PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN DAN PROFITABLITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX)

(1)

(Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index) THE INFLUENCE OF ASSET STRUCTURE, FIRM SIZE, GROWTH

RATE, AND PROFITABILITY, ON THE CAPITAL STRUCTURE. (A Study on Companies Listed on The Jakarta Islamic Index)

Oleh

KHAFID FATKHUR ROHMAN 20120410230

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

THE INFLUENCE OF ASSET STRUCTURE,FIRM SIZE, GROWTH RATE, AND PROFITABILITY, ON THE

CAPITAL STRUCTURE.

(A Study on Companies Listed on The Jakarta Islamic Index)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

KHAFID FATKHUR ROHMAN 20120410230

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii Nama : Khafid Fatkhur Rohman Nomor Mahasiswa : 20120410230

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul “ PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN DAN PROFITABLITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 27 Oktober 2016


(4)

iii

dan allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS Al-Baqarah : 216)

“Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat”

(QS Al-Baqarah 2:153)

“Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak

pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia” (QS. Al-ikhlas)

“Allah mengangkat orang beriman di antara kamu dan juga orang-orang yang dikaruniai ilmu pengetahuan hingga beberapa derajat”.

( QS. al-Mujadalah : 11 )

"Hubungan seorang mukmin dengan mukmin lainnya ibarat satu bangunan, sebagian yang setu mendukung/menguatkan bagian yang lainnya"

(HR. Bukhari-Muslim)

Hendaklah kamu semua mengusahakan ilmu pengetahuan itu sebelum dilenyapkan. Lenyapnya ilmu pengetahuan ialah dengan matinya

orang-orang yang memberikan atau mengajarkannya. Seorang-orang itu tidaklah dilahirkan langsung pandai, jadi ilmu pengetahuan itu pastilah harus dengan

belajar. ( Ibnu Mas’ud r.a )

Orang berilmu lebih utama daripada orang yang selalu berpuasa, shalat dan berjihad. Karena apabila mati orang berilmu, maka terdapatlah kekosongan


(5)

iv

It only need one success to cover thousands of failures (Chairu Tanjung) hanya butuh satu kesuksesan untuk menutupi ribuan kegagalan. (Chairul

Tanjung)

All the future goals and ambitions can only be grasped if we want to continue to learn various things , anywhere and to anyone. (Chairul Tanjung) Semua cita-cita dan ambisi hanya bisa direngkuh apabila kita mau terus belajar berbagai hal, di mana pun dan kepada siapa pun. (Chairul Tanjung

"Orang yang pintar bukanlah orang yang merasa pintar, akan tetapi ia adalah orang yang merasa bodoh, dengan begitu ia tak akan pernah berhenti


(6)

v

Alhamdulillahi Robbil ‘alamin atas segala nikmat-MU.... Alhamdulillahi Robbil ‘alamin atas segala nikmat-MU....

Bersyukur kepada Alloh subhanau wata’ala atas segala limpahan nikmat dan kasih sayangNya tiada tara, yang jari ini tidak mampu untuk menghitung nikmatnya satu demi satu, serta sholawat bertagkaikan salam selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, pada akhirnya skripsi yang sederhana serta masih banyak kekurangan ini bisa terselesaikan dengan baik, yang tak luput dari kesalahan. Semoga ini menjadi titik awal untuk melangkah maju menjadikan pondasi untuk menggapai cita cita serta impian besarku aammiiin.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang sangat kuhormati dan kusayangi..

Kedua orangtuaku

Sebagai tanda baktiku kepadamu, hormat dan serta kasih sayang yang tiada tara telah engkau berikan, kupersembahkan karya ilmiah yang sederhana ini kepada bapak dan ibu yang telah memberikan rasa kasih sayang , segala dukungan yang berbentuk moral maupun moril, do’a yang selalu menyertaimu hingga kesuksesan ini dapat aku raih. Cinta dan kasih sayang yang tidak bisa aku balas dengan untaian kata persembahan ini yang bertulikan terima kasih dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat bapak dan ibuk bahagia dan bangga karena kusadar, ku belum bisa berbuat lebih baik.

Terima kasih untuk dukungan, bimbingan, nasehat, do’a serta perhatian untukku menjadi yang lebih baik kedepannya

Terima kasih, terima kasih dan terima kasih tiada akhirnya untuk Bapak Teguh Rochim dan Ibu Sunarmi you’re my everthing...

Adikku Fani risqi Albana

Teruntuk adikku, tiada yang lebih indah melainkan berkumpul bersama kamu. Terimakasih atas do’a dan bantuan dari kalian selama ini, maaf belum bisa menjadi kakak yang baik sebagai panutan. Insyaallah saya akan berusaha menjadi yang orang yang lebih baik. Ditunggu sajaa hehehheee...


(7)

vi

ini, serta untaian do’amu sebagi penyemangat hidupku, serta keluarga kecilku yang telah membuat letih mejadi semangat, sedih menjadi senyuman. Kepada pahlawan kecil ayah Muhammad Ismail Alfatih yang telah membangunkan ayah setiap malam makasih nak, semoga kamu mejadi anak yang sholih berbakti kepada kedua orangtua, serta bermanfaat bagi umat..

Dosen pembimbing dan akademik

1. Terima kasih sebear-besarnya kepada Ibu Lela Hindasah, SE., M.si. yang tiada lelah membimbing saya hingga mencapai tahan skripsi yang sudah selesai ini.

2. Terima kasih juga untuk dosen pembimbing akademik , juga sebagai orang tua kedua, dan juga sebagai motivator saya , juga sebagai penasehat terbaik dikampus, Bunda Isthofaina astuti SE., M.si. terimah kasih saja saya merasa tidak cukup untuk membalas budi atas apa yang engkau telah berikan.

3. Terima kasih juga kepada dosen pembimbing Bapak wihandaru yang telah memberikan arahan, motivasi serta keteladanan dalam berilmu, tiada sesuatu yang dapat membalas kebaik beliau

Sahabat

1. Terima kasih teman-teman seperjuangan Kelas Manajemen F 2012 yang membuat warna warni dalam hidupku. “sahabat yang tak lekang oleh waktu”. Saprol, sajono, felis, arjun, rizal, muhajir, angga, ega, anam, ipunk, suryadi, dedy, udin, dan semua anggota kelas F yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

2. Terima kasih kepada HIMAMA keluarga besarku di umy- Musholi, Yayan, Saprol, Icha, Bunda bita, Fatika, rurul mualifah, zaenal, khudori, ela, robi, maya, serta anggota yang lain yang tidak saya sebutkan satu persatu, semoga HIMAMA kedepan menjadi yang lebih baik.

3. Terimakasih kontrakan cendana yang selalu bikin rame- chanif, felis, mahrus,shidiq dkk..

4. Terimakasih kepada sahabat-sahabatku lyna, arriza, Mba Mia, Mba, Mba novita damyanti, shela, dan tri anggita dkk... kalian yang telah membantu meramikan skripsiku dan semoga kalian sukses kelak, amiiin....


(8)

vii

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan, karunia dan rahmat dalam penulisan skripsi dengan judul “PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, PELUANG BERTUMBUH DAN PROFITABLITAS TERHADAPSTRUKTUR MODAL(Study Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index)”

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan informasi bagi para investor, manajemen, dan praktisi bisnis untuk acuan pengambilan keputusan dalam berinvestasi di pasar modal Syariah.

Penyelesaian skripsi ini tidak dapat terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulis menyelesaikan studi.

2. Ibu Dosen Lela Hindasah, S.E., M.si. yang penuh kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama penyelesaian karya tulis ini. 3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Manajemen, staff serta karyawan


(9)

viii

doa. dorongan dan perhatian kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi.

5. Sahabat-sahabatku dan teman-temanku di Manajemen 2012 yang senantiasa memberikan motivasi dan doa kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi dan skripsi ini.

6. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan, dan semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.

Sebagai kata akhir, tiada gading yang tak retak, penulis menyadarari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran, dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis yang sama dengan topik ini.

WassalamualaikumWr. Wb

Yogyakarta, september 2016


(10)

ix

HALAMAN PEGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERSEMBAHAN... vii

INTISARI ... ix

ABSTRAK ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUTAKA ... A. Landasan Teori ... 9

1. Pasar Modal Syariah ... 9

2. Jakarta Islamic Index (JII) ... 10

3. Struktur Modal ... 12

4. Trade Off Theory ... 13

5. Pecking Order Theory ... 14

6. Signaling Theory ... 16

7. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 17

a. Struktur Aktiva ... 17

b. Ukuran Perusahaan ... 18

c. Tingkat Pertumbuhan (Growth) ... 20

d. Profitabilitas (ROA) ... 20


(11)

x

BAB III METODE PENELITIAN ...

