Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Implementasi Corporate Social Responsibility ( Studi pada PT. Jamsostek Kantor Wilayah I Sumatera Utara )

(1)

Skripsi

Pengaruh good corporate governance terhadap implementasi

corporate social responsibility

( Studi pada PT. Jamsostek Kantor Wilayah I Sumatera Utara )

DISUSUN

O L E H

AGUSTINA MULIATI

060903027

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR LAMPIRAN... vi

KATA PENGANTAR... vii

ABSTRAKSI... x

BAB.I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah... 1

I.2. Perumusan Masalah... 6

I.3. Tujuan Penelitian... 7

I.4. Manfaat Penelitian... 7

I.5. Kerangka Teori... 8

I.6. Hubungan Good Corporate Governance terhadap Corporate Social Responsibility... 23

I.7. Hipotesis... 24

I.8. Defenisi Konsep... 24

I.9. Definisi Operasional... 25

I.10. Sistematika Penulisan... 29

BAB.II. METODOLOGI PENELITIAN II.1. Bentuk Penelitian... 30

II.2. Lokasi Penelitian... 30

II.3. Populasi dan Sampel... 30

II.4. Teknik Pengumpulan Data... 31

II.5. Teknik Penentuan Skor... 32

II.6. Teknik Analisa Data BAB.III. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN III.1. Sejarah Berdirinya PT. Jamsostek... 36

III.2. Motto Perusahaan... 38

III.3. Filosofo Jamsostek... 38

III.4. Visi dan Misi... 39


(3)

BAB.IV. PENYAJIAN DATA

IV.1. Identitas Responden... 68 IV.2. Penyajian Data tentang pelaksanaan good corporate

governance pada PT. Jamsostek Kanwil I (Variabel X)... 72

IV.3. Penyajian data tentang implementassi corporate social

responsibility pada PT. Jamsostek Kanwil I Sumut.

( Variabel Y)... 83 IV.4. Rekapitulasi Data ... 93 IV.5. Pengaruh good corporate governance terhadap

implementasi corporate social responsibility... 99 BAB.V.ANALISA DATA

V.1. Good Corporate Governance... 104 V.2. Implementasi Corporate Social Responsibility... 110 V.3. Pengaruh good corporate governance terhadap

implementasi corporate social responsibility... 115 BAB.VI.KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1. Kesimpulan... 116 VI.2. Saran... 118 DAFTAR PUSTAKA... xii LAMPIRAN-LAMPIRAN...


(4)

DAFTAR TABEL Tabel 1 : Hierarki dalam pelaksanaan

Corporate Social Responsibility... 21

Bagan.1 : Pemangku Kepentingan ( Stakeholders)... 23

Tabel 2 : Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 72

Tabel 3 : Identitas Responden Berdasarkan Umur... 73

Tabel 4 : Identitas Responden berdasarkan pendidikan terakhir... 74

Tabel 5 : Identitas responden berdasarkan jenis pekerjaan... 75

Tabel 6 : Distribusi jawaban keterbukaan di dalam pemberian informasi program, kegiatan serta kinerja perusahaan kepada masyarakat... 76

Tabel 7 : Distribusi jawaban mengenai penggunaan teknologi informasi (IT) dan sistem manajemen informasi... 77

Tabel 8 : Distribusi jawaban keterbukaan dalam mengumumkan jabatan yang lowong kepada masyarakat oleh PT. Jamsostek... 78

Tabel 9 :Distribusi jawaban responden kemudahan serta keterbukaan informasi yang dapat di pertanggung jawabkan ke pada masyarakat... 79

Tabel 10 : Distribusi jawaban responden mengenai kesadaran akan melakukan Tanggung Jawab Sosial oleh PT. Jamsostek... 80


(5)

Tabel 11 : Distribusi jawaban responden tentang PT. Jamsostek merupakan perusahaan yang bersih dari praktik KKN... 81 Tabel 12 : Distribusi jawaban tentang PT. Jamsostek yang

menjunjung etika dalam bisnis... 82 Tabel 13 : Distribusi jawaban mengenai PT. Jamsostek yang

Menjaga Lingkungan Bisnis yang Sehat... 83 Tabel 14 : Distribusi jawaban mengenai kemandirian dan

profesionalisme Manajemen PT. Jamsostek………... 84 Tabel 15 : Distribusi jawaban mengenai kewajaran dan

keadilan dalam pemberian

informasi... 85 Tabel 16 : Distribusi jawaban responden mengenai adanya pemberian

bantuan dan pemberdayaan terhadap masyarakat oleh PT. Jamsostek kepada Masyarakat... 86 Tabel 17 : Distribusi jawaban responden mengenai tingginya

Komitmen PT. Jamsostek dalam memperhatikan pendidikan serta perbaikan sarana

dan prasana umum... 87 Tabel 18 : Distribusi jawaban responden adanya kontinuitas dalam

menjaga keharmonisan sosial

dengan lingkungannya... 88 Tabel 19 : Distribusi jawaban responden terhadap tidak adanya


(6)

Tabel 20 : Distribusi jawaban tentang pendapat masyarakat

mengenai goodwill PT. Jamsostek... 90

Tabel 21 :Distribusi jawaban responden mengenai PT. jamsostek merupakan perusahaan yang jujur dan professional ... 91

Tabel 22 : Distribusi jawaban responden mengenai Keterbukaan PT. Jamsostek dalam memberikan informasi mengena perusahaannya kepada masyarakat... 92

Tabel 23 : Distribusi jawaban responden tntang rasa tanggung jawab sosial lingkungan PT. Jamsostek... 93

Tabel 24 : Distribusi jawaban responden terhadap usaha menjaga lingkungan dalam operasional usahanya...94

Tabel 25 : Distribusi jawaban responden terhadap adanya komitmen dari PT. Jamsostek untuk menjaga dan memperbaiki lingkungan dan kerusakan alam... 95

Tabel 26 : Rekapitulasi frekuensi klasifikasi jawaban responden untuk variabel X... 97

Diagram 1 : Rekapitulasi jawaban responden X... 98

Tabel 27 : Rekapitulasi frekuensi klasifikasi jawaban responden untuk variabel Y... 99

Diagram 2 : Rekapitulasi jawaban responden Y... 100

Tabel 28 : Laporan Laba Rugi Konsolidasi... 103


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiaran 1 : Daftar Kuesioner

Lampiran 2 : Distribusi Nilai Kuesioner Variabel X Lamiran 3 : Distribusi Nilai Kuesioner Variabel Y Lampiran 4 : Tabel Nilai “t”

Lampieran 5 : Surat pengajuan judul skripsi

Lampiran 6 : Undangan seminar proposal usulan penelitian skripsi Lampiran 7 : Berita Acara Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi

Lampiran 8 : Daftar Hadir Peserta Seminar Proposal Usulan Penelitian Skripsi Lampiran 9 : Surat permohonan izin pra penelitian dari FISIP USU

Lampiran 10 :Surat izin penelitian dari PT. Jamsostek (persero) Kanwil I Sumut Lampiram 11 : Surat perrmohonan izin penelitian dari FISIP USU

Lampiran 12 :Surat Keterangan telah melaksanakan penelitian dari PT.Jamsostek Kanwil I Sumut.


(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah,SWT yang telah mengkaruniakan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian serta penulisan skripsi yang diberi judul : “ Pengaruh good corporate governance terhadap implementasi corporate social

responsibility ( Studi pada PT.Jamsostek Kanwil I Sumut)”

Adapun ditulisnya skripsi yang merupakan karya tulis ilmiah ini adalah guna melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana, namun tentunya juga adalah guna mengembangkan kemempuan penulisan karya ilmiah penulis.

Tentunya penulis menyadari akan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam membuat karya ilmiah,maka tentunya skripsi ini masih belum mencapai kesempurnaan. Namun akhirnya berkat dukungan serta bantuan dari berbagai pihak maka akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof.Dr. M. Arif nasution,MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof.Dr.Marlon Sihombing,MA selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Ibu Dra.Beti Nasution,Msi selaku Sekertaris Departemen Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang juga merupaka dosen pembimbing penulis yang senantiasa memberikan bimbingan serta pengarahannya dalam proses penyusunan skripsi ini.


(9)

4. Kak mega, dan kak dian yang telah membantu segala urusan administrasi penulis dari memulai penelitian hingga akhir penulisan.

5. Bapak Sanco Manulang,ST.MT selaku Humas PT. Jamsostek Kanwil I SUMUT, dan Kak Fenina,SE.Ak.yang membantu penulis dalam memperoleh data selama penelitian di PT.Jamsostek Kanwil I Sumut.

6. Untuk kedua orangtua penulis M. Perangin angin dan Nurhayati orangtua terbaik di dunia, yang paling berjasa dalam kehidupan penulis, yang terus mendukung penulis dengan segala daya upayanya tanpa mengenal lelah.

7. Untuk iting , Siti Aminah Ginting, nenek terbaik di dunia yang merawat penulis sejak kecil hingga saat ini, do’anya adalah karunia bagi penulis. 8. Untuk adik-adik penulis, Jaka Wiranta Perangin angin, raih gelar

Sarjana Hukum mu segera! Weni Deninta Perangin angin dan Igo Rianta Perangin angin yang menghibur penulis saat merasa jenuh.

9. Untuk sahabat terbaikku Riska Utami, yang paling berjasa membantu penulis saat penelitian, rela menempuh perjalanan jauh dan melelahkan juga untuk mama dan papanya ami yang memperkenankan penulis untuk selalu menginap dirumah mereka saat penelitian.

10.Untuk Rama Sri Dezani Macava’s sahabat yang membantu penulis dalam segala hal, termasuk menghibur hati saat pilu, walaupun cenderung nyantai tapi dia adalah guru bagi penulis, I love u full….ma!!


(10)

11.Spesial untuk Macava’s agents Motivators terbaik bagi penulis :

12.Nia Laksita Rini sang ketua berperawakan kalem (diam-diam makan dalam) hahaha.. Rajin dan Rapih, serta mudah terpengaruh, gampang sekali kalo mau dijadiin kader,(…).

13.Santi Darwinanti sang sekertaris yang kreatif, semangat, smart, tapi mooddian, sekaligus ekspresive sekali ( terkadang berbuat dulu baru mikir) gampang stress. Dia sangat berjasa dalam mengelola dan membayar iuran basecamp tanpa dia kami tidak punya basecamp.

