PT.Arun NGL Implementasi Program Corporate Social Responsibility (studi pada PT. Arun NGL, Lhokseumawe)

4. Increased public expectation of business. Perusahaan global diharapkan bekerja lebih dan memberikan kontribusi terhadap ekonomi melalui pajak dan penyediaan lapangan kerja Anonim, 2004. Sementara itu, Sen dan Bhattacharya 2001 dalam Dewi 2007 menjelaskan bahwa terdapat enam hal pokok yang termasuk dalam corporate social responsibility yaitu ; 1. Community support, yaitu dukungan pada program pendidikan, kesehatan, kesenian, dan sebagainya. 2. Diversity, merupakan kebijakan perusahaan untuk tidak membedakan konsumen dan calon pekerja dalam hal gender, fisik, atau ras tertentu. 3. Employee support, berupa perlindungan kepada tenaga kerja, insentif dan penghargaan serta jaminan keselamatan kerja. 4. Environment, menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, mengelola limbah dengan baik, menciptakan produk-produk yang ramah lingkungan. 5. Non-US operations, perusahaan bertanggung jawab untuk memberikan hak yang sama bagi masyarakat dunia untuk mendapat kesempatan bekerja, antara lain dengan membuka pabrik di luar negeri abroad operations.

2.3 PT.Arun NGL

Kilang LNG Arun dimilki oleh pemerintah Kemenkeu dan dibangun oleh Pertamina Blang Lancang Lhokseumawe, propinsi Aceh. Keputusan membangun PT.Arun dibuat setelah ditemukannya salah satu sumber gas terbesar di dunia 17 TCF tahun 1971 oleh Mobil Oil Indonesia, Inc., mitra usaha Pertamina atas dasar Universitas Sumatera Utara kontrak bagi hasil. Kilang LNG Arun memiliki tingkat kehandalan di atas 98 sehingga menjadi kilang LNG terhandal di dunia. Hal ini terbukti dalam bidang SDM PT.Arun telah berhasil mendidik para pekerjanya menjadi aset SDM nasional yang berharga, sehingga lebih 200 karywan kini bekerja di industry Oil Gas di berbagai Negara. Kilang LNG Arun dioperasikan oleh PT. Arun NGL sebuah perusahaan non profit yang sahamnya milik Pertamina 55, Mobil Oil Indonesia sekarang Exxon Mobil Indonesia 30 dan Japan Indonesia LNG co.ltd JILCO 15. Pembangunan sarana kilang LNG Arun diawali dengan pembangunan 3 unit Produksi LNG Train-I, II dan III. Kontruksi dimulai tahun 1974 oleh BechtelInc sebagai kontraktor utamanya dengankapasitas 1,2 juta Ton LNGUnittahun. Dimana pengapalan pertama ke Jepang pada tanggal 4 Oktober 1978 dengan kapal LNG Aquarius sejak tetesan pertama LNG Tanggal 29 Agustus 1978.Di samping Produksi utamanya LNG kilang Arun juga memproduksi kondensat dan LPG sebagai produk ikutannya. Awal tahun 1982 PT.Arun menambah 2 dua Train lagi, Train IV dan V untuk meningkatkan produksi 3 juta ton tahun yang di ekspor ke Jepang Timur.Pembangunan Train VI juga dilkukan untuk memenuhi kebutuhan LNG ke Korea Selatan. Pada Febuari 1987 juga dilakukan penambahan kilang LPG dengan Kapasitas produksi 1,6 Juta Ton Pertahun. Selanjutnya pada tahun 1999 Kilang LNG Arun mulai memproses gas dari lading Gas NSO yang berlokasi di lepas pantai yang sebelumnya gas tersebut dimurnikan di kilang SRU unit pemisah sulfur milik Exxon mobil yang dioperasikan oleh PT.Arun. Sampai akhir 2010 PT.Arun telah mengolah, memproduksi dan mengapalkan LNG Universitas Sumatera Utara sebanyak 4.213 kapal setara dengan 235.445.987 ton dan kondensat sebanyak 1.868 kapal atau 756.244.179 barel. Sedangkan LPG mencapai 14,5 ton dan berhenti produksi bulan Oktober 2000. Pada tanggal 17 maret 2013, PT.Arun NGL meresmikan Pabrik sabut kelapa sebagai salah bentuk bentuk program CSR PT Arun LNG yang terletak di desa Tanjung Beuridi, kecamatan Peusangan Selatan dengan tujuan mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempatdan sejak beroperasi pabriknya telah mampu mempekerjakan 37 orang pekerja. Pabrik sabut kelapa ini juga menyerap puluhan tenaga kerja di luar pabrik yang bertugas sebagai pengumpul kelapa dan sabut. Pabrik sabut kelapa ini nantinya tidak hanya dirancang untuk menghasilkan coco fiber dan coco peat, namun akan menghasilkan produk jadi, seperti plywood komposit, matras, jok mobil, tali, jaring, dan coco peat block. Tapi pabrik sabut kelapa itu masih dalam proses pembelajaran bekerjasama dengan para ahli. Pabrik sabut kepala ini langsung berada dibawah manajemen PT.Arun NGL. Dengan kondisi berada pada peringkat ke-15 penghasil buah kelapa terbesar di Indonesia.Dengan luas areal kebun kelapa 105.757 hektar, Aceh menghasilkan buah kelapa sekitar 1 miliar butir per tahun. Maka pabrik sabut kepala ini tentunya akan sangat banyak menyerap tenaga kerja terutama dari desa binaan yang ada di sekitar PT.Arun NGL. Universitas Sumatera Utara

2.4 Defenisi konsep