A. Obyek Penelitian ... 34

B. Jenis Data ... 34

C. Teknik pengambilan Sampel ... 34

D. Teknik Pengumpulan Data ... 35

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 35

F. Teknik Analisis Data ... 38

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 47

B. Analisis Data ... 50

1. Regresi linier Berganda ... 50

2. Analisis Statistik Deskriptif ... 52

3. Uji Asumsi Klasik ... 53

4. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) ... 57

5. Uji R2 ... 59

C. Pembahsan (Interpretasi) ... 60

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... A. Simpulan ... 67

B. Saran ... 68

C. Keterbatasan penelitian ... 68 DAFTAR PUSTAKA


(12)

xi

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 52

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Sesudah di Ln ... 53

Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi sesudah di Ln ... 54

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinraritas ... 55

Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sesudah di Ln ... 56

Tabel 4.8 Hasil Uji Nilai F ... 57

Tabel 4.9 Hasil Uji Parsial(Uji T)... 58


(13)

(14)

(15)

(16)

(17)

ix

mengidentifikasi variabel dominan yang mempengaruhi Struktur Modal pada perusahaan yang termasuk di Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2011-2014. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 19 perusahaan sebagai sampel penelitian dari 30 anggota populasi.Alat analisis dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda (Multiple Regression).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor Struktur Aktiva, Size, Growth, dan Return On Assets (ROA) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. Secara parsial, variabel Struktur Aktiva, Size,dan Growthtidak berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. VariabelReturn On Assets(ROA) berpengaruh signifikan terhadap Struktur Modal. Sedangkan variabelReturn On Assets(ROA) yang mempunyai pengaruh dominan untuk mempengaruhi Struktur Modal.

Kata kunci : Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Peluang Bertumbuh, Profitablitas dan Struktur Modal


(18)

x (JII) for the period of 2011-2014. The factors analyzed are asset structure, size,growth, and return on assets (ROA). The samples are taken using purposive sampling method with as many as 19 companies as the samples of the research. The analysis of the research is done using Multiple Linier Regression.

The result of the research indicate that factors, asset structure,firmsize,growth, and return on assets (ROA), simultaneously have significant influence on the capitalstructure. Partially,asset structure,firmsize, andgrowth variables havenot effect on the return of capital structure. Return On Assets (ROA) variables do a significant affect the capitalstructure. Whereas, Return On Assets (ROA) variable has a dominant influence to affect the capitalstructure.


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Peran pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun pemerintah jangka panjang dalam berbagai instrumen keuangan yang diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar modal memiliki fungsi ekonomi sebagai pasar yang menyediakan fasilitas atau sarana dalam mempertemukan dua pihak yang memiliki kepentingan, yaitu pihak investor yang kelebihan dana dan pihak emiten yang memerlukan dana. Adanya pasar modal, maka investor dapat menginvestasikan dananya dengan ekspektasi mendapatkan imbalan atas investasinya (return).

Pasar modal syariah dapat dikatakan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip berbasis syariah. Oleh karena itu, instrumen yang diperdagangkan didalamnya tidak boleh terkait dengan kegiatan bisnis yang diharamkan seperti riba (bunga), perjudian, spekulasi, produsen minuman keras, produsen makanan mengandung unsur babi, dan sebagainya.

Saham syariah merupakan salah satu bentuk dari saham biasa yang memiliki karakteristik khusus berupa kontrol yang ketat dalam hal kehalalan ruang lingkup kegiatan usaha. Saham syariah dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index (JII) merupakan indeks yang dikeluarkan oleh PT. Bursa Efek Jakarta yang merupakan subset dari Indeks Harga


(20)

Saham Gabungan (IHSG). JII diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000. Bagi perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks (JII) paling tidak mereka dinilai telah memenuhi penyaringan syariah dan kriteria untuk indeks.

Keuangan merupakan salah satu fungsi perusahaan yang harus dikelola dengan baik guna meningkatkan nilai perusahaan melalui keputusan keuangan. Keputusan keuangan yang ditentukan oleh perusahaan menjadi sangat penting, karena manajer memiliki tugas dalam mewujudkan kesejahteraan pemilik perusahaan. Keputusan keuangan dalam fungsi manajemen keuangan pada dasarnya terdiri dari keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006), keputusan investasi akan memengaruhi struktur kekayaan perusahaan sedangkan kebijakan dividen dan keputusan pendanaan memerhatikan dana yang tertanam dalam jangka waktu lama, maka perbandingan tersebut disebut dengan struktur modal. Salah satu keputusan pendanaan yang sangat menentukan kesejahteraan pemilik perusahaan adalah tentang struktur modal.

Menurut Sartono (2010), struktur modal adalah perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang bersifat permanen atau perbandingan antara hutang jangka panjang dan modal sendiri yang digunakan perusahaan. Struktur modal yang optimal merupakan pilihan alternatif kombinasi modal sendiri dan modal hutang jangka panjang serta menghasilkan nilai perusahaan tinggi dan biaya modal rendah (Wardianto, 2012).


(21)

Pengambilan keputusan struktur modal perlu dilakukan secara optimal dan selektif, karena setiap sumber modal memiliki jangka waktu, tingkat risiko dan biaya yang beragam. Semakin besar struktur modal perusahaan tersebut berarti semakin besar pula risiko yang ditanggung sebuah perusahaan karena semakin banyak biaya hutang yang ditanggung untuk melakukan operasinya.

Struktur modal merupakan perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Menurut Martono (2005), struktur modal merupakan perbandingan atau imbalan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan Struktur Aktiva jangka panjang terhadap modal sendiri. Pendanaan dalam arti luas meliputi semua aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan usaha mendapatkan dana yang dibutuhkan oleh perusahaan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. Untuk memperoleh modal tersebut, perusahaan harus membayar biaya. Biaya tersebut bisa bersifat eksplisit maupun implisit. Bagi dana yang berasal dari Struktur Aktiva maka biaya modalnya mudah diidentifikasikan, yaitu biaya bunga. Sedangkan bagi dana yang berbentuk modal sendiri, biayanya tidak tampak yang biasanya berbentuk keuntungan yang disyaratkan. Salah satu tugas manajer keuangan adalah menentukan struktur modal yang tepat, yaitu biaya modal (cost of capital) minimal yang dapat menghasilkan tingkat return on equity yang tinggi.

Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk menjalankan usahanya. Dana diperoleh dari pemilik perusahaan maupun utang. Dana yang diterima


(22)

perusahaan digunakan untuk membeli aktiva tetap yang nantinya digunakan untuk memproduksi barang atau jasa, membeli bahan–bahan untuk kepentingan produksi dan penjualan, untuk piutang dagang, untuk mengadakan persediaan kas, dan membeli surat berharga yang sering disebut efek atau sekuritas untuk kepentingan transaksi maupun untuk menjaga likuiditas perusahaan.

Dalam upaya memenuhi kebutuhan dana, perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa hal, antara lain berapa besar kebutuhan dana tersebut, dalam bentuk apa sumber dana tersebut, dan berapa lama dana itu akan digunakan. Kebutuhan dana untuk pengeluaran operasional perusahaan dana jangka pendek. Sumber dana jangka pendek ini digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari, misalnya membayar gaji pegawai, membeli bahan baku, membayar biaya administrasi dan lain-lain. Dana yang dikeluarkan untuk keperluan operasional ini diharapkan dapat kembali dalam jangka waktu relatif pendek (kurang dari satu tahun) melalui hasil penjualan. Sementara itu, kebutuhan dana untuk pengeluaran kapital (capital expenditure) dibiayai dengan sumber dana jangka panjang. Sumber dana ini digunakan untuk perluasan perusahaan dan modernisasi perusahaan. Sumber dana jangka panjang antara lain adalah penerbitan saham, penerbitan obligasi, dan laba ditahan. Hasil pengembaliannya dapat diterima kembali dalam jangka waktu yang relatif lama (lebih dari satu tahun). Penggunaan sumber dana jangka panjang seperti utang jangka panjang, saham (baik saham biasa maupun


(23)

saham preferen), dan laba ditahan yang dilakukan oleh perusahaan akan membentuk struktur modal perusahaan

Dalam melakukan keputusan pendanaan, perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang mempengaruhinya. Menurut Brigham, et al (2001), faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan. Sedangkan menurut Weston, et al dalam damayanti (2013), beberapa faktor yang mempengaruhi modal perusahaan adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman dan perusahaan penilai kredibilitas, kondisi pasar, kondisi internal perusahaaan dan fleksibilitas perusahaan.

