Asam Borat Pembuatan Film Hidrogel Galaktomanan Ikat Silang Borat dari Galaktomanan Kolang-Kaling (Arenga pinnata) dengan Asam Borat (H3BO3)

Glutaraldehida juga telah digunakan secara luas untuk proses ikat silang polimer yang mengandung gugus hidroksil. Telah diketahui bahwa dengan peningkatan konsentrasi glutaraldehida maka terjadi peningkatan densitas hasil ikat silang dan penurunan kemampuan mengembang pada larutan penyangga. Jika jumlah glutaraldehida yang digunakan untuk reaksi ikat silang makin tinggi maka efisiensi ikat silang rendah. Glutaraldehida Gambar 2.9 merupakan pengikat silang Gambar 2.10 yang bersifat racun, tetapi sifat racun itu dapat direduksi secara signfikan setelah proses ikat silang Kabir et al., 1998. HCCH 2 3 CH O O 2H + HCCH 2 3 CH OH OH HCCH 2 3 CH OH OH Glutaraldehida Ion Glutaraldehida Gambar 2.9 Isomerisasi Glutaraldehida dalam Suasana Asam Kabir et al., 1998. Gal OH OH HCCH 2 3 CH OH OH O OH HO O CHCH 2 3 HC OH OH O O O O CCH 2 3 C H H -2H 2 O Gal-OH Ion Glutaraldehida GIG Gambar 2.10 Reaksi Galaktomanan dengan Ion Glutaraldehida Kabir et al., 1998. Galaktomanan ikat silang saat ini semakin dikembangkan sebagai bahan yang digunakan untuk membawa obat ke bagian usus yang bermasalah. Kemampuan mengembang dari suatu galaktomanan di dalam cairan gastrointestinal menurun dari 100-200 kali menjadi 10-35 kali tergantung jumlah bahan pengikat silang yang digunakan. Galaktomanan akan kehilangan sifat non-ioniknya disebabkan oleh proses ikat silang dan menjadi bermuatan negatif Rana et al., 2011.

2.8 Asam Borat

Asam borat sendiri menurut Cahyadi, 2006, merupakan senyawa yang dikenal dengan nama boraks, mudah menguap pada pemanasan dengan kehilangan satu molekul airnya yang secara perlahan akan berubah menjadi asam metaborik. Universitas Sumatera Utara Boron B menurut Pudjaatmaka, 1992, adalah unsur berwarana hitam yang dianggap sebagai senyawa metalloid dengan titik leleh dan titik didih yang tinggi titik leleh = 2.177 o C, titik didih = 3.658 o C . Komposisi dan bentuk asam borat mengandung 99,0 dan 100 H 3 BO 3 . Mempunyai bobot molekul 61,83 dengan B = 17,50 ; H = 4,88 ; O = 77,62 berbentuk serbuk hablur kristal transparan atau granul putih tak berwarna dan tak berbau serta agak manis Cahyadi, 2008. Asam borat berasal dari borat, atau dengan hidrolisis halida bor, asam BOH 3 dapat diperoleh sebagai kristal jarum putih. Satuan-satuan BOH 3 terkait bersama-sama oleh ikatan-ikatan hidrogen membentuk lapisan-lapisan tak terhingga dengan simetri hampir heksagonal. Lapisan ini berjarak 3,18 Å dan ini menerangkan mudahnya kristal dipecah Cotton, 2007. Asam borat cukup larut dalam air. Ia adalah asam lemah monobasis yang bertindak sebagai suatu asam Lewis, yakni menerima OH - : Ion BOH 4 - terdapat dalam beberapa mineral, namun kebanyakan borat mempunyai struktur yang lebih kompleks seperti cincin anion pada gambar 2.11 asam borat dan borat membentuk kompleks yang sangat stabil dengan diol atau poliol pada gambar 2.12 Cotton, 2007. B O O B B O HO HO OH OH B OH O O C C OH Gambar 2.11 Kompleks Cincin Gambar 2.12 Kompleks Diol Cotton, 2007. Cotton, 2007. Boraks sejak lama digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk pembuatan gendar nasi dan kerupuk gendar yang oleh masyarakat Jawa disebut karak atau lempeng. Boraks secara lokal dikenal sebagai air bleng, garam bleng atau pijer Winarno dan Rahayu, 1994. Universitas Sumatera Utara Kelarutan borat dari logam-logam alkali mudah larut dalam air. Borat dari logam-logam lainnya umumnya sangat sedikit larut dalam air, tetapi cukup larut dalam asam-asam dan dalam larutan amonium klorida Vogel, 1985. Asam borat digunakan sebagai antiseptik dan sebagai buffer pada bedak bayi baik digunakan di rumah maupun rumah sakit sejak tahun 1880. Kegunaan zat ini sebagai buffer sangat diperlukan karena suspensi campuran talk 10 memiliki pH sekitar 8,4 hingga 9,4. Johnstone dan timnya menyatakan bahwa serbuk talk tanpa buffer dengan pH 9,3 lebih bersifat alkalis pada kulit lembut bayi. Sekitar 3-5 asam borat ditambahkan untuk menetralkan alkalinitas dari talk yang biasanya berpusat pada lipatan-lipatan kulit bayi dan menyebabkan iritasi jika tidak ditambahkan buffer Balsam, 1972.

2.9 Derajat