4. Pendekatan Buttom-up
Meski kebijakan dibuat oleh pemerintah, namun pelaksanaannya oleh rakyat. Penekanan peran serta partisipasi masyarakat dalam pembuatan
keputusan, pelaksanaan, penikmatan manfaat atau hasil keikutsertaan dalam mengevaluasi hasil-hasil kebijakan.
2.1.5 Unsur-unsur implementasi kebijakan
Implementasi kebijakan merupakan tahapan yang sangat penting dalam proses kebijakan. Artinya implementasi kebijakan menentukan keberhasilan suatu proses
kebijakan dimana tujuan serta dampak kebijakan dapat dihasilkan. Maka dalam mengimplementasikan suatu kebijakan,ada beberapa unsur yang harus
dipenuhi
21
a. Unsur Pelaksana
,yaitu :
Unsur pelaksana adalah implementor kebijakan yang merupakan pihak-pihak yang menjalankan kebijakan yang terdiri dari penentuan tujuan dan sasaran
organisasional, analisis serta perumusan kebijakan dan strategi organisasi, pengambilan keputusan, perencanaan, penyusunan program, pengorganisasian,
penggerakkan manusia, pelaksanaan operasional, pengawasan serta penilaian.
Pihak yang terlibat penuh dalam implementasi kebijakan publik adalah birokrasi. Dengan begitu, unit-unit birokrasi menempati posisi dominan dalam
implementasi kebijakan yang berbeda dengan tahap fomulasi dan penetapan kebijakan publik dimana birokrasi mempunyai peranan besar namun tidak
dominan.
21
https:kertyawitaradya.wordpress.com20100126tinjauan-teoritis-implementasi-kebijakan publik
Universitas Sumatera Utara
b. Ada program yang dilaksanakan
Suatu kebijakan publik tidak mempunyai arti penting tanpa tindakan-tindakan riil yang dilakukan dengan program, kegiatan atau proyek. Program merupakan
rencana yang bersifat komprehensif yang sudah menggambarkan sumber daya yang akan digunakan dan terpadu dalam satu kesatuan. Program tersebut
menggambarkan sasaran, kebijakan, prosedur, metode, standar dan budjet. Pikiran yang serupa dikemukakan oleh Siagian, program harus memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: 1.
Sasaran yang dikehendaki 2.
Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu 3.
Besarnya biaya yang diperlukan beserta sumbernya 4.
Jenis-jenis kegiatan yang dilaksanakan dan 5.
Tenaga kerja yang dibutuhkan baik ditinjau dari segi jumlahnya maupun dilihat dari sudut kualifikasi serta keahlian dan keterampilan yang
diperlukan. Isi dari program itu sendiri harus menggambarkan kepentingan yang
dipengaruhi,jenis manfaat,derajat perubahan yang diinginkan,status pembuat keputusan, pelaksana program serta sumber daya yang tersedia.
c. Ada target group atau kelompok sasaran
Kelompok sasaran yaitu sekelompok orang atau organisasi dalam masyarakat yang akan menerima barang atau jasa yang akan dipengaruhi perilakunya oleh
kebijakan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan kelompok sasaran dalam konteks implementasi kebijakan bahwa karakteristik
yang dimiliki oleh kelompok sasaran seperti: besaran kelompok, jenis kelamin,
Universitas Sumatera Utara
tingkat pendidikan, pengalaman, usia serta kondisi sosial ekonomi mempengaruhi
terhadap efektivitas implementasi. 2.1.6 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Implementasi Kebijakan Publik
22
Dalam rangka mengimplementasikan kebijakan publik ini dikenal dengan beberapa teori yang memuat faktor - faktor yang mempengaruhinya seperti yang
dikemukan oleh Van Meter dan Van Horn. Model ini menjelaskan bahwa kinerja kebijakan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan, yaitu:
1. Standar dan sasaran kebijakan ukuran dan tujuan kebijakan
Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya dari ukuran dan tujuan kebijakan yang bersifat realistis dengan sosio-kultur yang ada
di level pelaksana kebijakan. Menurut Agustino, ketika ukuran dan dan sasaran kebijakan terlalu ideal utopis, maka akan sulit direalisasikan. Untuk mengukur
kinerja implementasi kebijakan tentunya menegaskan standar dan sasaran tertentu yang harus dicapai oleh para pelaksana kebijakan. Karena itu, pemahaman tentang
maksud umum dari suatu standar dan tujuan kebijakan adalah penting. Implementasi kebijakan yang berhasil, bisa jadi gagal frustated ketika para
pelaksana officials
Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat direalisasikan. Kekaburan standar dan sasaran kebijakan dapat mengakibatkan
multiinterpretasi dan mudah menimbulkan konflik di antara para agen implementasi. Standar dan sasaran kebijakan kebijakan pada dasarnya adalah apa
, tidak sepenuhnya menyadari terhadap standar dan tujuan kebijakan. Standar dan tujuan kebijakan juga memiliki hubungan erat dengan
disposisi para pelaksana.
