BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kontrasepsi Oral
Pada tahun 1921    dilakukan  studi pertama dengan  melakukan  transplantasi ovarium binatang percobaan yang sedang hamil kepada binatang lain dari
spesies sama.  Hasilnya  menunjukkan bahwa terjadi kemandulan sementara pada binatang yang menerima transplantasi tersebut. Selanjutnya pada tahun
1930 telah dilakukan isolasi progesteron dan  untuk penelitian berikutnya ditemukan bahwa progesteron dan estrogen dapat menghambat ovulasi.
Pada  penelitian yang dilakukan awal tahun 1950  diketahui  bahwa pemberian progesteron  per oral pada hari ke 5 sampai ke 25 siklus haid
dapat menghambat ovulasi, sehingga  dapat  digunakan  untuk keperluan kontrasepsi.
6
1,6
Pengetahuan ini menjadi dasar untuk menggunakan kombinasi estrogen dan progesteron sebagai kontrasepsi sebagai salah satu
cara mencegah terjadinya ovulasi. Kontrasepsi dapat dilakukan dengan cara  pantang berkala, obat
spermatisidpil vagina, kondom, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR, kontrasepsi hormonal dan sterilisasi.
1
Kontrasepsi hormonal dapat  diberikan  secara  oral  dan suntikan. Kontrasepsi oral yang diproduksi adalah dalam bentuk pil. Pil hormonal untuk
kontrasepsi yang  digunakan  saat ini tidak  berasal  dari estrogen dan progesteron alamiah, melainkan dari steroid sintetik. Ada dua jenis
7
Universitas Sumatera Utara
progesteron sintetik yang dipakai, yaitu yang berasal dari 19 nor-testosteron dan 17 alfa-asetoksi-progesteron. Derivat 19 nor-testosteron yang sekarang
banyak digunakan untuk pil kontrasepsi adalah noretinodrel, norethindron asetat, etinodiol diasetat, dan norgestrel.
6,7
Sedangkan yang berasal dari 17 alfa-asetoksi-progesteron tidak digunakan lagi karena ditemukan  efek
karsinogenik pada binatang percobaan. Estrogen yang banyak digunakan untuk pil kontrasepsi adalah etinil
estradiol dan mestranol. Setiap zat ini mempunyai ikatan etinil sehingga tidak mudah berubah dalam sistem vena  portal bila digunakan secara oral  dan
mempunyai waktu paruh yang cukup lama dalam darah.
7
2,3,6
Dalam darah 19 nor-testosteron akan berikatan dengan globulin  sedangkan turunan estrogen
diikat oleh albumin.
7
Pil hormonal yang diproduksi terdiri atas komponen estrogen dan progestagen progesteron sintetik, atau salah satu dari komponen itu.
1,2,7
Pil yang terdiri dari etinilestradiol atau mestranol dengan salah satu progestagen
pada  setiap tablet dalam dosis tertentu disebut dengan pil kombinasi. Pil sekuensial merupakan pil yang berisi estrogen  pada tablet untuk 14 sampai
16 hari, dan mengandung estrogen dan progestagen  untuk 5 sampai 7 hari. Pil mini hanya berisi progestagen dalam  dosis kecil.  Pil ini  digunakan tanpa
masa istirahat yang terdiri dari 35 tablet. Pil kombinasi dan sekuensial biasanya dikemas dalam satu kotak yang
berisi 21 atau 22 tablet. Sebagian kecil ada yang berisi 28 tablet dengan 6
7,8
Universitas Sumatera Utara
atau 7 tablet terakhir berupa plasebo sehingga tidak perlu lagi masa istirahat 6  atau 7 hari.
1,2
Pil  kombinasi merupakan bentuk yang paling banyak digunakan. Setiap tablet mengandung 20 sampai 100
μg  etinilestradiol  dan progestagen  dengan dosis tertentu.
Pada beberapa kondisi,  kadar  progesteron akan menetap  di dalam tubuh sehingga meskipun penggunaannya telah dihentikan masih
mempunyai efek kontrasepsi yang berbeda antar  individu.
1
1
Kadar hormonal yang menetap diduga sebagai penyebab terjadinya PJB  tipe konotrunkal.
4
2.2. Embriogenesis Jantung