quality Index (Buysse et al., 1989) yang dimodifikasi untuk mengkaji pola tidur orang dewasa termasuk wanita hamil. Kuesioner penelitian ini telah divalidasi oleh dosen Fakultas Keperawatan yang berkompeten di bidang Pola tidur. Uji reliabilitas dilakukan sebelum pengumpulan data terhadap sepuluh ibu hamil, melalui uji reliabilitas Cronbach Alpha dengan hasil 0,813, sehingga kuesioner penelitian ini layak digunakan untuk meneliti pola tidur ibu pada masa kehamilan.

7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin untuk melaksanakan penelitian dari Fakultas Keperawatan USU. Kemudian permohonan izin tersebut dikirim ke RSUP Haji Adam Malik Medan. Setelah mendapat izin dari RSUP Haji Adam Malik Medan, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian. Peneliti menentukan responden dan menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian. Jika bersedia, calon responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan atau secara lisan menyatakan bersedia menjadi responden. Responden diberi kesempatan untuk bertanya bila ada yang tidak dimengerti dalam hal pengisian kuesioner. Setelah selesai, peneliti memeriksa kelengkapan data dari


(40)

lembar kuesioner. Bila ada data yang kurang, dapat langsung dilengkapi, kemudian seluruh data dikumpul untuk dianalisis.

8. Analisis Data

Analisa data dilakukan setelah seluruh data terkumpul melalui beberapa tahap yaitu, editing untuk memeriksa data responden, kemudian diberi kode (coding) untuk menjaga kerahasiaan identitas responden dan memudahkan melakukan analisa data, selanjutnya memasukkan data (entry) ke computer dan dilakukan pengolahan data dengan tehnik komput erisasi. Data yang dikumpulkan akan diuji dengan uji statistik deskriptif, yaitu uji statistik univariat.

Pengolahan data demografi yang meliputi usia ibu, usia kehamilan, gravida, pendidikan, pekerjaan, agama dan suku adalah untuk mendeskripsikan distribusi frekuensi dan persentase. Pengolahan data pola tidur yang meliputi waktu yang dibutuhkan untuk dapat tertidur, total jam tidur, frekuensi terbangun, lama waktu tidur siang, perasaan segar saat bangun di pagi hari, kepuasan tidur, kedalaman tidur, dan perasaan mengantuk di siang hari dianalisis dengan menggunakan tehnik komputerisasi yang juga ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi dan persentase.


(41)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai pola tidur ibu pada masa kehamilan di RSUP Haji Adam Malik melalui pengumpulan data terhadap 90 responden di ruangan Poliklinik Ibu Hamil (PIH) dari tanggal 27 Januari 2010 sampai tanggal 25 Februari 2010 dan tanggal 8 April 2010 sampai tanggal 30 April 2010. Penyajian data hasil penelitian meliputi deskripsi karakteristik demografi dan deskripsi pola tidur ibu pada masa kehamilan.

1.1 Karakteristik Demografi Ibu Hamil

Karakteristik responden yang dipaparkan meliputi usia ibu hamil, usia kehamilan, gravida, pendidikan, pekerjaan, agama dan suku bangsa.

Data yang diperoleh menunjukkan bahwa ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke RSUP Haji Adam Malik mayoritas berusia 20-35 tahun (85,6%), usia kehamilan tersebar merata pada trimester satu, dua dan tiga, multigravida (73,3%). Tingkat pendidikan terakhir responden mayoritas SMA (62,2%), pekerjaan ibu rumah tangga (54,4%), agama Islam (45,6%) dan suku Batak (54,4%). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini:


(42)

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik demografi

responden (n=90) di RSUP Haji Adam Malik Medan

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Usia Ibu (tahun)

< 20 tahun 20 – 35 tahun >35 tahun Usia Kehamilan Trimester satu Trimester dua Trimester tiga Gravida Primigravida Multigravida Pendidikan SMP SMA Diploma Sarjana Pekerjaan

Ibu rumah tangga Pegawai Wiraswasta Agama Islam Protestan Katolik Budha Suku Batak Melayu Minang Jawa Aceh 7 76 7 30 30 30 24 66 6 56 18 10 49 24 17 41 31 15 4 51 8 1 28 2 7,7 85,6 7,7 33.3 33.3 33.3 26.7 73,3 6,7 62,2 20,0 11,1 54,4 26,6 18,9 45,6 33,3 16,7 4,4 56.6 8,9 1,1 31,1 2,2


(43)

1.2 Pola Tidur Ibu Hamil

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan ibu hamil untuk tertidur pada masa trimester pertama kehamilan mayoritas 15-30 menit (40%), total jam tidur 6-7 jam (73,3%), frekuensi terbangun 1-2 kali (40%). Lama tidur siang kurang dari satu jam (56,7%), perasaan saat bangun pagi adalah segar (80%). Kepuasan tidur responden yaitu sangat puas (43,3%) dan cukup puas (56,7%), kedalaman tidur responden yaitu tidur sangat nyenyak (73,3%), dan perasaan mengantuk di siang hari adalah sedang (43,3%)sesuai dengan tabel 5.2.

