Nandina Endah Maulani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Globalisasi merupakan sebuah proses menuju sistem kehidupan yang lebih global, terbuka secara luas dalam berbagai aspek dan segi kehidupan
manusia. Globalisasi juga memberikan kesempatan yang luas bagi setiap negara untuk bersaing atau pun menjalin kerja sama dengan negara lainnya di
seluruh dunia. Persaingan ini mendorong tiap negara untuk meningkatkan kualitasnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang pengembangan
sumber daya manusia. Untuk dapat menghadapi tantangan global diperlukan sumber daya yang baik dan mampu bersaing dengan dunia global. Dengan
sumber daya manusia yang berkualitas dan mumpuni tentu akan sangat membantu dalam mencapai kesuksesan perekonomian Indonesia di tengah era
globalisasi ini. Pengembangan sumber daya manusia salah satunya diupayakan melalui pendidikan yang berkualitas, di mana melalui pendidikan
yang berkualitas ini mampu menghasilkan output-output berkualitas serta berdaya saing tinggi di tengah era globalisasi.
Sekolah menengah kejuruan SMK sebagai salah satu lembaga pendidikan formal ikut berperan dalam menghasilkan output-output
berkualitas yang dapat bersaing di era globalisasi. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Menengah pasal 1 ayat 3, “pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan
kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu”. Adapun fungsi dan tujuan SMK dikemukakan dalam Peraturan Pemerintah No 17
Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 1
Nandina Endah Maulani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Nandina Endah Maulani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
2
Ayat 15, di mana salah satu fungsi dan tujuan SMK yakni untuk membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Nandina Endah Maulani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
serta keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu juga bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi
kehidupanbermasyarakat secara mandiri ataupun melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.Jadi, secara umum SMK merupakan salah satu
lembaga pendidikan formal yang secara khusus mempersiapkan peserta didiknya untuk siap hidup mandiri dan bermasyarakat, berkecimpung di dunia
usaha ataupun melanjutkan ke perguruan tinggi.SMK memberikan kebebasan kepada para peserta didik untuk memilih bidang mana yang akan dipelajari
secara lebih lanjut selama tiga sampai empat tahun ke depan. Dengan keberagaman bidang yang terkonsentrasi, peserta didik diberikan kemudahan
untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki dalam bidangnya masing- masing secara lebih optimal sehingga ia akan lebih siap untuk terjun ke dunia
kerja. SMK Negeri 1 Bojongpicung sebagai salah satu sekolah menengah
kejuruan di Cianjur menyadari pentingnya optimalisasi potensi peserta didik dalam berbagai bidang guna memberikan kelancaran dan kemudahan kepada
peserta didik dalam memasuki dunia kerja. SMK Negeri 1 Bojongpicung memiliki lima program kejuruan yakni agribisinis produksi tanaman APT
dengan jumlah siswa sebanyak 249, agribisnis hasil pertanian AHP sebanyak 173 siswa, teknik komputer dan informatika TKI sebanyak 365 orang siswa,
teknik kendaraan ringan TKR sebanyak 297 orang siswa dan akuntansi yang memiliki jumlah siswa paling sedikit yakni sebanyak 169 orang.
Program kejuruan akuntansi memiliki jumlah siswa paling sedikityakni sebanyak 169 orang siswa atau 13,5 . Sedikitnya jumlah siswa yang ada
dikarenakan belum lamanya jurusan tersebut didirikan, di mana jurusan akuntansi baru dibuka tiga tahun terakhir. Lokasinya yang terletak di pedesaan
ditambah lagi baru berdiri selama tiga tahun menjadi salah satu faktor belum memadainya sarana penunjang terciptanya pembelajaran akuntansi yang
berkualitas jika dibandingkan dengan SMK lainnya di Cianjur. Terbatasnya
Nandina Endah Maulani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
tenaga kependidikan terutama yang mahir dalam bidang akuntansi serta sarana dan prasarana akuntansi yang belum memadai menyebabkan kurang
optimalnya proses belajar mengajar akuntansi di SMK tersebut. Pembelajaran akuntansi memang masih belum terlaksana secara
optimal di beberapa sekolah, terutama di sekolah-sekolah yang terletak di pedesaan seperti SMK Negeri 1 Bojongpicung. Kegiatan belajar mengajar
yang belum optimal serta sarana dan prasarana yang belum memadai mengakibatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi rendah
di mana masih banyak siswa kelas X yang nilainya belum memenuhi KKM pada pembelajaran akuntansi
. Sebagai contoh, berikut ini data rekapitulasi
siswa yang belum memenuhi KKM pada latihan jurnal penyesuaian.
