Hubungan Kerja dalam Islam

eksploitasi, penindasan dan kemungkinan seseorang melupakan hak-hak orang lain atau tidak memenuhi kewajiban-kewajiban pribadi mereka. 55 Dengan adanya keadilan ini, diharapkan nantinya dapat menciptakan hubungan kerja yang Islami dalam pemenuhan hak-hak dan kewajiban- kewajiban bagi pengusaha dan para pekerja. Adapun hak-hak dan kewajiban- kewajiban para pekerja adalah sebagai berikut : 1. Hak Para Pekerja Adapun hak-hak para pekerja yang wajib dipenuhi adalah: a. Hak memilih pekerjaan yang sesuai. Islam menetapkan hak setiap individu untuk memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan potensi yang dimiliki. 56 b. Hak persamaan antara pria dan wanita dalam bekerja. Islam tidak melihat dari sisi gender, tetapi berdasarkan apa yang dikerjakannya. Al- Qur‟an menegaskan, hasil kerja dan kesungguhan wanita pun dihargai sebagaimana pria. 57 Allah SWT berfirman: …          ... ءاسݏلا : ۲۹ Artinya: “…Bagi laki-laki bagian dari apa yang telah mereka usahakan dan bagi perempuan bagian dari apa yang telah mereka usahakan pula…” QS. An-Nisa‟: 32 55 Umar Chapra, Al- Qur’an Menuju Sistem Moneter Yang Adil, Penerjemah: Lukman Hakim, Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf, 1997, h. 5 56 Abdul Hamid Mursi, SDM Produktif: Pendekatan Al- Qur’an dan Sains, Jakarta: Gema Insani Press, 1997, h. 155 57 Ibid., h. 156 c. Hak memperoleh upah yang sesuai Kaidah Islam menegaskan bahwa upah sesuai dengan pekerjaan. Tidak ada kezaliman, pengurangan atau tindakan anarki. 58 Jika Islam menetapkan bahwa upah ditentukan berdasarkan pekerjaan, maka ia juga menetapkan perbedaan jumlah yang ditentukan berdasarkan jenis suatu pekerjaan. 59 d. Hak cuti dan keringanan pekerjaan. Hak cuti kerja biasanya dimasukkan dalam ketentuan jam kerja, hari libur dan faktor-faktor lain yang mengharuskan atau memungkinkan seseorang harus istirahat atau cuti. 60        … ۺܕق۹لا : ۹٨٦ Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya …” QS. Al-Baqarah: 286 e. Hak memperoleh jaminan dan perlindungan. Islam menetapkan hak jaminan dan perlindungan pekerja sejak empat belas abad yang lalu. Ketika masyarakat dunia sedang diselimuti kejahiliahan dan keterbelakangan. Islam menetapkan hak ini di atas segala hak. 2. Kewajiban Para Pekerja Adapun kewajiban para pekerja yaitu: 58 Ibid., h. 157 59 Ibid., h. 158 60 Ibid., h. 159 a. Amanah dalam bekerja. Islam menilai bahwa memahami amanah kerja merupakan jenis ibadah yang paling utama. Dalam bekerja agama Islam mengarahkan individu dan masyarakat untuk melaksanakan amanah yang telah diberikan secara baik dan benar. Hal ini bisa dilakukan jika karyawan bekerja secara professional dan jujur. b. Mendalami agama dan profesi. Mendalami agama merupakan kewajiban setiap muslim apapun profesinya. Menekuni dan memahami pekerjaan yakni pekerja dituntut agar senantiasa mengikuti dinamika kerja. Ia dituntut untuk mencapai profesionalisme dan kreativitas dalam bekerja. Hal ini benar apa yang difirmankan Allah dalam surat at-Taubah ayat 105:                  ۻبوۿلا : ١١١ Artinya: “Katakanlah Muhammad “Bekerjalah kamu maka Allah akan melihat pekerjaan amalmu dan juga rasul serta orang-orang muslim. ” QS. At-Taubah: 105 Jika sudah mengetahui hak dan kewajiban para pekerja, maka perlu diketahui hak dan kewajiban para pengusaha. Adapun hak dari seorang pengusaha yaitu memperoleh keuntungan dari usahanya baik berupa material maupun non material. Sedangkan kewajiban dari para pengusaha terhadap para pekerja yaitu membayar upah atau gaji, karena upah merupakan salah satu kesejahteraan yang harus diterima oleh para pekerja dan merupakan kewajiban para pengusaha terhadap pekerjanya. 61 Hubungan kerja sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan motivasi, baik secara indogen maupun secara eksogen, gabungan eksogen dan indogen tersebut dapat berpengaruh pada kondisi fisik dan sikap mental manusia. Sejauh mana masalah satu unsur tersebut lebih penting, sangat bergantung pada sifat dan pentingnya pekerjaan dan pegawai. 62 Hubungan kerja yang menyangkut pemeliharaan bertujuan untuk menciptakan keserasian dan keterpaduan kerja sama, baik antar manusia dalam perusahaan maupun hubungannya dengan manusia yang berada di luar perusahaan. 61 Izzuddin Khatib At-Tamimi, Bisnis Islam, Jakarta: Fikahati Aneska, 1995, cet. ke-2, h. 115 62 Abdurrahmat Fathoni, M.Si., Organisasi Dan Manajemen SDM, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, cet. ke-1, h. 153 52