14.Wira Agustin sang mentri agama, yang rajin dan bijak tapi kurang semangat sifatnya hampir mirip dengan penulis, sehingga sulit sekali, wira agustin juga teman seperjuangan saat penelitian di jamsostek.

15.Nazlia Safira, sang dirjen yang penuh energik dan semangat, doping II sekaligus motivator bagi seluruh angggota macava’s, dari luar tampak kalem padahal cerrrewweet…!! Tak heran dia menjadi “bundo” bagi ketua kelompok magang kami. Zi…lanjutkan cita-citamu itu!

16.Aida Fitrina sang inspektorat jendral, berperawakan tenang dan semangat, baik hati dan bijak, dialah yang selalu mengawasi kelakuan anggota saat melenceng, tak heran jupenya macava’s sering mendapatkan semprotan hadits-hadits darinya.

17.Ira Ramadhani, sang penghibur hati, penulis sangat sayang padanya, tempat meluapkan emosi karena sifatnya yang easy going, cerdas dan selalu membuat suasana ramai tanpanya hampa dunia.

18.Yeni Siska, anggota yang paling berjasa dalam pembayaran uang iuran basecamp, kamarnya paling rapi, dare women itulah yeni, sang anak jambi


(11)

yang berani merantau ke medan, semangat juang tinggi, kalo emosi keliatan banget!!

19.Esry Marliza, penulis sayang padanya, Karena sifatnya yang semangat, rajin dan sedikit ngasal, pinter, baik, cerewet, kalau bicara suka nyablak, dan aneh. Completely.

20.Untuk teman-teman beswan djarum 2008-2009, termakasih atas bantuannya terutama Hecan yang menjerumuskan penulis pada judul skripsi ini.

21.Dan seluruh mahasiswa ilmu administrasi negara, saya memohon maaf karena gagal menjadi sekum imdian yang baik.

Akhir kata penulis berrharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua,wabillahitaufiq wal hidayah wassalammualaikum Wr.Wb..

Medan April 2010


(12)

ABSTRAKSI

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ( Studi pada PT. Jamsostek Kantor Wilayah 1 Sumatera Utara) Nama : Agustina Muliati

NIM : 060903027

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Administrasi Negara Pembimbing : Dra. Beti Nasution,Msi.

PT. Jamsostek (persero) adalah salah satu badan usaha milik negara yang bidang usahanya memberikan perlindungan kepada setiap pekerja di Indonesia. Dengan motto untuk melindungi pekerja PT Jamsostek sendiri memliki empat program yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya. Sebagai salah satu perusahaan BUMN di Indonesia agar dapat terus mempertahankan keberaddaannya maka PT.Jamsostek harus melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik atau good

corporate governance, karena dengan begitu perusahaan akan berjalan dengan

baik dan dengan begitu pula PT. Jamsostek dapat melaksanakan tuntutan-tuntutan dari komunitas, pemerintah dan masyarakat luas untuk melaksanakan tanggung jawab sosialnya atau corporate social responsibility.

Good corporate governance (variabel X) adalah suatu tata kelola

perusahaan yang baik guna menghasilkan tujuan perusahaan.corporate social

responsibility adalah suatu rasa tanggung jawab terhadap komunitas, masyarakat

serta lingkungannya untuk memberdayakan mereka sehingga menghasilkan kesejahteraan bagi komunitas, karyawan serta masyarakat dan lingkungannya.

Penelitian ini menggunakan metode analisa kuantiutatif. Sedangkan teknik analisa yang digunakan adalah teknik korelasi antar variabel untuk membuktikan adanya pengaruh dari good corporate governance terhadap corporate social

responsibility pada PT.Jamsostek Kantor Wilayah I Sumatera Utara.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan dilanjutkan dengan menganalisa data yang diperoleh, maka hasilnya adalah bahwa terdapat hubungan 0,849, atau sangat kuat, berdasarkan uji hipotesis nilai positif sebesar9,08, hal ini berarti terrdapat pengaruh positif antara good corporate governance terhadap implementasi corporate social responsibility denagntingkat pengaruh sebesar 72,08 %. Sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh antara good

corporate governance terhadap implementasi corporate social responsibilitu

dapat diterima.


(13)

ABSTRAKSI

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ( Studi pada PT. Jamsostek Kantor Wilayah 1 Sumatera Utara) Nama : Agustina Muliati

NIM : 060903027

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen : Ilmu Administrasi Negara Pembimbing : Dra. Beti Nasution,Msi.

PT. Jamsostek (persero) adalah salah satu badan usaha milik negara yang bidang usahanya memberikan perlindungan kepada setiap pekerja di Indonesia. Dengan motto untuk melindungi pekerja PT Jamsostek sendiri memliki empat program yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya. Sebagai salah satu perusahaan BUMN di Indonesia agar dapat terus mempertahankan keberaddaannya maka PT.Jamsostek harus melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik atau good

corporate governance, karena dengan begitu perusahaan akan berjalan dengan

baik dan dengan begitu pula PT. Jamsostek dapat melaksanakan tuntutan-tuntutan dari komunitas, pemerintah dan masyarakat luas untuk melaksanakan tanggung jawab sosialnya atau corporate social responsibility.

Good corporate governance (variabel X) adalah suatu tata kelola

perusahaan yang baik guna menghasilkan tujuan perusahaan.corporate social

responsibility adalah suatu rasa tanggung jawab terhadap komunitas, masyarakat

serta lingkungannya untuk memberdayakan mereka sehingga menghasilkan kesejahteraan bagi komunitas, karyawan serta masyarakat dan lingkungannya.

Penelitian ini menggunakan metode analisa kuantiutatif. Sedangkan teknik analisa yang digunakan adalah teknik korelasi antar variabel untuk membuktikan adanya pengaruh dari good corporate governance terhadap corporate social

responsibility pada PT.Jamsostek Kantor Wilayah I Sumatera Utara.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dan dilanjutkan dengan menganalisa data yang diperoleh, maka hasilnya adalah bahwa terdapat hubungan 0,849, atau sangat kuat, berdasarkan uji hipotesis nilai positif sebesar9,08, hal ini berarti terrdapat pengaruh positif antara good corporate governance terhadap implementasi corporate social responsibility denagntingkat pengaruh sebesar 72,08 %. Sehingga hipotesis yang menyatakan ada pengaruh antara good

corporate governance terhadap implementasi corporate social responsibilitu

dapat diterima.


(14)

BAB.I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Salah satu issue yang menjadi pusat perrhatian dunia internasional termasuk di Indonesia belakangan ini adalah permasalahan lingkungan yang semakin memburuk, yang digadang-gadang terjadi sebagai akibat dari tindakan industri yang tidak memperhatikan efek lingkungan yang baik. Sebagai implikasinya mulailah berkembang suatu pemikiran yang menilai perlunya suatu etika bisnis untuk diterapkan. Hal ini dimaksudkan sebagai kompensasi kepada masyarakat yang mengalami kerugian dari efek kegiatan industri dari suatu korporasi. Yang kemudian kompensasi-kompensasi tersebut di tuangkan ke dalam suatu konsep yakni tanggung jawab sosial atau corporates sosial responsibility.

Itu berarti di dalam setiap tindakan korporasi, perusahaan harus memahami bahwasanya sebuah organisasi memiliki tanggung jawab dalam setiap aspek operasionalnya dan tidak hanya memperhitungkan keuntungan semata. Untuk itu perusahaan haruslah menyisihkan sebahagian dari keuntungannya untuk kegiatan-kegiatan sosial dan memperhatikan lingkungan sekitar, serta memberdayakannya sehingga nantinya juga akan berdampak baik bagi keberlangsungan kegiatan perusahaan.

Pentingnya implementasi corporate social responsibility ini oleh pemerintah direspon dengan mengeluarkan peraturan yakni UU.No.40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas, yang mewajibkan kepada setiap perseroan terbatas untuk melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial kepada masyarakat dan pemangku kepentingannya. ( UU.No.40/2009)


(15)

Namun sampai saat ini menurut data yang dihimpun pada tahun 2008 dalam rahman (3:2009) ,dari total perusahaan perseroan terbatas di Indonesia hanya ada 23 % saja yang mengimplementasikan corporate social responsibility ini, sementara sisanya sebesar 87% belum menyadari akan pentingnya hal ini.

Sebagai salah satu perusahaan negara PT. Jamsostek (persero) ternyata ikut di dalam mengimplementasikan kegiatan corporate social responsibility, PT. Jamsostek sendiri merupakan suatu perusahaan negara yang dibentuk berdasarkan UU. No.32 Tahun 1992 tentang pemebentukan Badan Usaha yang menangani jaminanan sosial dan tenaga kerja di Indonesia. Jadi berdasarkan UU tentunya PT. Jamsostek merupakan perusahaan negara yang bergerak di dalam pemberian jasa terhadap perlindungan tenaga kerja di Indonesia. (http//www.jamsostek.go.id)

Hal ini perlu diapresiasi, karena PT. Jamsostek telah memiliki komitmen untuk memperhatikan serta memberdayakan lingkungan sekitarnya, di mana diketahui sebelumnya bahwa hanya sedikit saja perusahaan yang masih menerapkan hal ini di Indonesia.

Adapun latar belakang PT. Jamsostek secara regional wilayah I Suamtera Utara, dalam melaksanakan tanggung jawab sosial ini tentunya selain dari pada tuntutan komunitas dan UU perseroan terbatas juga dikarenakan bentuk kepedulian PT. Jamsostek terhadap pemberdayaan masyarakat dan seluruh pemangku kepentingannya (stakeholders) serta lingkungannya yang turut menyumbang di dalam keberhasilan perusahaan ini menjalankan tugasnya sebagai BUMN yang tidak hanya memiliki fungsi menghasilkan profit saja namun juga memiliki fungsi sosial dalam mensejahterakan masyarakat. Karena seperti kita


(16)

ketahui masih banyak masyarakat khususnya medan dan sekitarnya yang masih memerlukan bantuan untuk keberlangsungan hidup maupun kegiatan mereka. Oleh PT. Jamsostek komitmen ini di realisasikan dalam kegiatan corporate social

responsibility yang terlihat dalam dua bentuk yakni bina mitra dan bakti

lingkungan.

