Ekstraksi Kromatografi Isolasi Senyawa Steroida Dari Daun Tumbuhan Sisarah (Spilanthes Acmella Murr)

2.5 Teknik Pemisahan

Dalam ilmu kimia dan fisika dikenal dua macam cara pemisahan yaitu pemisahan kimia dan pemisahan fisika, yang keduanya mempunyai dasar yang sama yaitu berdasarkan pemisahan fase. a. Pemisahan Kimia : Pemisahan kimia adalah suatu teknik pemisahan yang memanfaatkan adanya perbedaan yang sangat besar dari sifat-sifat komponen dalam campuran yang hendak dipisahkan. Salah satu perbedaan sifat fisika yang dimanfaatkan adalah perbedaan yang besar dari kelarutan masing-masing komponen yang hendak dipisahkan. Contoh: ekstraksi b. Pemisahan Fisika : Teknik pemisahan fisika adalah suatu teknik pemisahan yang bertitik tolak pada perbedaan-perbedaan kecil dari sifat-sifat fisik antara senyawa-senyawa yang termasuk dalam satu golongan. Banyak sekali perbedaan kecil sifat-sifat fisik senyawa-senyawa organik antara lain: daya penguapan, kemampuan adsorbsi, kelarutan, polaritas dan ukuran molekul.Muldja,M.H.,1955

2.5.1 Ekstraksi

Ekstraksi dapat dilakukan dengan metode maserasi, perkolasi, dan sokletasi. Sebelum diekstraksi dilakukan, biasanya serbuk tumbuhan dikeringkan lalu dihaluskan dengan derajat kehalusan tertentu. Kemudian diekstraksi dengan salah satuu cara di atas. Ekstraksi dengan metode sokletasi dapat dilakukan secara bertingkat dengan berbagai pelarut berdasarkan kepolarannya, misalnya: n-heksana, benzene, kloroform, etil asetat, etanol, metanol, dan air. Ektraksi dianggap selesai bila tetesan ekstrak yang terakhir memberikan reaksi negatif terhadap senyawa yang diekstraksi. Untuk mendapatkan larutan ekstrak yang pekat biasanyapelarut ekstrak diuapkan dengan menggunakan alat rotaryevaporator. Harborne,J.B.,1983

2.5.2 Kromatografi

Kromatografi didefenisikan sebagai pemisahan campuran dari dua atau lebih senyawa atau ion dengan mendistribusikannya diantara dua fasa yaitu fasa diam dan fasa bergerak. Dasar dari pemisahan ini adalah perbedaan daya serap atau daya larut pada kedua fasa tersebut. Linus,P.,1954 Universitas Sumatera Utara

2.5.2.1 Pembagian Kromatografi

Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fasa yaitu fasa tetap stationary dan yang lain fasa bergerak mobile; pemisahan-pemisahan tergantung pada gerakan relatif dari kedua fasa ini. Cara-cara kromatografi dapat digolongkan sesuai dengan sifat-sifat fasa tetap, yang dapat berupa zat padat atau zat cair. Jika fasa berupa zat padat maka cara tersebut dikenal sebagai kromatografi serapan, jika zat cair dikenal sebagai kromatografi partisi. Karena fasa gerak dapat berupa zat cair atau gas maka semua ada 4 macam sistem kromatografi, yaitu: a Fasa gerak zat cair – Fasa tetap zat padat Dikenal sebagai kromatografi serapan yang meliputi: - Kromatografi Lapisan Tipis - Kromatografi Lapisan Ion b Fasa gerak gas – Fasa tetap padat - Kromatografi gas – padat c Fasa gerak zat cair – Fasa tetap zat cair Dikenal sebagai kromatografi partisi - Kromatografi Kertas d Fasa gerak gas – Fasa tetap zat cair - Kromatografi gas – cair - Kromatografi Kolom Kapiler Muldja,M.H.,1955

