LANDASAN TEORI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry

Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009

BAB III LANDASAN TEORI

III.1. Teori Mutu Kualitas Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat disegala bidang. Persaingan bukan hanya mengenai seberapa tinggi tingkat produktivitas perusahaan dan seberapa rendahnya tingkat harga produk maupun jasa, namun lebih kepada kualitas produk atau jasa tersebut, kenyamanan, kemudahan serta ketepatan dan kecepatan waktu dalam pencapaiannya. Kualitas merupakan topik yang hangat didunia bisnis dan akademik. Faktor utama yang menentukan kinerja suatu perusahaan adalah kualitas barang dan jasa yang dihasilkan. Produk atau jasa yang berkualitas adalah produk atau jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumennya. Oleh karena itu organisasiperusahaan perlu mengenal konsumen dan mengetahui kebutuhan dan keinginannya. Ada banyak sekali defenisi kualitas yang sebenarnya defenisi yang satu hampir sama dengan defenisi yang lainnya. Pengertian kualitas menurut beberapa ahli antara lain : 1 1 W.A. Dorothea, “Manajemen Kualitas : Pendekatan Sisi Kualitas” , 2002, Hal. 1. Juran 1962 “kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya”. Crosby 1979 “kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan yang meliputi availability, delivery, reability, maintainability, dan cost effectiness”. Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009 Deming 1982 “kualitas harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang dan dimasa mendatang”. Feigenbaum 1991 “Kualitas merupakan keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang meliputi marketing, engineering, manufacture, dan maintenance, dalam mana produk dan jasa tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan”. Scherkenbach 1991 “Kualitas ditentukan oleh pelanggan; pelanggan menginginkan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan harapannya pada suatu tingkat harga tertentu yang menunjukkan nilai produk tersebut”. Elliot 1993 “kualitas adalah sesuatu yang berbeda untuk orang yang berbeda dan tergantung pada waktu dan tempat, atau dikatakan sesuai dengan tujuan”. Goetch dan Davis 1995 “kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan, proses, orang dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan”. Perbendaharaan Istilah ISO8402 dan dari Standar Nasional Indonesia SNI 19-8402-1991, kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar. Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009 Kualitas merupakan bagian dari semua fungsi usaha yang lain pemasaran, SDM, keuangan, dan lain-lain. Dalam kenyataannya penyelidikan kualitas adalah suatu penyebab umum yang alamiah untuk mempersatukan fungsi-fungsi usaha. 2 Disain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul terdefenisikan sedemikian sehingga informasi yang berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti dapat dikumpulkan. Selain itu, kualitas merupakan suatu proses perbaikan yang terus-menerus continuous improvement process yang dapat diukur, baik secara individual, organisasi, korporasi, dan tujuan kinerja nasional. Dukungan manajemen, karyawan dan pemerintah untuk perbaikan kualitas adalah penting bagi kemampuan berkompetisi secara efektif di pasar global. Perbaikan kualitas lebih dari suatu strategi usaha, melainkan merupakan suatu tanggung jawab pribadi, bagian dari warisan kultural, dan merupakan sumber penting kebanggaan nasional. Demikianlah, konsep kualitas harus bersifat menyeluruh, baik produk maupun prosesnya. Kualitas produk meliputi kualitas bahan baku dan barang jadi sedangkan kualitas proses meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi proses manufaktur. III.2. Disain Eksperimen 3 2 W.A. Dorothea, “Manajemen Kualitas : Pendekatan Sisi Kualitas “ , 2002, hal. 2. 