Sedangkan waktu yang dibutuhkan oleh ibu hamil pada masa trimester kedua kehamilan untuk tertidur mayoritas 15-30 menit (90%), total jam tidur 6-7 jam (53,3%), frekuensi terbangun 1-2 kali (70%). Lama tidur siang kurang dari satu jam (63,3%), perasaan saat bangun pagi adalah segar (86,7%). Kepuasan tidur responden yaitu cukup puas (76,6%), kedalaman tidur responden yaitu tidur sangat nyenyak (73,3%), dan perasaan mengantuk di siang hari adalah sedang (43,3%), sesuai dengan tabel 5.2.

Selanjutnya, waktu yang dibutuhkan oleh ibu hamil pada masa trimester ketiga kehamilan untuk tertidur mayoritas 30-60 menit (66,7%), total jam tidur 6-7 jam (53,3%), 5-6 jam (40%), frekuensi terbangun 3-4 kali (6-76,6-7%), lebih dari 5 kali (23,3%). Lama waktu tidur siang adalah 1-2 jam (53,3%), perasaan saat bangun pagi adalah mengantuk (73,3%). Kepuasan tidur responden yaitu tidak puas (73,3%), kedalaman tidur responden yaitu tidur dan terbangun beberapa kali


(44)

(60%), dan perasaan mengantuk di siang hari adalah sedang (96,7%), sesuai dengan tabel 5.2.

Tabel 5.2 Distribusi frekuansi dan persentase pola tidur ibu hamil berdasarkan

parameter pola tidur responden (n=90) RSUP Haji Adam Malik Medan

Parameter tidur

Trimester 1 Trimester 2 Trimester 3

Frek. (%) Frek (%) Frek (%)

1.Waktu yang dibutuhkan untuk tertidur (sleep latency)

< 15 menit 15-30 menit 30 - 60menit > 60 menit

2. Total jam tidur dalam 24 jam

> 7 jam 6 – 7 jam 5 – 6 jam < 5 jam

3. Frekuensi terbangun

tidak pernah 1 – 2 kali 3 – 4 kali > 5 kali

4. Lamanya tidur siang Tidak pernah <1 jam 1-2 jam >2 jam 9 12 9 0 0 22 8 0 7 12 11 0 0 17 13 0 30 40 30 0 0 73,3 26,7 0 23,3 40 36,7 0 0 56,7 43,3 0 3 27 0 0 4 16 10 0 0 21 9 0 0 19 11 0 10 90 0 0 13,3 53,3 33,3 0 0 70 30 0 0 63,3 36,7 0 0 10 2 0 0 16 12 2 0 0 23 7 0 14 16 0 0 33,3 66,7 0 0 53,3 40,0 6,7 0 0 76,6 23,3 0 46,7 53,3 0


(45)

Tabel 5.2 (Lanjutan)

Parameter tidur

Trimester 1 Trimester 2 Trimester 3

Frek. (%) Frek %) Frek (%)

5. Perasaan segar saat bangun pagi Segar Sedikit ngantuk Mengantuk Sangat mengantuk 6. Kepuasan tidur Sangat puas Cukup puas Sedikit puas Tidak puas 7. Kedalaman tidur Tidur sangat nyenyak Tidur tetapi tidak nyenyak Tidur dan terbangun beberapa kali Tidur sebentar dan sering terbangun 8. Perasaan mengantuk di siang hari

Tidak mengantuk Sedikit mengantuk Sedang Sangat mengantuk 24 6 0 0 13 17 0 0 22 8 0 0 0 6 13 11 80,0 20,0 0 0 43,3 56,7 0 0 73,3 26,7 0 0 0 20,0 43,3 36,7 26 4 0 0 7 23 0 0 22 8 0 0 0 21 9 0 86,7 13,3 0 0 23,3 76,6 0 0 73,3 26,7 0 0 0 70,0 30,0 0 3 5 22 0 0 8 0 22 0 4 18 8 0 0 29 1 10,0 16,7 73,3 0 0 26,7 0 73,3 0 13,3 60,0 26,7 0 0 96,7 3,3


(46)

2. Pembahasan

2.1 Karakteristik Demografi

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa responden mayoritas berusia 20-35 tahun (85,6%). Secara konsep, usia mempengaruhi pola tidur seperti waktu yang dibutuhkan untuk dapat tertidur, semakin bertambah usia seseorang maka semakin banyak waktu yang dibutuhkannya untuk dapat tertidur sehingga total jam tidurnya pun menurun (Hidayat, 2006). Ibu hamil yang memiliki umur beresiko yaitu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun mempunyai resiko tiga kali lebih besar untuk terjadi hiperemesis gravidarum yang meningkatkan sleep latency dan mengurangi total jam tidur ibu hamil (Herawati, 2006).

Responden mayoritas adalah ibu hamil mutigravida (73,3%) dan primigravida (26,7%). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Facco et.al (2010) menyatakan bahwa gangguan pola tidur meningkat signifikan pada wanita multigravida. Hal ini dapat disebabkan adanya anak/ balita sebelumnya yang mengganggu pola tidur ibu hamil, seperti menyusui dan mengganti popok. Banyak ibu hamil multigravida melaporkan susah tidur karena kehamilannya dan anak sebelumnya seperti total jam tidur yang berkurang, terbangun terlalu pagi dan merasa mengantuk saat bangun di pagi hari (The American College of Obgyn, 2010). Berbeda dengan pendapat Kravitz (2008) yang meyatakan bahwa ibu hamil multigravida sudah memiliki pengalaman hamil sebelumnya sehingga dapat mengatasi pola tidur, sedangkan primigravida ialah ibu hamil yang masih pertama kali mengalami masa kehamilan sehingga ibu hamil tersebut kesulitan mengenali


(47)

perubahan yang terjadi dalam tubuhnya yang mempegaruhi kondisipsikolodisnya dan gangguan tidurnya lebih signifikan terjadi seperti meningkatnya sleep latency.