Tabel 1.1
Rekapitulasi Jumlah Siswa yang Belum Memenuhi KKM Pada Latihan Jurnal Penyesuaian
Kelas KKM
Jumlah Siswa Di atas
KKM Di bawah
KKM Jumlah
X AK 1 75
22 59,46
15 40,54
37 100
X AK 2 75
20 54,05
17 45,95
37 100
Sumber : arsip SMK Negeri 1 Bojongpicung diolah Dapat dilihat dari Tabel 1.1 bahwa persentase jumlah siswa yang
belum memenuhi KKM pada latihan jurnal penyesuaian masih cukup tinggi yakni sebesar 40,54 untuk kelas X AK 1 dan 45,95 untuk kelas X AK 2.
Masih banyaknya siswa yang memiliki nilai di bawah KKM ini salah satunya diakibatkan oleh rendahnya tingkat motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran akuntansi salah satunya dalam pembelajaran jurnal penyesuaian. Siswa dikatakan memiliki motivasi belajar jika di dalam dirinya ada
suatu ketertarikan, kesenangan, keinginan dan gairah dalam mengikuti pembelajaran akuntansi yang akan menimbulkan dorongan yang kuat untuk
belajar dan pada akhirnya tercermin pada setiap aktivitas yang dilakukannya selama proses belajar berlangsung. Seorang siswa yang memiliki motivasi
Nandina Endah Maulani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
belajar akan bersemangat dalam mengikuti setiap aktivitas belajar di dalam kelas, sehingga perhatiannya akan lebih terfokus pada kegiatan pembelajaran.
Namun, lain hal nya yang terjadi di SMK Negeri 1 Bojongpicung di mana tingkat motivasinya cukup rendah dalam mengikuti pembelajaran akuntansi
khususnya jurnal penyesuaian.Berdasarkan data awal yang diperoleh peneliti dari hasil pengisian angket kepada 20 orang siswa secara acak, diperoleh hasil
mengenai persepsi siswa tentang kegiatan pembelajaran akuntansi yang digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut .
Gambar 1.1Prosentase Kesenangan Siswa dalam Belajar Akuntansi
Berdasarkan data yang digambarkan pada gambar 1.1 tersebut nampak bahwa prosentase siswa yang tidak menyenangi akuntansi terbilang tinggi
yakni sebesar 40, sementara siswa yang senang terhadap akuntansi hanya mencapai 25 saja. Hal tersebut tentunya tidak sesuai dengan harapan, di
mana diharapkan prosentase siswa yang menyenangi akuntansi lebih tinggi dari itu sehingga siswa tentunya akan lebih tertarik dan termotivasi untuk
mengikuti kegiatan belajar akuntansi baik itu di kelas maupun di luar kelas. Senang
25 Cukup
senang 35
Tidak senang
40
Apakah kamu senang belajar akuntansi?
Nandina Endah Maulani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Gambar 1.2Prosentase Ketertarikan Siswa dalam Belajar Akuntansi
Berdasarkan gambar 1.2 tersebut dapat dilihat bahwa prosentase siswa yang tertarik mengikuti pembelajaran akuntansi di kelas masih terbilang kecil
yakni sebesar 15 .Sementara, jumlah siswa yang diharapkan memiliki ketertarikan dalam mengikuti kegiatan belajar akuntansi tentunya lebih tinggi
dari itu berdasarkan pada program kejuruan yang diambil yakni akuntansi. Jika siswa tidak merasa tertarik untuk belajar akuntansi, tentunya upaya
mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran tidak akan optimal karena belum tertanamnya motivasi yang kuat dari dalam diri siswa itu
sendiri.Sebagian besar siswa berpendapat bahwa mereka mengalami kesulitan dalam mempelajari materi akuntansi seperti yang terlihat pada gambar 1.3
berikut ini.
Gambar 1.3 Prosentase Siswa yang Merasa Kesulitan Mempelajari Akuntansi.
Tertarik 15
Cukup Tertarik
30 Tidak
tertarik 55
Apakah kamu tertarik mengikuti kegiatan belajar akuntansi di
kelas?
Ya 85
Tidak 15
Apakah kamu mengalami kesulitan dalam mempelajari
materi akuntansi?
Nandina Endah Maulani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Berdasarkna gambar 1.3 tersebut Nampak bahwa hampir keseluruhan siswa tepatnya 85 merasa kesulitan dalam mempelajari materi akuntansi,
adapun materi akuntansi yang dianggap sulit bagi sebagian besar siswa yakni jurnal penyesuaian.
