Komponen Utama dalam Sediaan Lipstik

2.7 Lipstik

Lipstik adalah sediaan kosmetika yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah yang dikemas dalam bentuk batang padat. Hakikat fungsinya adalah untuk memberikan warna bibir menjadi merah, yang dianggap akan memberikan ekspresi wajah sehat dan menarik Ditjen POM, 1985. Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam pembawa yang terbuat dari campuran lilin dan minyak, dalam komposisi yang sedemikian rupa sehingga dapat memberikan suhu lebur dan viskositas yang dikendaki. Suhu lebur lipstik yang ideal sesungguhnya diatur hingga suhu yang mendekati suhu bibir, bervariasi antara 36-38 o C. Tetapi karena harus memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca sekelilingnya, terutama suhu daerah tropik, suhu lebur lipstik dibuat lebih tinggi, yang dianggap lebih sesuai diatur pada suhu lebih kurang 62 o C, biasanya berkisar antara 55-75 o C Ditjen POM, 1985.

2.8 Komponen Utama dalam Sediaan Lipstik

Penambahan zat warna dalam sediaan lipstik bertujuan untuk menambah intensitas warna bibir sehingga memberikan kesan sehat pada wajah, memberi bentuk pada bibir, serta menambah keselasaran dengan mata, rambut, dan pakaian. Komponen utama sediaan lipstik antara lain: a. Emolien. Castor oil, ester, lanolin, minyak alkohol dodecanol oktil, minyak jojoba dan trigliserida. b. Malam. Candelilla, carnauba, lilin lebah, ozokeritceresein, silikon alkil, polietilen, lanolin, parafin. Universitas Sumatera Utara c. Modifier wax. Bekerja bersama dengan malam untuk memperbaiki tekstur, aplikasi dan stabilitas termasuk asetat setil dan lanolin asetat, oleil alkohol, lanolin sintetik, lanolin alkohol asetat, dan vaselin putih dan kuning. d. Pewarna Di Amerika Serikat hanya zat warna yang telah diizinkan FDA yang dapat digunakan dalam makanan, obat-obatan dan kosmetika. Pembagian zat warna menurut FDA Food and Drugs Administration: 1. FD C color, untuk makanan, obat-obatan, dan kosmetik. 2. D C, untuk obat-obatan dan kosmetik tidak dapat digunakan untuk makanan. 3. Ext D C yang diizinkan untuk dipakai pada obat-obatan dan kosmetik dalam jumlah yang dibatasi. e. Zat aktif. Zat aktif yang ditambahkan dalam sediaan pewarna bibir adalah sebagai pelembab dan pelembut yaitu untuk memperbaiki kulit bibir yang kering dan pecah-pecah diantaranya: tokoferil asetat, natrium hyaluronate, ekstrak lidah buaya, ascorbyl palmitate, silanols, ceramides, panthenol, asam amino, dan beta karoten. f. Pengisi. Mica, silica, boron nitride, BiOCl, pati, lisin lauroyl g. AntioksidanPengawet BHA, BHT, ekstrak rosemary, asam sitrat, propil paraben, metil paraben, dan tokoferol Barel, Paye dan Maibach, 2001. Komponen Lipstik yang Digunakan: a. Oleum ricini Minyak jarak Minyak jarak adalah minyak lemak yang diperoleh dengan perasan dingin biji Ricinus communis L. yang telah dikupas. Pemeriannya berupa cairan kental, Universitas Sumatera Utara jernih, kuning pucat atau hampir tidak berwarna, bau lemah, rasa manis dan agak pedas. Kelarutannya yaitu larut dalam 2,5 bagian etanol 90, mudah larut dalam etanol mutlak, dan dalam asam asetat glasial Ditjen POM, 1979. b. Cera alba Malam putih Cera alba dibuat dengan memutihkan malam yang diperoleh dari sarang lebah Apis mellifera L. Pemeriannya yaitu berupa zat padat, berwarna putih kekuningan, dan bau khas lemah. Kelarutannya yaitu praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol 95, larut dalam kloroform, eter, minyak lemak, dan minyak atsiri. Suhu leburnya yaitu antara 62 o hingga 64 o C. Khasiat umumnya digunakan sebagai zat tambahan Ditjen POM, 1979. c. Lanolin Lanolin adalah adeps lanae yang mengandung air 25 dan digunakan sebagai pelumas, penutup kulit dan mudah dipakai Anief, 1994. d. Vaselin alba Vaselin alba adalah campuran hidrokarbon setengah padat yang telah diputihkan, diperoleh dari minyak mineral. Pemeriannya yaitu