3 Sudjana, “Disain dan Analisa Eksperimen”, Bandung, Penerbit Tarsito, 1985, hal. 1. Jadi disain sebuah eksperiman merupakan langkah-langkah lengkap yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen dilakukan agar supaya data yang Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009 semestinya diperlukan dapat diperoleh sehingga akan membawa kepada analisis objektif dan kesimpulan yang berlaku untuk persoalan yang sedang dibahas. Desain suatu eksperimen bertujuan untuk memperoleh atau mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang diperlukan dan berguna dalam melakukan penyelidikan persoalan yang akan dibahas. 4 Langkah-langkah membuat disain eksperimen yaitu : Dalam hal ini informasi yang dibutuhkan dalam penyelidikan dilakukan sesederhana mungkin dan seefisien mungkin agar penyelidikan mudah dilaksanakan, dan data yang diperoleh berdasarkan disain akan dapat cepat dianalisis di samping juga akan bersifat ekonomis. 5 4 Sudjana, “Disain dan Analisa Eksperimen”, Bandung, Penerbit Tarsito, 1985, hal. 2. 5 Ibid, hal. 9. 1. Pernyataan mengenai masalah dan persoalan yang dibahas. 2. Perumusan hipotesis. 3. Penentuan teknik dan disain eksperimen yang diperlukan. 4. Pemeriksaan semua hasil yang mungkin dan latar belakang atau alasan-alasan agar supaya eksperimen setempat mungkin memberikan informasi yang diperlukan. 5. Mempertimbangkan semua hasil yang mungkin ditinjau dari prosedur statistika yang diharapkan berlaku untuk menjamin dipenuhinya syarat-syarat yang diperlukan dalam prosedur tersebut. 6. Melakukan eksperimen. 7. Penggunaan teknik statistika terhadap hasil eksperimen. Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009 8. Mengambil kesimpulan dengan jalan menggunakan atau memperhitungkan derajat kepercayaan yang wajar mengenai satuan-satuan yang dinilai. 9. Penilaian seluruh penelitian, dibandingkan dengan penelitian-penelitian lain mengenai masalah yang sama. Pada percobaan ini disain yang dipakai adalah eksperimen faktorial, yaitu eksperimen yang semua hampir semua taraf sebuah faktor dari tiap faktor lain yang ada dalam eksperimen itu. Beberapa istilah yang digunakan adalah : 1. Perlakuan Yaitu sekumpulan kondisi eksperimen yang akan digunakan terhadap unit eksperimen dalam ruang lingkup disain yang dipilih. 2. Faktor Yaitu karateristik yang membedakan satu populasi atau perlakuan terhadap populasi atau perlakuan lainnya. 3. Unit Eksperimen Yaitu unit yang dikenai perlakuan tunggal mungkin merupakan gabungan beberapa faktor dalam sebuah replikasi eksperimen dasar. 4. Replikasi Pengulangan dari eksperimen dasar. 5. Efek dan interaksi Dalam kebanyakan penelitian, variabel bebas yang memberikan efek sering terlibat dalam jumlah dari satu macam variabel pada variabel tidak bebas atau variabel respon yang hasilnya ingin diketahui. Untuk keperluan disain, variabel bebas dinamakan faktor dan nilai-nilai atau klasifikasi dari faktor dinamakan Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009 taraf faktor. Faktor yang dinyatakan dengan huruf kecil sedangkan taraf faktor dinyatakan dengan bilangan yang dituliskan sebagai indeks untuk faktor-faktor yang bersangkutan. Antara faktor-faktor yang memberikan efek pada variabel respon, dapat bebas atau