Pendidikan terakhir responden yaitu SMA (62,2%), Diploma (20%), Sarjana (11,1%) dan SMP (6,7%). Tingkat pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku sesorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan. Fungsinya adalah memberikan atau peningkatan pengetahuan dan pengertian, menimbulkan sikap positif serta memberikan / meningkatkan keterampilan-keterampilan masyarakat atau individu tentang aspek-aspek yang bersangkutan sehingga dicapai suatu masyarakat yang berkembang. Tingkat pendidikan seseorang dapat mendukung atau mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang dan taraf pendidikan yang rendah selalu berhubungan dengan informasi dan pengetahuan yang terbatas, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pula pemahaman seseorang terhadap informasi yang didapat dan pengetahuannya pun akan semakin tinggi. Pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang tidak peduli terhadap program kesehatan yang ada, sehingga mereka tidak mengenal bahaya yang mungkin terjadi.. Wanita yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi akan membangkitkan partisipasinya dalam memelihara dan merawat kesehatannya. Wanita yang berpendidikan tinggi cenderung akan memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya (Ulfah, 2009).

Responden mayoritas sebagai Ibu rumah tangga (54,4%), pegawai (26,6%), dan wiraswasta (18,9%). Pekerjaan adalah segala usaha yang dilakukan atau dikerjakan untuk mendapatkan hasil atau upah yang dapat dinilai dengan


(48)

uang. Dalam pekerjaan selalu terdapat tuntutan perubahan kebutuhan yang cepat akan keterampilan dan pengetahuan, dengan bekerja seseorang dapat lebih memiliki informasi dan pengetahuan yang lebih baik, khususnya pengetahuan tentang kesehatan. Dalam pekerjaan selalu terdapat tuntutan perubahan kebutuhan yang cepat akan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memegang pekerjaan yang mengarah kesistem kerja yang otomatis. Untuk memenuhi tuntutan dibutuhkan informasi yang lengkap dan cepat, maka dari itu orang yang bekerja akan memiliki akses yang lebih baik tentang berbagai informasi (Ulfah,2009). Ibu hamil yang bekerja tiap harinya selama kehamilan dapat membantu memperbaiki pola tidur yang buruk seperti susah tidur dan tidur yang tidak dalam. Namun pekerjaannya harus diperhatikan misalnya tidak berdiri lama atau posisi yang statis, dan tetap makan teratur ((The American College of Obgyn, 2010).

Agama responden mayoritas Islam (45,6%), Protestan (33,3%), katolik (16,7%) dan budha (4,4%). Agama dan Spirituality memiliki pengaruh terhadap pola tidur Ibu hamil. Menurut Muzakki (2008), kebiasaan ibu hamil terbangun di malam hari dan dan susah untuk tidur kembali dapat diatasi/dikurangi dengan membaca ayat-ayat suci Al’Quran dan sholat Isya (Islam). Khusus di bulan Ramadhan, ibu hamil yang berpuasa atau tidak, akan mengalami peningkatan waktu tidur di siang hari (Napping). Agama Protestan dan Katolik hampir sama dalam mengatasi gangguan pola tidur selama kehamilan yaitu dengan berdoa, “saat teduh” di pagi hari bila ibu hamil bangun terlalu dini (Wijaya, 2009) . Sedangkan agama Budha menganggap gangguan apapun selama kehamilan sudah


(49)

diatur oleh Tuhan. Umat Budha menerima apa adanya sebagai jalan untuk menuju Nirwana, baik kehamilan, persalinan maupun masa klimakterium/ menopause (Thera dalam Buddhistonline.com, 2003).

Suku responden yaitu Batak (54,4%), Jawa (31,1%), Melayu (8,9%), Aceh (2,2%), Pakpak (2,2%) dan Minang (1,1%). Suku bangsa dapat meringankan gangguan tidur selama kehamilan. Menurut Kravitz (2008), kebiasaan dan adat-istiadat dalam budaya atau etnik tertentu dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur selama kehamilan, seperti kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung rempah – rempah dapat memperbaiki kualitas tidur yang buruk terutama pada masa kehamilan (Kravitz, 2008).

