KONDISI UMUM LOKASI Analisis Nilai Ekonomi Dan Sosial Ekowisata Tangkahan (Studi Kasus di Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Sumatera Utara)

Yessy Mei Nina Simanjuntak : Analisis Nilai Ekonomi Dan Sosial Ekowisata Tangkahan Studi Kasus di Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Sumatera Utara, 2009.

IV. KONDISI UMUM LOKASI

Letak Geografis dan Topografi Berdasarkan letak geografis, kawasan Tangkahan berada pada 3 41’1”LU – 98 4’28,2”BT. Secara administratif, kawasan Tangkahan termasuk dalam Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang, Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Tangkahan berada pada ketinggian 130- 200mdpl dengan jenis tanah terdiri atas podsolik dan litosol dengan topografi berupa kawasan landai, berbukit dengan kemiringan yang bervariasi 45-90 Kurniawan dan Burhanuddin, 2004. Berdasarkan data Lembaga Pariwisata Tangkahan, kawasan yang dikembangkan sebagai kawasan ekowisata terdapat di bagian dalam Taman Nasional Gunung Leuser TNGL. Adapun kawasan tersebut memiliki batas-batas yang antara lain: Sebelah Utara : Perkebunan Kelapa sawit milik PTPN II Kuala Sawit. Sebelah Selatan : Perkebunan kelapa sawit milik PT. Ganda Permana Sebelah Timur : Dusun Kuala Buluh Sebelah Barat : TNGL Luas kawasan Berdasarkan data Lembaga Pariwisata Tangkahan, kawasan ekowisata Tangkahan meliputi kawasan ekowisata seluas ± 103 hektar, kawasan perkampungan seluas 18.526 hektar, dan kawasan hutan seluas 17.653 hektar, sehingga keseluruhannya mencapai ± 36.282 hektar. Yessy Mei Nina Simanjuntak : Analisis Nilai Ekonomi Dan Sosial Ekowisata Tangkahan Studi Kasus di Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Sumatera Utara, 2009. Keadaan Iklim Suhu udara pada kawasan ini adalah 21,1 C – 27,5 C dengan kelembaban nisbi berkisar antara 80-100. Musim hujan di daerah ini berlangsung merata sepanjang tahun tanpa musim kering yang berarti dengan curah hujan rata-rata 2000-3200 mmthn. Mengingat musim hujan yang merata sepanjang tahun serta kawasan yang rata-rata masih tertutup hutan, air bukanlah masalah di daerah ini. Sebagian besar kebutuhan air masyarakat di daerah ini di peroleh dari unsur tanah dan sungai Kurniawan dan Burhanuddin, 2004. Daya Tarik Kawasan Ekowisata Kawasan ekowisata Tangkahan berada di Zona penyangga TNGL dan berbatasan langsung dengan PTPN II Kuala Sawit, dan kebun karet Kecamatan Batang Serangan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Kawasan ekowisata Tangkahan memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang dapat dijadikan daya tari wisata. Pohon-pohon besar dengan diameter 1 meter diantaranya adalah pohon kayu jenis damar, meranti, dan cendana. Hutan TNGL di kawasan Tangkahan memiliki enam spesies primata, seperti Orangutan Sumatera, Siamang, Owa, Kedih, Monyet ekor panjang dan Beruk. Adapun fauna yang lain yang dapat di lihat di kawasan ekowisata Tangkahan ini adalah Tupai kecil, Burung Rangkong, Srigunting Batu dan Elang Kurniawan dan Burhanuddin, 2004. Selain kekayaan flora dan fauna, kawasan Tangkahan juga memiliki wisata petualangan, diantaranya jelajah hutan, yang sekaligus dapat belajar tentang flora dan fauna hutan hujan sambil berjalan-jalan di dalam hutan. Yessy Mei Nina Simanjuntak : Analisis Nilai Ekonomi Dan Sosial Ekowisata Tangkahan Studi Kasus di Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Sumatera Utara, 2009. Mendaki gunung, menyebrangi sungai dan menemui keajaiban alam di hutan hujan. Berkemah, menelusuri gua, trekking gajah, tubing dan lainnya. Sarana dan Prasarana Kawasan ekowisata Tangkahan terletak di pinggir Taman Nasional Gunung Leuser sekitar 105 km dari kota Medan, atau 3-4 jam perjalanan. Bus umum Pembangunan Semesta dengan rute Pinang Baris – Tangkahan yang tersedia 2 kali setiap hari, yaitu pada pukul 05.00 Wib dan 10.00 Wib. Atau dengan rute lainnya yaitu Pinang Baris - Simpang Robet yang tersedia setiap 30 menit. Lalu, perjalanan dari Simpang Robet menuju Tangkahan dapat di lanjutkan dengan menumpang ojek. Sarana penyeberangan di dalam Ekowisata Tangkahan menggunakan getekrakit dengan biaya Rp 2000. Hal ini sengaja dilakukan untuk menambah daya tarik kawasan Ekowisata Tangkahan. Keindahan Ekowisata Tangkahan tidak di dukung dengan kondisi jalan menuju lokasi yang rusak parah. Ditambah lagi kawasan ini belum di jangkau listrik. Sinyal telepon seluler juga belum ada di kawasan ini. Masyarakat menggunakan antena telepon untuk mendapatkan sinyal seluler agar dapat berkomunikasi jarak jauh. Yessy Mei Nina Simanjuntak : Analisis Nilai Ekonomi Dan Sosial Ekowisata Tangkahan Studi Kasus di Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang Kecamatan Batang Serangan Kabupaten Langkat Sumatera Utara, 2009.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai Ekonomi Ekowisata Berdasarkan Metode Biaya Perjalanan