Manfaat yang diperoleh dari implementasi tanggung jawab sosial ini adalah citra baik perusahaan yang nantinya akan berdampak baik pula terhadap penyelenggaraan kegitan dan program PT. Jamsostek sendiri. Di mana menurut effendi dalam situs kemitraan.or.id yang diakses januari 2010, menyebutkan ada empat manfaat yang diperoleh bagi perusahaan dengan mengimplementasikan CSR , Pertama, keberadaan perusahaan dapat tumbuh dan berkelanjutan dan perusahaan mendapatkan citra (image) yang positif dari masyarakat luas. Kedua, perusahaan lebih mudah memperoleh akses terhadap kapital (modal). Ketiga, perusahaan dapat mempertahankan sumber daya manusia (human resources) yang berkualitas. Dan yang terakhir perusahaan dapat meningkatkan pengambilan keputusan pada hal-hal yang kritis (critical decision making) dan mempermudah pengelolaan manajemen risiko (risk management).

Melalui program CSR dapat dibangun komunikasi yang efektif dan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat. Untuk itulah maka sebaiknya kegiatan CSR ini dapat terus berjalan secara berkesinambungan dan berkelanjutan.

Dan agar pelaksanakan CSR itu dapat berkesinambungan dan berkelanjutan maka seharusnya dilakukan tata kelola perusahaan yang baik atau dikenal dengan istilah good corporate governance, karena dengan penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, diharapkan akan berdampak baik pada keberlangsungan perusahaan sehingga dapat menghasilkan profit, yang kemudian sebahagian dari


(17)

keuntungan tersebut akan dapat menjadi dana pelaksanaan kegiatan corporate social responsibility.

Good corporate governance baru dikenal di Indonesia sekitar sepuluh tahun belakangan ini, di mana ada lima prinsip dasar dalam implementasi good corporate governance ini yaitu, transparansi akuntabilitas, responsibilitas,independensi dan fairness atau kewajaran. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia dan negara-negara Asia lainnya pada tahun 1998 penyebab secara umumnya disebut-sebut adalah karena kegagalan penerapan good corporate governance di negara-negara tersebut termasuk Indonesia. (Widjaja, 2004:1)

Karena tidak menerapakan tata kelola perusahaan yang baik maka kemudian banyak perusahaan di Indonesia baik publik maupun swasta yang menerapkan prilaku yang buruk termasuk tindakan KKN, hal ini berdampak sistemik terhadap buruknya sistem perekonomian dan keuangan negara kita sehingga saat terjadi guncangan ekonomi dari luar sediikit saja, sektor ekonomi makro kita pun runtuh dan menyebabkan krisis keuangan yang berkepanjangan hingga meluas keranah politik, serta budaya masyarakat Indonesia. Di mana krisis ekonomi pada waktu itu memicu terjadinya momentum yang paling bersejarah di negeri ini yakni, pergantian era kekuasaan otoriter orde baru ke peralihan era reformasi yang berjalan secara revolusi. Bahkan ketika negara-negara seperti Korea, Jepang, Malaysia dan Thailand sudah pulih kita masih berkutat dengan krisis.(http//www.petra.ac.id/desember 2009)

Tidak hanya itu, sejalan dengan perkembangan industri dan bisnis saat ini, persaingan yang terjadi di konteks dunia bukan lagi persaingan bisnis dalam wilayah regional, melainkan persaingan global, dan bentuk persaingannya juga telah berganti bukan lagi persaingan produk antar produk tetapi perusahaan


(18)

dengan perusahaan sehingga untuk bisa bertahan di dunia korporasi harus mampu bertahan di era globalisasi saat ini dan hal tersebut dapat terwujud dengan menerapkan good corporate governance.

Maka dari itu, pemerintah mulai menyadari akan pentingnya penerapan

good corporate governance. Di mana ada tiga pilar yang menjadi perhatian

utama pemerintah untuk diterapkan good corporate governance di Indonesia pada saat itu antara lain : Bursa Efek, Perbankan dan BUMN. Penerapan good

corporate governance di BUMN, direspon pemerintah melalui kementrian

BUMN, dengan mengeluarkan keputusan Mentri yakni KEP-MEN-177/M-MBU/2002 , yang memuat peraturan palaksanaan Good Corporate Governance pada BUMN di Indonesia, sebagai upaya untuk memperbaiki wajah BUMN sekaligus memperbaiki sektor makro ekonomi , dan juga sebagai langkah preventif atau pencegahan , agar tidak terjadi lagi krisis keuangan di Indonesia. ( Http//www.petra.ac.id/Desember 2009)

Dan sebagai salah satu perusahaan negara di Indonesia atau BUMN maka PT. Jamsostek juga ikut di dalam menerapkan good corporate governance, yang mana PT. Jamsostek Sendiri baru malaksanakan psinsip-prinsip good corporate

governance ini secara keseluruhan sejak tahun 2004. Namun dalam jangka

waktu enam tahun saja PT. Jamsostek dapat dikatakan telah berhasil menerapkannya.

PT. Jamsostek sendiri telah mengklaim bahwa mereka telah berhasil menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang (GCG) ini di dalam tubuh organisasinya. Terbukti dengan laba dan keuntungan yang diperoleh PT. Jamsostek hingga memiliki aset mencapai angka Rp.80 triliun, dan sejumlah


(19)

penghargaan terhadap BUMN terbaik di Indonesia, maka dengan begitu tentunya PT. Jamsostek juga telah mengimplementasikan CSR sebagai salah satu kinerjanya.

Berangkat dari hal di atas untuk itulah penulis tertarik untuk melakukan penelitian di PT. Jamsostek, dengan tujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara penerapan tata kelola perusahaan yang baik atau good corporate

governance terhadap penerapan tanggung jawab sosial, dengan judul “pengaruh good corporate governance terhadap implementasi corporate social responsibility” studi pada kantor wilayah I Sumatera Utara.

I.2. Perumusan Masalah

Menurut Arikunto (1993 : 17), agar suatu penelitian dapat dilakukan dengan baik ,maka peneliti atau penulis harus merumuskan masalahanya terlebih dahulu, agar dapat jelas memulai dari mana penelitian tersebut, ke mana akan pergi dan apa yang harus dilakukan si peneliti tersebut.

Dari latar belakang yang penulis paparkan di atas maka dengan ini, perumusan masalah yang dapat ditarik adalah :

“ Adakah hubungan dan pengaruh antara good corporate governance ( tata kelola perusahaan ) terhadap penerapan atau implementasi tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate social responsibility ) ? dengan mengambil studi pada PT. Jamsostek di Kantor Wilayah I Sumatera Utara ”


(20)

I.3. Tujuan Penelitian

Dalam Setiap penelitian pasti memiliki tujuan, untuk apa penelitian tersebut dilakukakan, dan adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan good corporate governance di PT. Jamsostek.

2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan tanggung jawab social atau

corporate social responsibility di PT. Jamsostek.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh good corporate governance dalam implementasi corporate social responsibility di PT. Jamsostek.

I.4. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, maka penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak, adapun manfaat yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Secara akademis dan subjektif penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kepustakaan penelitian yang ada di Indonesia pada umumnya dan di Universitas sumatera Utara khsusnya, serta turut berperan dalam mengembangkan kemampuan berfikir secara ilmiah yang dituangkan dalam bentuk karya tulis ilmiah berdasarkan kajian serta teori yang diterapkan dan diperoleh dari bidang studi Ilmu Administrasi Negara.

2. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi penambahan serta penyempurnaan Ilmu Administrasi Negara serta Ilmu sosial lainnya. 3. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan bagi

lembaga, dan korporasi lainnya baik swasta maupun publik di Indonesia, agar dapat menyusun kebijakan, serta langkah dan strategi dalam pengambilan keputusan di organisasinya.


(21)

I.5. Kerangka Teori

Di dalam suatu karya ilmiah dan penelitian diperlukan adanya landasan berfikir yang dituangkan di dalam landasan teori,

Menurut Sugiyono ( 2005:55) Kerangka teori merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefenisikan sebagai masalah yang penting. Teori adalah konsep-konsep generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan penelitian. Adapun landasan teori yang penulis gunakan dalam penelitin ini adalah :

I.5.1. Good Corporate Governance

I.5.1.1. Definisi Good corporate governance

Ada banyak definisi good corporate governance, namun secara secara harfiah good corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang baik, namun secara defenitif dapat dijabarkan oleh banyak para ahli dan juga institus-institusi sebagai berikut:

Menurut :

KEP-117/M-MBU/2002, tentang penerapan praktik GCG pada BUMN :

Good corporate governanace adalah suatu proses dan struktur yang

digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya. (Ketentuan Umum, KEPMEN -117/M-MBU/2002)

Hunger dan Whillen, dalam Tjager ( 2003 : 23) :

menyatakan good corporate governance adalah suatu mekanisme yang dibangun agar berbagai pihak dapat memberikan kontribusi berupa modal, keahlian, eksportis, dan tenaga demi manfaat bersama.


(22)

Forum for corporate governance in Indonesia ( FCGI) dalam Tjager ( 2003 : 25) menyatakan good corporate governance adalah :

Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal, dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengendalikan perusahaan.

Monks and Minow, dalam Widjaja ( 2004: 2) mendefinisikan good corporate

governance adalah :

merujuk pada hubungan antara ketiga kelompok yaitu share holder,

board of director dan manajemen puncak, dalam menentukan arah dan

kinerja korporasi.

Dr. Prasetyantoko, ( 2008 : 36 ), mengartikan good corporate governance segala macam faktor yang mempengaruhi pengambilan keputussan dalam menjalankan kegiatan perusahaan.

Investment Council Assiciation of Canada ( 2003 ) dalam Susilo dan Simarmata

( 2003:17 ), good corporate governance adalah Seperangkat prinsip, aturan dan prosedur yang mengatur dan mengarahkan kegiatan perseroan.

Cadbury Committtee dalam Susilo dan Simarmata ( 2007 :16), mendefinisikan good corporate governance adalah :

Seperangkat aturan yang merumuskan hubungan antara pemegang saham, manajer kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya baik internal maupun eksternal sehubungan dengan hak-hak dan tangggung jawab mereka.