22
AG.Subarsono,Op.cit.2005.,hal 89-101
Universitas Sumatera Utara
yang hendak dicapai oleh kebijakan atau terkait dengan rincian tujuan kebijakan, baik untuk jangka pendek,menengah dan jangka panjang. Selain itu, standar dan
sasaran kebijakan juga berkaitan dengan kelompok sasaran atau target group dari suatu kebijakan.
2. Sumber daya
Menurut Riant Nugroho, inti permasalahan dalam implementasi kebijakan publik adalah bagaimana kebijakan yang dibuat disesuaikan dengan sumber daya
yang tersedia. Keberhasilan implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Hal ini menunjukkan
bahwa setiap kebijakan harus didukung oleh sumber daya yang memadai seperti sumber daya manusia, sumber daya keuangan, sumber daya waktu, sarana dan
prasarana dan lain-lain. Manusia merupakan sumber daya yang terpenting dalam menentukan
keberhasilan suatu implementasi kebijakan baik secara kualitas maupun kuantitas. Setiap tahap implementasi menuntut adanya sumber daya manusia yang
berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan secara apolitik. Misalnya untuk kebijakan yang berskala nasional akan
dibutuhkan sumber daya manusia yang banyak dan kualitas sumber daya manusia tersebut bisa dilihat dari tingkat pendidikan dan pengalamannya dimana dari hal
ini dapat kita melihat bagaimana kemampuan imlementor. Selain itu, sumber daya finansial dan waktu menjadi perhitungan penting
dalam keberhasilan implementasi kebijakan. Sumber daya financial berkaitan dengan seberapa besar dana yang di anggarkan untuk suatu kebijakan. Tentunya
semakin besar skala suatu kebijakan, maka dana yang dianggarkan juga akan
Universitas Sumatera Utara
semakin besar. Sumber daya financial ini akan menjamin keberlangsungan kebijakan ke depannya. Sementara itu, dalam implementasi kebijakan sumber
daya waktu, sarana dan prasarana juga harus sangat diperhatikan agar suatu kebijakan bisa berjalan sesuai dengan waktu yang ditargetkan dan ada sarana dan
prasarana yang mendukung proses pelaksanaan. Semua hal diatas harus diperhatikan dalam implementasi kebijakan. Sebab
tanpa kehandalan implementor, kebijakan akan kurang maksimal dan berjalan lambat seadanya.
3. Karakteristik organisasi pelaksana
Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan organisasi informal yang akan terlibat dalam pengimplementasian kebijakan. Hal
ini penting karena kinerja implementasi kebijakan akan sangat dipengaruhi oleh ciri yang tepat serta cocok dengan para agen pelaksananya. Hal ini berkaitan
dengan konteks kebijakan yang akan dilaksanakan pada beberapa kebijakan dituntut pelaksana kebijakan yang ketat dan disiplin. Pada konteks lain diperlukan
agen pelaksana yang demokratis dan persuasif. Selain itu, struktur birokrasi pada organisasi pelaksana juga harus
diperhatikan karena struktur birokrasi yang rumit pada suatu organisasi dapat menjadi penghambat pelaksanaan kebijakan secara efektif. Aspek struktur
birokrasi mencakup 2 hal penting yaitu mekanisme dan struktur organisasi pelaksana. Mekanisme implementasi biasanya sudah ditetapkan melalui standar
operating procedure SOP yang di cantumkan dalam guideline
kebijakanprogram. SOP yang baik mencantumkan kerangka kerja yang
Universitas Sumatera Utara
jelas,sistematis, tidak berbelit dan mudah dipahami oleh siapapun karena akan menjadi acuan dalam bekerjanya para implementor.