Perusahaan yang terdaftar didalam Jakarta Islamic index dipilih dalam penelitian ini, karena Menurut Rizki Dwi Kurniawan dan Nadia Asandimitra (2014) Menunjukkan perbandingan antara kinerja indeks saham syariah dengan indeks saham konvensional. Pada Desember 2011 hingga 23 November 2012 pertumbuhan JII yang terdiri dari 30 saham berhasil menunjukkan performa yang melebihi LQ45 yakni mencapai 13,17% dibandingkan LQ45 sebesar 10,82%. Dengan membandingkan kinerja, diharapkan pertumbuhan indeks syariah semakin meningkat disebabkan volume investasi pada indeks syariah meningkat karena


(24)

mayoritas masyarakat Indonesia 85% muslim.Oleh karena itu, penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Damayanti (2013) dengan judul “PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, PELUANG BERTUMBUH DAN PROFITABLITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Pada

Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”, perbedaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada populasi sampel pada perusahaan yang terdaftar dijakarta Islamic index dan periode pengamatan yaitu pada tahun 2011 hingga 2014.

B. Batasan Masalah

Peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini agar penelitian ini lebih terarah dan tidak keluar batas dari apa yang akan dibahas sesuai dengan judul, ada beberapa batasan masalah penelitian dengan uraian sebagai berikut:

1. Objek penelitian

Perusahaan yang diteliti merupakan perusahaan yang terdaftar pada kelompok Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia.

2. Periode tahun pengamatan

Periode pengamatan yang diteliti adalah tahun 2011-2014. 3. Variabel Penelitian

Variable penelitian ini hanya terbatas pada Struktur Aktiva, Size, Growth, dan Return On Assets (ROA).


(25)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan yang termasuk di Jakarta Islamic Index ?

2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan yang termasuk di Jakarta Islamic Index ?

3. Apakah peluang pertumbuhan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan yang termasuk di Jakarta Islamic Index ?

4. Apakah profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan yang termasuk di Jakarta Islamic Index ?

5. Apakah struktur aktiva, ukuran perusahaan, peluang pertumbuhan dan profitabilitas secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan yang termasuk di Jakarta Islamic Index ?

D. Tujuan Penelitian


(26)

1. Menguji pengaruh Struktur Aktiva terhadap struktur modal pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode tahun 2011-2014.

2. Menguji pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap struktur modal pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode tahun 2011-2014.

3. Menguji pengaruh Peluang Pertumbuhan terhadap Struktur modal perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode tahun 2011-2014.

4. Menguji pengaruh Profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode tahun tahun 2011-2014.

5. Menguji pengaruh fundamental struktur aktiva, ukuran perusahaan, peluang pertumbuhan dan profitabilitas secara simultan terhadap Struktur modal pada perusahaan yang termasuk di Jakarta Islamic Index (JII) periode tahun 2011-2014

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tentang studi faktor yang mempengaruhi struktur modal ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:


(27)

Digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang ini khususnya manajemen keuangan.

2. Bagi Investor

Penelitian ini digunakan oleh investor maupun calon investor untuk memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan untuk berinvestasi pada saham syariah.

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan para pemilik perusahaan untuk selalu menjaga struktur modalnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat memunculkan strategi-strategi baru bagi manajer untuk menghadapi masalah keagenan. Dengan penelitian ini, perusahaan dapat mengamati dan berkaca mengenai permasalahan yang ada untuk diberikan solusi.

4. Bagi Masyarakat

Diharapkan mampu membantu mengamati kinerja pasar modal dengan prinsip syariah melalui kinerja perusahaan yang termasuk didalamnya sehingga mendapatkan informasi untuk berinvestasi pada saham syariah.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pasar Modal Syariah

Pasar modal syariah lahir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan etis sekaligus ingin menerapkan perilaku bisnis pasar modal sesuai dengan ajaran Islam. Lembaga keuangan yang pertama kali memilih untuk mengoperasikan portofolionya dengan manajemen syariah di pasar modal adalah Amanah Income Fund yang didirikan pada bulan Juni 1986 oleh para anggota The North American Islamic Trust yang bermaskas di Indiana, Amerika Serikat.

Secara resmi instrument pasar modal syariah diluncurkan oleh pemerintah pada tahun 2003, namun instrument pasar modal syariah telah hadir di Indonesia pada tahun 1997. Hal ini ditandai dengan peluncuran Danareksa Syariah pada 3 Juli 1997 oleh PT. Danareksa

Investment Management. Selanjutnya Bursa Efek Indonesia

bekerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor ingin menanamkan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut, maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi dengan penerapan prinsip syariah. Hal ini menjadikan


(29)

industri pasar modal di dalam negeri lebih atraktif dan menarik bagi investor (Sari, 2011)

2. Jakarta Islamic Index (JII)

Jakarta Islamic Index (JII) merupakan “Benchmark” bagi saham-saham yang berisikan saham-saham likuid dan memenuhi prinsip syariah islam. Tujuan pembentukan Jakarta Islamic Index (JII) adalah untuk meningkatkan kepercayaan investor untuk melakukan investasi pada saham berbasis syariah dan memberikan manfaat bagi pemodal dalam menjalankan syariah Islam untuk melakukan investasi di Bursa Efek. Penentuan kriteria pemilihan saham dalam Jakarta Islamic Index (JII) melibatkan Dewan Pengawas Syariah PT. Danareksa Invesment Management (Widodo, 2007).

Suatu saham yang akan masuk dalam daftar Jakarta Islamic Index (JII), harus melalui tahap seleksi terlebih dahulu. Seleksi yang dilakukan menggunakan tiga pendekatan, yaitu dilihat dari sisi apakah aktivitas dan proses produksinya sesuai dengan syariah, kemudian apakah pendapatan dari emiten tersebut sesuai dengan syariah, dan apakah struktur modal emiten tersebut sehat secara ekonomi

Perkembangan pasar modal syariah menunjukkan kemajuan seiring dengan meningkatnya indeks yang ditunjukkan dalam Jakarta Islamic Index. (JII). Peningkatan indeks pada Jakarta Islamic


(30)

Index (JII) walaupun nilainya tidak sebesar pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tetapi kenaikan secara prosentase indeks pada Jakarta Islamic Index (JII) lebih besar dari IHSG. Hal ini dikarenakan adanya konsep halal, berkah dan bertambah pada pasar modal syariah yang memperdagangkan saham syariah. Pasar modal syariah menggunakan prinsip, prosedur, asumsi, instrumentasi, dan aplikasi bersumber dari nilai epistemologi Islam (Auliyah,2006). Kriteria saham bisa dikategorikan tidak melanggar ketentuan syariah adalah berdasarkan 2 (dua) syarat (Ghozali, 2011), yaitu :

a. Perusahaan yang keberadaannya tidak bertentangan dengan syariat islam. Yang dimaksud dengan perusahaan yang tidak bertentangan dengan syariat islam yaitu perusahaan dengan bidang usaha dan manajemen yang tidak bertentangan dengan syariat islam, serta memliliki produk yang halal. Perusahaan yang memproduksi minuman keras atau perusahaan keuangan konvensional tidak memenuhi kategori ini.

b. Semua saham yang diterbitkan memiliki hak yang sama. Saham adalah bukti kepemilikan atas sebuah perusahaan, maka peran setiap pemilik saham ditentukan dari jumlah lembar saham yang dimilikinya. Namun pada kenyataannya ada perusahaan yang menerbitkan 2 (dua) macam saham, yaitu saham biasa dan saham preferen yang tidak punya hak


(31)

suara namun punya hak untuk mendapatkan deviden yang sudah pasti. Tentunya hal ini bertentangan dengan aturan syariat islam tentang bagi hasil. Maka saham yang sesuai dengan syariat islam adalah saham yang setiap pemiliknya mempunyai hak yang proporsional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dimilikinya.

3. Struktur Modal

Struktur modal yang optimal adalah kombinasi utang dan ekuitas yang akan memaksimalkan nilai perusahaan. Perusahaan dalam praktiknya sulit untuk mendapatkan struktur modal yang optimal. Namun manajemen perusahaan memiliki struktur modal sasaran yang spesifik, yang apabila sasaran tersebut tercapai maka dapat diasumsikan struktur modal perusahaan sudah optimal, meskipun hal ini akan berubah dari waktu ke waktu(Ghia gaida, 2014)

Keputusan pendanaan merupakan pembiayaan operasional perusahaan mengenai keputusan seberapa besar penggunaan utang dibandingkan modal, sedangkan menurut Riyanto (2001) keputusan pendanaan adalah keputusan yang menentukan perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau penentuan sumber modal optimal. Manajer keuangan harus mengusahakan agar perusahaan dapat memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan syarat-syarat yang menguntungkan serta harus mempertimbangkan


(32)

sifat dan biaya dari masing- masing sumber dana yang akan dipilih karena masing-masing sumber dana memiliki konsekuensi yang berbeda. Dari hal tersebut, maka dapat disimpulkan pemilihan keputusan pendanaan yang tepat kembali pada kondisi perusahaan itu sendiri, sehingga manajer mampu memilih keputusan pendanaan yang tepat bagi perusahaan.