(23)

Dari berbagai definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa good

corporate governance merupakan suatu proses dan struktur serta peraturan yang

mengatur korporasi dengan stakeholdernya dalam mencapai tujuan bersama. 1.5.1.2. Prinsip-Prinsip Good Corporte Governance.

Menurut Tjager, dkk (2007:41-52) ada lima prinsip yang harus dilaksanakan dalam penerapan good corporate governance yakni :

1. Transparancy ( Keterbukaan )

Transparansi yaitu keterbukaan dalam melakukan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materil dan relevan mengenai perusahaan. Keterbukaan dalam pengambilan keputusan berarti seluruh pihak yang terlibat dala pengambilan keputusan mengetahui dengan jelas pertimbangan dan alasan-alasan untuk pengambilan keputusan dan untuk apa keputusan akan diambil.

2. Akuntabilitas

Akuntabilitas yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban organ perseroan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif. Dari arti kata accountability yang mempunyai makna answerability, liability dan responsibility maka, prinsip ini menunjukan adanya tuntutan untuk dapat menjawab segala pertanyaan atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari jabatan tersebut, mengenai hasil dan pelaksanaannya.

3. Responsibilitas (pertanggungjawaban)

Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Salah satu hal yang penting dalam prisinsip ini adalah memastikan apakah dalam operasi perusahaan semua kewajiban yang diatur dalam ketentuan


(24)

perundang- undangan sudah diperhatikan dan dipenuhi, misalnya ketentuan mengenai laporan keuangan dan perpajakan, ketentuan mengenai konsumen, perburuhan, persaingan usaha dan sebagainya.

4. Independency ( Kemandirian )

Kemandirian adalah suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/ tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang beraku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Prinsip ini menegaskan bahwa direksi dan komisaris dalam menjalankan tugasnya haruslah mendahulukan kepentingan dan usaha perseroan.

5. Fairness (Kewajaran)

Kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang beraku. Kewajaran baru akan dapat bila mendapat kejelasan dan keterbukaan.

1.5.1.3. Manfaat Good Corporate Governance.

Tentunya ada manfaat yang akan diperoleh dari melaksanakan good corporate governance ini, ketiga manfaat itu menurut Aldrige ( 2008: 7 ) yaitu :

1. Terhindar dari praktek KKN dalam perusahaan, sehingga akan mengahasilkan perusahaan yang bersih dan sehat.

2. Meningkatnya Kinerja Perusahaan. 3. Meningkatkan citra perusahaan.


(25)

1.5.1.4. Tahapan Penerapan Good Corporate Governance.

Di dalam penerapan Good Corporate Governance terdapat beberapa tahapan agar dapat dilaksanakan dengan maksimal seperti yang dinyatakan Susilo dan Simarmata ( 2007: 139 ), dalam bukunya good corporate governance pada bank , yakni :

1. Persiapan penerapan GCG

Tujuannya adalah mempersiapkan pelaksanaan GCG yang sistematis dan terstruktur, sehingga pelaksanaanya dapat berjalan dengan mulus, efisien dan efektif.

2. Tahap GCG ( Good Corporate Governance )

Tujuannya memenuhi semua ketentuan penerapan GCG yang berlaku , aktivitas utamanya adalah penyusunan pedoman GCG sesuai dengan tuntutan perundang-undangan.

3. Tahap GGC ( Good Governed Corporate )

Tujuannya adalah pelaksanaan prinsip-prinsip GCG pada semua proses bisnis dengan didukung oleh tersedianya pedoman perusahaan dari tigkat manajemen puncak hingga tingkat operasional.

4. Tahap GCC. ( Good Corporate Citizen )

Dalam tahap ini perusahaan sudah menjadikan prinsip-prinsip GCG menjadi bagian dari budaya perusahaan. Salah satu cirinya adalah dengan dilaksanakannya corporate social responsibility.


(26)

I.5.1.5 Tujuan Good Corporate Governance

Dalam melaksanakan sesuatu hal pastinya ada tujuan yang ingin dicapai, begitu juga dengan pelaksanaan good corporate governance ada beberapa macam tujuan yang hendak di capainya tujuan-tujuan tersebut menurut Aldridge (2008: 5) adalah :

1. Melindungi hak dan kepentingan pemegang Saham, non pemegang saham dan para stakeholders. Didalammya ada keterbukaan, sehingga hak dan kepentingan dapat diketahui dan dilaksanakan oleh setiap unsur di dalam korporasi.Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham.

2. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara menjalankan prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas , pertanggung jawaban dan keadilan agar perusahaan dapat dikelola secara professional.

3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja Dewan pengurus dan Dewan direksi dan manajemen perusahaan.Terlaksananya kerja sesuai dengan peraturan dan harapan yang ada serta tepat dari segi guna, waktu dan biaya.

4. Meningkatkan mutu hubungan dewan direksi dengan manajemen puncak perusahaan. Mendorong agar pengelola perusahaan dalam membuat kebijakan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta kesadaran akan adanya tangggung jawab sosial perusahaan terhadap pemangku kepentingan.


(27)

5. Meningkatkan Kontribusi perusahaan dalam perekonomian nasional.Yakni dengan memperoleh laba yang baik, sehinngga dapat memberikan keuntungan kepada Negara.

6. Menjadikan perusahaan sebagai warga korporasi negara yang baik. Dengan menjadikannya sebagai perusahaan yang kuat , mampu bersaing, dan mampu menerapkan kebiasaan bisnis yang sehat.

I.5.2 . Corporate Social Responsibility

I.5.2.1. Definisi Corporate Social Responsibility

Ada berbagai definisi dari corporate social responsibility seperti berikut: Untung (2004:1) mendefinisikan corporate social responsibility adalah:

Komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelajutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitik beratkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan.

World Business Council for Sustanibility Development (WBCSD) dalam Rudito

dan famiola (2007:209), mendefenisikan CSR sebagai:

Komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas-komunitas setempat dan komunitas secara keseluruhan dalam rangka peningkatan kualitas kehidupan.

Sankat, Clement 2002, dalam Rudito dan Famiola (2007: 207), menyatakan CSR :

Adalah komitmen usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi kebersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan komunitas secara lebih luas.


(28)

Rudito dan famiola (2007:207) sendiri mendefinisikan CSR sebagai cara perusahaan mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada komunitas.”

Trinidads & Tobacco Bureau of Standards, dalam Rahman ( 2009:5), memberi

definisi mengenai CSR yakni :

corporate social responsibility adalah komitmen usaha untuk

bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan berkontribusi untuk peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal, dan masyarkat yang lebih luas.

Dari berbagai defenisi yang dipaparkan ahli-ahli di atas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwasanya corporte social responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan adalah :

Suatu upaya untuk mencapai keberhasilan perusahaan dengan bertindak menurut etika dan memperthatikan norma hukum dengan cara meningkatkan kesejahteraan para stakeholdernya dan masyarakat secara luas.

I.5.2.2. Tujuan Pelaksanaan Corporate Social Responsibility

Segala sesuatunya pasti memiliki tujuan, termasuk pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dari perusahaan, adapun tujuannya menurut Untung (2008:7) adalah untuk melakukan pemberdayaan masyarakat dengan maksud memandirikan masyarakat, sebagai bentuk kepedulian dan rasa bertanggung jawab dari perusahaan atas pelaksanaan kegiatannya usahanya.

I.5.2.3. Bentuk Kegiatan Corporate Social Responsibility

Menurut Mark Goyder, dalam Rahman ( 2009 : 11) bentuk dari kegiatan CSR ada dua yakni :

1. Membentuk tindakan atas program yang diberikan terhadap komunitas dan nilai yang menjadi acuan dari CSR. Maksudnya tindakan


(29)

dilakukan kepada luar korporasi, atau kepada lingkungan luar korporasi misalnya antara masyarakat dan lingkunagn alam.

2. Mengarah ke tipe ideal yang berupa nilai dalam korporat yang digunakan untuk menerapkan atau mewujudkan tindakan-tindakan yang sesuai dengan keadaan sosial terhadap komunitas sekitarnya. Jadi bentuk program CSR memiliki dua orientasi , yakni :

1. Internal, yakni CSR yang berbentuk tindakan atas program yang diberikan terhadap komunitas.

2. Eksternal, yakni CSR yang mengarah pada tipe ideal yang berupa nilai dalam korporat yang dipakai untuk menerapkan atau mewujudkan tindakan-tindakan yang sesuai dengan keadaan sosial terhadap komunitas sekitarnya.

I.5.2.4. Implementasi Corporate Social Responsibility

Implementasi berarti penerapan atau pelaksanaan, dan pelaksanaan corporate social responsibility ini dapat dilihat dengan aktivitas yang dilakukannya. Menurut Rahman dalam bukunya ( 2009 : 13) Ada lima pilar utama dalam malakukan aktivitas tanggung jawab sosial yang sering dijadikan indikator oleh Indonesian Business Link (IBL) yakni:

1. Building Human Capital ( Pengembangan SDM)

Berkaitan dengan internal perusahaan untuk menciptakan SDM yang andal, di sisi lain, perusahaan juga dituntut melakukan pembudayaan masyarakat.


(30)

2. Stengtening Ekonomics ( Penguatan ekonomi ) Perusahaan harus

memberdayaan ekonomi masyarakat sekitarnya, agar terjadi pemerataan kesejahteraan.

3. Assecing social cession ( menjaga keharmonisan sosial )

Upaya menjaga keharmonisan dengan masyarakat sekitar agar tidak menimbulkan konflik.

4. Encoureging good governance.

Perusahaan dalam menjalankan bisnisnya mengacu kepada good

corporate governance.

5. Protecting the environment ( Perlindungan lingkungan)

Mengharuskan perusahaan untuk menjaga lingkungan sekitarnya. I.5.2.5. Unsur Corporate Social Responsibility dalam praktek di lapangan

Dalam pelaksanaannya di lapangan perlu diperhatikan beberapa unsur yang terkandung di dalam CSR, menurut rahman ( 2009 :7 ) unsur-unsur tersebut adalah :

1. Kontinuitas dan sustanibilitas (berkesinambungan dan berkelanjutan) berdasar trend ataupun insidental, bukanlah CSR. CSR merupakan hal yang bercirikan dalam perspektif jangka waktu yang panjang bukan instan, trend ataupun booming. CSR merupakan suatu mekanisme kegiatan yang terencana, sistematis dan dapat dievaluasi.