Sedangkan struktur organisasi pelaksana pun diupayakan menghindari hal yang rumit,panjang dan kompleks. Struktur organisasi harus menjamin adanya
proses pengambilan keputusan atas suatu kejadian luar biasa diluar prosedur secara cepat dan dapat merespons perkembangan kebijakan dengan cepat. Karena
itu,struktur harus didesain secara ringkas dan fleksibel menghindari struktur weberian yang terlalu kaku dan hirarkis.
4. Komunikasi antar organisasi terkait dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan
Setiap kebijakan akan dapat dilaksanakan dengan baik jika terjadi komunikasi yang efektive antar Stakeholder yang terlibat dalam implementasi
kebijakan tersebut. Tujuan dan sasaran kebijakn tersebut harus disosialisasikan secara baik sehingga dapat menghindari adanya distorsi kebijakan. Hal ini juga
dibutuhkan karena melihat kenyataan bahwa semakin tinggi pengetahuan kelompok sasaran terhadap suatu kebijakan atau program maka akan mengurangi
tingkat penolakan atau kekeliruan dalam mengaplikasikan kebijakan dalam ranah yang sesungguhnya. Dalam hal sosialisasi perlu juga dilihat bagaimana metode
dan intensitas komunikasi dalam sosialisasi tersebut. Komunikasi dalam kerangka penyampaian informasi kepada para
pelaksana kebijakan tentang apa menjadi standar dan tujuan kebijakan juga harus konsisten dan seragam dari berbagai sumber informasi. Jika tidak ada kejelasan
dan konsistensi serta keseragaman terhadap suatu standar dan tujuan kebijakan, maka yang menjadi standar dan tujuan kebijakan sulit untuk bisa dicapai. Dengan
kejelasan itu, para pelaksana kebijakan dapat mengetahui apa yang diharapkan
Universitas Sumatera Utara
darinya dan tahu apa yang harus dilakukan. Selain itu,ada banyak program yang membutuhkan dukungan dari instansi lain,untuk itu diperlukan koordinasi yang
baik antar instansi.
5. Disposisi atau sikap para pelaksana
Disposisi implementor mencakup beberapa hal seperti respon implementor terhadap kebijakan yang kemudian akan mempengaruhi kemauannya untuk
melaksanakan kebijakan tersebut dengan baik. Dimana respon tersebut dipengaruhi oleh pemahaman implementor terdapat kebijakan dan intensitas
disposisi implementor. Disposisi juga menunjuk kepada karakter yang menempel pada diri
implementor kebijakan. Karakter yang penting dimiliki implementor adalah komitmen, kejujuran dan demokratis. Implementor yang memiliki komitmen
tinggi dan jujur cenderung bertahan diantara hambatan yang ditemuinya dalam implementasi kebijakan. Kejujuran mengarahkan implementor untuk tetap berda
pada “arus” kebijakan yang telah ditetapkan. Komitmen dan kejujurannya juga akan membawanya semakin antusias dalam melaksanakan setiap tahapan
kebijakan secara konsisten. Sikap yang demokratis dari implementor seperti melakukan sharing
dengan kelompok sasaran akan meningkatkan kesan baik implementor di depan kelompok sasaran. Sikap ini juga dapat menurunkan resistensi dari masyarakat
dan menumbuhkan rasa percaya dan kepedulian kelompok sasaran terhadap apa yang dikatakan dan dilakukan implementor tentang suatu kebijakan.
Universitas Sumatera Utara
6. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik
Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja implementasi kebijakan adalah sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan
kebijakan publik. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi sumber masalah dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan.
Karena itu, upaya implementasi kebijakan mensyaratkan kondisi lingkungan eksternal yang kondusif.
Tentang bagimana social dan budaya masyarakat, keadaan politik atau kekuatan politik yang sedang berkembang, sumber ekonomi masyarakat atau mata
pencaharian mayoritas masyarakat sangat perlu diperhatikan agar suatu kebijakan itu dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2.2 Corporate Social Responsibility CSR