Selain dari segi materi, media yang dipergunakan dalam pembelajaran akuntansi masih kurang variatif sehingga siswa kurang tertarik dalam
mengikuti pembelajaran. Media pembelajaran yang biasa dipergunakan guru dalam pembelajaran akuntansi yakni white board dan buku teks akuntansi
sebagai sumber belajar sehingga tentunya menimbulkan rasa jenuh dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Sementara media lainnya seperti proyektor
seringkali mengalami kesulitan dalam penggunaannya, di mana proyektor yang tersedia masih terbatas sehingga belum mencukupi untuk bisa
dipergunakan bersamaan di setiap kelas yang membutuhkan. Selain berdasarkan hasil angket, informasi mengenai pembelajaran
akuntansi juga diperoleh dari pemaparan salah satu tenaga pendidik di jurusan akuntansi. Secara umum beliau mengemukakan bahwa pembelajaran
akuntansi masih dianggap rumit dan membosankan bagi siswa seperti pada materi jurnal penyesuaian, di mana siswa masih merasa bingung dalam
menganalisis transaksi untuk jurnal penyesuaian. Selain itu, partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas masih cukup pasif yang
terlihat dari kurangnya keterlibatan siswa secara aktif dalam mengikuti proses belajar di kelas. Perhatian siswa seringkali tidak terfokus pada kegiatan
pembelajaran dan mudah teralihkan pada kegiatan lain yang mereka anggap lebih menarik, seperti bermain gadget, mengobrol, bahkan ada siswa yang
keluar kelas pada saat jam pelajaran berlangsung. Peneliti menentukan materi jurnal penyesuaian sebagai materi
penelitian dikarenakan kesulitannya untuk dipahami oleh sebagian besar siswa di kelas X Akuntansi. Ketika siswa diberikan pertanyaan mengenai materi
akuntansi apa yang paling sulit bagi siswa, rata-rata siswa menjawab bahwa
Nandina Endah Maulani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
materi jurnal penyesuaian dan jurnal pembalik merupakan materi yang paling sulit. Materi jurnal penyesuaian seringkali dianggap materi paling kompleks
bagi siswa untuk dipelajari, sehingga dibutuhkan pengulangan berkali-kali di dalam kelas untuk bisa dimengerti. Sekalipun dimengerti hanya bertahan
dalam waktu yang singkat sehingga ketika siswa dipertemukan kembali dengan persoalan jurnal penyesuaian sebagian besar siswa tidak mampu
menyelesaikannya dengan baik. Adapun siswa mampu mengerjakan persoalan jurnal penyesuaian, hal tersebut dikarenakan siswa hanya sebatas mengingat
prosedur penyusunan jurnal penyesuaian yang tertera pada buku catatan mereka bukan hasil dari pemahaman yang dalam terhadap konsep jurnal
penyesuaian. Kesulitan siswa dalam memahami konsep dan prosedur pencatatan
jurnal penyesuaian
akan berdampak
pada kemampuannya
dalam menyelesaikan tugas, latihan dan tes yang diberikan oleh guru. Pemahaman
yang kurang tersebut tentu akan menimbulkan rasa kurang percaya diri dan kurangnya gairah serta dorongan siswa untuk belajar dan mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru. Jika siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari dan memahami penyusunan ayat jurnal penyesuaian, maka akan berpengaruh
pula terhadap proses pembelajaran untuk materi selanjutnya karena materi akuntansi saling berkaitan antara satu dengan yang lain serta berkelanjutan.
Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya untuk mengatasi kesulitan tersebut salah satunya dengan mempergunakan media pembelajaran yang menunjang
terciptanya kegiatan belajar mengajar yang dapat menarik perhatian serta menyenangkan bagi siswa dan guru. Dengan timbulnya perasaan senang dan
tertarik terhadap proses pembelajaran maka keinginan untuk belajar dalam diri siswa akan tumbuh sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk
mempelajari materi akuntansi.Adanya ketertarikan, kesenangan, keinginan, gairah dan dorongan yang kuat untuk belajar akuntansi menunjukan bahwa
siswa tersebut memiliki motivasi belajar dalam dirinya. Motivasi siswa terlihat
Nandina Endah Maulani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dari adanya ketertarikan, kesenangan, keinginan untuk mempelajari materi akuntansi sehingga menimbulkan gairah serta dorongan yang kuat untuk
belajar yang pada akhirnya akan tercermin dari berbagai aktivitas siswa yang mendukung terlaksananya pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan.