2. Community Empowerment (Pemberdayaan komunitas)

Membedakan CSR dengan kegiatan yang bersifat charity ataupun filantropi semata. Tindakan-tindakan kedermawanan meskipun pembantu komunitas, tetapi tidak menjadikannya mandiri. Salah satu


(31)

indikasi dari suksesnya sebuah program CSR adalah adanya kemandirian yang lebih pada komunitas, dibandingkan dengan sebelum program CSR hadir.

3. Two Ways

Program CSR bersifat dua arah. korporat bukan lagi berperan sebagai komunkaor semata, tetapi juga mampu mendengarkan aspirasi dari komunitas, ini dapat dilakukan dengan need assessment, yaitu sebuah survey untuk mengetahui kebutuhan, keinginan, dan kemauan dari komunitas.

I.5.2.6. Perspektif yang Terkait dengan Corporate Social Responsibility

Menurut Samuel dan saarf dalam Rahman, ( 2009: 15 ) ada tiga perspektif yang terkait dengan CSR yakni :

1. Kapital Reputasi

Memandang penting reputasi untuk memperoleh dan mempertahankan pasar. CSR dipandang sebagai strategi bisnis yang bertujuan untuk meminimalkan resiko dan memaksimalkan keuntungan dengan menjaga kepercayaan stakeholders.

2. Ekososial

Memandang stabilitas dan keberlanjutan sosial dan lingkungan sebagai strategi untuk menjaga keberlanjutan bisnis korporat.

3. Hak-hak pihak Lain.

Memandang konsumen, pekerja, komunitas yang terpengaruh bisnisnya dan pemegang saham, memiliki hak untuk mengetahi tentang korporat dan bisnisnya.


(32)

I.5.2.7. Landasan dalam Menjalankan Corporate Social Responsibility

Agar pelaksanaan CSR dapat bermanfaat secara luas, dan konsisten, menurut Rahman ( 2009 :33) diperlukan adanya landasan untuk menjalankan CSR itu, yakni sebagai berikut :

1. Profesionalisme dalam arti keterlibatan sosial, dilakukan secara serius sebagaimana mengelola aktivitas bisnis. CSR dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan.

2. CSR dialaksanakan secara tulus.

Masyarakat sekarang yang lebih kritis dalam menganalisis tujuan suatu aktivitas yang dilakukan korporat. Kecurigaan masyarakat dapat menyebabkan korporat terjerat dalam perangkap sendiri sehingga justru dapat membuat citra negative korporat.

3. Dalam melaksanakan CSR, dibutuhkan keterlibatan dan kepemimpinan manajemen tingkat atas, dan penyesuaian manajemen yang digunakan. Untuk menghindari kesimpang siuran tujuan aktivitas sosial, korporat sebaiknya mendistribusikan informan mengenai komitmen sosial ini melalui berbagai sarana kehumasan dan secara efektif mengkomunikasikannya kepada konsumen eksternal maupun internal.


(33)

I.5.2.8. Hierarki dalam pelaksanaan Corporate Social Responsibility

Setiap korporat memiliki kebebasan dalam menjalankan aktivitas CSR nya namun tentunya setiap korporat memiliki tahapan dimana ia berada dalam

pelaksanaan CSR itu, Untung ( 2008: 9 ) memaparkan tahapan-tahapan itu seperti di bawah ini :

Tabel 1

PERINGKAT KETERANGAN

HIJAU

Perusahaan yang sudah menempatkan CSR pada strategi inti dan jantung bisnisnya, di sini CSR tidak hanya dianggap sebagai keharusan, tetapi kebutuhan (modal sosial)

BIRU

Perusahaan yang menilai praktik CSR akan membawa dampak positif terhadap usahanya karena merupakan investasi, bukan biaya.

MERAH

Perusahaan di Peringkat merah, mulai menerapkan CSR. CSR masih dipandang sebagai komponen biaya yang mengurangi keuntungan perusahaan

HITAM

Pada tahap ini, kegiatannya degeneratif, mengutamakan kepentingan bisnis, tidak peduli aspek lingkungan dan sosial sekelilingnya.


(34)

I.5.3. Pemangku Kepentingan ( Stakeholders).

Menurut Tjager ( 2003:27) Ada beberapa aspek penting di dalam sebuah korporasi yang menerapkan good corporate governance di dalamnya dan merupakan sasaran bagi pelaksanaan corporate social responsibility untuk diberdayakan yakni :

Stakeholders, adalah orang atau kelompok yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh aktivitas organisasi atau perusahaan, yang mempunyai legitimasi, kemampuan( kekuasaan) dan kepentingan tertentu sesuai dengan landasan yang dipakainya.

Stakeholders dapat dibagi dalam 2 kategori, yakni :

1. Internal, atau yang berada di dalam perusahaan seperti :

1) RUPS, adalah organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan dan memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada direksi atau komisaris dalam batas yang ditentukan undang-undang dan atau anggaran dasar, jadi pada dasarnya kewenangan tetinggi perseroan adalah UUPT dan anggaran dasar perseroan.

2) Dewan Komisaris, adalah organ perseroan yang bertugas untuk melakukan pengawsan secara umum dan atau khusus terhadap kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perseron serta memberikan nasihat kepada direksi.

3) Dewan Direksi, adalah organ yang dipercayakan oleh UU untuk melakukan kepengurusan perseroan.


(35)

4) Manajer dan Karyawan. Organ pelaksana kebijakan yang telah dirumuskan oleh direksi.

2. Sedangkan dari luar adalah seperti

1) Pemerintah, Merupakan pembuat kebijakan dari luar yakni Undang-Undang dan regulasi yang harus dipatuhi.

2) Kreditor, seperti contohnya bank, merupakan penyokong kegiatan perseroan dalam pemberian sokongan sebahagian dana.

3) pemasok, dan pelanggan, merupakan penerima dan pengguna peroduk yang dihasilkan oleh pereroan, sehingga perseroan mendapatkan pemasukan secara finansial.

Dan secara singkat agar lebih mudah dipahami maka Tjager,dkk menyimbolkannya dalam bagan 1 di bawah ini.

Bagan 1

RUPS DEWAN

KOMISARIS

DEWAN DIREKSI

MANAJER MANAJER MANAJER MANAJER

PEMERINTAH

PEMASOK

KELOMPOK LAIN

KREDITOR

PELANGGAN

MASYARAKAT KARYAWAN


(36)

I.6 Hubungan Good Corporate Governance terhadap Corporate Social Responsibility

Good Corporate Governance (GCG) bukan istilah baru dalam hukum

perusahaan. Prinsip GCG yang dianut OECD dan beberapa lembaga lain menempatkan prinsip responsibility atau tanggung jawab sebagai pilar tegaknya GCG.

Menurut Sita Supomo, Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) yang dikutip dalam Implementasi prinsip good corporate governance salah satunya diterapkan dalam bentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau yang biasa di kenal dengan

Corporate Social Responsibility (CSR).

Corporate social responsiblity dalam prinsip good coorporate government (GCG) ibarat dua sisi mata uang. Keduanya sama penting dan tidak terpisahkan.

Salah satu dari empat prinsip GCG adalah prinsip responsibility (pertanggung jawaban). Tiga prinsip GCG lainnya adalah fairness, transparency, dan

accountability.

Dari penjelasan tersebut, terutama ''menciptakan nilai tambah pada produk dan jasa bagi stakeholders perusahaan,'' prinsip responsibility GCG menelurkan gagasan corporate social responsibility (CSR) atau ''peran serta perusahaan dalam mewujudkan tanggung jawab sosialnya.''


(37)

I.7. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang diteliti dan memberikan alur untuk dapat membuktikan masalah yang diteliti. Pembuktian hipotesis tersebut memerlukan teori yang didukung oleh data dan fakta yang jelas. Maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Hipotesis Kerja (Ha):

Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara good corporate

governance terhadap pelaksanaan corporate social responsibility.

Hipotasis Nol (Ho):

Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara good corporate

governance terhadap pelaksanaan corporate social responsibility

I.8. Defenisi Konsep

Menurut singarimbun (2006: 33), konsep adalah abstrak mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu yang menjadi pusat perhatian. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variable yang diteliti. Dan untuk memperoleh batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti, Penulis merumuskan definisi konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :

Good corporate governanace adalah suatu proses dan struktur yang

digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya.


(38)

Corporate Social responsibility adalah komitmen perusahaan untuk

bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi kebersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan komunitas secara lebih luas.

Kedua konsep di atas akan dapat dilihat dalam prinsip-prinsip good

corporate governance dan implementasi corporate social responsibility yang akan

dibatasi di definisi operasional untuk mengukur masalah serta tujuan penulis. I.9. Definisi Operasional

Defenisi Operasional, menurut Singarimbun (2006:46 ) adalah unsur-unsur yang memberitahukan bagaimana mengukur variable sehingga dengan pengukuran tersebut dapat diketahui indikator-indikator apa saja yang dipergunakan untuk mendukung analisa dari variable-variabel tersebut.

Penelitian ini terdii dari dua variabel yakni : 1. Variabel Bebas ( X )

Varibel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor yang mempengaruhi dan menentukan munculnya gejala atau faktor lain, dalam hal ini yang menjadi variabel bebas adalah good corporate governance dengan indikator:

Pelaksanaan prinsip-prinsip good corporate governance, yang terdiri atas :

1) Transparansi, merupakan pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta secara terbuka mengenai semua hal yang penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta para pemegang kepentingan. Prinsip ini diwujudkan antara lain :

a. Keterbukaan di dalam pemberian informasi mengenai program-program, kegiatan serta kinerja perusahaan kepada masyarakat.


(39)

b. Mengembangkan teknologi informasi (IT) dan sistem manajemen informasi, sehingga semua kegiatannya dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat.

c. Mengumumkan jabatan yang kosong kepada masyarakat.

2) Akuntabilitas, merupakan bentuk pertanggung jawaban manajemen kepada perusahaan dan pemegang saham serta masyarakat. Prinsip ini diwujudkan melalui :

a. Adanya keterbukaan mengenai kinerja perusahaan kepada masyarakat, melalui laporan keuangan dan kinerja lainnya yang dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.