2.5.2.2. Kromatografi Lapisan Tipis

Teknik kromatografi lapis tipis KLT dikembangkan oleh Egan Stahl dengan menghamparkan penyerap pada lempeng gelas, sehingga merupakan lapisan tipis. KLT merupakan kromatografi serapan, tetapi dapat juga merupakan kromatografi partisi karena memberikan banyak keuntungan misalnya peralatan yang diperlukan sedikit, murah, sederhana, waktu cepat dan daya pisah cukup baik. Stahl,E,1969 Kromatografi merupakan metoda pilihan untuk pemisahan semua kandungan yang larut dalam lipid, steroid, karotenoid, kuinon sederhana dan klorofil. Satu kekurangan kromatografi lapis tipis yang asli adalah kerja penyaputan plat kaca dengan penyerap. Bila kromatografi lapis tipis dibandingkan dengan kromatografi kertas, kelebihan kromatografi lapis tipis adalah keserbagunaan, kecepatan dan Universitas Sumatera Utara kepekaannya. Keserbagunaan kromatografi lapis tipis disebabkan oleh kenyataan bahwa di samping selulosa, sejumlah penyerap yang berbeda-beda dapat disaputkan pada plat kaca atau penyangga lain dan digunakan untuk kromatografi.Sudjadi,1986 Tehnik dasar dalam melaksanakan pemisahan dengan kromatografi lapis tipis adalah sebagai berikut. Pertama kali lapisan tipis adsorben dibuat pada permukaan plat kaca atau plat lain, misalnya berukuran 5 x 20 cm. Tebal lapisan adsorben dapat bervariasi tergantung penggunaannya. Larutan campuran senyawa yang akan dipisahkan diteteskan pada kira-kira 1,5 cm dari bagian bawah plat dengan menggunakan pipet mikro atau syringe. Zat pelarut yang terdapat pada sampel yang diteteskan tersebut kemudian diuapkan dahulu Selanjutnya plat kromatografi dikembangkan dengan mencelupkannya pada chamber yang berisi campuran zat pelarut. Tinggi permukaan zat pelarut dalam chamber harus lebih rendah dari letak tetesan sampel pada plat kromatografi. Dengan pengembangan tersebut masing- masing komponen senyawa dalam sampel; akan bergerak ke atas dengan kecepatan yang berbeda Perbedaan kecepatan gerakan ini merupakan akibat dari terjadinya pengaruh proses dengan kromatografi lapis tipis, mulai pemilihan adsorben sampai identifikasi masing-masing komponen yang telah terpisah. Kromatografi lapis tipis merupakam kromatografi adsorbsi dan adsorben bertindak sebagai fasa tetap. Empat macam adsorben yang umum dipakai adalah silika gel asam silikat, alumina aluminium oksida, kieselgur diatomeus earth, dan selulosa. Sastrohamidjojo,1985 Pelarut Eluen Pemilihan pertama dari pelarut adalah bagaimana sifat kelarutannya. Tetapi sering lebih baik untuk memilih pelarut yang tak tergantung daripada kekuatan elusi sehingga zat-zat elusi yang lebih kuat dapat dicoba. Yang dimaksud dengan “kekuatan” dari zat elusi adalah daya penyerapan pada penyerap pada kolom. Campuran yang akan dipisahkan dilarutkan dalam pelarut yang sesuai, lebih menguntungkan jika dipakai pelarut pengembang atau pelarut yang kepolarannya sama dengan pengembang. Sastrohamidjojo,1985 Universitas Sumatera Utara Penyerap Adsorben Berbagai penelitian telah dilakukan untuk memeriksa pengaruh ketebalan penyerap terhadap kualitas pemisahan tetapi ketebalan yang paling sering dipakai ialah 0,5 – 2 mm. Ukuran plat kromatografi biasanya 20x20 cm atau 20x40 cm. Penyerap yang paling umum adalah silika gel dan dipakai untuk pemisahan senyawa campuran lipofil maupun campuran senyawa hidrofil. Keuntungan membuat plat sendiri adalah bahwa ketebalan dan susunan lapisan dapat kita atur sendiri. Penotolan Cuplikan Cuplikan dilarutkan dalam sedikit pelarut sebelum ditotolkan pada plat KLT. Pelarut yang baik ialah pelarut atsiri n-heksana, diklorometana, etil asetat, karena jika pelarut kurang atsiri terjadi pelebaran pita. Konsentrasi cuplikan harus sekitar 5- 10. Cuplikan ditotolkan harus berupa pita sesempit mungkin karena pemisahan bergantung pada lebar pita. Penotolan dapat dilakukan dengan tangan pipet tetapi lebih baik dengan penotol otomatis. Kemudian plat dikeringkan dan dielusi dengan pelarut yang diinginkan. Hostettmann,1995

