Kolang-kaling Karbohidrat Pembuatan Film Hidrogel Galaktomanan Ikat Silang Borat dari Galaktomanan Kolang-Kaling (Arenga pinnata) dengan Asam Borat (H3BO3)

merupakan tumbuhan biji tertutup karena biji buahnya terbungkus dengan daging buah. Daun aren majemuk menyirip seperti daun kelapa dengan panjang pelepah mencapai 5 meter dan tangkai daun mencapai 1,5 meter dengan warna hijau gelap di atas dan di sisi bawahnya berwarna keputih-putihan oleh karena adanya lapisan lilin di sisi bawahnya. Tanaman aren berkeping satu, dimana bunga jantan terpisah dari bunga-bunga betina dalam tongkol yang berbeda yang muncul di ketiak daun. Panjang tongkol dapat mencapai 2,5 meter. Buah aren berbentuk bulat peluru, dengan diameter sekitar 4 sentimeter, mempunyai tiga ruang dan memiliki tiga biji, tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10 tangkai atau lebih, dan setiap tangkai memiliki lebih kurang 50 butir buah berwarna hijau sampai cokelat kekuningan Sunanto, 1993. Hasil produksi aren juga dapat dimanfaatkan, misalnya buah aren muda diolah menjadi kolang-kaling, air nira untuk bahan pembuatan gula merah cuka dan pati tepung dalam batang untuk bahan pembuatan berbagai macam makanan Irawan et al., 2009.

2.3 Kolang-kaling

Buah aren yang masih muda besifat keras dan melekat sangat erat pada untaian buah, sedangkan buah yang sudah masak daging buahnya agak lunak. Daging buah aren yang masih muda mengandung lendir yang sangat gatal jika mengenai kulit karena lendir tersebut mengandung asam oksalat. Kolang- kaling merupakan endosperm biji buah aren yang berumur setengah masak setelah melalui proses pengolahan Sunanto, 1993. Setelah diolah menjadi kolang kaling Gambar 2.2, maka benda ini akan menjadi lunak, kenyal, dan berwarna putih agak bening Sunanto, 1993. Gambar 2.2 Kolang-kaling Universitas Sumatera Utara

2.4 Karbohidrat

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen, dan oksigen yang terdapat dalam alam. Dalam tahun 1880-an disadari bahwa karbohidrat sebenarnya polihidroksi aldehida dan keton atau turunan mereka Fessenden, 1992. Karbohidrat sangat bereanekaragam sifatnya. Monosakarida sering disebut gula sederhana adalah satuan karbohidrat yang tersederhana; mereka tak dapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil Fessenden, 1992. Contohnya : glukosa, fruktosa dan galaktosa. Disakarida merupakan monosakarida yang dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer yang dipersatukan oleh suatu hubungan glikosida dari karbon 1 dari satu satuan ke suatu OH satuan lain Fessenden, 1992. Contohnya : maltosa, laktosa, dan sukrosa. Oligosakarida merupakan karbohidrat yang tersusun dari dua sampai delapan satuan monosakarida Fessenden, 1992. Contohnya : rafinosa dan fruktan. Polisakarida merupakan karbohidrat lebih dari delapan satuan monosakarida yang diperoleh dari hidrolisis Fessenden, 1992. Contohnya : pati dan selulosa. Suatu polisakarida adalah senyawa yang mana molekul-molekulnya mengandung banyak satuan monosakarida yang dipersatukan dengan ikatan glikosida. Hidrolisis akan mengubah suatu polisakarida menjadi monosakarida Fessenden, 1992. Polisakarida semakin banyak diperhatikan untuk keperluan dalam industri makanan, farmasi dan kosmetik. Secara konvensional digunakan sebagai pengental dan pembuat gel. Karena struktur polihidroksi poliol sedemikian maka bahan ini mudah dikonsumsi oleh bakteri. Karena itu perlu modifikasi dari struktur sehingga dihasilkan suatu derivat yang dimungkinkan dengan mengurangi jumlah OH dari poliol dengan gugus organik Kok et al., 1999. Polisakarida memiliki fungsi yang berbeda-beda tergantung dari bentuk penyusunnya seperti pati, glikogen, dan gum. Beberapa diantaranya memiliki kontibusi terhadap kekuatan mekanik dan strukturnya dalam bentuk terikat silang didalam air dalam bentuk jaringan tiga dimensi seperti karagenan, agar dan alginat. Sebaliknya polisakarida seperti selulosa dan kitin kurang berpengaruh, xylan dan manan memiliki fungsi yang dapat menguatkan Sharma, 2008. Universitas Sumatera Utara

2.5 Manan