3) Responsibilitas, merupakan tanggung jawab korporasi sebagai anggota masyarakat yang tunduk kepada hukum dan bertindak dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat sekitarnya. Prinsip ini diwujudkan melalui :

a. Menyadari akan adanya tanggung jawab sosial b. Menghindari penyalahgunaan kekuasaan. c. Menjunjung etika dalam bisnis.

d. Memelihara lingkungan bisnis yang sehat.

4) Independensi atau kemandirian merupakan suatu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dai pihak lain. Prinsip ini terwujud melalui a. Adanya profesionalisme dari seluruh manajemen perusahaan yakni


(40)

5) Kewajaran( Fairness).perlakuan yang sama terhadap semua pemegang saham. Prinsip ini diwujudkan antara lain :

a. Menyajikan informasi secara wajar, dan berkeadilan kepada seluruh stakeholders.

2. Variabel ( Y)

Varibel terikat merupakan variabel yang muncul akibat dari variabel bebas. Dalam hal ini yang menjadi variabel terikat adalah

pelaksanaan corporate social responsibility yang dapat dilihat dari pilar aktivitasnya yaitu:

1) Building Human Capital ( Pengembangan SDM), Adanya

perbaikan internal perusahaan untuk menciptakan SDM yang andal, di sisi lain, perusahaan juga dituntut melakukan pemberdayaan masyarakat.

2) Strengtening Ekonomics ( Penguatan ekonomi ), Perusahaan harus

memberdayaan ekonomi masyarakat sekitarnya, agar terjadi pemerataan kesejahteraan, tercermin dengan

a. Ada komitmen untuk memberdayakan masyarakat sekitar misalnya dengan memperhatikan pendidikannya.serta memperlancar kegiatan masyarakat.

3) Assecing social cession ( menjaga keharmonisan sosial ), Adanya

upaya menjaga keharmonisan dengan masyarakat sekitar agar tidak menimbulkan konflik.

a. Menjaga keharmonisan dengan lingkungan dan masyarakat dengan memperhatikan mereka.


(41)

b. Mencegah adanya konflik dengan masyarakat dan stakeholder.

4) Encoureging good Governance. Perusahaan dalam menjalankan

bisnisnya mengacu kepada good corporate governance.

a. Adanya tata kelola perusahaan yang baik, di buktikan dengan nama baik perusahaan dari masyarakat.

b. Bersih dari praktik KKN ( Korupsi Kolusi dan Nepotisme). c. Terbuka dalam pemberian informasi.

d. Peduli dan menjalin hubungan baik dengan masyarakat dan sekitarnya.

5) Protecting the environment (Perlindungan lingkungan) Mengharuskan perusahaan untuk menjaga lingkungan sekitarnya.

a. Melaksanakan bisnis yang ramah lingkungan


(42)

I.10. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan disusun dalam rangka untuk memaparkan keseluruhan hasil penelitian ini secara singkat, seperti berikut ini :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesa, defenisi konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan. BAB.II. : METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

BAB.III. : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini memuat gambaran umum tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi, kedudukan , tugas dan fungsi.

BAB.IV. : PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat penyajian data yang diperoleh selama penelitian dilapangan atau berupa dokumen-dokumen yang akan diteliti. BAB.V. : ANALISA DATA

Bab ini memuat pembahasan dari data-data yang telah diperoleh kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan korelasi hubungan antar variable.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang dilakukan.


(43)

BAB.II.

METODOLOGI PENELITIAN

II.1. Bentuk Penelitian

Menurut Moleong ( 2006 :34) agar mencapai tujuan penelitian maka dipergunakanlah satu metode. Maka dari itu, agar penulis dapat mencapai tujuan penelitian ini maka metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian asosiatif dengan menggunakan analisa data kuantitatif, di mana metode asosiatif menurut Sugiyono ( 2005:11) adalah untuk mengetahui hubungan anatar dua variabel atau lebih.

II.2. Lokasi Penelitian

Adapun Lokasi Penelitian ini dilakukan pada PT. JAMSOSTEK Kantor Wilayah I. Sumatera Utara, yang berada di jalan Kapten Pattimura, No.334 Medan, Sumatera Utara.

II.3. Populasi dan Sampel II.3.1. Populasi

Menurut Sugyono ( 2005 : 90) populasi merupakan wilayah jeneralisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik suatu kesimpulan.

Dalam penelitian ini populasi yang penulis gunakan adalah seluruh masyarakat penerima bantuan bina lingkungan dari PT. Jamsostek pada tahun 2009 yang berada di Kanwil I SUMUT dengan area Kota Medan dan sekitarnya. Walaupun sebenarnya Kanwil I SUMUT membawahi 3 Propinsi dan 16 Kantor


(44)

cabang namun karena keterbatasan dana dan waktu penulis membatasinya dengan hanya mengambil area Medan Sekitarnya. Dan berrhubung Kantor wilayah hanya menyalurkan bantuan bina lingkungan saja sedangkan kemitraan di salurkan oleh cabang maka yang menjadi populasi penulis adalah masyarakat penerima bantuan bina lingkungan saja.

Jadi total keseluruhan populasi adalah sejumlah 35 orang. II.3.2. Sampel

Sampel adalah sebahagian dari populasi yang dipergunakan sebagai sumber data. Dan dalam penelitian ini penulis mempergunakan teknik penarikan sampel populasi dalam penelitian ini hanya sebanyak 35 orang saja maka penulis menggunakan teknik seperti dikatakan Arikunto ( 2006:134), jika subjeknya kurang dari 100 orang maka lebih baik diambil semua sebagai populasi teknik yakni sebanyak 35 orang, dalam istilah lain juga dikenal dengan istilah sampel sensus.

II.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut :

1. Data Primer, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian dengan cara :

1) Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebar daftar pernyataan dengan pihak-pihak terkait. 2) Wawancara, yakni dengan melakukan Tanya jawab kepada

informan atau sampel yang dianggap mengetahui permasalahan penelitian secara mendalam.


(45)

3) Pengamatan berperan serta ( Participant observation ), yakni dengan melakukan pengamatan langsung pada objek yang akan diteliti untuk mendapatkan gambarn yang tepat mengenai objek penelitian.

2. Data Sekunder, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang terdiri dari, :

1) Dokumentasi, yaitu eknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber yang relevan dengan objek penelitian.

2) Studi Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan berbagai literatur seperti buku, majalah, jurnal, laporan penelitian, dan lain sebagainya.

II.5. Teknik Penentuan Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Adapun skor yang ditentukan untuk setiap pertanyaan adalah :

Untuk jawaban a diberi skor 5 Untuk jawaban b diberi skor 4 Untuk jawaban c diberi skor 3 Untuk jawaban d diberi skor 2 Untuk jawaban e diberi skor 1

Untuk mengetahui kategori jawaban dari masing-masing variabel apakah tergolong tinggi, sedang dan rendah maka terlebih dahulu ditentukan skala interval dengan cara sebagai berikut :


(46)

Skor Tertinggi – Skor Terendah Banyaknya Bilangan Maka diperoleh :

5 – 1 5 = 0,80

Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing variabel yaitu :

Kategori Nilai

Sangat tinggi 4,24-5,00

Tinggi 3,43-4,23

Sedang 2,62-3,42

Rendah 1,81-2,61


(47)

II.6. Teknik Analisa Data

Untuk mengetahui koefisien korelasi variabel x terhadap variabel y digunakan rumus Product Momen (Sugiyono, 2005:212)

Keterangan :

r = koefisien korelasi x = variabel bebas y = variabel terikat N = jumlah sampel

Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinan yaitu :

1. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r = 0) berarti hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.

2. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +) artinya kenaikan nilai variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan positif.

3. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif (r = -) artinya kedua variabel negatif dan menunjukkan meningkatnya variabel yang satu diikuti menurunnya variabel yang lain.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interpretasi angka sebagai berikut :

( )( )

( )

}

{

( )

}

{

2 2 2 2

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

XY

N

r

xy

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

=


(48)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 1,999 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat

Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan, artinya hipotesis kerja atau hipotesis alternatif dapat diterima.

a. Untuk menguji hipotesis, pengaruh antara kualitas pelayanan (x) dan kepuasan nasabah (y), maka diadakan pengujian dengan rumus “t” (Sugiyono, 2005:214) yaitu :

t

b. Untuk mengetahui kontribusi kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah, digunakan perhitungan determinasi. Perhitungan dilakukan dengan rumus :

D = (r xy)2 x 100% Keterangan :

D = Koefisien Determinan


(49)

BAB.II.

METODOLOGI PENELITIAN

II.1. Bentuk Penelitian

Menurut Moleong ( 2006 :34) agar mencapai tujuan penelitian maka dipergunakanlah satu metode. Maka dari itu, agar penulis dapat mencapai tujuan penelitian ini maka metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian asosiatif dengan menggunakan analisa data kuantitatif, di mana metode asosiatif menurut Sugiyono ( 2005:11) adalah untuk mengetahui hubungan anatar dua variabel atau lebih.

II.2. Lokasi Penelitian

Adapun Lokasi Penelitian ini dilakukan pada PT. JAMSOSTEK Kantor Wilayah I. Sumatera Utara, yang berada di jalan Kapten Pattimura, No.334 Medan, Sumatera Utara.

II.3. Populasi dan Sampel II.3.1. Populasi

Menurut Sugyono ( 2005 : 90) populasi merupakan wilayah jeneralisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik suatu kesimpulan.

Dalam penelitian ini populasi yang penulis gunakan adalah seluruh masyarakat penerima bantuan bina lingkungan dari PT. Jamsostek pada tahun 2009 yang berada di Kanwil I SUMUT dengan area Kota Medan dan sekitarnya. Walaupun sebenarnya Kanwil I SUMUT membawahi 3 Propinsi dan 16 Kantor


(50)

cabang namun karena keterbatasan dana dan waktu penulis membatasinya dengan hanya mengambil area Medan Sekitarnya. Dan berrhubung Kantor wilayah hanya menyalurkan bantuan bina lingkungan saja sedangkan kemitraan di salurkan oleh cabang maka yang menjadi populasi penulis adalah masyarakat penerima bantuan bina lingkungan saja.

