Uji Multikolinearitas Uji Autokorelasi Uji Heteroskedastisitas

yakni 0,852, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas dipenuhi.

b. Uji Multikolinearitas

Untuk memeriksa apakah terjadi multikolinearitas atau tidak dapat dilihat dari nilai variance inflation factor VIF. Nilai VIF yang lebih dari 10 diindikasi suatu variabel bebas terjadi multikolinearitas Ghozali, 2013. Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant TAXAV .902 1.108 BIGFOUR .668 1.496 VODISC .759 1.318 KOMAUD .631 1.586 Sumber : hasil olahan software SPSS Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.3, nilai VIF dari variabel TAXAV adalah 1,108, nilai VIF dari variabel BIGFOUR adalah 1,496, nilai VIF dari variabel VODISC adalah 1,318, dan nilai VIF dari variabel KOMAUD adalah 1,586. Karena masing-masing nilai VIF tidak lebih besar dari 10, maka tidak terdapat gejala multikolinearitas yang berat. Universitas Sumatera Utara

c. Uji Autokorelasi

Asumsi mengenai independensi terhadap residual non-autokorelasi dapat diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Nilai statistik dari uji Durbin-Watson berkisar di antara 0 dan 4. Nilai statistik dari uji Durbin- Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi. Field 2009:220-221, Gio, 2015. Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Durbin- Watson 1 2.149 Sumber: hasil olahan software SPSS Berdasarkan Tabel 4.4, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 2,149. Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara 1 dan 3, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi autokorelasi. Perhatikan juga bahwa diketahui dengan jumlah variabel bebas dan jumlah pengamatan sebanyak adalah . Perhatikan bahwa karena , yakni , maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID pada sumbu Y, dan ZPRED pada sumbu X. Field, 2009:230, Ghozali, 2011:139. Field 2009:248, Ghozali, 2011:139 menyatakan dasar analisis Universitas Sumatera Utara adalah jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas Sumber: Hasil olahan software SPSS Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.1, tidak terdapat pola yang begitu jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.2.3 Pengujian Hipotesis a. Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan suatu nilai nilai proporsi yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas Supranto, 2005:158, Gujarati, 2003:212. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1. Nilai koefsien determinasi yang Universitas Sumatera Utara kecil mendekati nol berati kemampuan variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan variasi variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien determinasi yang mendekati satu berarti variabel- variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel bebas. Tabel 4.5 Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .438 a .192 .122 .0423188 2.149 a. Predictors: Constant, KOMAUD, TAXAV, VODISC, BIGFOUR b. Dependent Variable: COD Sumber : hasil olahan software SPSS Berdasarkan Tabel 4.5, nilai koefisien determinasi terletak pada kolom R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar . Nilai tersebut berarti KOMAUD, TAXAV, BIGFOUR, dan VODISC mempengaruhi secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel kebijakan COD sebesar 19,2, sisanya sebesar 80,8 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

b. Uji Signifikansi Pengaruh Simultan Uji F

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Auditor Dan Ukuran Komite Audit Terhadap Manajemen Laba Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Dibursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011

0 59 86

Pengaruh corporate governance terhadap tax avoidance : studi empiris pada sektor perbankan yang terdaftar di bei periode tahun 2009-2013

0 15 0

PENGARUH TAX AVOIDANCE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN EFEKTIVITAS KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2010-2014)

0 5 110

Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 - 2015

0 1 123

Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

0 2 11

Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

0 0 1

Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

1 0 11

Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

0 0 21

Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

0 3 6

Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan Sukarela, Komite Audit terhadap Biaya Utang (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2013)

0 0 10