Efek Kerja Malam TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Efek Kerja Malam

Fish 2000 mengemukakan bahwa efek bekerja pada shift malam hari pada pekerja antara lain: 9 1. Efek Fisiologis a. Kualitas tidur: tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menembus kurang tidur selama kerja malam. b. Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat timbulnya perasan mengantuk dan lelah. c. Menurunnya nafsu makan dan gangguan pencernaan. 2. Efek Psikososial Efek ini menunjukkan masalah lebih besar dari efek fisiologis, antara lain adanya gangguan kehidupan keluarga, hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan gangguan aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono 1991 manambahkan bahwa pekerjaan malam berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang biasanya dilakukan ada siang atau sore hari. Sementara pada saat itu bagi pekerja malam diperlukan untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat perpartisipasi aktif dalam kegaitan tersebut, akibatnya tersisih dari lingkungan masyarakat. 10 3. Efek Kinerja Kinerja menurun selama kerja malam yang diakibatkan oleh efek fisiologis dan efek psikososial. Menurutnya kinerja dapat mengakibatkan Afif Kurniawan : Hubungan Waktu Kerja Dengan Terjadinya Stress Pada Pekerja Warung-Warung Kopi…, 2007 USU Repository © 2009 kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku kewaspadaaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan. 4. Efek Terhadap Kesehatan Kerja malam menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cendrung terjadi pada usia 40-45 tahun. Kerja malam juga dapat menjadi masalah terhadap keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes. Menurut penelitian Baker dkk 1987, stres yang dialami oleh seseorang akan merubah cara kerja sistem kekebalan tubuh. Para peneliti ini juga menyimpulkan bahwa stres akan menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dengan cara menurunkan jumlah fighting desease cells. Akibatnya, orang tersebut cenderung sering dan mudah terserang penyakit yang cenderung lama masa penyembuhannya karena tubuh tidak banyak memproduksi sel-sel kekebalan tubuh, ataupun sel-sel antibodi banyak yang kalah. 18 Dua orang peneliti yaitu Plaut dan Friedman 1981 berhasil menemukan hubungan antara stres dengan kesehatan. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa stres sangat berpotensi mempertinggi peluang seseorang untuk terinfeksi penyakit, terkena alergi serta menurunkan sistem autoimmune-nya. Selain itu ditemukan pula bukti penurunan respon antibodi tubuh di saat mood seseorang sedang negatif, dan akan meningkat naik pada saat mood seseorang sedang positif. 18 Peneliti yang lain yaitu Dantzer dan Kelley 1989 berpendapat tentang stres dihubungkan dengan daya tahan tubuh. Katanya, pengaruh stres terhadap daya tahan tubuh ditentukan pula oleh jenis, lamanya, dan frekuensi stres yang Afif Kurniawan : Hubungan Waktu Kerja Dengan Terjadinya Stress Pada Pekerja Warung-Warung Kopi…, 2007 USU Repository © 2009 dialami seseorang. Peneliti lain juga mengungkapkan, jika stres yang dialami seseorang itu sudah berdi sekitar jalan sangat lama, akan membuat letih health promoting response dan akhirnya melemahkan penyediaan hormon adrenalin dan daya tahan tubuh. 18 Banyak sudah penelitian yang menemukan adanya kaitan sebab-akibat antara stres dengan penyakit, seperti jantung, gangguan pencernaan, darah tinggi, maag, alergi, dan beberapa penyakit lainnya. Oleh karenanya, perlu kesadaran penuh setiap orang untuk mempertahankan tidak hanya kesehatan dan keseimbangan fisik saja, tetapi juga psikisnya. 18

2.6. Irama Sirkadian