Tindakan Masker TINJAUAN PUSTAKA

Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang tinggi.

2.4. Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behaviour. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Tindakan dibedakan atas beberapa tingkatan : 1. Persepsi Perception Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama 2. Respon terpimpin Guided Response Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua. 3. Mekanisme Mecanism Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga. 4. Adopsi Adoption Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 Menurut Green 1980 yang dikutip oleh Hakim 2004 menganalisa perilaku dari tingkat kesehatan . Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku dan diluar perilaku, selanjutnya perilaku itu sendiri terbentuk dari 3 faktor yaitu: 1. Faktor- faktor predisposisi, yang terwujud dalam pengetahuan sikap, kepercayaan , keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya 2. Faktor-faktor pemungkin yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas kesehatan atau sarana kesehatan. 3. Faktor-faktor pendorong, yang terwujud dalam peraturan-peraturan, kebijakan, sikap, dan perilaku petugas, yang merupakan kelompok referensi dan perilaku masyarakat.

2.5. Tenaga Kerja Bongkar Muat

Tenaga Kerja Bongkar Muat TKBM adalah semua tenaga kerja yang terdaftar pada pelabuhan setempat yang melakukan pekerjaan bongkar muat di pelabuhan Keputusan Menteri Perhubungan No : Km 14 Tahun 2002 TKBM yang menjadi karyawan PTPN III melakukan kegiatan bongkar muat pada pelabuhan Belawan. Dalam hal ini TKBM tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian lateks pekat dan karet kering. Bagian karet kering adalah para Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 karyawan yang mengerjakan proses penerimaan, penyimpanan dan penyerahan karet kering.

2.5.1 Prosedur Kerja Tenaga Kerja Bongkar Muat

Prosedur kerja tenaga kerja bongkar muat bagian lateks kering dibagi menjadi tiga tahap yaitu penerimaan, penyimpanan, dan penyerahan karet kering.

2.5.1.1. Penerimaan

Prosedur kerja yang pertama kali dilakukan adalah menggunakan APD seperti : masker, sepatu boot dan helm. Kemudian menerima dan memeriksa barang sesuai Surat Pengantar Barang. Setelah barang diperiksa kemudian diangkut menggunakan forklif. Khusus Sheet barang dibongkar dengan menggunakan gancu dan disusun diatas bak sheet baru diturunkan memakai forklif. Kemudian barang dimasukkan kedalam gudang dan disusun menurut jenisnya.Dalam proses penyusunan ini pekerja akan terpapar dengan debu di dalam gudang.

2.5.1.2. Penyimpanan

Setelah barang disusun kedalam gudang menurut golongan dan jenisnya gudang diperiksa dari kemungkinan kebocoran akibat hujan. Kemudian barang dibersihkan dari jamur atau debu yang menempel. Setiap hari dilakukan pemeriksaan stok barang dan hasilnya dilaporkan kebagian produksi. Bagian produksi membuat laporan posisi persediaan karet kering setiap hari. Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009

2.5.1.3. Pengeluaran

Adapun prosedur kerja bagian pengeluaran adalah barang dikeluarkan setelah ada instruksi pengapalan dari Bagian Penjualan. Kemudian pekerja pada bagian karet kering mempersiapkan merk dan nomor ekspor tujuan sesuai instruksi yang diminta. Setelah selesai diberikan merk barang dinaikkan dengan menggunakan forklif ke atas truk sesuai jumlah yang diminta. Kemudian membuat surat pengantar barang yang ditanda tangani oleh Asisten Tata Usaha dan Kepala Urusan.

2.6. Alat Pelindung Diri APD

Tenaga kerja mempunyai hak dan kewajiban dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja salah satunya adalah memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan Husni, 2006. Oleh karena itu, penggunaan alat pelindung diri merupakan salah satu faktor penting dalam melindungi tenaga kerja dari potensi- potensi bahaya selama bekerja.