berupa massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini tetap walaupun zat telah dileburkan. Kelarutannya yaitu praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol 95, tetapi larut dalam kloroform dan eter. Suhu leburnya antara 38 o hingga 56 o C. Khasiat umumnya digunakan sebagai zat tambahan Ditjen POM, 1979. e. Setil alkohol Pemeriannya yaitu berupa serpihan putih licin, granul, atau kubus, putih, bau khas lemah, dan rasa lemah. Kelarutannya yaitu tidak larut dalam air, larut Universitas Sumatera Utara dalam etanol dan dalam eter, kelarutannya bertambah dengan naiknya suhu. Suhu leburnya yaitu antara 45 o dan 50 o Ditjen POM, 1995. f. Metil paraben Pemeriannya yaitu berupa hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa terbakar. Kelarutannya yaitu sukar larut dalam air dan benzen, mudah larut dalam etanol dan dalam eter, larut dalam minyak, propilen glikol, dan dalam gliserol. Suhu leburnya antara 125 o C hingga 128 o C. Khasiatnya adalah sebagai zat tambahan zat pengawet Ditjen POM, 1995. g. Cetaceum Cetaceum adalah malam padat murni, diperoleh dari minyak lemak yang terdapat pada kepala lemak dan badan Physeter Catodon L. dan Hyperoodan costralos Muller. Pemberiannya yaitu massa hablur, bening, licin, putih mutiara, bau dan rasa lemah. Kelarutannya yaitu paktis tidak larut dalam air dan dalam etanol 96 P, larut dalam 20 bagian etanol 96 P mendidih, kloroform P, éter P, minyak lemak dan minyak atsiri. Suhu leburnya antara 42 o C hingga 50 o C. Khasiat umumnya digunakan sebagai zat tambahan Ditjen POM, 1979. h. Butil Hidroksi Toluen Pemberiannya hablur padat, putih bau khas. Kelarutannya praktis tidak larut dalam air dan dalam propilen glikol, mudah larut dalam etanol 96 P, kloroform P, dan dalam éter P. Suhu leburnya tidak kurang dari 69,2 o C Ditjen POM, 1979. Universitas Sumatera Utara i. Oleum rosae Minyak mawar Minyak mawar adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap bunga segar Rosa gallica L., Rosa damascena Miller, Rosa alba L., dan varietas Rosa lainnya. Pemeriannya yaitu berupa cairan tidak berwarna atau kuning, bau menyerupai bunga mawar, rasa khas, pada suhu 25 o C kental, dan jika didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi massa hablur bening yang jika dipanaskan mudah melebur. Kelarutannya yaitu larut dalam kloroform dan berat jenisnya yaitu antara 0,848 sampai 0,863 Ditjen POM, 1979. j. Propilen glikol Propilen glikol beupa cairan jernih, tidak berwarna, dan praktis tidak berbau, rasa agak manis, dan stabil jika bercampur dengan gliserin, air, dan alkohol. Propilen glikol sangat luas digunakan dalam kosmetika sebagai pelarut. Dalam kosmetika propilen glikol berfungsi sebagai humektan Barel, Paye dan Maibach, 2009. k. Titanium dioksida Pigmen titanium dioksida TiO 2 merupakan serbuk putih dengan daya peng”opak” yang tinggi. Dapat digunakan pada makanan, kosmetika, dan pelindung kulit dari sinar UV. Titanium dioksida sangat aman digunakan Stryker, 2008. Penambahan titanium dioksida ini untuk memperbaiki corak warna yang dikehendaki pada lipstik. 2.9 Pemeriksaan Lipstik 1. Titik lebur atau saat lipstik menjadi lunak Titik lebur dari lipstik dapat diperiksa dengan pipa kapiler yang ukurannya, panjang isinya, dan temperaturnya tertentu sama rata. Kecuali itu Universitas Sumatera Utara ditentukan droop pointnya yaitu temperatur dimana minyak dari lipstik akan menetes, caranya lipstik dibiarkan diletakkan merata pada kotak, dimana pada temperatur tertentu akan keluar minyaknya. Temperatur ini dianggap sebagai temperatur limit untuk peyimpanan. Terutama sesuai dengan produk yang memerlukan temperatur penyimpanan tertentu, misalnya pada waktu pengepakan, pemasaran dan pemakaian, droop point harus diatas 45ºC, dan sebaiknya diatas 50ºC. 2. Breaking point Gunanya untuk mengetahui kekuatan lipstik dan juga kualitas lilinnya Balsam, 1972.

2.10 Uji Kesukaan Hedonic Test Uji Kesukaan Hedonic Test adalah pengujian terhadap kesan subyektif

Dokumen yang terkait

Formulasi Sediaan Lipstik Menggunakan Ekstrak Angkak (Monascus Purpureus) Sebagai Pewarna

34 155 71

Formulasi Sediaan Lipstik Dengan Ekstrak Kubis Merah (Brassica oleraceae var capitata L.f. rubra (L) Thell) Sebagai Pewarna

42 173 64

Formulasi substitusi tepung beras merah (Oryza nivara) dan ketan hitam (Oryza sativa glutinosa) dalam pembuatan cookies fungsional

1 18 62

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN BERALKOHOL DARI RAGI TUAK DAYAK DENGAN KOMBINASI KETAN HITAM (Oryza sativa L. var. glutinosa)DANBERAS HITAM (Oryza sativa L.)KULTIVAR CEMPO IRENG.

1 7 19

SKRIPSI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN BERALKOHOL DARI RAGI TUAK DAYAK DENGAN KOMBINASI KETAN HITAM (Oryza sativa L. var. glutinosa) DAN BERAS HITAM (Oryza sativa L.) KULTIVAR CEMPO IRENG.

0 3 18

I. PENDAHULUAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN BERALKOHOL DARI RAGI TUAK DAYAK DENGAN KOMBINASI KETAN HITAM (Oryza sativa L. var. glutinosa) DAN BERAS HITAM (Oryza sativa L.) KULTIVAR CEMPO IRENG.

0 3 6

II. TINJAUAN PUSTAKA AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN BERALKOHOL DARI RAGI TUAK DAYAK DENGAN KOMBINASI KETAN HITAM (Oryza sativa L. var. glutinosa) DAN BERAS HITAM (Oryza sativa L.) KULTIVAR CEMPO IRENG.

1 7 45

V. SIMPULAN DAN SARAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MINUMAN BERALKOHOL DARI RAGI TUAK DAYAK DENGAN KOMBINASI KETAN HITAM (Oryza sativa L. var. glutinosa) DAN BERAS HITAM (Oryza sativa L.) KULTIVAR CEMPO IRENG.

0 4 37

Pengaruh Cara Pemasakan Beras Ketan Hitam (Oryza sativa glutinosa) dan Penambahan Jahe Terhadap Karaketeristik sari Ketan Hitam Sebagai Minuman Fungsional.pdf.

0 0 10

Stabilitas Ekstrak Antosianin Beras Ketan (Oryza sativa var. glutinosa) Hitam se Proses Pemanasan dan Penyimpanan | Suhartatik | Agritech 9533 17618 1 PB

1 1 7