Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008.
USU Repository © 2009
nilai tambah produk yang dihasilkan tersebut, dan bahan penolong ini tidak terdapat pada produk akhir.
Bahan penolong yang digunakan dalam kegiatan memproduksi saklar yaitu : a.
minyak glumus yang berfungsi untuk mencegah gesekan antar sesama bahan logam
b. air untuk mencuci besi pada proses penyepuhan
c. larutan unizinc 784 yang berfungsi memberikan warna kuningan pada bahan
yang telah disepuh d.
bahan–bahan kimia untuk membantu proses penyepuhan, seperti Udiprave, HCl, HNO2, K
2
SO
4
, ZnCl
2
, untuk penyepuhan seperti zinc atau galvanis. K
2
SO
4
, ZnCl
2
, merupakan zat kimia yang digunakan sebagai larutan elektrolit pada proses penyepuhan zinc. MAP 2000 make up dan MAP 2000
maintenance merupakan bahan yang dicampurkan dengan larutan elektrolit untuk mengilaktkan dan memutihkan bahan logam. Bahan penolong yang
digunakan untuk melakukan penyepuhan nikel adalah Udiprave, HBrO
3
, NiSO
4
, NiCl
2
. Zat kimia HBrO
3
, NiSO
4
, NiCl
2
digunakan sebagai larutan elektrolit pada proses penyepuhan nikel. Larutan Udiprave digunakan untuk
membantu menghilangkan minyak yang terdapat pada permukaan bahan logam dan membantu melepaskan lapisan kulit luar yang ada pada
permukaan bahan logam tersebut
II.6.2. Uraian Proses
Berikut ini dapat dilihat blok diagram pembuatan saklar tipe 808.
Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008.
USU Repository © 2009
Gambar 2.2. Blok Diagram Pembuatan Saklar Tipe 808 II.6.2.1. Bagian Pressing
Adapun uraian proses produksi dari bagian pressing, bahan baku yang
digunakan adalah lembaran rol, yaitu plat besi koil dan plat aluminium koil dan kawat. Adapun proses dari tiap bahan-bahan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Proses pengolahan plat besi koil dan plat aluminium koil. 1.1. Proses Pemotongan
Plat besi koil dan plat aluminium koil yang dibeli oleh perusahaan berbentuk lembaran-lembaran gulung dengan ukuran lebar 12 inchi atau 304.8 mm.
Didalam melakukan kegiatan produksi, lembaran-lembaran tersebut harus dipotong-
Pemotongan Pembentukan Per
Lembaran Rol Kawat
Pengepressan
Rol Ulir Penekukan
Penyepuhan Termosetting
Moulding Termoplastik
Moulding Pemanggangan
Pendinginan Urea
ABS
Buang Bram Tepung Titan
Penggilingan Bram
Perakitan Baut, Tembaga,
Kardus, Karton
Pengepakan BAG. PRESSING
Pengolahan Logam BAG. COMPRESSION
Pengolahan Plastik
Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008.
USU Repository © 2009
potong terlebih dahulu menjadi beberapa gulungan dengan menggunakan slitting cut machine.Ukuran lebar lembaran tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu
dengan menukar ukuran pisau pada slitting cut machine yang hendak digunakan. Tujuan dilakukannya pemotongan tersebut adalah untuk mempermudah proses
pencetakan atau pengepressan bahan dengan mesin press. Mesin yang digunakan untuk proses pemotongan bahan menjadi lembaran yang lebih kecil adalah dengan
menggunakan slitting cut machine. Keuntungan lain selain memperoleh kemudahan, adalah mengefisienkan penggunaan bahan.
Selain plat besi koil dan aluminium koil, juga dilakukan pemotongan terhadap bahan logam berupa kawat lichin. Kawat lichin berdiameter 0,8 mm yang
semula masih panjang dan tergulung dipotong hingga berukuran panjang 19 –20 mm. Kawat licin dengan panjang 19–20 mm inilah yang akan menjadi artikel 8019
pada saklar timbul tipe 808. Mesin yang digunakan untuk memotong kawat lichin adalah mesin kawat.
Bahan plat koil besi ini selanjutnya akan digunakan untuk membuat part- part yaitu 8080, 8081, 8010-A, 8013.
1.2. Proses Pengepressan Setelah plat besi koil dan aluminium koil dipotong menjadi beberapa
lembar dengan lebar yang lebih kecil, selanjutnya plat-plat ini dibawa ke mesin press untuk dibentuk sesuai bentuk yang diinginkan. Untuk plat besi, dibentuk pada mesin
auto power press 14 ton untuk membentuk artikel 8080, 8081, 8010-A, dan 8013,
Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008.
USU Repository © 2009
sedangkan plat aluminium koil dipress dengan menggunakan mesin auto power press 10 ton untuk membentuk artikel 4401 atau yang dinamakan dengan kelingan.
