mengandung sekitar 1 komponen minor diantaranya: karoten, vitamin E tokoferol dan tokotrienol, sterol, posfolipid, glikolipid, terpen dan hidrokarbon
alifatik. Kegunaan yang terpenting dari karoten dan vitamin E adalah memberikan kontribusi sifat fisiolagis yang penting bagi tubuh Choo Yuen, 1994.
Tabel 2.2. Komponen minor dari minyak kelapa sawit CPO No
Senyawa Konsentrasi ppm
1 Karotenoid 500-700
2 Tokoperol dan Tokotrienol 600-1.000
3 Sterol 326-527
4 Phospholipid 5-130
5 Triterpen Alkohol 40-80
6 Metil Sterol 40-80
7 Squalen 200-500
8 Alkohol Alifatik 100-200
9 Hidrokarbon Alifatik 50
Sumber: Choo Yuen, 1994
2.6 Pengotoran Minyak
Kadar pengotor dan zat terlarut adalah bahan asing yang tidak larut dalam pelarut yang telah ditetapkan n-heksan, selsol, dietylether di bawah kondisi
pengujian tertentu. Pengotor yang tidak terlarut dinyatakan sebagai persen zat pengotor tehadap minyak atau lemak.
Kotoran yang terdapat pada minyak terdiri dari tiga golongan, yaitu: 1. Kotoran yang tidak larut dalam minyak fat insoluble dan terdispersi dalam
minyak Kotoran yang terdiri dari biji atau partikel jaringan, lender dan getah,
serat-serat yang berasal dari kulit, abu mineral yang terdiri dari Fe, Cu, Mg
Universitas Sumatera Utara
dan Ca, serta air dalam jumlah kecil. 2. Kotoran yang berbentuk suspensi koloid dalam minyak
Kotoran ini terdiri dari fosfolipid, karbohidrat senyawa yang mengandung nitrogen dan senyawa kompleks lainnya.
3. Kotoran yang terlarut dalam minyak Fat soluble campound Kotoran yang termasuk dalam golongan ini terdiri dari asam lemak bebas,
sterol, hidrokarbon, monogliserida dan digliserida yang dihasilkan dari hasil hidrolisa trigliserida, zat warna yang terdiri dari proses oksidasi dan
dekomposisi minyak yang terdiri dari keton, aldehid dan resin serta zat lain yang belum teridentifikasi ketaren, 2000.
2.7 Mutu Minyak Kelapa Sawit
Mutu minyak kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua arti, pengertian pertama, minyak benar-benar murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati
lain. Mutu minyak kelapa sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat- sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur angka penyabunan dan bilangan
yodium. Pengertian Kedua, yaitu pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran kadar. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu
internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida dan ukuran pemucatan. Kebutuhan mutu minyak sawit yang digunakan
sebagai bahan baku industri pangan maupun industri nonpanagan masing-masing berbeda-beda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek
higienisnya harus lebih diperhatikan. Dari faktor-faktor tersebut dapat juga di
Universitas Sumatera Utara
dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan pascapanen atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan sekjen deperindag, 2007.
Minyak CPO atau minyak mentah kelapa sawit yang baik adalah minyak dengan kadar ALB, air dan bahan-bahan kotoran lainnya yang rendah. Minyak
sawit mantah CPO harus memenuhi standar mutu SNI dengan persyaratan: ALB maksimal 5,0, kadar air maksimal 0,450, kadar kotoran maksimal 0,050.
Standar mutu pabrik maupun Standar Nasional Indonesia SNI haruslah lebih baik dari pada standar mutu internasional karena semangkin baik mutu yang
dihasilkan pabrik, maka akan memberikan kemungkinan lebih baik pula jika minyak tersebut akan diekspor dan sesampainya di tempat negara pengimpor
Anonim, 2012. Data yang dikumpulkan adalah data-data standar mutu CPO di pabrik
PTPN IV Kebun Adolina dan Standar Nasional Indonesia SNI tahun 2006 yang tertera pada tabel 2.3 dan tabel 2.4.
Tabel 2.3.Standar Mutu Minyak CPO PTPN IV Kebun Adolina.
No Parameter Mutu Minyak
Norma
1 2
3 ALB Asam Lemak Bebas
Kadar Air Kadar Kotoran
3,00 0,150
0,020 Sumber: PTPN IV Kebun adolina
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4. Standar Mutu Minyak CPO dalam SNI 01-2901-2006 No
Kriteria Uji Satuan
Persyaratan Mutu 1
2
3
4 Warna
Kadar Air dan Kotoran -Kadar Air
-Kadar kotoran Asam lemak bebas
sebagai asam palmitat Bilangan Yodium
- , fraksi masa
, fraksi masa , fraksi masa
, fraksi masa
g Yodium100 g Jingga kemerah-merahan
0,5 maks 0,45 maks
0,05 maks 5,0 maks
50-55 Sumber: Badan Standarisasi Nasional BSN
2.8 Produk Kelapa Sawit dan Pemanfaatannya