3.2.1 Ketentuan perhitungan
3.2.1.1 Volume Lalu lintas
a. Jumlah Lajur dan Koefisien Distribusi Kendaraan C.
Lajur rencana merupakan salah satu lajur lalu lintas dari suatu ruas jalan, yang menampung lalu-lintas terbesar. Jika jalan tidak memiliki tanda batas lajur,
maka jumlah lajur ditentukan dari lebar perkerasan sesuai Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Jumlah lajur berdasarkan lebar perkerasan
Lebar Perkerasan L Jumlah Jalur n
L 5,50 m 1 jalur
5,50 m ≤ L 8,25 m
2 jalur 8,25 m
≤ L 11,25 m 3 jalur
11,25 m ≤ L 15,00 m
4 jalur 15,00 m
≤ L 18,75 m 5 jalur
18,75 m ≤ L 22,00 m
6 jalur
Sumber : Dirjen Bina Marga, SNI 03-1732-1989
Koefisien distribusi kendaraan C untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat pada lajur rencana ditentukan sesuai Tabel 3.2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Koefisien distribusi kendaraan C
Jumlah Jalur Kenderaan Ringan
Kenderaan Berat 1 arah
2 arah 1 arah
2 arah
1 jalur 1,00
1,00 1,00
1,00 2 jalur
0,60 0,50
0,70 0.50
3 jalur 0,40
0,40 0,50
0,475 4 jalur
- 0,30
- 0,45
5 jalur -
0,25 -
0,425 6 jalur
- 0,20
- 0,40
Sumber : Dirjen Bina Marga, SNI 03-1732-1989
Keterangan : Berat total 5 ton, misalnya : mobil penumpang, pick up dll
Berat total 5 ton, nisalnya : bus, truk, semi trailer, trailer.
b. Ekivalen beban sumbu kendaraan E.
Dalam perencanaan tebal perkerasan lentur, angka ekivalen perlu dketahui dengan membagi kenderaan ke dalam dua jenis sumbu, yakni sumbu tunggal ataupun
sumbu ganda. Dalam hal ini Bina Marga membuat rumus seperti pada rumus 1 dan 2 untuk sumbu tunggal dan sumbu ganda sebagai berikut :
Angka ekivalen sumbu tunggal =
4
8160 Kg
ggal dalam sumbu tun
beban satu ……… 1
Angka ekivalen sumbu ganda
4
8160 X
086 ,
= Kg
dalam tunggal
u satu sumb
beban
…2
Sumber : Dirjen Bina Marga, SNI 03-1732-1989
Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 3.3
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.3 Angka Ekivalen E untuk beban sumbu kendaraan
Beban Sumbu Angka Ekivalen
Kg Lb
Sumbu tunggal Sumbu ganda
1000 2205
0,0002 -
2000 4409
0,0036 0,0003
3000 6614
0,0183 0,0016
4000 8818
0,0577 0,0050
5000 11023
0,1410 0,0121
6000 13228
0,2923 0,0251
7000 15423
0,5415 0,0466
8000 17637
0,9238 0,0794
8160 18000
1,000 0,0860
9000 19841
1,4798 0,1273
10000 22046
2,2555 0,1940
11000 24251
3,3022 0,2840
12000 26455
4,6770 0,4022
13000 28660
6,4419 0,5540
14000 30864
8,6647 0,7452
15000 33069
11,4148 0,9820
16000 35276
14,7815 1,2712
Sumber : Dirjen Bina Marga, SNI 03-1732-1989
Universitas Sumatera Utara
33 Cm
8,16 ton
11 Cm Tekanan angin
= 5,5 kgcm²
Konstruksi perkerasan jalan menerima beban lalu lintas yang dilimpahkan melalui roda-roda kendaraan. Besarnya beban yang dilimpahkan tersebut tergantung
dari berat total kendaraan, konfigurasi sumbu, bidang kontak antara roda dan perkerasan, kecepatan kendaraan dan lain sebagainya. Dengan demikian efek dari
masing – masing kendaraan terhadap kerusakan yang ditimbulkan tidaklah sama. Oleh karena itu dipergunakan beban standar sehingga semua beban lainnya dapat
diekivalensikan ke beban standar.
Gambar 3.3 Sumbu Standard 18.000 pond 18 Kips Atau setara 8,16 ton
c. Faktor umur rencana dan perkembangan lalu lintas
Faktor hubungan umur rencana dan perkembangan lalu lintas ditentukan menurut Rumus 3 atau Tabel 3.4. dibawah ini.
………...………………….. 3
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.4.Faktor hubungan antara umur rencana dengan perkembangan lalu lintas N
n tahun 2
4 5
6 8
10
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 20
25 30
1.01 2.04
3.09 4.16
5.26 6.37
7.51 8.67
9.85 11.06
12.29 13.55
14.83 16.13
17.47 24.54
32.35 40.97
1,02 2,08
3,18 4,33
5,52 6,77
8,06 9,40
10,79 12,25
13,76 15,33
16,96 18,66
20,42 30,37
42,48 57,21
1,03 2,10
3,23 4,42
5,66 6,97
8,35 9,79
11,30 12,89
14,56 16,32
18,16 20,09
22,12 33,89
48,92 68,10
1,03 2,12
3,28 4,51
5,81 7,18
8,65 10,19
11,84 13,58
15,42 17,38
19,45 21,65
23,97 37,89
56,51 81,43
1,04 2,16
3,38 4,69
6,10 7,63
9,28 11,06
12,99 15,07
17,31 19,74
22,36 25,18
28,24 47,59
76,03 117,81
1,05 2,21
3,48 4,87
6,41 8,10
9,96 12,01
14,26 16,73
19,46 22,45
25,75 29,37
33,36 60,14
103,26 172,72
Sumber : Dirjen Bina Marga, SNI 03-1732-1989
Universitas Sumatera Utara
d. Akumulasi ekivalen beban sumbu standar CESA
Dalam menentukan akumulasi beban sumbu lalu lintas CESA selama umur rencana ditentukan dengan Rumus 4.
……………………..…….. 4 Dimana :
CESA = akumulasi ekivalen beban sumbu standar M
= jumlah masing-masing jenis kendaraan 365
= jumlah hari dalam satu tahun E
= ekivalen beban sumbu Tabel 3.3. C
= koefisien distribusi kendaraan Tabel 3.2 N
= Faktor hubungan umur rencana yang sudah disesuaikan dengan perkembangan lalu lintas Tabel 3.4.
3.2.1.2 Lendutan.