Uji Kesukaan Hedonic Test Uji Kesukaan Hedonic Test adalah pengujian terhadap kesan subyektif Uji Tempel Patch Test

ditentukan droop pointnya yaitu temperatur dimana minyak dari lipstik akan menetes, caranya lipstik dibiarkan diletakkan merata pada kotak, dimana pada temperatur tertentu akan keluar minyaknya. Temperatur ini dianggap sebagai temperatur limit untuk peyimpanan. Terutama sesuai dengan produk yang memerlukan temperatur penyimpanan tertentu, misalnya pada waktu pengepakan, pemasaran dan pemakaian, droop point harus diatas 45ºC, dan sebaiknya diatas 50ºC. 2. Breaking point Gunanya untuk mengetahui kekuatan lipstik dan juga kualitas lilinnya Balsam, 1972.

2.10 Uji Kesukaan Hedonic Test Uji Kesukaan Hedonic Test adalah pengujian terhadap kesan subyektif

yang sifatnya suka atau tidak suka terhadap suatu produk. Pelaksanaan uji ini memerlukan dua pihak yang bekerja sama, yaitu panel dan pelaksana. Panel adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan uji melalui proses penginderaan. Orangnya disebut panelis. Panel terbagi dua, yaitu panel terlatih dan tidak terlatih. Jumlah panel uji kesukaan makin besar semakin baik, sebaiknya jumlah itu melebihi 20 orang. Jumlah lebih besar tentu akan menghasilkan kesimpulan yang dapat diandalkan Soekarto, 1981. Kriteria panelis Soekarto, 1981: 1. Memiliki kepekaan dan konsistensi yang tinggi. 2. Panelis yang digunakan adalah panelis tidak terlatih yang diambil secara acak. Jumlah anggota penelis semakin besar semakin baik. 3. Berbadan sehat. Universitas Sumatera Utara 4. Tidak dalam keadaan tertekan. 5. Mempunyai pengetahuan dan pengalaman tentang cara-cara penilaian organoleptik.

2.11 Uji Tempel Patch Test

Uji tempel adalah uji iritasi dan kepekaan kulit yang dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan uji pada kulit normal panel manusia dengan maksud untuk mengetahui apakah sediaan tersebut dapat menimbulkan iritasi pada kulit atau tidak. Iritasi umumnya akan segera menimbulkan reaksi kulit sesaat setelah pelekatan pada kulit, iritasi demikian disebut iritasi primer. Tetapi jika iritasi tersebut timbul beberapa jam setelah pelekatannya pada kulit, iritasi ini disebut iritasi sekunder. Tanda-tanda yang ditimbulkan reaksi kulit tersebut umumnya sama, yaitu akan tampak sebagai kulit kemerahan, gatal-gatal, atau bengkak. Lokasi uji lekatan adalah bagian kulit panel yang dijadikan daerah lokasi untuk uji tempel. Biasanya yang paling tepat dijadikan daerah lokasi uji tempel adalah bagian punggung, lengan tangan, dan bagian kulit di belakang telinga Ditjen POM, 1985. Panel uji tempelDitjen POM, 1985: 1. Wanita 2. Berusia 20-30 tahun 3. Berbadan sehat jasmani dan rohani 4. Tidak memiliki riwayat penyakit alergia atau reaksi alergi 5. Menyatakan Kesediannya dijadikan sebagai panelis uji tampel. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah eksperimental. Penelitian meliputi penyiapan sampel, pembuatan ekstrak, pembuatan formulasi sediaan, pemeriksaan mutu fisik sediaan, uji iritasi terhadap sediaan, dan uji kesukaan Hedonic Test terhadap variasi sediaan yang dibuat. 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan antara lain: alat-alat gelas laboratorium, neraca analitis, rotary evaporator, freeze dryer, oven, penangas air, pH meter, spatula, sudip, kaca objek, cawan penguap, pencetak suppositoria, pipet tetes, dan roll up lipstick Lampiran 4. 3.1.2 Bahan Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah beras ketan hitam Oryza sativa L.. Bahan kimia yang digunakan antara lain: akuades, etanol 96, asam sitrat 0,25, oleum ricini, cera alba, vaselin alba, setil alkohol, lanolin, cetaceum, propilen glikol, butil hidroksi toluen, titanium dioksida, oleum rosae, dan metil paraben. 3.2 Penyiapan Sampel Penyiapan sampel meliputi pengumpulan sampel, determinasi tumbuhan, dan pengolahan sampel. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Formulasi Sediaan Lipstik Menggunakan Ekstrak Angkak (Monascus Purpureus) Sebagai Pewarna

34 155 71

Formulasi Sediaan Lipstik Dengan Ekstrak Kubis Merah (Brassica oleraceae var capitata L.f. rubra (L) Thell) Sebagai Pewarna

42 173 64

Formulasi substitusi tepung beras merah (Oryza nivara) dan ketan hitam (Oryza sativa glutinosa) dalam pembuatan cookies fungsional

1 18 62

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN BERALKOHOL DARI RAGI TUAK DAYAK DENGAN KOMBINASI KETAN HITAM (Oryza sativa L. var. glutinosa)DANBERAS HITAM (Oryza sativa L.)KULTIVAR CEMPO IRENG.

1 7 19

SKRIPSI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN BERALKOHOL DARI RAGI TUAK DAYAK DENGAN KOMBINASI KETAN HITAM (Oryza sativa L. var. glutinosa) DAN BERAS HITAM (Oryza sativa L.) KULTIVAR CEMPO IRENG.

0 3 18

I. PENDAHULUAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN BERALKOHOL DARI RAGI TUAK DAYAK DENGAN KOMBINASI KETAN HITAM (Oryza sativa L. var. glutinosa) DAN BERAS HITAM (Oryza sativa L.) KULTIVAR CEMPO IRENG.

0 3 6

II. TINJAUAN PUSTAKA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN BERALKOHOL DARI RAGI TUAK DAYAK DENGAN KOMBINASI KETAN HITAM (Oryza sativa L. var. glutinosa) DAN BERAS HITAM (Oryza sativa L.) KULTIVAR CEMPO IRENG.

1 7 45

V. SIMPULAN DAN SARAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN BERALKOHOL DARI RAGI TUAK DAYAK DENGAN KOMBINASI KETAN HITAM (Oryza sativa L. var. glutinosa) DAN BERAS HITAM (Oryza sativa L.) KULTIVAR CEMPO IRENG.

0 4 37

Pengaruh Cara Pemasakan Beras Ketan Hitam (Oryza sativa glutinosa) dan Penambahan Jahe Terhadap Karaketeristik sari Ketan Hitam Sebagai Minuman Fungsional.pdf.

0 0 10

Stabilitas Ekstrak Antosianin Beras Ketan (Oryza sativa var. glutinosa) Hitam se Proses Pemanasan dan Penyimpanan | Suhartatik | Agritech 9533 17618 1 PB

1 1 7