Untuk pembentukan artikel 8080, 8081, 8010-A, dan 8013, pada dasarnya memiliki prinsip kerja yang sama, namun yang membedakan dari tiap artikel adalah
perbedaan mal atau cetakan pada mesin, yang disesuaikan dengan artikel yang hendak dibuat.
Begitu juga untuk membuat artikel 4401, memiliki prinsip kerja yang sama dengan pembuatan artikel 8080, 8081, 8010-A, dan 8013. Perbedaan artikel 4401
dengan artikel lainnya adalah 4401 terbuat dari bahan plat aluminium koil dan perbedaan mal atau cetakan serta mesin yang digunakan.
1.3. Proses Penekukan Proses penekukan dilakukan pada komponenartikel 8080 dan 8081.
Setelah dibentuk dengan mesin auto power press, kemudian artikel ini mengalami proses penekukan yang dilakukan secara manual dengan bantuan handpress.
Artikel 8080 dan 8081 yang telah dibentuk oleh mesin press selanjutnya dibawa ke mesin tekuk, yaitu untuk menekuk bagian tertentu pada artikel 8080 dan
8081. Perbedaan dari kedua artikel hanyalah perbedaan posisi pada perakitan namun dari segi bentuk, keduanya memiliki bentuk yang sama dan untuk 8081 nantinya
akan dirakit dengan platina campuran sebagai penghubung dan pemutus arus. 1.4. Rol Ulir
Proses membuat ulir dilakukan pada artikel 8080, 8081, dan 8013 sebagai tempat ikatan baut. Rol ulir dilakukan dengan menggunakan mesin tap matic. Untuk
8080 dan 8081, rol ulir yang dikerjakan hanya 1 bagian, dimana nantinya akan
Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008.
USU Repository © 2009
dipergunakan sebagai tempat baut untuk mengikat artikel 8080 dan 8081 agar dapat terpasang dengan baik pada saat perakitan.
Sedangkan pada artikel 8013, pembuatan ulir dilakukan pada dua bagian, yaitu pada bagian kiri dan bagian kanan dari komponen tersebut. Tujuan dari
pembuatan ini juga untuk tempat baut dimana 8013 adalah sebagai tempat tombol 809 agar dapat melekat dengan baik.
1.5. Proses Penyepuhan Untuk mencegah terjadinya karat pada komponen–komponen yang terbuat
dari besi, maka perlu dilakukan penyepuhan terhadap seluruh artikel yang terbuat dari bahan dasar besi. Proses penyepuhan dilakukan dengan cara menggunakan
prinsip electro platting. Proses penyepuhan terdiri dari dua jenis, yaitu produk yang disepuh dengan zinc atau galvanis dan produk yang disepuh dengan nikel. Artikel
yang disepuh dengan zinc adalah artikel 8010-A dan 8013, sedangkan artikel yang disepuh dengan nikel adalah artikel 8080 dan 8081.
a. Proses Penyepuhan dengan menggunakan elektroda berupa zinc atau galvanis
Sebelum melakukan penyepuhan, artikel 8010-A dan 8013 dicuci terlebih dahulu dengan larutan Udiprave dengan suhu Sekitar 70 – 100
o
C. Tujuan dicuci dengan udiprave adalah untuk menghilangkan sisa minyak yang masih menempel
pada permukaan artikel sekaligus melepaskan lapisan kulit pada besi. Pencucian ini dilakukan dengan memasukan produk-produk ke dalam tong berisi larutan udiprave
yang dipanaskan dengan menggunakan bahan bakar arang selama lebih kurang 1 jam. Setelah lapisan minyak dan kulit besi dihilangkan, artikel - artikel tersebut
dicuci dengan air untuk melepaskan sisa larutan udiprave yang terdapat pada artikel.
Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008.
USU Repository © 2009
Kemudian artikel direndam lagi dalam larutan HCl dengan tujuan untuk menghilangkan sisa udiprave yang terdapat pada permukaan artikel ketika dicuci
dengan air dan sekaligus mengilatkan permukaannya. Selanjutnya produk dicuci lagi dengan air lalu kemudian disepuh.