independen sehingga akan terjadi interaksi diantara faktor-faktor, Secara umum interaksi adalah apabila perubahan dalam sebuah faktor mengakibatkan nilai variabel respon, yang berbeda untuk tiap taraf faktor lainnya, maka antara kedua faktor itu dapat dikatakan berinteraksi. III.3. Eksperimen Faktorial Menurut Sudjana 1985, eksperimen faktorial adalah eksperimen yang semua hampir semua taraf sebuah faktor tertentu dikombinasikan atau disilangkan dengan semua hampir semua taraf tiap faktor lainnya yang ada dalam eksperimen itu. Sedangkan menurut Sugandi dan Sugiarto 1994, percobaan faktorial bukan suatu rancangan, karena percobaan ini tidak mengatur sistem pengacakan, tetapi hanya teknik penyusunan perlakuan sedemikian rupa sehingga sumber ragam perlakuan dapat dipecah untuk menguji pengaruh masing-masing faktor, dan apakah ada kerjasama antarfaktor yang terlibat interaksi antarfaktor. Jadi, suatu percobaan disebut percobaan faktorial bila perlakuannya terdiri dari kombinasi lengkap antarlevel antartaraf dari dua faktor atau lebih dan masing- masing faktor terdiri dari dua taraf atau lebih. Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009 Keuntungan dari penggunaan percobaan faktorial adalah : 6 Berdasarkan metode pelaksanaanpenerapan unit-unit eksperimen maka eksperimen terbagi atas tiga, yaitu : 1. Semua unit percobaan digunakan dalam mengevaluasi efek dari masing-masing faktor. Hal ini berarti efesiensi dalam penggunaan materi percobaan, karena setiap taraf dari suatu faktor dicoba pada semua taraf dari faktor lain. 2. Interaksi antarfaktor dapat diduga. Ini berarti dapat diketahui apakah masing- masing faktor bekerja sendiri-sendiri atau ada kerja sama antarfaktor. 3. Ruang lingkup kesimpulan dapat diperluas dengan jalan menambah faktor yang diteliti. Dengan demikian, efek suatu faktor dapat direkomendasikan pada berbagai kondisi yang sesuai. Disamping keuntungan yang bisa diperoleh, percobaan faktorial mempunyai kelemahan, yaitu bila jumlah faktor yang diteliti lebih dari tiga, penggunaan rancangan dengan kelompok lengkap akan menimbulkan kesulitan, karena dibutuhkan banyak meteri percobaan, sehingga perlu dimodifikasi menjadi rancangan kelompok tak lengkap. Karena seringnya terdapat eksperimen faktorial yang menyangkut sejumlah faktor dengan banyak taraf untuk masing-masing faktor dua buah, maka pembahasan mengenai hal ini perlu dilakukan. Disain faktorial yang menyangkut k buah faktor dengan tiap buah faktor hanya terdiri atas dua buah taraf. Disain demikian deberi nama disain faktorial 2 k . Eksperimen faktorial 2 k dimana banyak taraf 2, ditulis menjadi bilangan pokok sedangkan banyak faktor adalah k, sebagai pangkat. 6 Sugandi dan Sugiarto, “Rancangan Percobaan : Teori Dan Aplikasi”, Yogyakarta, Penerbit Andi Offset, 1994, hal. 108. Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009 1. Rancangan acak sempurna, jika perlakuan pada unit eksperimen dilakukan secara acak dan lengkap. 2. Rancangan acak kelompok, jika perlakuan pada unit eksperimen dilakukan kontrol lokalkelompok. 