Single-Axle Load AplicationEAL METODE PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAH

Perkembangan lalu lintas dalam beberapa hal tidak berkembang atau menurun dan harus diantisipasi ketika menentukan kebutuhan struktural dari overlay. Perkembangan di Amerika kira-kira 3-5 pertahun. Namun fasilitas-fasilitas baru atau perkembangan- perkembangan baru dapat menghasilkan perkembangan besar. Rata rata perkembangan dari 4 – 9 dan disarankan untuk lalu lintas pedesaan, dan antara 8-10 untuk lalu lintas antar Negara. Perkembangan biasa dihitung dengan menggunakan desain faktor perkembangan yang diberikan pada table 3.3.3. berbagai factor ini selama lalu lintas satu tahun akan memberikan total volume lalu lintas yang diharapkan selama periode desain.

a. Single-Axle Load AplicationEAL

Prosedur analisisa lalu lintas yang direkomendasikan mengacu pada ekivalen 80 KN 18000lb single-axle digunakan dalam menentukan ketebalan overlay.  Cara-cara perhitungan EAL. • Faktor pembebanan Sejumlah beban sumbu tunggal 80KN 18000lb didistribusikan oleh satu jalan lintasan dari sebuah kendaraan. • Jumlah kendaraan Total dari kendaraan yang tercakup. EAL dihitung dengan menjumlahkan kendaraan pada setiap kelas berat dengan menyesuaikan factor pembebanan dan diperoleh hasilnya. Rumus EAL: EAL = jumlah kendaraan x 365 x factor pembebanan x factor pertumbuhan. Faktor pembebanan dapat ditentukan untuk setiap truk tunggal dari beberapa tipe atau kombinasi tipe tipe truk. Itu direkomendasikan bahwa faktor pembebanan Universitas Sumatera Utara dapat ditentukan untuk tie truk tunggal contoh 2 unit pembebanan sumbu tunggal, 3 unit pembebanan sumbu tunggal, 5 unit pembebanan traktor- trailer. Tipe faktor pembebanan diberikan dalam tabel 3.3.4. sebagai variasi dari klasifikasi lalu lintas dan truk USA. Dalam wilayah-wilayah tertentu, lalu lintas truk berat bisa lebih besar dari tipe persyaratan yang ada karena adanya lalu lintas industri lokal pertambangan. Dalam beberapa hal, faktor pembebanan bisa beberapa kali dari nilai tipe yang ditunjukkan pada tabel 3.3.4. dan itu sangat penting dalam perhitungan. Tabel 3.9. Persentase Total Pembebanan Lalu Lintas Dalam Mendesain Jalur Jumlah jalur lalu lintas dua arah Persentase beban dalam mendesain jalur 2 4 6 atau lebih 50 45 40 Sumber: asphalt institute manual series no.17 MS-17; edisi 1983 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.10. Faktor pertumbuhan Rata rata pertumbuhan pertahun, dalam persen Perioode desain, tahun n No. pertumbuhan 2 4 5 6 7 8 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 25 30 35 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 25 30 35 1.0 2.02 3.06 4.12 5.20 6.31 7.43 8.58 9.75 10.95 12.17 13.41 14.65 15.97 17.29 18.64 20.01 21.41 22.84 24.30 32.03 40.57 49.99 1.0 2.04 3.12 4.25 5.42 6.63 7.90 9.21 10.58 12.01 13.49 15.03 16.63 18.29 20.02 21.82 23.70 25.65 27.67 29.78 41.65 56.08 73.65 1.0 2.05 3.15 4.31 5.53 6.80 8.14 9.55 11.03 12.58 14.21 15.92 17.71 19.16 21.58 23.66 25.84 28.13 30.54 33.06 47.73 66.44 90.32 1.0 2.06 3.18 4.37 5.64 6.98 8.39 9.90 11.49 13.18 14.97 16.87 18.88 21.01 23.28 25.67 28.21 30.91 33.76 36.79 54.86 79.06 111.43 1.0 2.07 3.21 4.44 5.75 7.15 8.65 10.26 11.98 13.82 15.78 17.89 20.14 22.55 25.13 27.89 30.84 34.00 37.38 41.00 63.25 94.46 138.24 1.0 2.08 3.25 4.51 5.87 7.34 8.92 10.64 12.49 14.49 16.65 18.98 21.50 24.21 27.15 30.32 33.75 37.45 41.45 45.76 73.11 113.28 172.32 1.0 2.10 3.31 4.64 6.11 7.72 9.49 11.44 13.58 15.94 18.53 21.38 24.52 27.97 31.77 35.95 40.55 45.60 51.16 57.28 98.35 164.49 271.02 Sumber: asphalt institute manual series no.17 MS-17; edisi 1983 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.11. distribusi faktor pembebanan untuk kelas kelas yang berbeda dari jalan raya dan kendaraan Faktor beban Tipe kendaraan Jalan antar desa Desa desa lain Semua desa Semua kota Semua sistem 2 sumbu, 4 roda 2 sumbu, 6 roda 3 sumbu atau lebih Semua sumbu tunggal 39 10 2 51 58 11 4 73 47 10 2 59 61 13 3 77 49 11 3 63 Sumber: asphalt institute manual series no.17 MS-17; edisi 1983 tabel di atas digunakan untuk standar di Amerika. Tabel 3.12. Klasifikasi Lalu Lintas Kelas lalu lintas EAL Tipe jalan atau jalan raya Perkiraan selisih – jumlah beban berat yang diperbolehkan selama periode desain I 5 X 10 3 • Lahan parkir, jalan mobil dihalaman rumah • Jalan perumahan lalu lintas ringan • Jalan kebun lalu lintas ringan ≤ 7,000 II 10 4 • Jalan perumahan • Jalan tempat tinggal dan kebun desa 7,000 – 15,000 III 10 5 • Jalan kolektor minor kota • Jaan kolektor minor desa 700,000 – 150,000 IV 1 10 6 • Jalan industri ringan dan arteri minor kota • Lalu lintas arteri minor dan lalu lintas kolektor mayor desa 700,000 – 1,500,000 V 1 3 X 10 6 • Jalan bebas hambatan, jalan ekspres dan jalan arteri utama lain • Jalan arteri utama lain dan jalan antar desa 2,000,000 – 4,500,000 VI 1 10 7 • Jalan antar kota • Jalan industri 7,000,000 – 15,000,000 Sumber: asphalt institute manual series no.17 MS-17; edisi 1983 Universitas Sumatera Utara