Jadi total keseluruhan populasi adalah sejumlah 35 orang. II.3.2. Sampel

Sampel adalah sebahagian dari populasi yang dipergunakan sebagai sumber data. Dan dalam penelitian ini penulis mempergunakan teknik penarikan sampel populasi dalam penelitian ini hanya sebanyak 35 orang saja maka penulis menggunakan teknik seperti dikatakan Arikunto ( 2006:134), jika subjeknya kurang dari 100 orang maka lebih baik diambil semua sebagai populasi teknik yakni sebanyak 35 orang, dalam istilah lain juga dikenal dengan istilah sampel sensus.

II.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut :

1. Data Primer, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian dengan cara :

1) Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebar daftar pernyataan dengan pihak-pihak terkait. 2) Wawancara, yakni dengan melakukan Tanya jawab kepada

informan atau sampel yang dianggap mengetahui permasalahan penelitian secara mendalam.


(51)

3) Pengamatan berperan serta ( Participant observation ), yakni dengan melakukan pengamatan langsung pada objek yang akan diteliti untuk mendapatkan gambarn yang tepat mengenai objek penelitian.

2. Data Sekunder, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui studi kepustakaan yang terdiri dari, :

1) Dokumentasi, yaitu eknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber yang relevan dengan objek penelitian.

2) Studi Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan berbagai literatur seperti buku, majalah, jurnal, laporan penelitian, dan lain sebagainya.

II.5. Teknik Penentuan Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini menggunakan teknik penentuan skor. Adapun skor yang ditentukan untuk setiap pertanyaan adalah :

Untuk jawaban a diberi skor 5 Untuk jawaban b diberi skor 4 Untuk jawaban c diberi skor 3 Untuk jawaban d diberi skor 2 Untuk jawaban e diberi skor 1

Untuk mengetahui kategori jawaban dari masing-masing variabel apakah tergolong tinggi, sedang dan rendah maka terlebih dahulu ditentukan skala interval dengan cara sebagai berikut :


(52)

Skor Tertinggi – Skor Terendah Banyaknya Bilangan Maka diperoleh :

5 – 1 5 = 0,80

Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk masing-masing variabel yaitu :

Kategori Nilai

Sangat tinggi 4,24-5,00

Tinggi 3,43-4,23

Sedang 2,62-3,42

Rendah 1,81-2,61


(53)

II.6. Teknik Analisa Data

Untuk mengetahui koefisien korelasi variabel x terhadap variabel y digunakan rumus Product Momen (Sugiyono, 2005:212)

Keterangan :

r = koefisien korelasi x = variabel bebas y = variabel terikat N = jumlah sampel

Dari hasil perhitungan tersebut akan memperlihatkan tiga kemungkinan yaitu :

1. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol (r = 0) berarti hubungan kedua variabel yang diuji tidak ada.

2. Koefisien korelasi yang diperoleh positif (r = +) artinya kenaikan nilai variabel yang lain dan kedua variabel memiliki hubungan positif.

3. Koefisien korelasi yang diperoleh negatif (r = -) artinya kedua variabel negatif dan menunjukkan meningkatnya variabel yang satu diikuti menurunnya variabel yang lain.

Untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r (koefisien korelasi) digunakan penafsiran atau interpretasi angka sebagai berikut :

( )( )

( )

}

{

( )

}

{

2 2 2 2

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

XY

N

r

xy

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

Σ

=


(54)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 1,999 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat

Dengan nilai r yang diperoleh maka dapat diketahui apakah nilai r yang diperoleh berarti atau tidak dan bagaimana tingkat hubungannya melalui tabel korelasi. Tabel korelasi menentukan batas-batas r yang signifikan, artinya hipotesis kerja atau hipotesis alternatif dapat diterima.

a. Untuk menguji hipotesis, pengaruh antara kualitas pelayanan (x) dan kepuasan nasabah (y), maka diadakan pengujian dengan rumus “t” (Sugiyono, 2005:214) yaitu :

t

b. Untuk mengetahui kontribusi kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah, digunakan perhitungan determinasi. Perhitungan dilakukan dengan rumus :

D = (r xy)2 x 100% Keterangan :

D = Koefisien Determinan


(55)

BAB. III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1. Sejarah Berdirinya PT. Jamsostek

Penyelenggara program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab dan kewajiban Negara untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara, Indonesia seperti halnya berbagai Negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal.

Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang, dimulai dari UU No. 33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) No. 48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No. 15/1957 tentang pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 tentang Pokok-pokok Tenaga Kerja, secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja semakin transparan.

Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977 diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) No. 33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha swasta


(56)

dan BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977 tentang pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.

Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995 ditetapkannya PT. Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat resiko sosial.

Selanjutnya pada akhir tahun 2004,Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, yang berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 dengan perubahan pada pasal 34 ayat 2, dimana Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) telah mengesahkan Amandemen tersebut, yang kini berbunyi : "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatan motivasi maupun produktivitas kerja.

Kiprah Perseroan yang mengedepankan kepentingan dan hak normative Tenaga Kerja di Indonesia terus berlanjut. Sampai saat ini, PT Jamsostek (Persero) memberikan perlindungan 4 program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan


(57)

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya.

Dengan penyelenggaraan yang makin maju, program Jamsostek tidak hanya bermanfaat kepada pekerja dan pengusaha tetapi juga berperan aktif dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian bagi kesejahteraan masyarakat dan perkembangan masa depan bangsa.

III.2. Motto Perusahaan

Adapun, motto dari PT. Jamsostek adalah : Pelindung Pekerja, Mitra Pengusaha

III.3. Filosofo Jamsostek

Sebagai suatu organisasi yang besar dan ingin terus bertumbuh maka PT. Jamsostek memiliki filosofi yang di jadikan salah satu acuan untuk terus mempertahankan eksistensinya, dan filosofi jamsostek itu sendiri adalah :

1. KEMANDIRIAN dan HARGA DIRI untuk mengatasi resiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak tergantung orang lain dalam membiayai perawatan pada waktu sakit, kehidupan dihari tua maupun keluarganya bila meninggal dunia. Harga diri berarti jaminan tersebut diperoleh sebagai hak dan bukan dari belas kasihan orang lain.

2. GOTONG ROYONG, agar pembiayaan dan manfaatnya optimal, pelaksanaan program JAMSOSTEK, dimana yang muda membantu yang tua, yang sehat membantu yang sakit dan yang berpenghasilan tinggi membantu yang berpenghasilan rendah.


(58)

III.4. Visi dan Misi III.4.1.Visi

Menjadi lembaga penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang terpercaya dengan mengutamakan pelayanan prima dan manfaat optimal bagi seluruh peserta.

III.4.2. Misi

1. Meningkatkan dan mengembangkan Mutu Pelayanan dan Manfaat kepada peserta berdasarkan Prinsip Profesionalisme.

2. Meningkatkan jumlah kepesertaan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja 3. Meningkatan Budaya Kerja melalui kualitas Sumber Daya Manusia

(SDM) dan penerapan Good Corporate Governance (GCG)

4. Mengelola dana peserta secara optimal dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian (prudent)

5. Meningkatkan Corporate Values dan Corporate Images.

III. 5. Struktur Organisasi

Adapun jumlah keseluruhan staff PT. Jamsostek adalah sebanyak 30 orang, yang terdiri dari Kepala Kantor Wilayah, Sekertaris kantor Wilayah, Wakil Kepala Kanwil, 6 Kepala bagian, dan Administratur- Administratur di bawahnya 21 0rang.


(59)

(60)

Adapun tugas dan wewenang atau job describsion dari masing-masing jabatan adalah seperti yang di bawah ini :

1. Kepala Kantor Wilayah

Seorang Kepala Kantor Wilayah bertanggung jawab langsung kepada Dewan Direksi. Dan memiliki wewenang untuk merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh kegiatan operasional pemasaran, program khusus & PKP/KBL, teknologi informasi dan pelayanan Kantor Wilayah dan Kantor Cabang yang ada di wilayahnya.

A. Tanggung Jawab Pengelolaan Personil

1. Mengalokasikan pekerjaan dan mengarahkan kegiatan serta mengoordinasikan pengambilan keputusan dalam sebuah unit kerja.

2. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan kualitas serta mengusulkan pengembangan karir bagi seluruh jajarannya.

3. Bertanggungjawab atas penilaian kinerja di setiap unit kerjanya.

4. Membina dan memotivasi serta memastikan agar seluruh jajarannya mematuhi setiap peraturan, baik peraturan perusahaan maupun peraturan perundangan.

B. Tanggung Jawab Pengelolaan Operasional

1) Menyususn Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan

2) Merencanakan dan menetapkan kebijakan operasional kantor Wilayah dan Kantor Cabang di wilayahnya.

3) Memberikan persetujuan atas otorisasi pengeluaran keuangan Kantor Wilayah.


(61)

4) Mengarahkan dan mendukung terselenggaranya database kepesertaan, iuran dan jaminan Kantor Wilayah dan Cabang.

5) Mengoordinasikan implementasi kebijakan perusahaan dengan Kepala Divisi/Biro.

6) Mengoordinasikan dan mengendalikan pembinaan hubungan kemitraan dengan instansi terkait.

7) Mengarahkan dan menatapkan penyaluran program pinjaman PKP/KBL kantor Wilayah.

8) Menyusun Laporan Kegiatan Secara tepat waktu. C. Tanggung Jawab Induvidu

1. Memberi persetujuan penempatan investasi dana di daerahnya sesuai batas kewenangannya.Merekomendasikan pembentukan Kantor Cabang baru di wilayahnya.

2. Memberi persetujuan atas usulan mutasi dan promosi karyawan di jajaran wilayah kerjanya untuk diajukan ke kantor pusat.

3. Memberi persetujuan pengadaan barang dan jasa untuk jajaran wilayah kerjanya sesuai dengan batas kewenangannya.

4. Memberi persetujuan peremajaan sarana infrastruktur teknologi informasi di Kantor Cabang.

5. Memberikan persetujuan pencairan anggran rutin sesuai batas kewenangannya.

2. Wakil Kepala Kantor Wilayah

Wakil Kepala Kantor Wilayah bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah. Seorang Wakil Kepala Kantor Wilayah memiliki


(62)

wewenang dalam kegiatan merencanakan, mengarahkan, mengoordinasikan dan mengendalikan kegiatan operasional keuangan, umum dan SDM dan pengawasan internal Kantor Wilayah dan Kantor Cabang yang ada di wilayahnya.

