Pendapatan Keluarga dan Ketersediaan Pangan Keluarga

penghasilan yang didapatkan untuk memenuhi pangan keluarga. Pekerjaan yang tidak tetap suami juga mampu menghasilkan pendapatan yang cukup untuk biaya kebutuhan pangan keluarga ditambah pula dengan penghasilan tambahan dari ibu yang bekerja baik tetap maupun tidak tetap.

5.4. Pendapatan Keluarga dan Ketersediaan Pangan Keluarga

Berdasarkan hail penelitian, mayoritas pendapatan keluarga yang paling banyak adalah diatas UMK yaitu sebanyak 51 orang 68,9, dan yang paling sedikit adalah berpendapatan dibawah UMK sebanyak 23 orang 31,1. Diantara keluarga yang mempunyai pendapatan di atas UMK mereka mempunyai ketersediaan pangan yang terjamin lebih banyak dari yang tidak terjamin. Sementara itu, dari keluarga yang berpendapatan di bawah UMK lebih banyak mempunyai ketersediaan pangan yang tidak terjamin. Hal ini diasumsikan bahwa pendapatan yang lebih tinggi akan menjamin keluarga dapat memenuhi ketersediaan pangannya. Berdasarkan tabulasi silang antara pendapatan keluarga dengan ketersediaan pangan menyatakan bahwa diantara 5i keluarga yang pendapatannya diatas UMK maka ada 60,,8 keluarga yang ketersediaan pangannya terjamin, sedangkan dari kelompok keluarga yang pendapatannya di bawah UMK, keluarga yang ketersediaan pangannya terjamin hanya ada 43,5 keluarga, lebih banyak keluarga yang tidak terjamin ketersediaan pangannya yaitu ada 56,5. Menurut Soekirman 2000, apabila pendapatan meningkat pola konsumsi pangan akan semakin beragam, serta umunya akan terjadi peningkatan konsumsi pangan yang lebih bernilai gizi tinggi. Peningkatan pendapatan lebih lanjut tidak hanya akan meningkatkan keanekaragaman konsumsi pangan dan peningkatan konsumsi pangan yang lebih mahal, tetapi juga terjadi peningkatan konsumsi Universitas Sumatera Utara pangan di luar rumah. Pola kondisi terjadi peningkatan pendapatan, konsumen akan membelanjakan pendapatannya untuk pangan dengan persentase yang semakin kecil. Menurut asumsi peneliti pengeluaran keluaraga dapat dijadikan sebagai gambaran tingkat pendapatan keluarga. Pengeluaran keluarga yang rendah merupakan salah satu faktor penyebab masalah gizi yang dapat mengakibatkan rumah tangga tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam jumlah dan kualitas yang baik. Hal ini berakibat pada kekurangan gizi, baik gizi makro maupun gizi mikro. Pada saat pengeluaran keluarga berada di satu titik dimana rumah tangga tidak mampu membeli kebutuhan pangan, maka ketahanan pangan dan status gizi dari kelompok rawan mulai terancam. Pengeluaran makan keluarga ditentukan oleh daya beli makanan, kualitas, dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh anggota keluarga dan pola makan keluarga sehingga mempengaruhi asupan gizi. Kenaikan pendapatan mendorong masyarakat untuk memilih makanan yang kualitas nya lebih tinggi dengn kuantitas yang cukup.

5.5. Jumlah Anak dan Ketersediaan Pangan Keluarga