Menurut Riyanto (2001) Struktur Modal adalah perimbangan antara utang dengan modal yang dicerminkan dari pembelanjaan permanen. Keputusan pendanaan berkaitan dengan struktur modal perusahaan, karena struktur modal sangat menentukan bagaimana suatu keputusan ditetapkan oleh perusahaan, apakah perusahaan lebih cenderung menggunakan dana internal ataupun lebih menggunakan dana eksternal.

4. Trade Off Theory

Sebelumnya Trade Off Theory ini dikenal dengan nama Balance Theory. Teori Trade Off merupakan penyeimbang manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan utang. Sejauh manfaat yang dihasilkan lebih besar, porsi utang dapat ditambah. Berdasarkan teori ini, perusahaan berusaha mempertahankan struktur modal yang ditargetkan dengan tujuan memaksimumkan nilai pasar.

Husnan (2005) mengatakan bahwa secara garis besar dapat disimpulkan bahwa balanced theory menganut pola keseimbangan


(33)

antara keuntungan penggunaan dana dari utnag dengan tngkat bunga yang tinggi dan biaya kebangkrutan.

Teori Trade Off menjelaskan bahwa struktur modal optimal ditemukan dengan menyeimbangkan keuntungan pajak denganbiaya tekanan finansial dari penambahan utang, sehingga biaya dan keuntungan dari penambahan utang di trade off (saling tukar antara satu sama lain). Tekanan finansial biasanya terjadi hanya pada perusahaan yang memiliki utang, perusahaan yang bebas dari utang biasanya tidak mengalami tekanan finansial.

Teori trade off menjelaskan bahwa peningkatan rasio utang pada struktur modal akan meningkatkan nilai total perusahaan sebesar tarif pajak dikali dengan jumlah utang. Semakin besar akses ke sumber dana semakin tersedia potensi dana, maka semakin besar kemungkinan mengambil peluang investasi yang menguntungkan sehingga keuntungan yang diperoleh semakin besar dan kinerja perusahaan meningkat.

Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan antara resiko dan tingkat pengembalian. Menggunakan lebih banyak utang berarti memperbesar resiko yang ditanggung pemegang saham dan juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Resiko yang mangkin tinggi diharapkan akan menaikan harga saham rersebut. Karena itu struktur modal yang optimal harus berada pada


(34)

keseimbangan antara resiko dan tingkat pengembalian yang memaksimumkan harga saham.

5. Pecking Order Theory

Teori pecking order adalah teori yang menjelaskan bahwa manajemen secarasistematis mendahulukan pendanaan investasi dengan menggunakan dana internal (laba ditahan) daripada penggunaan dana eksternal dan mendahulukan utang daripada ekuitas jika pendanaan eksternal dibutuhkan.

Seorang akademisi, Donaldson (1961) melakukan pengamatan terhadap perilaku struktur modal perusahaan Amerika Serikat. Pengamatannya menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai keuntungan yang tinggi ternyata cenderung menggunakan utang lebih rendah. (Mamduh, 2004) Secara spesifik perusahaan mempunyai urutan-urutan preferensi dalam penggunaan dana. Menurut Mamduh (2004), skenario urutan dalam Pecking Order Theory adalah sebagai berikut.

a. Perusahaan memilih dana internal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba (keuntungan) yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan.

b. Perusahaan menghitung target rasio pembayaran didasarkan pada perkiraan kesempatan investasi. Perusahaan berusaha menghindari perubahan dividen yang tiba-tiba. Dengan kata lain, pembayaran dividen diusahakan konstan atau, kalau


(35)

berubah terjadi secara gradual dan tidak berubah dengan signifikan.

c. Karena kebijakan dividen konstan (stticky), digabung dengan fluktuasi keuntungan dan kesempatan investasi yang tidak bisa diprediksi, akan menyebabkan aliran kas yang diterima oleh perusahaan akan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran investasi pada saat-saat tertentu, dan akan lebih kecil pada saat yang lain. Jika kas tersebut lebih besar, perusahaan akan membayar utang atau membeli surat berharga. Jika kas tersebut kecil, perusahaan akan menggunakan kas yang dipunyai atau menjual surat berharga. d. Jika pendanaan eksternal diperlukan, perusahaan akan mengeluarkan surat berharga yang paling aman terlebih dahulu. Perusahaan akanmemulai dengan utang, kemudian dengan surat berharga campuran (hybrid) seperti obligasi konvertibel, dan kemudian barangkali saham sebagai pilihan terakhir.

Teori pecking order tidak membahas tentang komposisi strukur modal, namun menjelaskan mengenai urutan-urutan pendanaan. Menurut teori ini, manajer keuangan tidak memperhitungkan tingkat utang yang optimal, kebutuhan dana ditentukan oleh kebutuhan intvestasi. Sehingga perusahaan yang memiliki keuntungan tinggi justru mempunyai tingkat utang yang lebih kecil. Tingkat utang


(36)

yang lebih kecil bukan dikarenakan target utang perusahaan yang kecil, namun karena mereka tidak membutuhkan dana eksternal. Myers dkk. (2006) menjelaskan bahwa:

Tidak ada ditentukan penggabungan antara utang dengan modal, karena mereka dua bagian yang terpisah. Pecking order menjelaskan bahwa mengapa hampir seluruh perusahaan yang profitable umumnya menggunakan sedikit utang sebagai target pendanaan, karena mereka tidak membutuhkan dana eksternal. Sementara untuk perusahaan yang kurang profitable akan menerbitkan surat utang karena mereka tidak memiliki sumber dana internal yang cukup. Sehingga kebijakan utang menjadi yang pertama dari pendanaan eksternal

6. Agency Theory

Teori Keagenan (agency theory) merupakan dasar yang digunakan untuk menjelaskan tentang kepemilikan manajerial. Di dalam teori ini berisi tentang hubungan antara agent (manajer) dan principal (pemilik). Menurut (Gitman, 2003) dalam (Noor, 2008): Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa manajemen (agen) adalah pihak yang tepisah dari pemilik perusahaan yang menjalankan perusahaan, sedangkan pemilik adalah pihak yang menyediakan sumber daya yang dikelola. Karena pada umumnya manajemen tidak bersedia secara sukarela bekerja untuk kepentingan pemilik apabila


(37)

kepentingannya tidak terpenuhi, maka timbullah apa yang disebut dengan masalah keagenan (agency problem).

Menurut teori Jensen dan Meckling (1976) dalam Wahidahwati. (2002) menyatakan bahwa “hubungan keagenan

adalah sebuah kontrak antara principal dan agent”. Inti dari

hubungan keagenan ini adalah terdapat pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Dalam hal ini, agent diberikan amanat atau kepercayaan oleh principal untuk menjalankan bisnis perusahaan demi kepentingan principal. Sebagai agent, manajer bertanggung jawab secara moral untuk memaksimalkan keuntungan untuk para pemilik (principal) dengan memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak.

Menurut Shinta (2011) dalam Verawati (2012), “kontrak antara manajer dan pemilik menciptakan kewajiban dan hak bagi masing-masing pihak”. Manajer berkewajiban untuk menjalankan perusahaan serta melaporkannya kepada pemilik secara berkala, lengkap dan terbuka atas apa saja yang telah dilakukan dan bersedia menerima dan pengarahan dari pemilik. Manajer berhak untuk menerima penghargaan yang telah dijanjikan pemilik atas kinerja dan prestasinya. Sedangkan pemilik berkewajiban untuk memperhatikan dan memberi penghargaan, bonus atau imbalan kepada manajer, serta berhak untuk melakukakn pengawasan dan pengendalian, meminta laporan pertanggung jawaban, mengganti


(38)

manajemen dengan orang yang lebih mampu bila manajemen dinilai tidak dapat melaksanakan tugas, dan menerima return yang layak dari modalnya sehingga kesejahteraannya meningkat.

Teori keagenan mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai principal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah

atau investasi mereka diperusahaan. “Sedangkan para agent

diasumsikan termotivasi untuk memaksimalkan kompensasi yang diterima dalam hubungan tersebut” (Elqorni, 2016). Hal ini yang menimbulkan konflik kepentingan antara agent dan principal. Hubungan antara principal dan agent dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan informasi karena agent mempunyai posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan principal. Informasi yang disampaikan terkadang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan sebenarnya. Konflik yang terjadi antara principal dan agent tersebut di atas tentu akan berbeda jika dalam struktur kepemilikan saham perusahaan terdapat

kepemilikan manajerial. “Kepemilikan manajerial adalah

kepemilikan saham perusahaan oleh manajer atau dengan kata lain

manajer tersebut sekaligus sebagai principal” (Christiawan dan

Tarigan, 2007).

