Diyah Octavia : Pengaruh Partisipasi Anggaran, Gaya Kepemimpinan, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Pos Indonesia Persero Medan, 2009.
USU Repository © 2009
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh
responden yang sama Umar, 2008:168. Tujuan pengujian ini untuk melihat masing-masing instrumen yang digunakan dengan koefisien
cronbach alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha 0,6 Nunnally, 1967 dalam Refikha,
2009.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing variabel telah menyebar secara normal. Model
regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati data normal. Uji normalitas dilakukan dengan analisis grafik
dengan melihat grafik histogram dan normal probability. Jika grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, artinya titik puncak kurva
berada di titik nol 0 pada sumbu X maka model regresi memenuhi syarat normalitas, begitu juga bila sebaliknya. Namun demikian, hanya dengan
melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khusunya untuk jumlah
Diyah Octavia : Pengaruh Partisipasi Anggaran, Gaya Kepemimpinan, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Pos Indonesia Persero Medan, 2009.
USU Repository © 2009
sampel kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi
normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika
distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya Ghozali, 2002 dalam
Zulaikha 2008. Pengujian normalitas data juga dilakukan menggunakan alat uji
statistik, yaitu alat uji statistik Kolmogorov-Smirnov Uji K-S. Jika tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data itu terdistribusi
normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Erlina dan Mulyani 2007:107, mengatakan: Multikolinearitas merupakan kondisi dimana terdapat korelasi
antar variabel-variabel independen suatu penelitian atau dengan kata lain bersifat tidak ortogonal. Variabel-variabel independen
yang bersifat ortogonal adalah variabel yang memiliki nilai
Diyah Octavia : Pengaruh Partisipasi Anggaran, Gaya Kepemimpinan, Dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Manajerial Pada PT Pos Indonesia Persero Medan, 2009.
USU Repository © 2009
korelasi di antara sesamanya sama dengan nol. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel independen, maka
konsekuensinya adalah: a koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir, b nilai standar error setiap koefisien regresi
menjadi tak terhingga. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas.
Pengujian dilakukan dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor dari model penelitian, jika nilai VIF di atas 2 Hair, 1998 dalam
Zulaikha, 2008 maka dapat dikatakan bahwa telah terjadi gejala multikolinearitas dalam model penelitian. Di samping itu, suatu model
dikatakan terdapat gejala multikolinearitas, jika korelasi di antara variabel independen lebih besar dari 0,9 Ghozali, 2002 dalam Zulaikha, 2008.
c. Uji Heteroskedastisitas