3. Rancangan kuadrat latin, unit eksperimen diacak per dua satuan kontrol. Berdasarkan metode eksperimen diatas, maka rancangan yang tepat untuk penelitian ini adalah rancangan acak sempurna karena rancangan acak sempurna digunakan untuk percobaan yang mempunyai media atau tempat percobaan yang seragam atau homogen. Apabila media percobaan homogen, maka media atau tempat percobaan tidak memberikan pengaruh pada respon yang diamati. Eksperimen yang dilakukan secara acak sempurna melibatkan empat buah faktor A, B, C dan D, tiap faktor mempunyai dua buah taraf. Disain yang diperoleh akan merupakan disain eksperimen faktorial 2 4 acak sempurna, maka didapatlah enam belas kombinasi perlakuan : 1, a, b, ab, c, ac, bc, abc, d, ad, bd, abd, cd, acd, bcd, dan abcd. Penyelesaian selanjutnya dengan metoda Algoritma Yates untuk menghitung kontras dan jumlah kuadrat JK tiap kombinasi perlakuan dan eksperimen faktorial 2 4 dapat dilihat pada Tabel 3.1. Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009 Tabel 3.1. Skema Perhitungan Kontras Metoda Yates untuk Disain Faktorial 2 4 Kombinasi Perlakuan Respon Kolom 1 Kolom 2 Kolom 3 Kolom 4 = Kontras 1 1 1+a 1+a+b+ab 1+a+b+ab+ c+ac+ bc+abc Total a A b+ab c+ac+ bc+abc d+ad+ bd+abd+ cd+acd+ bcd+abcd R2 2 A b B c+ac d+ad+ bd+abd a-1+ ab-b+ ac–c+ abc-bc R2 2 B ab Ab bc+abc cd+acd+ bcd+abcd ad–d+ abd-bd+ acd-cd+abcd-bcd R2 2 AB c C d+ad a-1+ ab-b b+ab-1- a+ bc+abc-c-ac R2 2 C ac Ac bd+abd ac–c+ abc-bc bd+abd-d-ad+ bcd+abcd-cd-acd R2 2 AC bc Bc cd+acd ad–d+ abd-bd ab-b-a+1+ abc- bc-ac+c R2 2 BC abc Abc bcd+abcd acd-cd+abcd-bcd abd-bd-ad+d+ abcd-bcd-acd+cd R2 2 ABC d D a-1 b+ab-1- a c+ac+ bc+abc-1- a-b-ab R2 2 D ad Ad ab-b bc+abc-c-ac cd+acd+ bcd+abcd- d-ad-bd-abd R2 2 AD bd Bd ac–c bd+abd-d-ad ac–c+ abc-bc- a+1-ab+b R2 2 BD abd Abd abc-bc bcd+abcd-cd-acd acd-cd+abcd-bcd- ad+d-abd+bd R2 2 ABD cd Cd ad-d ab-b-a+1 bc+abc-c-ac-b-ab- +1+a R2 2 CD acd Acd abd-bd abc-bc-ac+c bcd+abcd-cd-acd- bd-abd+d+ad R2 2 ACD bcd Bcd acd-cd abd-bd-ad+d abc-bc-ac+c- ab+b+a-1 R2 2 BCD abcd Abcd abcd-bcd abcd-bcd-acd+cd abcd-bcd-acd+cd- abd+bd+ad-d R2 2 ABCD Sumber: Sudjana, Prof. DR. MA,MSc : Disain dan Analisa Eksperimen, Bandung, Penerbit Tarsito, 1985. Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009 Untuk mengisi tabel analisa varians maka perlu dihitung Y 2 , jumlah kuadrat semua pengamatan dan jumlah kuadrat tiap efek kombinasi perlakuan : k r kontras efek JK 2 . 2 = Bentuk umum daftar analisa varians ANAVA untuk eksperimen faktorial 2 4 dengan r kali replikasi untuk tiap sel dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Daftar Anava Sumber Variansi Db JK KT F Rata-rata Perlakuan : Efek Utama 1 Ry R - A a-1 Ay A AE B b-1 By B BE AB a-1.b-1 ABy AB ABE C c-1 Cy C CE AC a-1.c-1 ACy AC ACE BC b-1.c-1 BCy BC BCE ABC a-1.b-1.c-1 ABCy ABC ABCE D d-1 Dy D DE AD a-1.d-1 ADy AD ADE BD b-1.d-1 BDy BD BDE ABD a-1.b-1.d-1 ABDy ABD ABDE CD c-1.d-1 CDy CD CDE ACD a-1.c-1.d-1 ACDy ACD ACDE BCD b-1.c-1.d-1 BCDy BCD BCDE ABCD a-1.b-1.c-1.d-1 ABCDy ABCD ABCDE Kekeliruan Abc.n-1 Ey E Jumlah R2 k ∑ 2 Y Sumber: Sudjana, Prof. DR. MA,MSc : Disain dan Analisa Eksperimen, Bandung, Penerbit Tarsito, 1985. Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009 Rumus untuk menghitung ∑ 2 Y yaitu : ∑ 2 Y = ∑∑∑ = = = a i b j n k ijk Y 1 1 1 2 , dengan dk= abcdn Ey = ∑ Y 2 -Ry-Ay-By-ABy-Cy-ACy-BCy-ABCy-Dy-ADy-BDy-ABDy-CDy- ACDy-BCDy-ABCDy III.4. Uji Keseragaman Data Analisa ragam adalah metode untuk menguraikan keragaman total data kita menjadi komponen-komponen yang mengukur berbagai sumber keragaman. 7 Tabel 3.3. Data Hasil Pengamatan Misalkan nilai data pengamatan suatu percobaan seperti pada Tabel 3.3. Perlakuan Ulangan Total 1 2 3 J 1 Y11 Y12 Y13 Yj ∑ = = n j Y j Y 1 1 1 2 Y21 Y22 Y23 Yj ∑ = = n j Y j Y 1 2 2 3 Y31 Y32 Y33 Yj ∑ = = n j Y j Y 1 3 3 P YP1 YP2 YP3 Yj ∑ = = n j Yp Ypj 1 Total ∑ ∑ = = = n j i Y Yij 1 1 7 Walpole R. E., “Pengantar Statistik” , Edisi Ketiga, PT. Gramedia Pustaka Utama, 1995, hal. 382. Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009 Sumber: Suntoyo Yitnusumarto: Percobaan perancangan, analisa dan interprestasi, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993.Hal. 15. Untuk menganalisa ragam dari data hasil percobaan diatas diambil langkah- langkah sebagai berikut : 1. Hitung terlebih dahulu faktor korelasi FK pn Yij FK p i n j 2 1 1     = ∑∑ = = 2. Hitung jumlah-jumlah kuadrat yang diperlukan JK Total ∑∑ = = − = p i n j FK ij Y 1 1 2 FK Y Y Y Y − + + + + = ln ... 13 12 11 2 2 2 2 JKperl FK n Yij p i n j −     = ∑ ∑ = = 1 2 1 JKperl FK n Yij n Yij n Yij n Yij n j n j n j n j −     + +     +     +     = ∑ ∑ ∑ ∑ = = = = 2 1 2 1 2 1 2 1 ... JKGperc = JKTotal - JKPerlakuan 3. Hitung KT setiap sumber keseragaman KTperl = JKperldbperl KTGperc = JKGpercdbGperc 4. Pengujian pengaruh perlakuan : Uji F F hitung = KT.perlKTg.perc Dimana : Fhitung F α tabel nilai Fhitung dapat dilihat pada tabel nilai kritik sebaran F lampiran 2. Analisis ragam data dapat dilihat pada Tabel 3.4. Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009 - Untuk α = 0,01; ada pengaruh perlakuan yang sangat nyata atau ada perbedaan antar perlakuan yang sangat nyata. - Untuk α = 0,05; ada pengaruh perlakuan yang nyata atau ada perbedaan antar perlakuan yang nyata. Tabel 3.4. Analisis Ragam Data Sumber Keragaman Derajat Bebas db Jumlah Kuadrat JK Kuadrat Tengah KT F hitung Perlakuan p-1 JKp Ktperl=S1 2 = 1 − n p JKg 2 2 2 1 S S Fhitung = Galat Percobaan Pn-1 JKG KTG.perc=S2 2 = 1 − p JK Total pn-1 JKT=JKP+JKG KTT=S 2 = 1 − np JKT Sumber: Sudjana, Prof, Dr, Ma,Msc : Pengantar Statistik, Bandung Penerbit Tarsito, 1985. 5. Hitung koefisien keragaman Koefisien keragaman merupakan suatu koefisien yang menunjukkan derajat kejituan precision atau accuracy dan keandalan kesimpulan yang diperoleh dari suatu percobaan. Secara umum dapat dikatakan bahwa jika KK makin kecil berarti derajat kejituan dan keandalan akan makin tinggi dan akan makin tinggi pula keabsahan validitas kesimpulan yang diperoleh dari percobaan tersebut. Meskipun demikian nilai riel KK yang dianggap baik hingga sekarang belum dapat dibakukan, karena nilai KK ini tergantung pada banyak faktor. 8 8 Hanafiah Kemas Ali, “Rancangan Percobaan : Teori Dan Aplikasi”, Jakarta, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, 1995, hal. 31. Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009 Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai KK ini antara lain : a. Heterogenitas bahan, alat, media, lingkungan percobaan, makin heterogen bahan, alat, media dan lingkungan percobaan akan dihasilkan KK yang makin besar pula.Untuk mengatasinya pilihlah bahan, alat, media dan lingkungan yang sehomogen mungkin. b. Lokal kontrol, adanya lokal kontrol akan memperkecil KK. Jika lokal kontrol ini makin efektif akan diperoleh KK yang makin kecil, untuk itu pengaturan lokal kontrol harus dilakukan sebaik mungkin, misalnya lokal kontrol berupa pengelompokan, maka masing-masing kelompok- kelompok ini harus diusahakan sehomogen mungkin, sedangkan antara kelompok-kelompok ini diusahakan seheterogen mungkin. c. Selang perlakuan, akan menentukan kisaran nilai dari data percobaan. Makin lebar selang perlakuan ini biasanya diikuti oleh selang pengamatan yang makin lebar, sehingga akan diperoleh nilai KK yang makin besar pula. Untuk mengurangi pengaruh selang ini, maka selang perlakuan atau kisaran data harus diupayakan sesempit mungkin. d. Ulangan percobaan. Memperbanyak ulangan perlakuan dapat memperkecil KK, sehingga meningkatkan derajat kejituan dan keandalan hasil percobaan. Koefisien keragaman ini dinyatakan sebagai persen rata-rata dari rata-rata umum percobaan sebagai berikut : Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009 100 . 