2.2 Pola tidur Ibu pada masa kehamilan

2.2.1 Waktu yang dibutuhkan untuk dapat tidur (sleep latency)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan oleh ibu pada masa kehamilan untuk dapat tertidur adalah 15 – 30 menit pada trimester pertama (40%) dan trimester kedua (90%). Hal tersebut mengindikasikan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk dapat tertidur pada trimester pertama dan kedua kehamilan tidak mengganggu tidur ibu hamil sesuai dengan pendapat Maas (2002) yang menyatakan bahwa untuk mendapatkan istirahat yang baik individu memerlukan waktu sekitar lima belas hingga dua puluh menit agar dapat tertidur. Dilihat dari karakteristik demografi, mayoritas responden berusia dalam rentang 20-35 tahun. Secara konsep, semakin bertambah usianya akan semakin banyak waktu yang dibutuhkan individu untuk dapat tertidur sehingga total jam tidurnya


(50)

pun menurun (Hidayat, 2006). Ibu hamil yang memiliki umur beresiko yaitu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun mempunyai resiko 3 kali lebih besar untuk terjadi hiperemesis gravidarum yang meningkatkan sleep latency. Selain itu, Ibu hamil primigravida (26,7%) mayoritas kesulitan mengenali perubahan yang terjadi dalam tubuhnya yang mempegaruhi kondisi psikologisnya dan gangguan tidurnya berubah signifikan seperti meningkatnya sleep latency (Kravitz, 2008). Kemampuan mengenal gejala – gejala selama kehamilan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Mayoritas responden lulus SMA (62,2%), secara konsep wanita yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi akan membangkitkan partisipasinya dalam memelihara dan merawat kesehatannya. Wanita yang berpendidikan tinggi cenderung akan memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya (Ulfah, 2009).

Waktu yang di butuhkan ibu hamil trimester tiga untuk dapat tertidur di malam hari (sleep latency) mayoritas 30-60 menit (66,7%). Hal ini mengindikasikan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk dapat tertidur pada trimester akhir kehamilan lebih lama daripada orang dewasa normal dan trimester sebelumnya yang hanya membutuhkan waktu lima belas hingga dua puluh menit untuk dapat tertidur, sesuai dengan pendapat Adhim (2006), menyatakan bahwa gangguan tidur pada bulan – bulan akhir kehamilan disebabkan kecemasan dalam menghadapi persalinan dan mempersiapkan diri menjadi ibu (primipara), sehingga tidak ingat waktu dan dapat terjaga hingga dini hari karena sulit untuk dapat tertidur. Meskipun ada keinginan kuat untuk tertidur, karena kecemasan dan


(51)

kelelahan sepanjang hari, akan mempersulit ibu hamil trimester tiga untuk bisa tertidur.

2.2.2 Total jam tidur (total sleep time)

Total jam tidur pada kehamilan trimester pertama mayoritas 6-7 jam (73,3%). Hal ini berbeda pendapat Prasadja (2006), bahwa wanita hamil trimester pertama akan mengalami peningkatan total jam tidur hingga 8 – 10 jam. Total jam tidur pada ibu hamil trimester kedua adalah 6 – 7 jam (53,3%) sesuai dengan pendapat Suririnah (2007) bahwa trimester kedua adalah masa kehamilan yang terbaik sebab gejala kehamilan akan berkurang yang akan meningkatkan kuantitas dan kualitas tidur. Berbeda dengan pendapat Stoppard (2002) mengatakan bahwa ibu hamil membutuhkan banyak istirahat dan selalu tidur setidaknya delapan jam tiap malam.

Sedangkan total jam tidur responden pada masa kehamilan trimester tiga yaitu 6 – 7 jam (53,3%), sesuai dengan penelitian Karacan et.al (1968) yang menyatakan bahwa jumlah jam tidur pada trimester akhir kehamilan akan mengalami penurunan di bawah normal. Selain itu, pendapat dari Stoppard (2002) mengatakan bahwa ibu hamil membutuhkan banyak istirahat dan selalu tidur setidaknya delapan jam tiap malam. Akan tetapi karena lelah, frekuensi berkemih yang meningkat, kecemasan akan kedatangan bayi, banyak ibu hamil (78%) sulit tidur meskipun mereka mengharapkan tidur nyenyak dan nyaman di malam hari (Pearlben, 2007). Jika ditinjau dari karakteristik demografi, mayoritas ibu hamil adalah multigravida (73,3%). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Facco et.al (2010) menyatakan bahwa gangguan pola tidur meningkat signifikan


(52)

pada wanita multigravida. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan adanya anak/ balita sebelumnya yang mengganggu pola tidur ibu hamil, seperti menyusui dan mengganti popok. Banyak ibu hamil multigravida melaporkan kurang tidur karena kehamilannya dan anak sebelumnya (The American College of Obgyn, 2010).

2. 2. 3 Frekuensi terbangun (number of awakening)

Frekuensi terbangun responden pada kehamilan trimester pertama adalah sebanyak 1 – 2 kali (40%), hal ini tidak sesuai dengan pendapat Musbikin (2005) bahwa pada masa trimester awal kehamilan akan terjadi peningkatan frekuensi berkemih dan gejala kehamilan lainnya yang menyebabkan wanita hamil sering terbangun. Frekuensi terbangun pada masa trimester kedua adalah 1 -2 kali (70%) sesuai pendapat Suririnah (2007); Allen (2005);Louis (2006) yang menyatakan bahwa pada trimester kedua, ibu hamil akan leluasa untuk tidur karena janin berada di luar rongga panggul sehingga tidak menekan kandung kemih yang akan meningkatkan frekuensi terbangun untuk berkemih.

