1:20 vv menghasilkan larutan berwarna hijau kebiruan. Hal ini menunjukkan adanya senyawa steroida.
3. Filtrat ketiga ditambahkan 2 tetes pereaksi Cerium Sulfat yaitu campuran
antara 1 Cerium sulfat dalam asam sulfat 10, menghasilkan larutan berwarna coklat. Hal ini menunjukkan adanya senyawa steroida.
3 .3.2.2 Analisis Kromatografi Lapisan Tipis KLT
Analisis Kromatografi Lapisan Tipis dilakukan terhadap ekstrak pekat n- Heksana dengan menggunakan fasa diam silika gel 60 GF
254
E.Merck.Art.10180. Fasa gerak yang digunakan adalah n-Heksana 100, dan campuran n-Heksana:Etil
Asetat dengan perbandingan 90:10,80:20,70:30,60:40,50:50vv. Prosedur:
Dimasukkan 10 ml larutan fasa gerak n-Heksana 100 ke dalam bejana kromatografi. Ditotolkan ekstrak pekat n-Heksana pada plat KLT yang telah
diaktifkan. Dimasukkan plat ke dalam bejana yang telah berisi pelarut, lalu ditutup rapat dan dielusi. Plat yang telah dielusi dikeluarkan dari bejana, dan dikeringkan.
Diamati warna bercak yang timbul dan dihitung harga Rf yang diperoleh. Perlakuan yang sama dilakukan untuk perbandingan pelarut n-Heksana :etil asetat
90:10,80:20,70:30,60:40,50:50vv. Dari hasil analisis KLT menunjukkan bahwa di dalam daun tumbuhan Sisarah terdapat senyawa Steroida, dan hasil pemisahan yang
baik diberikan pada fasa gerak n-Heksana:etil asetat 90:10 vv. Harga Rf dapat
dilihat pada kromatogram. Lampiran 3
3.3.3 Prosedur Untuk Memperoleh Senyawa Kimia Dari Ekstrak Serbuk Tumbuhan Sisarah
Spilanthes Acmella Murr.
Serbuk dari daun tumbuhan Sisarah diekstraksi maserasi dengan menggunakan pelarut metanol.
Prosedur: Serbuk halus daun tumbuhan Sisarah ditimbang sebanyak 1000 g, dimasukkan ke
dalam bejana dan ditambahkan pelarut metanol sampai semua sampel terendam oleh pelarut dan dibiarkan selama 48 jam. Maserat disaring dan diperoleh ekstrak berwarna
hijau. Maserasi dilakukan kembali secara berulang-ulang dengan menggunakan pelarut metanol yang diperoleh memberikan hasil test yang negatif pada pereaksi-
Universitas Sumatera Utara
pereaksi untuk mengidentifikasi senyawa steroida. Ekstrak metanol yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan dengan menggunakan alat rotary evaporator pada suhu
65
o
C sehingga diperoleh ekstrak pekat metanol. Dilanjutkan dengan ekstraksi partisi dengan menggunakan n-heksana, dimana akan terbentuk lapisan n-heksana dan
lapisan metanol. Kedua lapisan diskrining fitokimia. Lapisan metanol memberikan hasil yang negatif terhadap senyawa steroida. Diambil fraksi n-heksana yang
memberikan hasil positif. Fraksi n-heksana tersebut dipekatkan dengan menggunakan alat rotary evaporator, sehingga diperoleh ekstrak pekat n-heksana sebanyak 40 g.
3.3.4 Isolasi Senyawa Steroida Dengan Kromatografi Kolom
Isolasi senyawa steroida secara kolom dilakukan terhadap ekstrak pekat n- Heksana daun tumbuhan Sisarah. Fasa diam yang digunakan adalah silika gel 60 G
E.Merck.Art.7734 dan fasa geraknya adalah n-heksana 100 dan campuran n- heksana:etil asetat dengan perbandingan 90:10vv.
Prosedur: Dirangkai seperangkat alat kolom kroomatografi. Terlebih dahulu dibuburkan
silika gel 60 G E.Merck.Art.7734 dengan menggunakan n-Heksana 100 hingga bubur silika gel padat dan homogen. Dimasukkan 40 g ekstrak pekat n-heksana daun
tumbuhan Sisarah ke dalam kolom kromatografi yang telah berisi bubur silika gel. Sampel dibiarkan turun dan terserap dengan baik pada silika gel di puncak kolom, lalu
ditambahkan fasa gerak n-heksana 100 secara perlahan-lahan, dan diatur sehingga aliran fasa yang keluar sama dengan panambahan fasa gerak dari atas. Lalu dinaikkan
kepolaran dari pelarut pengelusi dengan mencampurkan n-heksana:etil asetat dengan perbandingan 90:10vv. Hasil yang diperoleh ditampung ke dalam beberapa botol
vial, lalu diuapkan di udara terbuka sampai pelarutnya habis sehingga terbentuk kristal.
3.3.5. Rekristalisasi