100 x Y perc KTg x Y S KK = = Koefisien keragaman digunakan untuk memberikan gambaran tentang besarnya seberapa jauh keragaman yang terdapat di dalam suatu populasi tertentu. Dari besarnya koefisien keragaman ini dapat dilihat apakah populasi yang dipelajari homogen atau heterogen. Dalam kaitannya dengan percobaan, informasi yang dapat diberikan oleh KK ini sangat bermanfaat untuk mengevaluasi percobaan tersebut. III.5. Uji Normalitas Analisis statistik yang pertama dilakukan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik yang berupa uji normalitas. Kepastian terpenuhinya syarat normalitas akan menjamin dapat dipertanggungjawabkannya langkah-langkah analisis statistik selanjutnya sehingga kesimpulan yang diambil juga dapat dipertanggungjawabkan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan uji normalitas data. Cara yang dimaksud adalah dengan mempergunakan rumus model Chi Kuadrat X 2 dan Lilliefors. Uji normalitas yang dipergunakan berikut adalah model Chi Kuadrat X 2 . Untuk menguji harga X 2 tersebut dipergunakan taraf signifikan 5 p = 0.05 dengan db derajat kebebasan k-3. 9 Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009 Komponen tabel distribusi frekuensi terdiri dari interval kelas, batas kelas, titik tengah kelas, frekuensi, dan frekuensi kumulatif. Adapun keterangan masing-masing komponen tersebut di atas adalah sebagai berikut : 10 a. Interval kelasselang kelas adalah sejumlah nilai variabel yang ada di dalam batas kelas tertentu. b. Batas kelas adalah suatu nilai yang mambatasi kelas pertama dengan kelas lain. Cara mencari batas kelas adalah menjumlahkan ujung atas interval kelas pertama dengan ujung bawah interval kelas kedua kemudian dibagi dua. c. Titik tengah kelas adalah nilai yang terdapat ditengah interval kelasselang kelas. Langkah-langkah membuat distribusi frekuensi bagi segugus data yang besar adalah sebagai berikut : 11 - Mengurutkan data dari terkecil sampai terbesar - Menentukan jumlahbanyaknya interval, yang diperlukan, atau dapat juga dengan menggunakan rumus Sturges : k = 1 + 3.3 log n - Menentukan rentanganwilayah data R dengan rumus : R = data tertinggi – data terendah 9 Nurgiantoro, Burhan, Gunawan dan Marzuki, “Statistik Terapan”, Yogyakarta, Penerbit Gajah Mada University Press, 2002, hal. 108. 10 Danapriatna, Nana dan Rony Setiawan, “Pengantar Statistika”, Yogyakarta, Penerbit Graha Ilmu, 2005, hal. 13. 11 Ibid, hal. 14. Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009 - Membagi wilayah tersebut dengan banyaknya kelas untuk menduga lebar selanginterval dengan rumus : C = k s Jumlahkela R Wilayah - Menentukan data pada interval kelas. Langkah pertama adalah meletakkan data terendah dari data yang telah diurutkan di atas tadi, selanjutnya dengan menggunakan rumus C, yaitu dengan cara menjumlahkan data terendah tadi dengan lebar kelas C dan hasilnya dikurangi 1, demikian seterusnya untuk menentukan data pada interval kelas yang lain - Menentukan batas kelas : X 1 – 0.5 – X 2 + 0.5 - Menentukan titik tengah kelas : 2 2 1 X X + - Menentukan frekuensi masing-masing kelas - Menjumlahkan kolom frekuensi dan diperiksa apakah hasilnya sama dengan banyaknya total pengamatan n Apabila X 2 hitung X 2 tabel maka Ho diterima, artinya databerdistribusi normal.dan apabila X 2 hitung X 2 tabel maka Ho ditolak, artinya data tidak berdistribusi normal. III.6. Model dan Anava Desain Eksperimen Untuk menghitung F guna melakukan pengujian statistik, perlu diketahui model mana yang diambil. Model yang dimaksud ditentukan oleh taraf tiap faktor, apakah tetap atau acak. Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009 Karena taraf faktor bisa tetap atau acak maka akan didapatkan tiga buah model, yakni : 1. Model I tetap, taraf untuk faktor-faktor semuanya tetap. 2. Model II acak, taraf untuk faktor-faktor semuanya acak. 3. Model III campuran, taraf untuk faktor-faktor semuanya campuran. Dalam penelitian ini model yang digunakan adalah model acak, taraf untuk faktor-faktor diambil secara acak. Hipotesa nol yang dapat diuji untuk model ini adalah tidak terdapat efek faktor-faktor dan tidak terdapat efek interaksi antara faktor-faktor. Dalam bentuk perumusan Ho kita peroleh : H 01 : A 2 σ = 0 H 02 : A 2 σ = 0 H 03 : A 2 σ = 0 H 04 : A 2 σ = 0 H 05 : A 2 σ = 0 H 06 : A 2 σ = 0 H 07 : A 2 σ = 0 H 08 : A 2 σ = 0 H 09 : A 2 σ = 0 Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009 H 10 : A 2 σ = 0 H 11 : A 2 σ = 0 H 12 : A 2 σ = 0 H 13 : A 2 σ = 0 H 14 : A 2 σ = 0 H 15 : A 2 σ = 0 Nilai statistik F untuk pengujian hipotesis-hipotesis nol diatas adalah : F A = AE untuk H 01 F B = BE untuk H 02 F AB = ABE untuk H 03 F C = CE untuk H 04 F AC = ACE untuk H 05 F BC = BCE untuk H 06 F ABC = ABCE untuk H 07 F D = DE untuk H 08 F AD = ADE untuk H 09 F BD = BDE untuk H 10 F ABD = ABDE untuk H 11 F CD = CDE untuk H 12 Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009 F ACD = ACDE untuk H 13 F BCD = BCDE untuk H 14 F ABCD = ABCDE untuk H 15 Dengan derajat kebebasan masing-masing sama dengan dk pembilang dan dk penyebut tiap perlakuan yang membentuk nilai statistik F Fhitung. Kriterianya adalah tolak hipotesa awal Ho apabila Ftabel Fhitung atau Fhitung Ftabel atau apabila α F ini terlalu kecil dibandingkan dengan statistik dari anava. III.7. Uji Beda Nyata Jujur BNJ Uji BNJ dapat disebut dengan uji Tukey. Karena uji ini diusulkan oleh John W. Tukey sehingga dapat disebut juga dengan uji Tukey. Hasil yang diperoleh disimpulkan terdapat adanya pengaruh atau perbedaan antar perlakuan, belum dapat diberikan jawaban tentang perlakuan-perlakuan mana yang berbeda dengan yang lain dan perlakuan-perlakuan mana yang tidak. Kecuali untuk p = 2, karena sudah jelas bahwa yang satu berbeda dengan yang lain. 12 Uji ini dapat digunakan untuk membandingkan masing-masing perlakuan yang terdapat dalam percobaan, sehingga dapat diketahui antar perlakuan yang berbeda dan yang tidak berbeda, tanpa memperhatikan jumlah perlakuan yang dicobakan. Tetapi uji BNJ atau uji Tukey ini hanya dapat digunakan bila tiap perlakuan mendapat ulangan yang sama. Bila dalam percobaan hanya terdapat dua perlakuan. 12 Sugandi dan Sugiarto, “Rancangan Percobaan : Teori Dan Aplikasi”, Yogyakarta, Penerbit Andi Offset, 1994, hal. 55. Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009 Jika lebih dari dua perlakuan, diperlukan perbedaan yang lebih besar bagi BNJ atau uji Tukey untuk dapat dinyatakan ada perbedaan antar perlakuan. Dengan BNJ atau uji Tukey dapat pula diduga besar perbedaan yang sebenarnya dari dua rata-rata perlakuan. Uji BNJ atau Uji Tukey tidak dapat digunakan untuk pembandingan seperti misalnya : 3 2 1 Y Y Y + − , atau dengan kata lain jika ingin dibandingkan 1 Y dan 3 Y dengan 2 Y . Prosedur penggunaan BNJ atau Tukey adalah sebagai berikut : 1. Hitung Nilai BNJ atau nilai Uji Tukey : Y S n p q W BNJ , 2 α = = Nilai , 2 n p q α dapat dilihat pada Tabel α , q 5 atau 1; p adalah jumlah perlakuan n 2 adalah derajat bebas galat. Sedangkan } { r KTGalat S Y = , dimana r adalah jumlah ulangan. 