Kepemilikan saham manajerial akan membantu penyatuan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham. Kepemilikan


(39)

manajerial akan mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham, sehingga manajer ikut merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan ikut pula menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Sehingga permasalahan keagenan diasumsikan akan hilang apabila seorang manajer adalah juga sekaligus sebagai seorang pemilik. Asumsi tersebut mengindikasikan mengenai pentingnya kepemilikan manajerial dalam struktur kepemilikan perusahaan.. 7. Signaling Theory

Isyarat atau signal menurut (Brigham dan Houston, 2001) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Dalam (Brigham dan Houston, 2001), perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan utang yang melebihi target struktur modal yang normal. Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena


(40)

menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

a. Struktur Aktiva

Struktur aktiva (Tangible Assets) pada penelitian ini diproyeksikan oleh Fixed Asset (FA) atau aktiva tetap. Menurut Sartono (2003), menyatakan :Perusahaan yang memiliki asset tetap alam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar hal ini disebabkan karena dari skalanya perusahaan besar akan lebih mudah mendapatkan akses ke sumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil.

Kebanyakan perusahaan manufaktur dimana sebagian besar dari modalnya tertanam dalam aktiva tetap, akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan modalnya dari modal yang permanen, yaitu modal sendiri, sedangkan modal asing sifatnya adalah sebagai pelengkap. Sementara itu, perusahaan yang sebagian besar dari aktivanya adalah aktiva lancar akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dananya dengan hutang jangka pendek (Ade, 2011).

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009, PSAK no.16 par. 16.2) definisi aktiva tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyedian barang atau


(41)

jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Menurut Sofyan Safri (2008) aktiva tetap sebagai

berikut : “aktiva tetap adalah aktiva yang menjadi hak milik

perusahaan dan dipergunakan secara terus menerus dalam

kegiatan menghasilkan barang dan jasa perusahaan”. Menurut

Mulyadi dan Kanaka Puradiredja (2002) aktiva tetap adalah

“kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai

manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan

untuk dijual kembali”. Dari ketiga definisi di atas dapat

diketahui bahwa yang dimaksud dengan aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan, yang bukan dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan aktiva tetap tersebut memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun(Ade, 2011).

b. Ukuran Perusahaan (SIZE)

Ukuran (size) perusahaan bisa diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal dari perusahaan tersebut. Salah satu tolok ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana


(42)

dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil

Menurut Huang (2002) dalam Damayanti (2013) menyatakan Ukuran perusahaan merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang diukur dengan logaritma natural dari Sales. suatu perusahaan yang besar yang sahamnya tersebar sangat luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengendalian dari pihak yang dominan terhadap perusahaan bersangkutan. Sebaliknya, perusahaan yang kecil, dimana sahamnya tersebar hanya di lingkungan kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemungkinan hilangnya kontrol pihak yang dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Perusahaan dengan ukuran lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapatkan sumber pendanaan, sehingga untuk memperoleh pinjaman dari krediturpun akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran lebih besar memiliki probabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Pada sisi lain, perusahaan dengan skala


(43)

kecil lebih fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian, karena peruahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan yang mendadak.

Brigham dan Houston (2001) menyatakan ukuran perusahaan adalah rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun kemudian. Riyanto (2001) menyebutkan bahwa besarnya suatu perusahaan juga mempengaruhi struktur modal perusahaan. Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi struktur modal karena semakin besar suatu perusahaan akan cenderung membutuhkan pendanaan yang lebih besar pula. Setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai pengaruh yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya pengendalian dari dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan sehingga akan lebih berani untuk mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan perusahaan kecil.

c. Peluang pertumbuhan (Growth)

Menurut Huston dan Brigham (2006) berpendapat bahwa perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menangung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan dengan penjualannya yang tidak stabil. Berkaitan dengan


(44)

pertumbuhan penjualan, perusahaan harus mempunyai strategi yang tepat agar dapat memenangkan pasar dengan menarik konsumen agar selalu memilih produknya.untuk itu faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan harus benar-benar diperhatikan.dengan mengetahui faktor-faktor tersebut perusahaan akan dapat menetapkan kebijaksanaan untuk mengantisipasi kondisi tersebut sehingga perusahaan dapat menjual produk dalam jumlah besar dan volume penjualan akan meningkat pula. Dengan meningkatnya laba perusahaan, maka keuntungan yang diperoleh para investor akan meningkat d. Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan untuk memperoleh laba. Profit (laba) adalah hasil bersih setelah pajak dan biaya-biaya operasional perusahaan. Return on Asset (ROA) digunakan sebagai tolak ukur profitabilitas dalam penelitian ini karena ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva untuk menghasilkan laba. ROA adalah perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva. Menurut Brigham (2011), perusahaan yang mempunyai profitabilitas tinggi cenderung menggunakan utang lebih sedikit. Hal ini didukung oleh Atmaja (2002) bahwa perusahaan yang profitabilitasnya tinggi menggunakan modal sendiri agar dapat menikmati pendanaan dari laba ditahan. Berdasarkan pendapat


(45)

diatas maka dapat disimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Apabila laba perusahaan bertambah, maka nilai struktur modal akan menurun yang berarti modal sendiri perusahaan meningkat. Meningkatnya modal sendiri dikarenakan adanya laba dan pembayaran utang yang dilakukan perusahaan.

Rasio keuntungan adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (biasanya semesteran, triwulanan dan lain-lain) untuk melihat kemampuan perusahaan dalam beroperasi secara efisien

e. NDT (Non-Debt Tax Shield)

Menurut Mamduh (2006). Berpendapat bahwa manfaaat mata uang adalah bunga utang bisa dipakai sebagai pengurangan pajak. Tetapi untuk mengurangi pajak, perusahaan bisa mengunakan cara lain, seperti depresiasi (biaya tetap non bunga), dana pensiun. Dengan demikian bisa dibuat prediksi bahwa perusahaan denga ndt tinggi, maka perusahaan tidak perlu menggunakan utang tinggi. Ada hubungan negatif antar keduanya. NDT menggunakan rasio depresiasi terhadap total aset sebagai proksinya.


(46)

Menurut Mamduh (2006). Berpendapat bahwa perusahaan yang memiliki risiko default (bangkrut) tinggi sebaiknya menggunakan utang yang lebih kecil. Fluktuasi (standar deviasi) pendapatan operasional dibagi dengan total aset digunakan sebagai proksi risiko bisnis.

g. Variabel keagenan yang Sering dipakai

Menurut Mamduh (2006) berpendapat bahwa ada delapan faktor kegenan yang bisa mempengaruhi struktur modal diantaranya:

1) Perusahaan keluarga. Satu sisi argumen mengatakan bahwa komunikasi antaranggota keluarga lebih baik (dibandingkan dengan non keluarga) sehingga bisa mengurangi biaya keagenan. Karena itu utang yang dipakai semakin kecil, karena persoalan keagenan tidak begitu besar. Dilain pihak, perusahaan keluarga mempunyai kecenderungan merugikan investor luar (minority atau investor publik). Untuk memberikan signal kalau mereka tidak melakukan itu, perusahaan akan menggunakan utang besar sehingga investor luar percaya bahwa ada pihak lain yang ikut mengawasi perusahaan. Pihak keluarga mungkin juga memilih utang tinggi karena akan meningkatkan hak suara mereka.


(47)

2) Perusahaan konglomerasi. Satu sisi argumen mengatakan bahwa konglomerasi cenderung terdevisifikasi lebih baik sehingga menurunkan risiko, dan meingkatkan utang. Dilain pihak, konglomerasi menurunkan asimetri antara pihak internal dengan eksternal sehingga biaya asimetri penerbitan saham berkurang. Sebagai akibatnya, perusahaan akan menerbitkan saham baru.

3) Perusahaan asing. Investor asing individual tidak mempunyai kemampuan memonitor dengan baik karena lokasi yang jauh. Karena itu mereka lebih suka perusahaan dengan utang lebih tinggi karena membantu pengawasan. Di lain pihak, investor asing institusional melakukan pengawasan, sehingga penggunaan utang berkurang begitu penting.

4) Perusahaan yang dimiliki pemerintah. Perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah barangkali menggunakan utang lebih tinggi karena perusahaan tersebut dijamin pemerinta. Alternatif penjelesan lain adalah manajemen perusahaan pemerintah dikenal kurang berorintasi pada maksimal nilai peusahaan. Utang diperlukan untuk mendisiplinkan mereka. Kedua argumen tersebut memperkirakan hubungan positif antara utang dan kepemilikan oleh pemerintah.

5) Reputasi. Perusahaan dengan reputasi baik bisa memperoleh utang lebih besar karena kredito percaya bahwa reputasi


(48)

tersebut akan terus dipertahankan. Ada hubungan positif antara reputasi dengan utang. Umur perusahaan dipakai sebagai proksi reputasi.