BAB III GAMBARAN UMUM HOME INDUSTRI KONVEKSI DI PULO KALIBATA

JAKARTA SELATAN

A. Sejarah dan Ruang Lingkupnya

1. Sejarah Singkat

Berawal dari bakat yang dimiliki oleh seorang Ibu rumah tangga dalam melangsungkan kehidupannya. Ibu Susi mencoba melakukan sebuah pemikiran untuk memulai bisnis industri dari bahan-bahan kain yang diolah menjadi pakaian siap pakai dengan inovasi yang beragam dalam sebuah bidang konveksi. Bakat yang diperolehnya dari mengikuti kursus menjahit begitu lulus Sekolah Menengah Akhir ini, menghantarkan Ibu Susi menjadi seorang entrepreneur yang handal dalam bidang konveksi. Konveksi ini mulai dibangun oleh Ibu Susi sekitar tahun 1988 setelah menikah dengan suaminya Bapak Burhan yang notabene-nya merupakan seorang pedagang pakaian. Atas dorongan suami, ibu Susi memulai usaha ini dengan memperoleh modal bahan-bahan kain yang siap diolah dari seorang pengusaha kain. Dengan bermodal kepercayaan dari pengusaha tersebut dalam menggunakan bahan-bahan kain darinya. Ibu Susi mencoba mengepakkan sayapnya keberbagai pasar-pasar grosir untuk menawarkan hasil produksinya. Pengusaha kain mengambil keuntungan Rp 1000,- per meter kain. Awalnya usaha ini hanya dilakukan dirumah kontrakan yang disewa ibu Susi untuk berproduksi. Seiring berkembangnya usaha ini, ibu Susi sudah mempunya rumah industri sendiri lengkap dengan mesin penjahit untuk berproduksi. Dengan kesungguhan yang dilakukan Ibu Susi, usaha yang digelutinya ini sudah bisa mencapai omset perbulannya Rp 10.000.000 sebelum dikurangi biaya operasional. Akan tetapi, disayangkan dengan omset segitu home industri konveksi ini belum mempunyai badan hukum usaha, sehingga masih belum berjalan sesuai undang-undang yang berlaku.

2. Visi dan Misi

Visi : Menjadikan Home Industri Konveksi ini berkualitas dari segi barang yang bermutu dan inovatif. Misi : Meningkatkan mutu dengan berpegang pada ketekunan, kejujuran dan kesabaran agar mencapai keuntungan yang maksimal dan bermanfaat bagi semua orang melalui inovasi produk yang sesuai serta pelayanan yang baik bagi konsumen maupun para pedagang.

3. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Ruang lingkup bidang usaha pada home industri ini merupakan usaha yang bergerak dalam bidang konveksi. Home industri disini bertindak sebagai pengolah bahan kain yang belum jadi, menjadi pakaian jadi. Sedangkan untuk penyediaan bahan baku dan penjualan, pihak industri melakukan kerjasama dengan beberapa supplier dan pedagang. Untuk menjaga kualitas barang yang diproduksi home industri menjalin kerja sama dengan para pengusaha kain dari orang-orang chines. Pengusaha kain ini merupakan penyedia bahan baku berupa kain yang akan diproduksi oleh home industri menjadi pakaian jadi. Dari awalnya usaha ini berdiri sampai sekarang ini Ibu Susi selalu membeli bahan baku pada para pengusaha kain chines karena kualitas untuk kain bagus. Hasil produksi home industri ini didistribusikan ke pasar-pasar grosir seperti: Pasar Tanah Abang, Pasar Cipulir dan Pasar Jatinegara. 4. Tujuan Pendirian Perusahaan yang bergerak dalam industri rumah tangga, pada dasarnya didirikan adalah bertujuan untuk mencari keuntungan serta untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen akan suatu produk yang berkualitas dan bermutu. Keuntungan akan digunakan oleh perusahaan untuk bertahan hidup atau bahkan untuk bisa berkembang. Sedangkan penciptaan kualitas dan mutu yang baik dengan biaya rendah adalah syarat utama jika perusahaan menginginkan keuntungan yang terus meningkat. Untuk mencapai semua itu dibutuhkan kerja keras dan keahlian dalam mengolah sumber daya perusahaan. Adapun tujuan berdirinya home industri konveksi ini sebagai berikut: