Indeks Kondisi jalan Road Condition Index = RCI International Roughness Index IRI Prosedur Dalam Menentukan Lendutan Dengan Alat Benkelman Beam.

C = Cracking Retak P = Patching Tambalan RD = Rut dept Kedalaman alur Sumber :Pavement Guide Interactive Gambar 2.2. Skala Present Serviceability Index PSI Nilai skala dari PSI yang menjadi indikasi terhadap gambaran kondisi perkerasan yaitu antara 0 sampai 5 , mulai dari sangat jelek rusak berat , jelek rusak ringan , cukup sedang , baik dan sangat baik. Dimana skala 5 menunjukkan perkerasan yang mantap dalam keadaan jalan baru dibangun , menurun sejalan dengan bertambahnya waktu dan beban yang diterima sampai skala 0 dimana kondisi perkerasan sangat jelek rusak berat .

c. Indeks Kondisi jalan Road Condition Index = RCI

Indeks kondisi jalan adalah skala dari tingkat kenyamanan atau kinerja dari jalan, dapat diperoleh dari hasil pengukuran dengan alat roughometer atau dapat juga ditentukan melalui pengamatan secara visual. Skala angka bervariasi antara 2 – 10 Universitas Sumatera Utara seperti pada tabel 2. 1, jika penelitian dilakukan dengan menggunakan alat roughometer sehingga diperoleh IRI , maka untuk Indonesia dipergunakan korelasi antara RCI dan IRI seperti pada gambar 2.7. Tabel 2.1. Kondisi Permukaan Jalan RCI Kondisi permukaan jalan secara visual 8 – 10 Sangat rata dan teratur 7 – 8 Sangat baik, umumnya rata-rata 6 – 7 Baik 5 – 6 Cukup, sedikit sekali atau tidak ada lubang, tetapi permukan jalan tidak rata 4 – 5 Jelek, kadang-kadang ada lubang, permukaan jalan tidak rata 3 – 4 Rusak, bergelombang, banyak lubang 2 – 3 Rusak berat, banyak lubang dan seluruh daerah perkerasan hancur ≤2 Tidak dapat dilalui kecuali dengan 4 WD jeep Sumber : Perkerasan Lentur Jalan Raya Sumber : Perkerasan Lentur Jalan Raya Gambar 2.3. Korelasi antara Nilai IRI dan Nilai RCI. Universitas Sumatera Utara

d. International Roughness Index IRI

International Roughness Index IRI dikembangkan oleh Bank Dunia pada tahun 1980. IRI digunakan untuk menentukan karakteristik profil memanjang dari jalur yang dilewati roda kendaraan untuk menentukan suatu pengukuran tingkat kekasaran permukaan yang standar. Satuan yang biasanya digunakan adalah meter per kilometer mkm atau millimeter per meter mmm . Pengukuran IRI didasarkan pada perbandingan akumulasi pergerakan suspensi kendaraan standar dalam mm, inchi, dll dengan jarak yang ditempuh oleh kendaraan selama pengukuran berlangsung dalam m, km, dll . Sumber :Pavement Guide Interactive Gambar 2.4. International Roughness Index IRI Universitas Sumatera Utara

2.3 Prosedur Dalam Menentukan Lendutan Dengan Alat Benkelman Beam.

Didalam buku Manual Pemeriksaan Jalan Dengan Alat Benkelman Beam dikatakan bahwa cara pemeriksaan karakteristik lendutan akibat beban pada system perkerasan dengan alat Benkelman Beam meliputi prosedur penekanan dengan beban tertentu yang diketahui nilainya, dengan perantara roda atau seperangkat roda ban pneumatic, terhadap lapisan suatu system perkerasan. Selama melakukan pembebanan, gerakan vertical permukaan diamati dan dicatat. Umunya pemeriksaan ini dilakukan pada permukaan system perkerasan yang sudah jadi. Cara ini dimaksudkan untuk mendapatkan data lendutan akibat beban yang dipergunakan untuk menilai system perkerasan, baik untuk tujuan penelitian, perencanaan teknik, pelaksanaan maupun pemeriksaan. Karakteristik perilaku dalam system perkerasan bisa bervariasi cukup banyak karena perbedaan – perbedaan komposisi, temperature, ataupun factor – factor lainnya. Maka dalam hal ini dikemukakan lima cara pemeriksaan lendutan yang dapat dipilih, diantaranya: a. Lendutan balik rebound deflection statis perkerasan lentur flexible. b. Lendutan dan lendutan balik perkerasan lentur. c. Lendutan maksimum dan lendutan balik perkerasan lentur atau perkerasan kaku rigid. d. Lendutan parsial dan lendutan balik perkerasan lentur. e. Lendutan balik statis perkerasan kaku atau gabungan composite type. Dari kelima cara pemeriksaan lendutan diatas, yang umum dilakukan oleh direktorat jendral bina marga adalah cara a dan c. Universitas Sumatera Utara • Cara a. Digunakan dalam bentuk: - Pengukuran lendutan balik. - Pengukuran lendutan balik titik belok. Umumnya cara pemeriksaan jalan dengan alat Benkelman Beam di Indonesia dilakukan dengan cara pengukuran lendutan balik. Sebagai perbandingan atau pelengkap pemeriksaan lendutan dapat dilakukan dengan cara Pengukuran lendutan balik titik belok. Didalam pengambilan data dilapangan, kedua cara diatas dapat dilakukan bersamaan. • Cara c Digunakan dalam bentuk: - Pengukuran lendutan maksimum dan cekung lendutan. Maksud pengukuran ini dilakukan untuk mendapatkan tambahan data pemeriksaan lendutan pada cara a dan data untuk penelitian. Gambar no.1: Spesifikasi Truk Standard Universitas Sumatera Utara Gambar no.2 : Ban Roda Belakang Truk Standard Gambar no.3 : Skema Benkelman Beam Universitas Sumatera Utara Gambar no 4 : Temperatur Universitas Sumatera Utara

c. lampu tanda peringatan

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tebal Lapis Tambah (Overlay) Perkerasan Lentur Pada Program Everseries

10 123 77

Kajian Metoda Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur

6 57 129

EVALUASI TEBAL LAPIS TAMBAH PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA (Pd. T-05-2005-B) DAN ASPHALT INSTITUTE (MANUAL SERIES 17) (Studi Kasus Ruas Jalan Yogyakarta - Batas Kota Bantul)

0 3 111

PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK PERENCANAAN TEBAL LAPIS PERKERASAN TAMBAHAN METODE BENKELMAN BEAM (BB) MENGGUNAKAN APLIKASI VBA-EXCEL

15 94 113

Analisis Perbandingan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur Menggunakan Metoda AASHTO 1993 dan Program EVERSERIES

0 3 8

Analisis Pengaruh Kondisi Bonding Pada Perencanaan Tebal Lapis Tambah (Overlay) Perkerasan Lentur Menggunakan Metoda AUSTROADS (Studi Kasus: Ruas Jalan Jatibarang – Palimanan)

0 4 8

ALTERNATIF PERENCANAAN LAPIS TAMBAH (OVERLAY) PERKERASAN LENTUR (FLEXIBLE PAVEMENT) Alternatif Perencanaan Lapis Tambahan (Overlay) Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) dengan Metode Lendutan Bina Marga 2005 dan Metode Road Note 31 (Studi Kasus : Ruas

0 1 19

Perencanaan Tebal Perkerasan Tambahan Menggunakan Metode Benkelman Beam Pada Ruas Jalan Soekarno-Hatta, Bandung.

1 1 49

EVALUASI PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAH (OVERLAY) METODE PD-T-05-2005-B DAN METODE SDPJL MENGGUNAKAN PROGRAM KENPAVE STUDI KASUS RUAS JALAN KLATEN-PRAMBANAN.

2 15 4

Evaluasi Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Bina Marga (Pd T-05-2005-B) dan Asphalt Institute (MS-17) (Studi Kasus Jalan Yogyakarta- Bantul)

0 2 6