Sedangkan responden trimester ketiga mengalami frekuensi terbangun sebanyak 3-4 kali (76,6%) sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Karacan et. al (1968) terhadap ibu hamil dan postpartum serta kelompok kontrol yang menunjukkan bahwa frekuensi terbangun dari tidur pada ibu hamil dan postpartum lebih tinggi dari wanita yang tidak hamil (kelompok kontrol), dengan hasil frekuensi terbangun ibu hamil rata – rata sebanyak empat kali dan ibu postpartum rata – rata 6-7 kali. Frekuensi terbangun yang meningkat ini dapat disebabkan oleh keinginan untuk berkemih yang semakin sering, posisi tidur yang


(53)

kurang nyaman karena ukuran janin semakin menbesar mengakibatkan perut ibu hamil semakin membuncit dan akan menarik otot punggung lebih kencang sehingga terasa nyeri dan pegal (Allen, 2005; Louis, 2006).

2. 2. 4 Lamanya tidur siang (napping)

Mayoritas responden tidur siang sebanyak kurang dari satu jam yaitu ibu hamil trimester pertama (56,7%) dan trimester kedua (63,3%), hal ini tidak sesuai dengan pendapat Musbikin (2005) bahwa ibu hamil akan mengalami peningkatan jumlah jam tidur di siang hari pada masa trimester awal. Sedangkan pada masa trimester ketiga, ibu hamil tidur siang sekitar 1-2 jam (53,3%), sesuai dengan pendapat ( Amir, 2007) bahwa pada masa trimester akhir kehamilan, ibu hamil tidur siang melebihi batas normal sebagai pengganti tidur malam yang tidak puas. Dilihat dari karakteristik demografi, mayoritas responden adalah ibu rumah tangga (54,4%). Berdasarkan literatur, Ibu hamil yang bekerja tiap harinya selama kehamilan akan jarang tidur di siang hari, namun hal ini dapat membantu memperbaiki pola tidur yang buruk seperti susah tidur di malam hari dan tidur yang tidak dalam. Hal ini membuktikan bahwa pekerjaan mempengaruhi pola tidur, khususnya pada masa kehamilan (The American College of Obgyn, 2010).

2.2. 5 Perasaan segar saat bangun pagi (refreshing on awakenings)

Ibu hamil trimester pertama (80%) dan trimester kedua (86,7%) merasa segar saat bangun di pagi hari dari tidurnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Karger (2009) bahwa ibu hamil yang memiliki waktu tidur yang cukup, kepuasan


(54)

tidur dan tidur yang nyenyak akan merasa segar saat bangun di pagi hari. Sementara responden ibu hamil trimester ketiga merasa mengantuk (73,3%) saat bangun di pagi hari sesuai pendapat ( Amir, 2007), bahwa ibu hamil yang kurang tidur pada malam hari akan mengantuk saat bangun pagi, disebabkan tidur yang tidak puas dan tidak nyenyak. Jika dilihat dari karakteristik responden, status multigravida kemungkinan besar mempegaruhi perasaan mengantuk saat bangun pagi hari. Menurut Musbikin (2005), ibu multigravida akan mengalami pola tidur yag semakin buruk selama kehamilan apalagi kehamilan yang komplikasi. Kehamilan pada ibu multigravida merupakan kondisi yang kritis, sehingga meningkatkan stres yang dapat mengarah ke kondisi depresi yang menyebabkan ibu hamil sulit tidur dan mengantuk ketika bangun pagi.

2.2.6 Kepuasan tidur (satisfaction of sleep)

Tingkat kepuasan tidur responden trimester pertama adalah cukup puas (56,7%), hal ini sesuai dengan pendapat Amir (2007) bahwa wanita hamil trimester awal masih dapat tidur sebagaimana wanita normal (tidak hamil) karena mayoritas kondisi psikologisnya sangat baik khususnya bagi primigravida, karena kebanyakan wanita mengetahui kehamilannya setelah akhir trimester pertama dan belum mengalami tanda – tanda kehamilan khas yang akan menyebabkan kesulitan tidur dan mempengaruhi kepuasan tidur.

Dilihat dari karakteristik demografi yaitu tingkat pendidikan dan gravida, mayoritas responden adalah lulus SMA (62,2%) dan primigravida sebanyak 26,7%. Menurut Ulfah (2009) pengetahuan tentang kehamilan dipengaruhi oleh


(55)

tingkat pendidikan dan pengalaman ibu hamil. Tingkat pendidikan seseorang dapat mendukung atau mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin tinggi pula pemahaman seseorang terhadap informasi yang didapat dan pengetahuannya pun akan semakin tinggi. Wanita yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi akan membangkitkan partisipasinya dalam memelihara dan merawat kesehatannya. Wanita yang berpendidikan tinggi cenderung akan memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya.

Kepuasan tidur ibu pada masa kehamilan trimester kedua adalah cukup puas (76,6%) sesuai pendapat Karger (2009) bahwa trimester kedua merupakan masa yang lebih baik dibandingkan trimester awal dan akhir karena ibu hamil dapat tidur dengan nyaman. Berbeda dengan pendapat Sujiono (2004), menyatakan bahwa pembengkakan pada kaki (edema) dan janin yang sudah dapat bergeser selama masa kehamilan trimester kedua akan mengganggu tidur ibu hamil.

