BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah menguraikan hasil penelitian pada bab II dan perbandingan antara praktek yang ada di lapangan dengan teori pada bab III, maka pada bagian terakir
ini penulis mencoba menarik kesimpulan dan memberikan saran yang sifatnya membangun dengan kemampuan penulis agar penerapan akuntansi
pertanggungjawaban dapat dilaksanakan di perusahaan.
A. Kesimpulan
1. PT. Jasa Raharja Persero Perwakilan Pematang Siantar adalah Badan
Usaha Milik Negara yang melakukan kegiatan pokok atas dasar Undang- Undang No. 33 dan Undang-Undang No. 34 tahun 1964. Kegiatan tersebut
adalah : a.
Memberikan dana santunan bagi para korban atau ahli waris korban kecelakaan penumpang umum maupun lalu lintas jalan.
b. Menghimpun dana dari para penumpang kendaraan bermotor umum, di darat, laut dan udara berupa iuran wajib serta menghimpun dana dari
pemilik kendaraan bermotor diatas 50 cc berupa sumbangan wajib. 2.
Struktur organisasi PT. Jasa Raharja Persero Perwakilan Pematang Siantar berbentuk garis dan staf yang menggambarkan hubungan antara bagian secara
horizontal dan mencerminkan wewenang dan tanggung jawab secara vertikal. Struktur organisasi telah menunjukkan adanya pemisahan fungsi dan tanggung
jawab dari setiap bagian atau unit organisasi, berikut garisan tugas dan garisan pelaporan, namun dalam realisasinya tidak semua bagian itu unit organisasi
Sri Dewi : Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Pada PT. Jasa Raharja Persero Perwakilan…, 2008 USU Repository © 2009
terutama bawahan ikut terlibat dalam semua kegiatan yang dilakukan perusahaan, seperti dalam pembuatan laporan pertanggungjawaban. Dengan
kondisi yang seperti ini sangat sulit untuk melakukan dan menentukan penilaian kinerja pengukuran prestasi setiap manajer.
3. Penerapan akuntansi pertanggungjawaban selain didukung oleh struktur
yang baik perlu juga adanya sistem administrasi dan sistem dokumentasi yang memadai. Dengan adanya sistem dokumentasi yang memadai akan sangat
membantu pelaksanaan pengawasan manajemen atas biaya-biaya yang terjadi. Dalam hal ini, perusahaan telah menerapkan sistem administrasi dan
pembukuan yang baik dimana data akuntansi telah menggunakan sistem Electronic Data Precessing EDP.
4. Sehubungan dengan adanya pusat pertanggungjawaban biaya ini, biaya-biaya
telah digolongkan untuk masing-masing pusat pertanggungjawaban biaya. Penggolongan ini mengklasifikasikan pusat biaya atas Engineered Expense
maupun Discretionary Expense, dan ini merupakan salah satu konsep pengawasan manajemen malalui pusat biaya.
5. Pusat pertanggungjawaban pusat biaya melaksanakan kegiatan perusahaan sesuai dengan kebijaksanaan pimpinan. Menurut penulis, pusat biaya yang ada
pada perusahaan telah melaksanakan tugas utama dari pusat biaya yaitu mengumpulkan dan mengidentifikasikan serta mempertanggungjawabkan
biaya yang menjadi tanggungjawabnya. 6. Dalam pembuatan laporan pertanggungjawaban yang dilakukan setiap bulan
yang berbentuk sebuah laporan yaitu Laporan Hasil Usaha LHU yang dibuat
Sri Dewi : Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Pada PT. Jasa Raharja Persero Perwakilan…, 2008 USU Repository © 2009
oleh Bagian Keuangan yang bersumber dari semua unit pusat-pusat pertangungjawaban.
7. Dalam hal pendistribusian laporan, laporan hanya ditujukan kepada pimpinan
kepala bagian organisasi. Sedangkan pada tingkat yang lebih rendah laporan pertanggungjawaban tersebut tidak didistribusikan.
B. Saran