2. Hitung selisih antar rata-rata dua perlakuan yang mungkin dibandingkan. Nilai- nilai yang didapat dibandingkan dengan nilai BNJ atau nilai Tukey 5. Jika nilai yang didapatkan lebih besar dari nilai BNJ atau nilai Tukey berarti ada perbedaan nyata diantara kedua perlakuan. Jika lebih kecil, berarti tidak ada perbedaan antara kedua perlakuan. 3. Penyajian hasil percobaan. Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009 III.8. Uji Dua Rata-Rata Perlakuan Uji dua rata-rata perlakuan pada percobaan faktorial perlu dilakukan, terutama untuk percobaan faktorial dengan taraf lebih dari dua. Untuk uji BNJ atau Uji Tukey perlu dihitung beberapa nilai BNJ atau nilai Uji Tukey. Misalkan suatu percobaan faktorial yang terdiri dari dua faktor A dan B. Faktor A terdiri dari tiga taraf dan faktor B terdiri dari dua taraf. Untuk percobaan ini perlu dihitung nilai BNJ atau nilai Uji Tukey untuk menguji efek utama A dan B, serta efek sederhana untuk dua rata-rata perlakuan A pada taraf B yang sama dan dua rata-rata perlakuan B pada taraf A yang sama. 13 rb KTGalat S Y = Untuk menguji efak utama A: , dimana b = jumlah taraf faktor B. Sedangkan untuk menguji efek utama B: ra KTGalat S Y = , dimana a = jumlah taraf faktor A dan r = jumlah ulangan. Untuk menguji efek sederhana: r KTGalat S Y = Sifat pengujian efek utama adalah pengujian secara umum. Hasil yang diperoleh dari pengujian efek utama menunjukkan apakah taraf-taraf dari suatu faktor tertentu nyata atau tidak pada semua kondisi taraf faktor yang lain. Dalam pengujian efek utama tidak dapat diketahui perbedaan taraf suatu faktor secara lebih spesifik pada berbagai taraf faktor yang lain. 13 Sugandi dan Sugiarto, “Rancangan Percobaan : Teori Dan Aplikasi”, Yogyakarta, Penerbit Andi Offset, 1994, hal. 128. Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009 Pengujian efek sederhana adalah pengujian taraf-taraf dari suatu faktor pada taraf tertentu faktor lain. Pengujian yang dilakukan bersifat lebih spesifik, karena dari hasil pengujian ini dapat diketahui kondisi perbedaan taraf-taraf dari suatu faktor pada kondisi taraf-taraf yang berbeda dari faktor yang lain. Dengan pengujian efek sederhana, informasi yang diperoleh lebih rinci. Dari hasil pengujian efek sederhana dapat diketahui apakah ada interaksi atau tidak. Bila ada interaksi, maka efek dari berbagai taraf suatu faktor belum tentu sama pada berbagai taraf faktor lain. Dengan demikian untuk mengetahui secara pasti kondisi perbedaan efek dari berbagai taraf suatu faktor perlu dilihat pada masing- masing taraf faktor yang lain. Ketidaksamaan hasil yang diperoleh pada berbagai taraf faktor yang lain dimungkinkan karena adanya interaksi tersebut. Sebaliknya bila tidak ada interaksi maka efek dari berbagai taraf suatu faktor tidak dipengaruhi oleh berbagai taraf faktor yang lain.Hasil yang diperoleh pada suatu taraf faktor lain akan dapat mencerminkan hasil pada taraf yang berbeda dari faktor lain. Memperhatikan pertimbangan tersebut, disarankan agar pada setiap pengujian beda nilai tengah perlakuan, pengujian dilakukan terhadap efek sederhana. Elida Flora Sitepu : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mutu Saklar 808 Di PT. Voltama Vista Megah Electric Industry, 2008. USU Repository © 2009

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN