Manfaat Minyak Sawit untuk Industri Pangan Manfaat Minyak Sawit untuk Industri Nonpangan

Tabel 2.4. Standar Mutu Minyak CPO dalam SNI 01-2901-2006 No Kriteria Uji Satuan Persyaratan Mutu 1 2 3 4 Warna Kadar Air dan Kotoran -Kadar Air -Kadar kotoran Asam lemak bebas sebagai asam palmitat Bilangan Yodium - , fraksi masa , fraksi masa , fraksi masa , fraksi masa g Yodium100 g Jingga kemerah-merahan 0,5 maks 0,45 maks 0,05 maks 5,0 maks 50-55 Sumber: Badan Standarisasi Nasional BSN

2.8 Produk Kelapa Sawit dan Pemanfaatannya

Hasil utama tanaman kelapa sawit adalah minyak mentah atau yang dikenal dengan nama CPO Crude Palm Oil dan inti sawit PKO Palm Kernel Oil. Minyak sawit dapat dimanfaatkan di berbagai industri karena memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak sawit sebagai bahan baku adalah industri pangan, industri kosmetik dan industri farmasi.

2.8.1 Manfaat Minyak Sawit untuk Industri Pangan

Dewasa ini banyak pabrik pengolahan yang memproduksi minyak goreng dari kelapa sawit dengan kandungan kolesterol yang rendah. Sebagai bahan baku Universitas Sumatera Utara untuk industri pangan, minyak kelapa sawit antara lain digunakan dalam bentuk minyak goreng, margarin, butter dan bahan-bahan untuk membuat kue. Sebagai bahan pangan, minyak sawit mempunyai beberapa keunggulan di bandingkan minyak goreng lain, yaitu kandungan karotennya yang diketahui berfungsi sebagai antikanker dan kandungan tokoferol sebagai sumber vitamin E. Selain itu, kandungan asam linoleat dan linolenat yang rendah, sehingga minyak goreng ini memiliki kemantapan kalor yang tinggi dan tidak mudah teroksidasi oleh karena itu, minyak goreng bersifat lebih awet dan makanan yang digoreng dengan minyak ini tidak cepat bau tengik Tim Bina Karya Tani, 2009.

2.8.2 Manfaat Minyak Sawit untuk Industri Nonpangan

Minyak sawit mempunyai potensi yang cukup besar untuk digunakan di indusri-industri nonpangan, industri farmasi dan industri oleokimia fatty acid, fatty alcohol dan glycerine. Produk nonpangan yang dihasilkan dari minyak sawit dan minyak inti sawit diproses melalui proses hidrolisis untuk menghasilkan asam lemak, lemak alkohol, asam amina, metil ester dan gliserin. a. Bahan Baku untuk Industri Farmasi Kandungan minor dalam minyak sawit berjumlah kurang lebih 1, antara lain terdiri dari karoten, tokoferol, sterol, alkohol, triterpen, fosfolipida. Kandungan minor tersebut menjadikan minyak dapat digunakan sebagai bahan baku dalam industri farmasi. Di antara kandungan minor yang sangat berguna antara lain karoten dan tokoferol yang dapat mencegah kebutaan defisiensi vitamin A dan pemusnahan radikal bebas yang selanjutnya juga bermanfaat Universitas Sumatera Utara untuk mencegah kanker, arterosklerosis dan memperlambat penuaan Tim Ps, 2002. Berdasarkan hasil penelitian, karoten dapat dimanfaatkan sebagai obat kanker paru-paru dan kanker payudara. Selain sebagai obat kanker, karoten juga merupakan sumber provitamin A yang cukup potensial. Karoten terdiri atas 36 α-karoten dan 54 β-karoten yang tersimpan dalam buah kelapa sawit. Beta karoten merupakan bahan pembentuk vitamin A provitamin A dalam proses metabolisme di dalam tubuh. Bentuk obat yang berasal dari β-karoten adalah kapsul dan sirup. Untuk menghasilkan β-karoten, dilakukan proses fraksinasi dan ekstraksi β-karoten, sehingga terpisah dari minyak kelapa sawit. Unsur tokoferol yang terkandung dalam minyak kelapa sawit dikenal sebagai antioksidan dan juga sebagai sumber vitamin E Tim bina karya tani, 2009. b. Bahan Baku untuk Oleokimia Oleokimia adalah bahan baku industri yang diperoleh dari minyak nabati, termasuk di antaranya adalah minyak sawit dan minyak inti sawit. Produksi utama minyak yang digolongkan dalam oleokemikal adalah asam lemak, lemak alkohol, asam amina, metil ester, dan gliserin. Asam lemak minyak sawit dapat dihasilkan dari proses hidrolisis. Asam lemak yang dihasilkan kemudian dihidrogenasi, lalu didestilasi dan selanjutnya difraksinasi sehingga dihasilkan asam lemak murni. Asam-asam lemak tersebut digunakan sebagai bahan baku detergen, tinta, tektil, aspal dan perekat. Lemak alkohol merupakan hasil lanjutan dari pengolahan asam lemak. Lemak alkohol dijadikan bahan dasar pembuatan detergen yang umumnya berasal Universitas Sumatera Utara dari metil ester asam laurat. Minyak inti sawit yang kaya akan laurat merupakan bahan dasar pembuatan lemak alkohol. Lemak amina yang juga sebagai hasil dari minyak sawit digunakan sebagai bahan dalam industri plastik dan sebagai pelumas. Metil ester yang dihasilkan melalui proses waterifikasi pada lemak merupakan hasil antara asam lemak pada pembuatan lemak alkohol. Metil ester dapat digunakan sebagai bahan pembuatan sabun. Gliserin merupakan hasil pemisahan asam lemak. Gliserin terutama digunakan dalam industri, antara lain sebagai bahan pelarut shampo, obat kumur dan pasta gigi. Selain itu gliserin berfungsi sebagai bahan pada industri permen karet, minyak pelicin, cat dan sabun Tim bina karya tani, 2009. Universitas Sumatera Utara BAB III METODOLOGI

3.1 Tempat Pengujian