A. Tanggung Jawab Pengelolaan Personil

Meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan kualitas serta mengusulkan pengembangan karir bagi seluruh jajarannya.

1. Mengoordinasikan penilaian kinerja jajaran di unit kerjanya.

2. Membina dan memotivasi serta memastikan agar seluruh jajarannya mematuhi peraturan baik peraturan perusahaan maupun peraturan perundangan yang berlaku.

B. Tanggung Jawab Pengelolaan Operasional

1. Mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan sistem pengelolaan SDM dan UmumMengimplementasikan kebijakan audit Kantor Pusat serta melaksanakan PKAT (Program Kerja Audit Tahunan) untuk melaksanakan fungsi pengawasan.

2. Menerapkan dan memonitor sistem pengendalian internal untuk memastikan pelaksanaan kegiatan berjalan dengan baik.

3. Mengarahkan dan mengendalikan fungsi keuangan untuk memastikan diterapkan sistem pengendalian dan pelaporan yang efektif.

4. Mengimplementasikan kebijakan kearsipan dan ketatausahaan.

5. Menjalankan fungsi Kepala Kantor Wilayah Selama Kepala Kantor Wilayah tidak berada di tempat atau tidak dapat menjalankan fungsinya. 6. Menyusunlaporan kegiatan secara tepat waktu.


(63)

C. Tanggung Jawab Individu

1. Merekomendasikan hasil analisa atas laporan dan permasalahan khusus yang disampaikan oleh Kabag dan Kakacab.

2. Merekomendasikan usulan kebijakan untuk ditetapkan bersama Kepala Kantor Wilayah.

3. Merekomendasikan usulan mutasi dan promosi karyawan di jajaran wilayah kerjanya untuk diajukan ke kantor pusat.

4. Merekomendasikan pengadaan barang dan jasa untuk jajaran wilayah kerjanya sesuai dengan batas kewenangannya.

5. Merekomendasikan peremajaan sarana infrastruktur teknologi informasi di Kantor Cabang.

3. Sekretaris Kantor Wilayah

Seorang sekretaris kantor Wilayah memiliki wewenang untuk mengendalikan dan memastikan terlaksananya kelancaran seluruh kegiatan unit kerja melalui pengelolaan administrasi surat menyurat, rapat intern/ekstern, administrasi karyawan dan sarana prasarana kerja pada Kantor Wilayah. Sekretaris Kantor Wilayah Bertanggung Jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah.

A. Tanggung Jawab Pengelolaan Operasional

1. Menyeleksi, membuat resume dan mengadministrasikan surat , memo, disposisi yang masuk ke Kantor Wilayah dan mendistribusikannya kepada yang berkepentingan sesuai isi disposisi Kepala Biro secara cepat dan tepat.


(64)

2. Memonitor penyelesaian disposisi Kepala Kantor wilayah oleh yang berkepentingan, agar setiap prihal dapat terlaksana secara tepat waktu. 3. Membuat surat jawaban baik memo intern maupun surat keluar yang

sifatnya umum, yang akan ditandatangani oleh Kepala Kantor Wilayah.

4. Mempersiapkan bahan presentasi atau meeting sheet Kepala Kantor dengan pihak intern maupun ekstern.

5. Melaksanakan administrasi surat menyurat, menjaga kerahasiaan dokumen, mengatur kearsipan aktif dan nonaktif serta menata record surat menyurat.

6. Memastikan terlaksananya komunikasi dan informasi yang baik antar Kepala Kantor dengan Direksi, kepala Unit Kerja lainnya dan seluruh karyawan yang ada di Kantor Wilayah.

7. Membuat/mengetik Notulen/Risalah Rapat kepala Kantor Wilayah untuk segera didistribusikan kepada yang berkepentingan untuk mendapatkan tindak lanjut.

8. Mengelola administrasi karyawan (absensi, cuti, SPPD, pembagian uang makan) dan anggran Unit Kerja.

9. Menyeleksi, menrima dan melayani tamu Kepala Kantor Wilayah dan menjawab telepon sesuai substansi Jamsostek.

10.Mengatur agenda kegiatan Kepala Kantor. 11.Menyusun laporan Kegiatan secara tepat waktu.


(65)

4. Kepala Bagian Pengendalian Operasi

Kepala Bagian Pengendalian Operasi memeliki wewenang untuk merencanakan, melaksanakan, mengoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi kegiatan pemasaran dan pembinaan kepesertaan berdasarkan strategi dan target yang telah ditetapkan di seluruh Kantor Cabang di wilayahnya. Seorang Kepala Bagian pengendalian Operasi bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah dan wakil Kepala Kantor Wilayah.

A. Tanggung Jawab Pengelolaan Personil.

1. Mengalokasikan pekerjaan, mengarahkan kegiatan, dan mengoordinasikan pengambilan keputusan dalam unit kerja.

2. Meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan kualitas serta mengusulkan pengembangan karir bagi seluruh jajarannya.

3. Bertanggungjawab atas penialaian kinerja jajaran di unit kerjanya. 4. Membina dan memotivasi serta memastikan agar seluruh jajarannya

memetuhi peraturan baik perturan perusahaan maupun peraturan perundangan yang berlaku.

B. Tanggung Jawab Pengelolaan Operasional

1. Merencanakan dan mengendalikan pencapaian target kepesertaan, iuran serta memastikan tersedianya saldo JHT bulanan papa Kantor Cabang di wilayahnya.

2. Melakukan pengendalian penyelesaian PWBD, PDSTK/Program/Upah, tunggakan/piutang iuran dan KPJ di Kantor


(1)

Distribusi Kuesioner Variabel X

NO

RESPONDEN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∑ Y

1 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 46

2 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 47

3 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 45

4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 43

6 3 4 1 3 3 4 2 3 2 2 27

7 4 4 3 5 3 4 4 4 3 3 37

8 4 3 4 4 4 5 5 3 5 5 42

9 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 48

10 5 4 4 2 5 5 4 4 4 4 41

11 3 4 5 5 5 4 4 5 5 5 45

12 2 3 5 5 5 5 4 4 5 5 43

13 4 4 4 4 3 3 4 5 3 4 38

14 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 46

15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

17 4 4 5 4 5 5 5 5 4 3 44

18 4 4 2 5 5 4 3 4 4 5 40

19 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 36

20 5 4 5 5 4 3 4 4 3 4 41

21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

23 4 4 4 5 4 5 3 5 3 3 40

24 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 48

25 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 47

26 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 45

27 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 29

28 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

29 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

31 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 47

32 4 5 4 5 5 4 3 4 4 4 42

33 4 4 4 3 4 2 4 4 4 5 38

34 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 42

35 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 49


(2)

Tabulasi Kuesioner Variabel X dan Variabel Y

NO RESPONDEN X Y X2 Y2 XY

1 43 46 1849 2116 1978

2 49 47 2401 2209 2303

3 42 45 1764 2025 1890

4 50 50 2500 2500 2500

5 48 43 2304 1849 2064

6 32 27 1024 729 864

7 32 37 1024 1369 1184

8 50 42 2500 1764 2100

9 48 48 2304 2304 2304

10 49 41 2401 1681 2009

11 47 45 2209 2025 2115

12 46 43 2116 1849 1978

13 42 38 1764 1444 1596

14 48 46 2304 2116 2208

15 50 50 2500 2500 2500

16 50 50 2500 2500 2500

17 46 44 2116 1936 2024

18 42 40 1764 1600 1680

19 37 36 1369 1296 1333

20 42 41 1764 1681 1722

21 50 50 2500 2500 2500

22 50 50 2500 2500 2500

23 40 40 1600 1600 1600

24 49 48 2401 2304 2352

25 48 47 2304 2209 2256

26 44 45 1936 2025 1980

27 31 29 961 841 899

28 50 50 2500 2500 2500

29 50 50 2500 2500 2500

30 50 50 2500 2500 2500

31 47 47 2209 2209 2209

32 49 42 2401 1764 2058

33 48 38 2304 1444 1824

34 40 42 1600 1764 1680

35 48 49 2304 2401 2352


(3)

LAMPIRAN BERBAGAI PENGHARGAAN YANG DITERIMA PT.

JAMSOSTEK ATAS PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

( penghargaan dari kementrian BUMN)


(4)

( Penghargaan dari The Indonesian Institute for corporate governance)

LAMPIRAN FOTO-FOTO PELAKSANAA CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY


(5)

Bibit Pohon yang akan di sebarkan ke beberapa SMP di kota Medan.

Bantuan computer kepada Yayasan GKPI Bantuan renovasi sekolah SMP

Munawarah


(6)

Bantuan renovasi TK Al-Hijrah 2 Medan Percut Bantuan dana renovasi

Mesjid

Bantuan Bibit Pohon Ke SMPN 1

Medan

Bantuan tong sampah di ruas kota

medan


Dokumen yang terkait

Pengaruh Program Corporate Social Responsibility (CSR)Internal dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT Darmasindo Intikaret Tebing Tinggi Sumatera Utara

18 141 162

Pengaruh Program Corporate Social Responsibility Internal Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Sinar SosroTanjung Morawa Sumatera Utara

4 49 116

Mekanisme Good Corporate Governance (GCG), Kinerja Keuangan, Corporate Social Responsibility (CSR), dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 30 100

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) di Sektor Publik (Studi Kasus pada PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

12 131 128

Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) Terkait dengan Sustainable Development

4 89 188

Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Bank Bni Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) (Studi Pada PT. BNI 46 Kantor Cabang Universitas Sumatera Utara)

5 90 106

Pengaruh Persepsi Konsumen Dalam Penerapan Program Corporate Social Responsibility (Csr) Terhadap Brand Loyalty Sabun Mandi Lifebuoy (Studi Pada Mahasiswa Ekstensi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara)

1 46 67

Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan)

2 52 161

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

2 12 74

Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Komitmen Manajemen terhadap Implementasi Good Corporate Governance pada PT. Telkom Indonesia, Tbk.

0 0 21