b. Menentukan Desain EAL

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tebal Lapis Tambah (Overlay) Perkerasan Lentur Pada Program Everseries

10 123 77

Kajian Metoda Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur

6 57 129

EVALUASI TEBAL LAPIS TAMBAH PERKERASAN LENTUR MENGGUNAKAN METODE BINA MARGA (Pd. T-05-2005-B) DAN ASPHALT INSTITUTE (MANUAL SERIES 17) (Studi Kasus Ruas Jalan Yogyakarta - Batas Kota Bantul)

0 3 111

PEMBANGUNAN PERANGKAT LUNAK PERENCANAAN TEBAL LAPIS PERKERASAN TAMBAHAN METODE BENKELMAN BEAM (BB) MENGGUNAKAN APLIKASI VBA-EXCEL

15 94 113

Analisis Perbandingan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur Menggunakan Metoda AASHTO 1993 dan Program EVERSERIES

0 3 8

Analisis Pengaruh Kondisi Bonding Pada Perencanaan Tebal Lapis Tambah (Overlay) Perkerasan Lentur Menggunakan Metoda AUSTROADS (Studi Kasus: Ruas Jalan Jatibarang – Palimanan)

0 4 8

ALTERNATIF PERENCANAAN LAPIS TAMBAH (OVERLAY) PERKERASAN LENTUR (FLEXIBLE PAVEMENT) Alternatif Perencanaan Lapis Tambahan (Overlay) Perkerasan Lentur (Flexible Pavement) dengan Metode Lendutan Bina Marga 2005 dan Metode Road Note 31 (Studi Kasus : Ruas

0 1 19

Perencanaan Tebal Perkerasan Tambahan Menggunakan Metode Benkelman Beam Pada Ruas Jalan Soekarno-Hatta, Bandung.

1 1 49

EVALUASI PERENCANAAN TEBAL LAPIS TAMBAH (OVERLAY) METODE PD-T-05-2005-B DAN METODE SDPJL MENGGUNAKAN PROGRAM KENPAVE STUDI KASUS RUAS JALAN KLATEN-PRAMBANAN.

2 15 4

Evaluasi Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur Menggunakan Metode Bina Marga (Pd T-05-2005-B) dan Asphalt Institute (MS-17) (Studi Kasus Jalan Yogyakarta- Bantul)

0 2 6