Proses penyepuhan merupakan suatu proses elektrolisis. Logam pelapis ditempatkan pada bagian anoda atau elektroda positif, sementara logam yang ingin
disepuh diletakkan di bagian katoda atau elektroda negatif. Kemudian dialiri arus listrik searah bertegangan 6 Volt. Pada saat dialiri arus listrik, terjadi beberapa reaksi
pada elektrodanya. Pada penyepuhan zinc, reaksi yang terjadi pada elektrodanya adalah sebagai berikut:
Pada anoda : Zn
Zn
2+
+ 2e
-
Pada katoda : Zn
2+
+ 2e
-
Zn Pada proses ini yang menjadi sistem elektrolisisnya digunakan zinc plat
sebagai anodanya dan bahan-bahan yang menjadi larutan elektrolitnya adalah K
2
SO
4
, ZnCl
2
, MAP 2000 Make Up, MAP 2000 Maintenance. MAP 2000 Make Up dan MAP 2000 Maintenance ini berfungsi untuk memutihkan dan mengkilatkan
penampilan dari produk. Setelah proses penyepuhan berlangsung selama lebih kurang 35 menit
dengan arus searah bertegangan 6 Volt, selanjutnya artikel-artikel dicuci lagi dengan air dan kemudian direndam dalam larutan HNO
2
untuk melepaskan zat yang masih menempel pada artikel. Kemudian produk dicuci lagi dan diberi warna
dengan memasukan produk ke dalam larutan unizinc 784. Setelah pemberian warna,
Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008.
USU Repository © 2009
produk dicuci lagi dengan air lalu kemudian dikeringkan dengan menggunakan drier machine selama 10–15 menit sampai kering.
b. Proses Penyepuhan dengan menggunakan elektroda nikel Proses penyepuhan dengan menggunakan elektroda nikel hampir sama
prosesnya dengan penyepuhan menggunakan zinc. Hanya saja bedanya adalah pada pemberian warna dan bahan–bahan yang menjadi elektroda dan larutan elektrolitnya
serta cairan pencucinya. Untuk penyepuhan nikel digunakan nikel square sebagai elektrodanya dan H
2
SO
4
, HBr, NiSO
4
, NiCl
2
, MAP 2000 MU, dan MAP 2000 Maintenance sebagai larutan elektrolitnya.
Pada penyepuhan nikel, reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: Pada anoda
: Ni Ni
2+
+ 2e
-
Pada katoda : Ni
2+
+ 2e
-
Ni Blok diagram proses penyepuhan zinc dapat dilihat pada Gambar 2.3.
sedangkan proses penyepuhan nikel dapat dilihat seperti pada Gambar 2.4.
Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008.
USU Repository © 2009
Gambar 2.3. Blok Diagram Penyepuhan dengan Menggunakan Zinc
2. Proses Pengolahan Kawat 2.1. Pembentukan Per
Pengerjaan logam yang lain adalah pembuatan per yang dibuat dari bahan baku berupa kawat waja dengan diameter 0,6 mm. Pembentukan per dilakukan
dengan bantuan mesin per yang berkerja secara otomatis. Kawat waja yang panjang dimasukan ke dalam mesin per, kemudian mesin per akan membentuk kawat
Cuci dengan Udiprave Cuci dengan Air
Rendam HCl Cuci dengan Air
Electroplatting Cuci dengan Air
Rendam dalam HNO2 Cuci dengan Air
Pewarnaan dengan Unizinc Cuci dengan Air
Pengeringan
Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008.
USU Repository © 2009
menjadi seperti per yang kemudian dipotong dengan ukuran panjang sekitar 8–8,5 mm.
Gambar 2.4. Blok Diagram Penyepuhan dengan Menggunakan Nikel
2.2. Proses Pemanggangan Per yang telah selesai dibuat dengan menggunakan mesin per masih dalam
kondisi kaku dan tidak elastis. Untuk itu per–per tersebut masih harus dipanggang lagi untuk mendapatkan keelastisannya. Pemanggangan dilakukan dengan
menggunakan oven yang memiliki suhu maksimum 300
o
C selama lebih kurang 1 jam.
Cuci dengan Udiprave Cuci dengan Air
Rendam H
2
SO
4
Cuci dengan Air Electroplatting
Cuci dengan Air Rendam dalam HCl
Cuci dengan Air Pengeringan
Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008.
USU Repository © 2009
Proses pendinginan dilakukan terhadap per yang telah mengalami proses pemanggangan, dengan tujuan adalah untuk menciptakan per yang elastis, Hal ini
dilakukan dengan cara per–per tersebut harus langsung dikejutkan dengan proses pendinginan. Proses pendinginan ini dilakukan dengan menggunakan kipas angin
listrik yang dinyalakan dan diarahkan ke per–per tersebut yang masih berada di dalam oven.
II.6.2.2. Bagian Compression
1. Termosetting Moulding Pengolahan plastik jenis termosetting moulding dikerjakan untuk
menghasilkan artikel 809 yaitu kutub saklar. Pencetakan dilakukan dengan menggunakan mesin injection jenis termosetting. Bahan baku yang digunakan
adalah tepung urea berwarna putih. Tepung urea dimasukkan ke dalam mesin injection dan kemudian mesin akan mencetak produk sesuai dengan bentuk mal
yang telah ditentukan. Pada mesin injection jenis termosetting, tepung urea yang diinject pada mal, tidak dalam keadaan cair seutuhnya, melainkan dalam bentuk
kental, yang kemudian dipanaskan dalam suhu yang sangat tinggi di dalam cetakan mal. Jika terjadi kerusakan atau cacat pada hasil cetakan, maka plastik ini tidak
dapat didaur ulang kembali. Untuk plastik termosetting, hasil cetakan masih memiliki bram–bram sehingga hasil cetakan ini masih harus dibawa ke mesin molen
untuk membuang bram–bram yang terdapat pada artikel tersebut. Artikel 809 sebelumnya tidak pernah dipakai dalam pembuatan saklar timbul
tipe 808 ini. Artikel yang dipakai sebelumnya adalah artikel 808–C. Pertimbangan
Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008.