Tingkat kepuasan tidur responden trimester tiga yaitu tidak puas (73,3%) sesuai dengan pendapat Hestiantoro (2001), bahwa pada masa kehamilan trimester akhir akan terjadi gangguan tidur seperti rasa kram pada tungkai bawah, ketidaknyamanan tidur karena adanya rasa panas di daerah dada dan keinginan berkemih yang lebih sering, posisi tidur yang tidak nyaman akan mengganggu kualitas dan kuantitas tidur wanita hamil.


(56)

2.2.7 Kedalaman Tidur (depth sleep)

Kedalaman tidur pada trimester awal adalah tidur sangat nyenyak (73,3%) sesuai pendapat Louis (2006) bahwa wanita hamil yang belum mengalami tanda – tanda khas kehamilan pada trimester awal akan tidur nyenyak dan nyaman sebagaimana orang dewasa pada umumnya. Wanita hamil trimester satu tidak dapat merasakan tidur yang dalam disebabkan gejala psikologis kehamilan seperti mual muntah, kecemasan dan gejala fisik seperti kelelahan dan keinginan berkemih yang meningkat. Kedalaman tidur ibu hamil trimester kedua adalah tidur sangat nyenyak (73,3%), sesuai pendapat Suririnah (2007) bahwa ibu hamil trimester kedua mengalami kualitas tidur yang lebih baik dan melewati semua siklus tidur. Ibu hamil pada masa ini mayoritas mendengkur saat tidur (Allen, 2005; Karger , 2009).

Kedalaman tidur responden trimester ketiga yaitu tidur dan terbangun beberapa kali (60%) sesuai hasil penelitian Irmayana (2008) bahwa wanita hamil trimester tiga yang mengalami frekuensi terbangun meningkat akan kesulitan untuk tidur kembali karena pikiran tetap aktif dan merasa tidak mampu ’mematikan’ stres yang dialami akibat kelelahan maupun kecemasan akan kehamilan, persalinan dan janinnya. Selain itu ketidaknyamanan secara fisik juga menyebabkan wanita hamil tidak merasakan tidur yang dalam dan tidak dapat melewati semua siklus tidur (Hestiantoro, 2001; Tiran, 2007).


(57)

2.2.8 Perasaan mengantuk di siang hari (daytime dysfunction)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mengantuk di siang hari pada ibu hamil adalah sedang pada masa trimester pertama (43,3%), dan trimester ketiga (96,7%). Hal ini sesuai dengan pendapat Musbikin (2005) bahwa pada trimester awal dan akhir masa kehamilan akan terjadi peningkatan jumlah jam tidur total yang dibutuhkan oleh ibu hamil. Kelelahan di siang hari dan kurangnya jam tidur malam yang berkualitas karena frekuensi terbangun yang meningkat meyebabkan ibu hamil menambah jam tidur pada siang hari. Sedangkan Ibu hamil trimester kedua merasa sedikit mengantuk di siang hari (70%) sesuai pendapat ( Amir, 2007) sebagaimana orang dewasa normal, ibu hamil pada masa trimester kedua merupakan masa tidur yang nyaman karena perubahan selama kehamilan dan gejala lain yang timbul pada awal kehamilan berkurang bahkan hilang.

Responden trimester ketiga mengantuk di siang hari sebanyak 96,7%, sesuai pendapat Dewitt (2001) bahwa individu yang tidak mendapat jam tidur yang cukup akan sering mengantuk di siang hari, kelelahan, penurunan konsentrasi bahkan beresiko mengalami kecelakaan. Hal ini mengindikasikan bahwa pada ibu hamil trimester ketiga total jam tidur berkurang dan tidur tidak nyaman karena semakin bertambahnya ukuran janin dalam rahim. Tidur yang terganggu dapat memicu rasa mengantuk di siang hari. Berdasarkan data NSF (2000), kekurangan jam tidur selama kehamilan dapat meningkatkan rasa mengantuk khususnya di siang hari, namun ibu hamil sulit untuk mendapatkan tidur yang berkualitas karena ketidaknyamana fisik akibat kehamilan.


(58)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai pola tidur ibu pada masa kehamilan di RSUP Haji Adam Malik Medan, didapat kesimpulan bahwa pada distribusi frekuensi karakteristik responden, mayoritas ibu hamil yang memeriksakan kehamilan berusia 20-35 tahun (85,6%), usia kehamilan tersebar merata pada trimester satu, dua dan tiga, multigravida (73,3%). Tingkat pendidikan terakhir responden mayoritas SMA (62,2%), pekerjaan ibu rumah tangga (54,4%), agama Islam (45,6%) dan suku Batak (54,4%).

Secara keseluruhan, pola tidur ibu pada masa kehamilan trimester satu dan trimester kedua tidak bermasalah. Namun pada masa kehamilan trimester ketiga, ibu hamil mengalami gangguan pola tidur meliputi waktu yang dibutuhkan untuk tertidur meningkat (30-60 menit), frekuensi terbangun meningkat (3-4 kali), lama tidur siang meningkat (1-2 jam), perasaan mengantuk saat bangun pagi, tidur tidak puas dan mengantuk di siang hari.