2.5.2.3 Kromatografi Kolom

Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran. Alat tersebut berupa pipa gelas yang dilengkapi suatu keran di bagian bawah kolom untuk mengendalikan aliran zat cair. Ukuran kolom tergantung dari banyaknya zat yang dipindahkan. Untuk menahan penyerap adsorben di dalam kolom dapat digunakan gelas wool atau kapas. Adsorbennya dapat digunakan adsorben anorganik seperti alumina, bauksit, magnesium, silikat, silika gel dan tanah diatomea. Sedangkan adsorben organik seperti arang gula, karbon aktif paling sering digunakan. Yazid,E.,2005. Kromatografi cair yang dilakukann di dalam kolom besar merupakan metode kromatografi terbaik untuk pemisahan campuran dalam jumlah besar lebih dari 1g. Pada kromatografi kolom, campuran yang akan dipisahkan diletakkan berupa pita pada bagian atas kolom penyerap yang berada dalam tabung kaca, tabung logam atau bahkan tabung plastik. Pelarut fase gerak dibiarkan mengalir melalui kolom dengan Universitas Sumatera Utara laju yang berbeda, memisah, dan dikumpulkan berupa fraksi ketika keluar dari alas kolom. Gritter,R.J.,1991 Fasa Gerak Fasa gerak harus selektif terhadap komponen, dan tidak kental agar dapat memperkecil penurunan tekanan dan meningkatkan laju alih massa. Diharapkan juga agar fasa gerak yang digunakan tidak bereaksi dengan senyawa yang akan dipisahkan. Fasa Diam Fasa diam tidak boleh larut dalam fasa gerak. Banyak kolom yang rusak karena tidak memperhatikan peringatan mengenai kelarutan atau kestabilan penyangga dalam asam kuat atau basa kuat. Misalnya, silika sangat mudah larut dalam larutan dengan pH lebih besar dari 7,5. Keasaman dengan pH lebih kecil dari 2 juga harus dihindari untuk silika.Edward,J.,1991 Silika gel Silika gel terdiri atas silisium dioksida SiO 2 yang berbentuk koloida, hampir tidak mengandung air dan mempunyai banyak sekali pori yang halus. Bahan ini dibuat secara sintetik dengan mengolah sikat alkali dengan asam sulfat. Silika gel seringkali dibuat dalam bentuk granula butiran dan tergantung pada tujuan pemanfaatannya, dapat berpori sempit atau lebar. Silika gel dapat diregenerasi dengan cara yang sederhana, yaitu dengan pemanasan pada suhu 120 o - 180 o C. Pemanasan dapat dilakukan secara langsung.Bernasconi,G.,1995 Beberapa macam silika gel antara lain: - Silika gel G adalah silika gel yang dicampur perekat CaSO 4 lebih kurang 13. - Silika gel GF adalah silika gel yang dicampur perekat CaSO 4 dan indikator fluoresensi. - Silika gel H adalah silika gel tanpa pengikat. Universitas Sumatera Utara - Silika gel HF adalah silika gel tanpa pengikat tetapi memakai indikator fluoresensi. Muldja,M.,1955

2.6. Teknik Spektroskopi

Teknik spektroskopi adalah salah satu teknik analisis kimia – fisika yang mengamati tentang interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik. Untuk pelaksanaan teknik analisis spektroskopi dipakai instrument sebagai pengukur dan perekam sinyal interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik. Ada dua macam instrumen pada teknik spektroskopi yaitu spektrometer dan spektrofotometer. Instrumen yang memakai monokromator celah tetap pada bidang fokus disebut sebagai spektrometer. Apabila spektrometer tersebut dilengkapi dengan detektor yang bersifat fotoelektrik maka disebut spektrofotometer. Muldja,M.,1955 Informasi Spektroskopi Inframerah menunjukkan tipe – tipe dari adanya gugus fungsi dalam satu molekul, resonansi magnet inti yang memberikan informasi tentang bilangan dari setiap tipe dari atom hidrogen. Ini juga memberikan informasi yang menyatakan tentang alam serta lingkungan dari setiap tipe dari atom hidrogen. Kombinasinya dan data yang ada kadang – kadang menentukan struktur yang lengkap dari molekul yang tidak diketahui. Pavia,L.,1988

2.6.1. Spektrofotometri Inframerah FT-IR