6) Besarnya dewan direksi. Pengawasn bisa juga dilakukan melalui pengawasan internal. Besarnya dewan direksi diharapkan bisa mengefektifkan pengawasan sehingga mekanisme pengawasan dari utang menjadi berkurang. Dengan demikian diperkiran ada hubungan negatif antara besarnya dewan direksi denga utang. Dewan direksi diukur melalui log natural dari jumlah direksi.

7) Kepemilikan manajerial. Satu sisi argumen mengatakan bahwa kepemilikan manajereial yang tinggi mendorong aliansi kepentingan manajer dengan pemengang saham semakin baik sehingga pendisiplinan melalui utang kurang diperlukan. Manajer barang kali tidak menyukai utang karena meningkatkan risiko manajer (jika gagal membayar utang dan manajer dipecat). Di lain pihak, manajer barangkali menyukai utang yang tinggi karena akan meningkatkan kekuatan suara mereka (saham lebih sedikit) Konsentrasi kepemilikan. Kepemilikan yang terkonsentrasi membuat pengawasan semakin baik, karena insentif untuk memonitor menjadi semakin besar. Pendisiplikan utang menjadi kurang diperlukan dalam hal ini. Prediksi signaling


(49)

juga sama, yaitu kepemilikan yang terkonsentrasi meningkatkan pengawasan, kemudian menurukan kemungkinan substitusi aset, sehingga utang sebagai signal tidak diperlukan.

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang berhubungan dengan faktor fundamental dengan rasio keuangan terhadap struktur modal dan memberikan hasil penelitian yang research gap antara hasil penelitian yang satu dengan hasil penelitian yang lain, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Dalam penelitian Damayanti (2013) yang berjudul “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Peluang Pertumbuhan Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal (Studi Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia”. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa

STRUKTUR AKTIVA berpengaruh negatif dan signifikan, SIZE berpengaruh negatif dan signifikan, GROWTH berpengaruh positif dan signifikan, dan ROA berpengaruh secara negatif dan signifikan.

Dewi Udayani dan Agung Suaryana (2013) dalam penelitian yang

berjudul “Pengaruh Profitabilitas Dan Investment Opportunity Set Pada

Struktur Modal”. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Profitabilitas

terbukti berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, sedangkan investment opportunity set berpengaruh positif signifikan


(50)

terhadap struktur modal perusahaan Food and beveragess yang terdaftar di BEI tahun 2009 sampai dengan 2011.

Ade (2011) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas

Dan Perputaran Aktiva Terhadap Struktur Modal”. Hasil dari penelitian

menunjukkan bahwa Profitabilitas (NPM) menunjukkan hasil yang positif, dan signifikan. Perputaran Aktiva (TATO) berpengaruh secara signifikan positif terhadap struktur modal perusahaan property dan real estate di BEI Linda Agustina DKK (2014) dalam penelitian yang berjudul “Faktor -Faktor Yang Mempegaruhi Struktur Modal Perusahaan Tekstil dan Garmen

di BEI”. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Profitabilitas (NPM)

tidak signifikan. Struktur Aktiva adanya pengaruh terhadap struktur modal perusahaan, Sedangkan SIZE terbukti tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal, karena semakin besar ukuran perusahaan atau asset yang dimiliki maka semakin kecil pula ukuran struktur modalnya dalam hal ini hutang perusahaan.

Putu Hary dan Bagus Wiksuana (2015) dalam penelitian yang berjudul

“Pengaruh Ukuran Perusahaan Penjualan, Dan Non-Debt Tax Shield

Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Telekomunikasi Di Bursa Efek

Indonesia”. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013, pertumbuhan penjualan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia


(51)

periode 2010-2013, Non-Debt Tax Shield (NDTS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013.

Arlan dan Lisbeth (2015) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aktiva Dan Ukuran Penjualan Terhadap

Stuktur Modal Pada Bank Pemerintah Kategori Buku 4”. Hasil dari

penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh signifikan antara pertumbuhan penjualan dengan struktur modal. struktur aktiva berpengaruh negative signifikan terhadap struktur modal. Ketika perusahaan memiliki proporsi aktiva berwujud yang lebih besar, penilaian asetnya menjadi lebih mudah sehingga permasalahan asimetri informasi menjadi lebih rendah. Dengan demikian,perusahaan akan mengurangi penggunaan hutangnya ketika proporsi aktiva berwujud meni angkat, sedangkan variabel ukuran perusahaan secara negatif mempengaruhi struktur modal. Hasil ini sesuai dengan landasan teori yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan yang lebih besar akan lebih menjamin memiliki akses yang lebih mudah untuk mendapatkan sumber modalnya.

Ghia (2014) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Struktur Aktiva Da Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Makanan Dan

Minuman”. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Profitabilitas bahwa


(52)

sedangkan profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2007-2009.

C. Hipotesis

1. Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal

Struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan (collateral of value assets). Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa secara umum perusahaan yang memiliki jaminan terhadap hutang akan lebih mudah mendapatkan hutang daripada perusahaan yang tidak memiliki jaminan. Asset yang dapat dijaminkan merupakan asset yang diminta oleh kreditor sebagai jaminan atas pinjaman. Jika Struktur Aktiva suatu perusahaan adalah tinggi, maka aset aset ini bisa digunakan sebagai jaminan yang menurunkan risiko pemberi pinjaman dari hutang sehingga nilai struktur modal menurun. Menurut pecking order theory, struktur aktiva mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal.

Menurut Elsas dan Florysiak (2008) dalam Herlina (2011), aktiva tetap dapat dijadikan jaminan /collateral dalam melakukan pinjaman utang, dan karenanya dapat mereduksi biaya dari kesulitan keuangan (cost of financial distress) dan ini akan semakin meningkatkan kapastitas tingkat utang yang dapat menguntungkan perusahaan. Hipotesis ini sesuai dengan teori trade-off, dimana perusahaan perlu menyeimbangkan antara manfaat dan biaya dari


(53)

penggunaan utang. Menurut Gaud et al. (2003) dalam Herlina (2011) nilai likuidasi aktiva tetap biasanya akan lebih tinggi dari pada aktiva tidak berwujud (intangible asset), sehingga ketika perusahaan mengalami kebangkrutan, biaya kesulitan keuangan (cost of financial distress) yang ditanggung oleh perusahaan lebih kecil dibandingkan jika perusahaan tersebut memiliki aktiva tidak berwujud lebih tinggi. Selain itu menurut Adrianto dan Wibowo (2007), aktiva berwujud yang semakin besar akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan yang lebih tinggi, sehingga dengan mengasumsikan semua faktor lain konstan, perusahaan akanmeningkatkan utang untuk mendapatkan keuntungan dari penggunaan utang.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan semakin tinggi Struktur Aktiva perusahaan menunjukan semakin tinggi kemampuan dari perusahaan tersebut untuk dapat menjamin pinjamannya.

Berdasarkan uraian diatas, hipotesis yang akan diuji sebagai berikut: H1: Struktur Aktiva berpengaruh positif terhadap Struktur Modal 2. Pengaruh Ukuran Perusahaan (Size) terhadap Struktur Modal

Ukuran perusahaan merupakan cerminan dari besar atau kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total aktiva perusahaan pada neraca akhir tahun. Ukuran perusahaan juga merupakan ukuran atau


(54)

besarnya asset yang dimiliki perusahaan. Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan pada total aset perusahaan Sujoko dan Ugi ( 2007). Ukuran perusahaan merupakan cerminan dari besar atau kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total aktiva perusahaan pada neraca akhir tahun. Ukuran perusahaan juga merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan. Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan pada total aset perusahaan Sujoko dan Ugi ( 2007). Menurut Weston dan Brigham (2001) menyatakan bahwa suatu perusahaan yang besar dan mapan (stabil) akan lebih mudah untuk ke pasar modal. Kemudahan untuk ke pasar modal maka berarti fleksibilitas bagi perusahaan besar lebih tinggi serta kemampuan untuk mendapatkan dana dalam jangka pendek juga lebih besar daripada perusahaan kecil. Kemudahan perusahaan besar mengakses ke pasar modal berarti perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana. Kemudahan ini mengindikasikan bahwa perusahaan besar relatif mudah memenuhi sumber dana dari hutang. Perusahaan yang semakin besar akan mendapatkan perhatian dan pengawasan dari para stakeholdernya, sehingga perusahaan akan terpacu untuk meningkatkan kinerjanya dan nilai perusahaan akan meningkat

Menurut Rahmiati, Abel Tasman, dan Yulira Melda (2015) Jika perusahaan memiliki ukuran (Firm Size) yang besar akan lebih banyak menggunakan hutang daripada perusahaan kecil, karena perusahaan


(55)

yang lebih besar akan lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan kecil sebab perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki tingkat leverage yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil, dimana tingkat kebangkrutannya lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan kecil sehingga struktur modal juga akan meningkat dikarenakan tingginya hutang. Perusahaan yang berukuran besar cenderung lebih fleksibel dalam mengakses sumber dana, sehingga akan meningkatkan hutangnya untuk memaksimalkan struktur modal..

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat dibangun hipotesa sebagi berikut:

H2: Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. 3. Pengaruh Pertumbuhan Penjualan (Growth) terhadap Struktur Modal

Pertumbuhan perusahaan adalah perubahan (penurunan atau peningkatan) total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Pertumbuhan aset dihitung sebagai persentase perubahan aset pada saat tertentu terhadap tahun sebelumnya (Saidi, 2004).

Perusahaan dengan tingkat penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman untuk memperoleh lebih banyak pinjaman, dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat pertumbuhan penjualannya rendah (Bringham & Houston, 2006). Selain itu perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan lebih mudah untuk memperoleh hutang. Semakin


(56)

tinggi tingkat penjualan yang berarti keuntungannya pun semakin tinggi, maka besar kemungkinan perusahaan mampu memenuhi kewajiban tetapnya (Kesuma, 2009). Artinya dengan pertumbuhan penjualan yang semakin tinggi akan dapat menjadikan perusahaan dapat membayar hutangnya sehingga besar hutang yang ditanggung menjadi relatif aman untuk dilunasi. Menurut teori pecking order perusahaan yang tumbuh dengan cepat membutuhkan modal yang besar dan memiliki kesempatan untuk meminjam lebih besar.

Menurut Lusang Aji (2013), menemukan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan terhadap struktur modal antara pertumbuhan penjualan dangan struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang tercatat di BEI tahun 2005-2011.

Perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalkan modal eksternal. Hal ini cukup menjadi alasan karena perusahaan berkemungkinan dihadapkan oleh adanya biaya emisi saham biasanya lebih mahal jika dibandingkan dengan biaya pengeluaran obligasi.

Berdasarkan dari penjelasan tersebut maka dapat diajukan hipotesis tentang pengaruh Growth terhadap Struktur Modal adalah :

H3: Pertumbuhan Perusahaan (Growth) berpengaruh positif terhadap struktur modal.

4. Pengaruh Profitabilitas Return On Assets (ROA) Terhadap Struktur Modal


(57)

Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Semakin tinggi profitabilitas menunjukkan bahwa laba yang diperoleh perusahaan juga tinggi. Jika laba perusahaan tinggi maka perusahaan memiliki sumber dana dari dalam yang cukup besar sehingga perusahaan lebih sedikit memerlukan hutang. Selain itu, apabila laba ditahan bertambah, rasio hutang dengan sendirinya akan menurun, dengan asumsi bahwa perusahaan tidak menambah jumlah hutang. Berdasarkan uraian tersebut bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Dewi Udayani dan Suryana(2013). Teori Pecking order yang lebih lanjut dikembangkan oleh Myers dan Majluf (1984) dalam Herlina (2012), menyatakan bahwa perusahaan akan lebih memilih pendanaan internal dibandingkan pendanaan eksternal ketika perusahaan membutuhkan dana untuk keperluan investasi. Semakin profitable suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk mendanai kebutuhan investasi dari sumber internal seperti laba ditahan (retained earning). Prioritas penggunaan dana internal dalam Pecking Order Theory disebabkan penggunaan sumber dana internal terbebas dari adanya asimetri informasi (Hanafi, 2004).


(58)

Variabel dipendent (+)

(+)

(+)

(-)

Menurut Damayanti (2013) bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh yang significant dengan arah negative terhadap struktur modal. Kondisi ini memberikan suatu makna bahwa tingkat profitabilitas dalam perusahaan mempengaruh struktur modalnya. Berdasarkan dari penjelasan tersebut maka dapat diajukan hipotesis tentang pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Struktur modal adalah :

H4: return on assets (ROA) berpengaruh negatif terhadap Struktur Modal

D. Model Penelitian

Dari kerangka teori yang telah diuraikan diatas, dapat digambarkan pada model penelitian sebagai berikut :

Variabel Independen

Gambar 2.1 Model Penelitian Struktur aktiva

(X1)

SIZE (X2)

Struktur Modal (Y) Return On Asset (ROA)

(X4)

GROWTH (X3)


(59)

BAB III

METODA PENELITIAN

A. Obyek Penelitian

Obyek pada penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) pada Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2010-2014.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut berupa data perusahaan emiten yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII), laporan tahunan dari perusahaan emiten periode 2010 sampai dengan 2014, data laporan keuangan yang dipublikasikan dalam Jakarta Islamic Index (JII) periode pengamatan.

C. Teknik Pengambilan Sampel

Metode penarikan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dengan cara purposive sampling seperti yang terdapat dalam buku Uma Sekaran, et all. (2010). Penggunaan metode ini dikarenakan dalam melakukan penelitian perlu didapatkan perusahaan yang memenuhi kriteria sehingga penelitian dapat dilaksanakan.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu berdasarkan kriteria atau pertimbangan kelengkapan data yang tersedia. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index berturut-turut pada periode pengamatan 2010-2014.


(60)

b. Perusahaan telah mempublikasikan laporan keuangan tahunan selama periode 2010-2014.

c. Perusahaan yang memiliki peluang pertumbuhan positif.

D. Teknik pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai dengan tahapan penelitian terdahulu, yaitu melakukan studi kepustakaan dengan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal riset dan bacaan lain dan literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pada tahap ini juga dilakukan pengkajian data yang dibutuhkan, yaitu mengenai jenis data yang akan dipakai dalam penelitian, ketersediaan data, cara memperoleh data, serta gambaran pengolahan data. Tahapan selanjutnya adalah dengan penelitian pokok yang digunakan untuk mengumpulkan keseluruhan data yang dibutuhkan guna menjawab persoalan penelitian dan memperkaya literatur untuk menunjang data kuantitatif yang diperoleh.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan semua data sekunder laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2010 sampai dengan 2014.

E. Definisi Operasional Variable Penelitian

Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel dependen (tergantung) dan variable independen (bebas). Variable dependen penelitian ini adalah Struktur Modal (Y), dimana suatu variable yang mempunyai ketergantungan antara variable yang satu dengan variable


(61)

yang lainnya. Variable independen dalam penelitian ini adalah Tangibility of asset (X1), size (X2), Growth (X3), dan return on asset (X4).

a. Variable Dependen : Struktur Modal

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah struktur modal. Menurut Damayanti (2013) Struktur modal diukur dengan membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal didefinisikan sebagai sumber pendanaan untuk pembiayaan yang bersifat permanen. Struktur modal dikukur dengan membandingkan total kewajiban dengan nilai ekuitas.

Perhitungan Struktur Modal dapa dirumuskan sebagai berikut:

Struktur modal =ℎ

b. Variable X1 : Struktur Aktiva

Struktur aktiva yaitu penentuan seberapa besar jumlah alokasi untuk masing-masing komponen aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap. Struktur aktiva dapat dipandang dari objek operasional yang pada dasarnya menggolongkan aktiva dalam perbandingan tertentu untuk keperluan operasi utama perusahaan. Dalam penelitian ini, struktur aktiva dipandang dari aktiva yang harus disediakan untuk operasional perusahaan secara permanen, yaitu aktiva tetap. Karena pada perusahaan


(62)

industri, aktiva perusahaan lebih banyak dialokasikan dalam bentuk aktiva tetap.

Perhitungan struktur aktiva dapat dirumuskan sebagai berikut:

=�

c. Variabel X2 : Size

Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang menentukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Karena semakin besar perusahaan, biasanya mereka mempunyai kekuatan tersendiri dalam menghadapi masalah bisnis dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba tinggi karena didukung oleh asset yang besar sehingga kendala perusahaan seperti peralatan yang memadai dan sejenisnya dapat teratasi.

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan total aktiva, pendapatan atau modal dari perusahaan tersebut. Total aktiva dapat digunakan untuk menunjukkan seberapakah besar kecilnya suatu perusahaan, apabila suatu perusahaan memiliki total aktiva besar maka perusahaan tersebut telah terbilang memiliki prospek yang baik dan lebih mampu menghasilkan laba daripada perusahaan dengan total aset kecil.

� � = ��� �� �� �� � �


(63)

Menurut damayanti (2013) Peluang pertumbuhan dapat difenisikan sebagai tingkat keberhasilan kinerja perusahaan dalam satu periode tertentu. Formulasi dari pertumbuhan penjualan yang digunakan pada penelitian ini.

� ℎ = �− �−

�− e. Variabel X4 : Return On Assets (ROA)

Menurut Damayanti (2013), profitabilitas didefinisikan sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Pada penelitian ini, profitabilitas diukur dengan menggunakan rasio antara laba bersih dengan total aset

= ℎ

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang dihunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Statistik Deskriptif

Dalam buku Ghozali (2011), statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi).

Menurut Rachmawati, dkk (2013), statistik deskriptif berhubungan dengan penggambaran sebuah data dan bagaimana karakteristik data tersebut. Data-data statistik yang diperoleh dari


(64)

hasil sensus, survey atau pengamatan yang biasanya masih dalam bentuk data mentah yang acak dan tidak terstruktur dengan baik.

Sebelum data mentah tersebut digunakan lebih lanjut dalam penelitian, perlu dilakukan prosedur statistik terlebih tertentu. Prosedur ini akan digunakan untuk mengatur, meringkas, menyajikan data tersebut dalam format yang lebih baik untuk digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Prosedur statistik ini disebut sebagai statistik deskriptif.

Dengan metoda statistik deskriptif kita akan mengetahui klasifikasi data, kecenderungan pemusatan maupun dispersi data dan penyajian data dalam berbagai bentuk grafik. Beberapa ukuran yang dapat kita ketahui dari statistik deskriptif adalah mean, median, modus, standar deviasi, kuartil, persentil dan varians.

2. Regresi Linier Berganda

Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah dengan analisis regresi linier berganda, yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Penggunaan regresi linier berganda digunakan karena penelitian ini menggunakan lebih dari satu variabel independen, diantaranya Struktur Aktiva, Size, Growth, dan return on assets (ROA) untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel dependen yaitu Struktur Modal. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS. Hasil yang diperoleh


(65)

selanjutnya akan diuji kemaknaan model tersebut secara simultan dan secara parsial.

Adapun persamaan regresi linier berganda dalam penelitian ini diformulasikan sebagai berikut :

Y = α - β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε

Keterangan : Y = Struktur Modal α = konstanta

β1, β2, β3, β4 = koefisisen regresi X1 = Struktur Aktiva

X2 = Size X3 = Growth

X4 = Return On Assets (ROA) ε = tingkat kesalahan / standar error 3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah regresi bisa dilakukan atau tidak. Data penelitian ini menggunakan data sekunder, sehingga untuk menentukan ketetapan model perlu dilakukan pengujian atas beberapa asumsi klasik yang digunakan. Pengujian asumsi klasik meluputi :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variable pengganggu atau residual memiliki distribusi


(66)

normal (Ghozali, 2011). Deteksi normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan analisis grafik dan analisis statistik. Pengujian lainnya dapat dilakukan melalui uji kolmogorov-smirnov (K-S) untuk mengetahui signifikansi data yang terdistribusi normal secara statistic. Pengujian ini didasari pedoman sebagai berikut :

1) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 ; maka data tersebut berdistribusi normal.

2) Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 ; maka data tidak berdistribusi normal (Ghozali, 2011)

b. Uji Multikolinearitas

Multikoleniaritas artinya antara variable independen yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau = 1). Uji multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (bebas). Konsekuensinya kesalahan standar estimasi cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel independen, tingkat signifikan untuk menolak hipotesis nol semakin besar dan probabilitas menerima hipotesis yang salah juga akan semakin besar. Akibatnya model regresi tidak valid untuk menaksir nilai variabel dependen (Rahcmawati dkk, 2013:194)


(67)

Mendeteksi ada dan tidaknya masalah multikolinearitas pada sebuah model regresi dilakukan dengan cara melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai Tolerance lebih dari 10, maka tidak terjadi multikolinearitas diantara variabel bebas tersebut. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) hasil regresi lebih kecil dari 10, maka dapat dipastikan tidak ada multikolinearitas diantara variabel bebas tersebut. Cara menghilangkan multikolinearitas adalah sebagai berikut :

1) Menghilangkan salah satu atau beberapa variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi.

2) Menambah data (jika disebabkan terjadi kesalahan pada sampel).

3) Mengurangi data. c. Uji Heteroskedastisitas

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastistas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Sehingga uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali,2011). Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.


(68)

Uji Heteroskedastisitas. Uji ini pada dasarnya bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas. Bahwa setiap uji dalam statistik pasti mempuyai dasar pengambilan keputusan yang berguna untuk menentukan sebuah kesimpulan. Dasar pengambilan keputusan pada Uji Heteroskedastisitas yakni :

1) Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, kesimpulannya adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika nilai nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, kesimpulannya adalah terjadi heteroskedastisitas.

Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser maksudnya adalah Glejser ini mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual terhadap variabel independen dengan persamaan regresi : |Ut| =a + BXt + vt

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1


(69)

(Ghozali,2011). Dengan kata lain, autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Sehingga model regresi yang baik adalah menghindari adanya autokorelasi.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi, salah satunya dengan uji Durbin-Watson (DW test). Cara tes DW test adalah sebagai berikut: 1) Menggunakan program SPSS akan diketahui nilai dari

Durbin-Watson (DW test).

2) Menentukan (K) jumlah variabel independen, (du) dan (dl) menggunakan tabel Durbin-Watson.

3) Pengambilan keputusan dengan kriteria :

a) Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada autokorelasi.

b) Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi > 0,berarti terjadi autokorelasi.

c) Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien autokorelasi < 0, berarti terjadi autokorelasi.

Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan


(70)

G. Uji Hipotesis dan Analisis Data

Pada pengujian hipotesis ini menggunakan konsep P-Value. Konsep P-Value adalah nilai yang menunjukan luas daerah di sebelah kanan atau di sebelah kiri statistik uji. Fungsi P-Value adalah utuk menentukan apakah Ha diterima atau ditolak.

1. Uji F

Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu Struktur Aktiva, Size, Growth, dan Return On Assets (ROA) terhadap variabel dependen yaitu secara bersama-sama atau simultan. Tingkat signifikansi yang digunakan alpha 0,05 (5%).

Langkah-langkah pengujiaannya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan Ho dan Ha

1) Jika Ho : � = � = … = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel dependen dan independen secara simultan.

2) Jika Ho : � ≠ � ≠ … ≠ 0, berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel dependen dan independen secara simultan.

b. Menentukan Taraf Signifikasi

1) Jika < 0,05 atau 5% maka variabel independen secara bersamaan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.


(1)

HASIL UJI MULTIKOLINIERITAS

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -6,455 3,511 -1,839 ,071

struktur aktiva -,099 ,205 -,059 -,480 ,633 ,656 1,524

Size 1,416 1,790 ,083 ,791 ,432 ,889 1,125

Growth ,122 ,118 ,114 1,038 ,303 ,806 1,241

profitabilitas -1,077 ,238 -,577 -4,533 ,000 ,603 1,658


(2)

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS

Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

1,027

,523

1,964

,054

struktur aktiva

-,192

,200

-,115

-,958

,342

Size

-,062

,069

-,101

-,897

,373

growth

,304

,215

,149

1,415

,162

profitabilitas

-1,638

,382

-,521

-4,284

,000


(3)

HASIL UJI NORMALITAS DATA 1-SAMPLE KS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N

69

Normal Parameters

a,b

Mean

,0000000

Std. Deviation

,82656504

Most Extreme Differences

Absolute

,103

Positive

,046

Negative

-,103

Test Statistic

,103

Asymp. Sig. (2-tailed)

,065

c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.


(4)

HASIL UJI PARSIAL

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -6,455 3,511 -1,839 ,071

struktur aktiva -,099 ,205 -,059 -,480 ,633 ,656 1,524

Size 1,416 1,790 ,083 ,791 ,432 ,889 1,125

Growth ,122 ,118 ,114 1,038 ,303 ,806 1,241

profitabilitas -1,077 ,238 -,577 -4,533 ,000 ,603 1,658


(5)

HASIL UJI SIMULTAN

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 27,900 4 6,975 9,609 ,000b

Residual 46,458 64 ,726

Total 74,358 68

a. Dependent Variable: struktur modal


(6)

HASIL UJI R

2

Model Summaryb

Model R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Change Statistics

R Square Change F Change df1 df2

Sig. F Change

1 ,613a ,375 ,336 ,85200 ,375 9,609 4 64 ,000

a. Predictors: (Constant), profitabilitas, size, growth, struktur aktiva b. Dependent Variable: struktur modal


Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Likuiditas Perusahaan Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2012)

0 5 132

Pengaruh Struktur Modal, Kinerja Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) (Studi Empiris pada Perusahaan yang terdaftar di JII Periode 2008-2011)

1 4 112

ANALISIS STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX

0 4 103

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL

1 15 95

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Struktur Aktiva terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI

1 6 82

PENGARUH STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN,PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN KINERJA KEUANGAN Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index(JII

0 3 19

PENGARUH STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN,PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN KINERJA Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index(JII) periode

0 3 17

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, STRUKTUR AKTIVA, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Food and Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 6 14

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan dan Struktur Aktiva terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI

0 0 11

PENGARUH STRUKTUR MODAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, UMUR PERUSAHAAN, DAN CAPITAL EXPENDITURE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX SKRIPSI

0 0 28