Gangguan pola tidur pada masa kehamilan dapat dihubungkan dengan karakteristik demografi seperti usia ibu, gravida, tingkat pendidikan, dan pekerjaan sehari-hari yang dapat mempengaruhi pola tidur ibu pada masa kehamilan.


(59)

2.Saran

2.1Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru tentang gambaran pola tidur ibu pada masa kehamilan, khususnya bagi mata kuliah keperawatan maternitas, sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif terhadap ibu hamil.

2.2Bagi Praktek Keperawatan

Sebaiknya peran perawat lebih dioptimalkan dalam memberikan intervensi yang tepat melalui penyuluhan tentang adaptasi fisiologis dan psikologis selama masa kehamilan kepada ibu – ibu hamil.

2.3 Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini menunjukkan bagaimana gambaran pola tidur ibu pada masa kehamilan, yang dapat dijadikan sebagai informasi untuk penelitian berikutnya tentang ibu hamil. Penulis menyarankan pada peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian tentang penyebab gangguan tidur pada masa kehamilan yang bersifat kualitatif.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

Adhim, M. (2006). Bahagia Saat Hamil Bagi Ummahat, Yogyakarta: Mitra Pustaka

Allen. (2005). Sleep and Quality of Life in Pregnancy and Postpartum. Diambil

tanggal 3 Juni 2010 dar

Amir, N. (2007). Gangguan tidur pada Lansia, Diagnosis dan Penatalaksanaan. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, edisi Revisi VI, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bobak, I.M.,dkk. (2005). Keperawatan Maternitas (ed 4), Jakarta: EGC

Buysse, D. J., et al. (1989). The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI): A new Instrument for Psychiatric Practice and Research, Pittsburgh: Elsevier Scientific Publishers Ireland Ltd.

Choppra, D. (2003). Tidur Nyenyak, Mengapa Tidak?Ucapkan Selamat Tinggal pada Insomnia, Yogyakarta: Ikon Teralitera.

Craven, N.F. & Hirnle, C.J. (2000). Fundamenals of Nursing: Human Health and Function (3rd edition), Philadelphia: Lippincott.

Dewitt, K.A. (2001). Sleep Disorders Breathing and Pregnancy. Diambil tanggal

4 Juni 2010 dari

Eisenberg, A. (1996). Kehamilan: Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan, Jakarta: Arcan.

Field, T. et al. (2006). Sleep Disturbances in Deppressed Pregnant Women and Their Newborns. Diambil tanggal 23 September 2009 dari

Foreman, M.D. & Waykle, M. (1995). Nursing Standard of Practice Protocol: Sleep Disturbances in elderly patients. Geriatric Nursing, Cleveland: Mosby.

Herawati, (2006). Take a Nap! Change Your Life, Workman Publishing Co. Hidayat, A. (2003). Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta: Salemba Medika. Hinchliff, S. (1999). Kamus Keperawatan, Jakarta: EGC


(61)

Huliana, M. (2001). Panduan Menjalani Kehamilan Sehat, Jakarta: Puspa Swara. Irmayana, A. (2008). Pola Tidur Ibu Hamil Trimester Tiga di Poliklinik Ibu

Hamil RSU Dr.Pirngadi Medan, Medan: Skripsi PSIK USU

Karacan, et al. (1968). Alterations in Sleep during Pregnancy and Postpartum.

Diambil tanggal 3 Juni 2010 dari

Karger, S.A.G. (2009). Sleep and Vigilance Disorders in Pregnancy. Diambil

tanggal 23 September 2009 dari

Kozier, B. et al. (2004). Fundamentals of Nursing Consepts, Process, and Practice, New Jersey: Pearson Prentise Hall.

Kravitz, S. (2008). Pregnancy, Labor and Delivery Nursing. Diambil tanggal 4

Juni 2010 dari

Lilis, C.,Taylor. C., & Lemone, P. (2001). Fundamentals Of Nursing: The art and science of nursing care(4th ed), Philadelphia: J. B. Lippincott.

Louise, M. (2006). Keluhan Hamil: Susah Tidur. Diambil tanggal 28 September

2009 dari

Maas, J. B. (2002). Power Sleep: Kiat – kiat sehat untuk mencapai kondisi dan prestasi puncak, Bandung: Kaifa.

Musbikin, I. (2005). Panduan Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan, Yogyakarta: Mitra Pustaka.

National Sleep Foundation. (2007). How Much Sleep Do We Really Need?

Diambil tanggal 28 September 2009 dari http:

National Sleep Foundation. (2007). Most Common Sleep Problem in Women.

Diambil tanggal 28 September 2009 dari

Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi pendidikan Kesehatan, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Nursalam, (2003). Konsep & Penerapan Metedologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

Pearlben, E. (2007). Sleeping During Pregnancy. Diambil tanggal 26 Oktober


(62)

Potter, P. A & Perry, A. G. (2001). Fundamentals of Nursing, (5th ed), St. Louis: Mosby.

Prasadja, A. (2006). Problematika Tidur pada Wanita. Diambil tanggal 23

September 2009 dari

Prijosaksono, A. (2002). Mengatasi Insomnia. Diakses pada tanggal 28 September

2009 di

Rafknowledge. (2004). Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Simkin, P. (2008). Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan & Bayi, Jakarta: Arcan.

Stoppard, M. (2007). Panduan Mempersiapkan Kehamilan dan Kelahiran, Yogyakarta: Pustaka Horizona.