2.6.1. Syarat-Syarat APD

Ada banyak hal yang dapat menyebabkan alat pelindung diri menjadi berdampak negatif seperti berkurangnya produktifitas kerja, oleh karena itu alat-alat pelindung diri harus memenuhi persyaratan Suma’mur, 1996: 1. Enak dipakai Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 2. Tidak menggangu kerja 3. Memberikan perlindungan efektif pada tenaga kerja.

2.6.2. Perundang-Undangan APD

Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja mewajibkan pengurus untuk menyediakan secara cuma-cuma alat pelindung diri bagi tenaga kerja dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerjanya, sedangkan pekerja harus menggunakan alat pelindung diri yang diwajibkan serta berhak menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat- alat perlindungan diri yang diwajibkan, diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggungjawabkan.

2.6.3. Jenis-Jenis APD

Organ tubuh yang dilindungi terdiri dari beberapa bagian serta sumber bahaya yang berbeda-beda menyebabkan alat pelindung diri terdiri dari beberapa jenis, antara lain Harrington dan Gill, 2003 : Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 1. Perlindungan mata dan muka 2. Pelindung kulit dan tubuh 3. Pelindung pendengaran 4. Pelindung pernapasan

2.7. Masker

Pilihan peralatan pelindung pernafasan amat luas, mulai dari masker debu sekali pakai biasa sampai ke alat untuk pernapasan isi sendiri dan banyak kebingungan kapan alat itu dipakai dan untuk bahaya apa. Jika pilihan keliru, dapat membahayakan pemakai dan dapat menyebaban aspiksia, diperlukan rekomendasi ahli. Pelatihan pemakai juga diperlukan, tak tergantung pada alat apa yang dipakai, demikian juga harus tersedia fasilitas pemeliharaan dan pembersihan Harrington dan Gill, 2003. Efisiensi pelindung pernapasan dinyatakan dalam npf nominal protection factor yaitu jumlah kontaminan di udara dibanding jumlah kontaminan di muka. Alat ini bekerja dengan menarik udara yang dihirup melalui suatu medium yang akan membuang sebagian besar kontaminan. Untuk debu dan serabut, mediumnya adalah filter yang harus diganti jika sudah kotor, tetapi untuk gas dan uap, mediumnya adalah penyerap kimia yang khusus dirancang untuk gas dan uap yang akan dibuang. Medium itu dipasang pada sebuah kanister atau cartridge agar mudah dipasang atau diganti. Perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahwa medium yang dipakai adalah benar untuk polutan yang dikehendaki serta Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 untuk debu dan serabut, perlu dipikirkan kisaran ukuran partikel yang akan ditangkap, agar dapat dipilih medium filter yang sesuai. Filter juga tersedia untuk kombinasi debu, gas, dan uap. Jenis-jenis masker adalah sebagai berikut : 1. Masker sekali pakai Dibuat dari bahan filter, beberapa cocok untuk debu berukuran pernafasan. Bagian muka alat bertekanan negatif karena paru menjadi daya penggeraknya. npf = 5. 2. Separuh masker Terbuat dari karet atau plastik dan dirancang menutupi hidung dan mulut. Alat ini memiliki cartridge filter yang dapat diganti. Dengan cartridge yang sesuai alat ini cocok untuk debu, gas, serta uap. Bagian muka bertekanan negatif karena hisapan dari paru. npf = 10. 3. Masker seluruh muka Terbuat dari karet atau plastik dan dirancang untuk menutupi mulut, hidung, dan mata. Medium filter dipasang di dalam kanister yang langsung disambung dengan sambungan lentur. Dengan kanister yang sesuai, alat ini cocok untuk debu, gas, serta uap. Bagian muka mempunyai tekanan negatif karena paru mengisap udara disana. npf = 50 4. Masker berdaya Ramaddan : Gambaran Perilaku Pemakaian Masker Dan Pengukuran Kadar Debu Pada Pekerja Bagian Bongkar Muat Karet Kering Instalasi Belawan PTPN III Tahun 2008, 2008.