2.3.2 Koefisien Kontingensi
Kegunaan teknik koefisien kontingensi yang diberi simbol C, adalah untuk mencari atau menghitung keeratan hubungan antara dua variabel yang mempunyai gejala
ordinal kategori, paling tidak berjenis nominal.
Cara kerja atau perhitungan koefisien kontingensi sangatlah mudah jika nilai Chi-kuadrat sudah diketahui. Oleh karena itu biasanya para peneliti menghitung harga
koefisien kontingensi setelah menentukan harga Chi-kuadrat. Test signifikansi yang digunakan tetap menggunakan tabel kritik Chi-kuadrat, dengan derajat kebebasan db
sama dengan jumlah kolom dikurangi satu dikalikan dengan jumlah baris dikurangi satu b-1k-1. Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien kontingensi
adalah :
N C
hitung hitung
2 2
Dengan : C
= Koefisien Kontingensi
hitung 2
= Hasil perhitungan Chi Kuadrat
N = Banyak data
Universitas Sumatera Utara
Dari data yang dianalisis maka dapat dibentuk daftar kontingensi frekuensi yang diamati seperti tabel 2.1 di bawah ini :
Tabel 2.1 Daftar Kontingensi
FAKTOR II K TARAF JUMLAH
1 2
... K
FA KT
OR II
B
TA RA
F 1
O
11
O
12
... O
1K
n
10
2 O
21
O
22
... O
2K
n
20
... ...
... ...
... ...
... ...
... ...
... ...
B O
B1
O
B2
... O
BK
n
B0
JUMLAH N
01
N
02
... n
0K
N
Dimana : Faktor I dan faktor II adalah faktor-faktor yang membentuk daftar kontingensi dengan
b baris dan k kolom. n
ij
adalah frekuensi yang diamati.
b k
i ij
i
E N
; i = 1, 2, 3, ..., b
b k
j ij
j
E N
; i = 1, 2, 3, ..., k Selain itu frekuensi yang diharapkan dari frekuensi yang diamati dapat dilihat
dengan rumus :
n n
x n
E
oj io
ij
E
ij
: frekuensi yang diharapkan n : jumlah data yang diamati
Universitas Sumatera Utara
Dari rumus di atas dapat disusun tabel kontingensi dari frekuensi yang diharapkan seperti pada tabel 2.2 di bawah ini :
Tabel 2.1 Daftar Kontingensi dari Frekuensi yang Diharapkan
FAKTOR II K TARAF JUMLAH
1 2
... K
FA KT
OR II
B
TA RA
F 1
E
11
E
12
... E
1K
n
10
2 E
21
E
22
... E
2K
n
20
... ...
... ...
... ...
... ...
... ...
... ...
B E
B1
E
B2
... E
BK
n
B0
JUMLAH N
01
N
02
... n
0K
N
2.4 Hipotesa
Hipotesa secara estimologis dibentuk dari dua kata yaitu, kata hypo yang berarti kurang dan thesis yang berarti pendapat. Jadi hypotesis artinya suatu kesimpulan yang
masih kurang, yang masih belum sempurna. Pengertian ini kemudian diperluas dengan maksud sebagai kesimpulan yang belum sempurna, sehingga perlu disempurnakan
dengan membuktikan kebenaran hipotesa tersebut. Pembuktian ini hanya dapat dilakukan dengan menguji hipotesis dengan data di lapangan.
Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki untuk menentukan hipotesa adalah : 1. Hipotesa harus muncul dan hubungannya dengan teori serta masalah yang
diteliti. 2. Setiap hipotesis adalah kemungkinan jawaban terhadap persoalan yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
3. Hipotesis harus dapat diuji atau terukir tersendiri untuk menetapkan hipotesis yang besar kemungkinannya didukung oleh data empirik.
Perlu diingat, apapun syarat suatu hipotesis, yang jelas bahwa penampilan setiap hipotesis adalah bentuk statement, yaitu pernyataan tentang sifat atau keadaan
hubungan dua atau lebih variabel yang akan diteliti.
Adapun jenis hipotesis yang mudah dimengerti adalah hipoesis nol H ,
hipotesis alternatif H
1
, hipotesis kerja H
k
. Tetapi yang biasa adalah H yang
merupakan antara dua variabel yaitu variabel x da variabel y yang akan diteliti atau variabel independen x tidak mempengaruhi variabel dependen y.
Universitas Sumatera Utara
BAB III
TENTANG DAERAH RISET
3.1 Sejarah Singkat Kota Pematangsiantar