BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya dalam mempercepat pengembangan potensi manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan kepadanya. Jadi pendidikan
merupakan suatu kebutuhan yang semakin penting agar generasi Indonesia bisa bersaing dalam persaingan lokal maupun internasional. Tetapi di Indonesia
pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu masih menjadi masalah utama dalam sektor pendidikan, sedangkan pendidikan yang berkualitas
tentunya akan membentuk Sumber Daya Manusia SDM yang berkualitas juga.
Dewasa ini banyak lontaran kritik terhadap sistem pendidikan yang pada dasarnya mengatakan bahwa perluasan kesempatan belajar cenderung telah
menyebabkan bertambahnya pengangguran tenaga terdidik daripada bertambahnya tenaga produktif yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja. Kritik ini tentu saja
beralasan karena data sensus penduduk memperlihatkan kecenderungan yang menarik bahwa proporsi jumlah tenaga penganggur dari lulusan pendidikan yang lebih tinggi
ternyata lebih besar dibandingkan dengan proporsi tenaga penganggur dari lulusan yang lebih rendah Sensus Penduduk 1990. Dengan kata lain, persentase jumlah
penganggur tenaga sarjana tamatan Perguruan Tinggi lebih besar dibandingkan
Universitas Sumatera Utara
dengan persentase jumlah pengangguran lulusan SMA atau jenjang pendidikan yang lebih rendah.
Bagi setiap individu yang bisa melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi pada umumnya didasari harapan adanya peluang kerja dan pengembangan karier yang
lebih terbuka pada masa mendatang. Adanya kenyataan peluang mendapat pekerjaan yang semakin sulit akibat kebijakan ekonomi politik negara yang belum berpihak pada
terbukanya lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya bagi rakyat menjadikan tidak adanya jaminan bagi tamatan Perguruan Tinggi memiliki kemudahan dalam
mendapatkan pekerjaan. Kondisi ini berpotensi dalam memunculkan kecemasan akan kesulitan lapangan pekerjaan pada mahasiswa tingkat akhir yang bila tidak dikelola
dengan baik kecemasan tersebut akan memiliki dampak merugikan bagi kehidupan individu karena setiap orang pasti mendambakan suatu pekerjaan, ini disebabkan
karena kerja merupakan aktivitas dasar dan aktivitas sosial yang memiliki bagian esensial dari kehidupan manusia serta memberikan isi dan makan bagi kehidupan.
Dalam lapangan Ilmu Psikologi bekerja merupakan salah satu tugas masa perkembangan dewasa awal, yaitu tugas perkembangan pada individu yang berusia
21-40 tahun.
Fenomena susahnya orang berpendidikan tinggi mendapatkan kerja di negerinya sendiri tentu dengan gaji yang layak itu bukan menjadi monopoli khas
Indonesia. Harap diingat di negara-negara padat seperti India, Pakistan, Iran, Mesir atau China misalnya kejadian yang sama juga mereka alami. Betapa banyak lulusan
perguruan tinggi dari negara tersebut terpaksa bekerja mengadu nasib di luar negeri karea di negaranya tidak terdapat lowongan kerja yang memadai. Dengan demikian
Universitas Sumatera Utara
penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara tingkat pendidikan dengan lapangan kerja di Pematangsiantar. Kota Pematangsiantar dijadikan objek penelitian karena
penulis berasal dari kota tersebut. Sehingga judul Tugas Akhir ini adalah Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Lapangan Kerja di Pematangsiantar .
1.2 Perumusan Masalah