Sujiono, B. (2004). Persiapan dan Saat Kehamilan, Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.

Suririnah. (2007). Perkembangan dan Perubahan pada Tubuh Ibu Hamil. Diambil

tanggal 29 September 2009 dari

Tartowo & Wartonah. (2003). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

The American College of Obgyn. (2010). The Elderly Multigravida. Diambil

tanggal 4 Juni 2010 dari

Thomas, P. (2003). Kehamilan: Pendekatan dengan Akal Sehat, Jakarta: Intimedia & Ladang Pustaka.

Ulfah. (2009). Kecemasan Primigravida Menghadapi Proses Persalinan / Melahirkan. Diambil tanggal 3 Juni 2010 dari

Uliyah, M. & A. Aziz. (2006). Ketrampilan Dasar Praktek Klinik Kebidanan, Jakarta: Salemba Medika.

Wahid. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta: EGC.

Wahyuni. (2007). Pola Tidur Perawat di Ruang Rawat Inap RSU Dr.Pirngadi Medan, Medan: Skripsi PSIK USU.

White, L. (2003). Foundation of Nursing: Carry for the Whole Person, USA: Delman-Thomson.


(1)

Total jam tidur trimester 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 6 - 7 jam 22 73.3 73.3 73.3

5 - 6 jam 8 26.7 26.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Total jam tidur trimester 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid > 7 jam 4 13.3 13.3 13.3

6 - 7 jam 16 53.3 53.3 66.7

5 - 6 jam 10 33.3 33.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Total jam tidur trimester 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 6 - 7 jam 16 53.3 53.3 53.3

5 - 6 jam 12 40.0 40.0 93.3

< 5 jam 2 6.7 6.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Frekuensi terbangun trimester 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidak pernah 7 23.3 23.3 23.3

1 - 2 kali 12 40.0 40.0 63.3

3 - 4 kali 11 36.7 36.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Frekuensi terbangun trimester 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent


(2)

Frekuensi terbangun trimester 3

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 3 - 4 kali 23 76.7 76.7 76.7

> 5 kali 7 23.3 23.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Lama tidur siang trimester 1

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < 1 jam 17 56.7 56.7 56.7

1-2 jam 13 43.3 43.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Lama tidur siang trimester 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <1 jam 19 63.3 63.3 63.3

1-2 jam 11 36.7 36.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Lama tidur siang trimester 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < 1 jam 14 46.7 46.7 46.7

1-2 jam 16 53.3 53.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Perasaan saat bangun pagi trimester 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid segar 24 80.0 80.0 80.0

sedikit

mengantuk 6 20.0 20.0 100.0


(3)

Perasaan saat bangun pagi trimester 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid segar 26 86.7 86.7 86.7

sedikit mengantuk 4 13.3 13.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Perasaan saat bangun pagi trimester 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid segar 3 10.0 10.0 10.0

sedikit mengantuk 5 16.7 16.7 26.7

mengantuk 22 73.3 73.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

Kepuasan tidur trimester 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat puas 13 43.3 43.3 43.3

cukup puas 17 56.7 56.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Kepuasan tidur trimester 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sangat puas 7 23.3 23.3 23.3

cukup puas 23 76.7 76.7 100.0

Total 30 100.0 100.0

Kepuasan tidur trimester 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid cukup puas 8 26.7 26.7 26.7

tidak puas 22 73.3 73.3 100.0


(4)

Kedalaman tidur trimester 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidur sangat nyenyak 22 73.3 73.3 73.3

tidur tetapi tidak

nyenyak 8 26.7 26.7 100.0

Total

30 100.

0 100.0

Kedalaman tidur trimester 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tidur sangat nyenyak 22 73.3 73.3 73.3

tidur tetapi tidak

nyenyak 8 26.7 26.7 100.0

Total

30 100.

0 100.0

Kedalaman tidur trimester 3

Frequenc

y Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid tidur tetapi tidak

nyenyak 4 13.3 13.3 13.3

tidur dan terbangun

beberapa kali 18 60.0 60.0 73.3

tidur sebentar dan

sering terbangun 8 26.7 26.7 100.0

Total

30 100.0 100.0

Mengantuk di siang hari trimester 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sedikit mengantuk 6 20.0 20.0 20.0

sedang 13 43.3 43.3 63.3

sangat mengantuk 11 36.7 36.7 100.0


(5)

Mengantuk di siang hari trimester 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid sedikit

mengantuk 21 70.0 70.0 70.0

sedang 9 30.0 30.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

Mengantuk di siang hari trimester 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid sedang 29 96.7 96.7 96.7

sangat mengantuk 1 3.3 3.3 100.0


(6)

Lampiran 4

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Ance M. Siallagan

NIM

: 061101013

Tempat/ Tanggal Lahir : Tuktuk / 6 Juli 1989

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat : Jl. Besar no. 38 B, Ambarita - Kab. Samosir

Agama

: Katolik

Riwayat Pendidikan

:

1.

SD Negeri 1 Sibolopian, Samosir (1994 – 2000)

2.

SMP Budi Mulia Pangururan, Samosir (2000 –2003)

3.

SMA Negeri 1 Simanindo, Samosir (2003 – 2006)