USU Repository © 2009
pemakaian artikel 809 ini sebagai pengganti artikel 808–C karena didasari oleh pertimbangan estetika atau keindahan. Artikel 808–C mempunyai bentuk yang sama
dengan artikel 809. Perbedaannya terletak pada bahan bakunya dimana artikel 808– C dibuat dari bahan termoplastik sedangkan artikel 809 terbuat dari bahan
termosetting. Hasil pencetakan dengan menggunakan bahan termoplastik untuk membuat tombol saklar kurang bagus bila dibandingkan dengan menggunakan
bahan termosetting. 2. Termoplastic Moulding
Pengolahan plastik jenis termoplastic moulding dikerjakan untuk menghasilkan artikel 808–A dan 808-B. Proses pencetakan plastik berbahan
termoplastis sangat berbeda dengan pencetakan plastik termosetting. Bila bahan termosetting langsung dicetak dan harus dalam keadaan panas, bahan termoplastis
akan dilelehkan terlebih dahulu di dalam barel, lalu kemudian diinject dan dicetak dalam keadaan dingin. Mesin yang digunakan untuk mencetak plastik berbahan
termoplastik adalah mesin injection jenis termoplastis. Bahan baku untuk termoplastic moulding adalah tepung abs acrylonitrile
butadiene styrene dan tepung tiona Titanium Dioxide Pigment. Kedua bahan ini dicampur dengan perbandingan 1000gr : 15gr. Tepung abs yang digunakan sebanyak
1000gr, dan tepung tiona yang perlu ditambahkan cukup 15gr saja. Fungsi tepung tiona ini hanya untuk memberikan warna krem pada hasil cetakan. Selanjutnya
campuran tepung abs dan tepung tiona ini dimasukkan ke dalam mesin injection. Mesin injection akan melelehkan campuran tepung ini terlebih dahulu baru
Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008.
USU Repository © 2009
kemudian dicetak. Jika terjadi kerusakan atau cacat pada hasil cetakan, plastik tersebut masih dapat dihancurkan dan digunakan kembali sebagai bahan baku.
3. Pembuangan Bram Pembuangan bram hanya dilakukan pada hasil cetakan plastik termosetting
moulding. Hasil cetakan termosetting lebih keras dibandingkan dengan hasil cetakan termopalstik, namun lebih rapuh. Sehingga pembuangan bram ini dapat dilakukan
dengan menggunakan mesin molen. Sistem kerja mesin molen ini seperti mesin cuci yang hanya berputar dengan kecepatan tertentu, yang membuat artikel–artikel
plastik terbanting–banting sehingga bramnya terlepas sendiri dari cetakannya. 4. Penggilingan
Bram maupun produk yang cacat dari termoplastic moulding masih dapat didaur ulang untuk digunakan kembali sebagai bahan baku pecetakan plastik
termoplastis. Bram dan produk yang cacat dihancurkan menjadi serpihan plastik dengan menggunakan mesin penggiling.
II.6.2.3.Perakitan
Setelah semua artikel selesai diproduksi, kegiatan selanjutnya adalah merakitnya menjadi komponen saklar tipe 808 yang utuh. Pada saat perakitan, juga
dilakukan pemeriksaan–pemeriksaan, yaitu pemeriksaan terhadap berfungsi atau tidaknya saklar yang telah dirakit dan pemeriksaan ketepatan rakitan. Pemeriksaan
kedua merupakan pemeriksaan posisi tombol saklar. Bila posisinya belum tepat, maka letak rakitan digeser dengan menggeser pen atau kawat sehingga diperoleh
diperoleh posisi yang paling sesuai.
Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008.
USU Repository © 2009
30 10
10 36
38 14
4
57
II.6.2.4. Pengepakan
Setelah saklar selesai dirakit, langkah terakhir adalah mengemasnya. Saklar dikemas ke dalam kotak kecil, dimana setiap kemasan dapat diisi saklar sebanyak 24
unit. Lalu kemudian kemasan–kemasan kecil ini dikemas ke dalam kardus besar yang bermuatan 25 kemasan kecil.
Produk saklar 808 yang sudah selesai dirakit dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5. Produk Saklar Tipe 808
II.6.3. Mesin dan Peralatan