Gairah, rasa senang dan dorongan belajar berada dalam ruang lingkup motivasi belajar, di mana motivasi belajar memiliki peranan dalam hal
penumbuhan gairah, rasa senang dan bersemangat untuk belajar Sardiman, 2014:75. Seorang siswa akan tumbuh motivasi belajarnya jika siswa memiliki
gairah, semangat dan rasa senang terhadap kegiatan belajar ataupun materi yang diajarkan. Sebaliknya, siswa yang tidak memiliki gairah, semangat dan
rasa senang maka dorongannya untuk belajar rendah sehingga motivasi belajarnya pun ikut rendah. Jika motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
akuntansi rendah atau bahkan ia tidak memiliki motivasi belajar dalam dirinya, maka akan berdampak pada proses pembelajaran di mana kegiatan belajar
mengajar yang terjadi tidak akan terlaksana secara optimal. Tanpa adanya motivasi, perhatian siswa tidak akan terfokus pada kegiatan belajar akuntansi,
siswa akan merasakan kejenuhan, tidak senang, dan tidak nyaman dalam belajar akuntansi. Selain itu, partisipasi siswa dalam kegiatan belajar tidak
akan maksimal di mana ia akan enggan untuk berinteraksi secara aktif di dalamnya. Berbagai hal tersebut tentu dapat menghambat terciptanya
pembelajaran kondusif sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Uno 2014:1 mengemukakan bahwa motivasi merupakan dorongan
yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Jadi, dengan
adanya motivasi dalam diri siswa akan menumbuhkan dorongan yang kuat untuk mengadakan perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik dalam
memenuhi kebutuhannya. Perubahan tingkah laku tersebut bisa berupa peningkatan partisipasi, interaksi dan berbagai sikap positif dalam
pembelajaran.
Nandina Endah Maulani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Motivasi belajar merupakan kunci keberhasilan suatu proses pembelajaran. Motivasi memiliki peranan penting dalam pembelajaran karena
dengan adanya motivasi siswa tidak hanya akan belajar dengan giat tetapi juga menikmatinya. Jadi, dengan adanya motivasi dalam diri siswa maka ia akan
lebih menikmati setiap aktivitas yang diikuti dalam proses pembelajaran. Jika siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, maka ia akan berupaya sekuat-
kuatnya dengan menempuh berbagai strategi yang positif untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.
Menurut teori motivasi dua faktor Herzberg dalam Uno,2014:44 motivasi berkaitan dengan dua faktor motivasi yang mempengaruhinya yakni
instrinsicmotivation factor faktor motivasionaldan hygiene factor. Faktor motivasional yakni hal-hal berpotensi untuk menimbulkan kepuasan
satisfaction dan mendorong seseorang untuk bekerja lebih baik atau berprestasi serta bersifat intrinsik, sedangkan yang menjadi hygiene factor
yakni hal-hal yang bersumber dari luar yang berpotensi menyebabkan munculnya ketidakpuasan karyawan dissatisfaction dan turut berpengaruh
terhadap perilaku seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya. Inti dari hygiene factors adalah untuk membuat karyawan merasa nyaman, aman dan
bahagia, jika faktor ini tidak ada, tidak terpenuhi atau tidak memadai maka dapat menimbulkan ketidakpuasan serius.
Kondisi kepuasan pekerja biasanya berkaitan dengan faktor intrinsik pekerjaan, seperti keberhasilan menyelesaikan tugas, penghargaan, pekerjaan
itu sendiri, tanggung jawab, serta kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang.Sementara ketidakpuasan berkaitan dengan faktor ekstrinsik,
seperti kondisi kerja, hubungan antar pribadi, kebijakan perusahaan, keamanan dalam bekerja, gaji, jabatan dan teknik pengawasan.
Faktor motivasional mendorong seseorang untuk bergerak dari kondisi tidak ada kepuasan no satisfaction menuju ke arah kepuasan satisfaction.
Sementara, hygiene factors dapat menyebabkan seseorang yang berada dalam
Nandina Endah Maulani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
ketidakpuasan dissatisfaction bergerak ke arah tidak ada ketidakpuasan no- dissatisfaction.
Ketika seseorang berada pada kondisi ketidakpuasan dan demotivasi, kemudian diberikan hygiene factors yang cukup sehingga ia berada pada
kondisi no-dissatisfaction, tapi tidak termotivasi. Selanjutnya untuk mencapai positive satisfaction dan motivation, maka perlu diberikan motivation factors.
Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dan tidak bisa dihilangkan salah satunya untuk dapat meningkatkan motivasi.
Maka dari itu, untuk meningkatkan motivasi seorang manager perlu untuk memastikan bawahannya tidak merasa tidak puas no-dissatisfaction
melalui hygiene factors yang cukup, sementara itu secara bersamaan membangun faktor pemuas motivation factors untuk memotivasi karyawan
supaya dapat menunjukan kinerja yang lebih baik. Untuk mulai menghilangkan hal-hal yang menyebabkan ketidakpuasan, manajer perlu
mengatasi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan hal-hal yang menyebabkan ketidakpuasan karyawan hygiene factors.Setelah itu, manajer
dapat mulai memotivasi karyawan dengan penghargaan dan tanggung jawab, serta berbagai hal yang memungkinkan kepuasan karyawan motivasional
factors sehingga karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Jadi, teori dua-faktor ini bertujuan untuk mengetahui faktor mana
yang lebih berpengaruh kuat terhadap perilaku seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya , apakah intrinsik atau ekstrinsik untuk
selanjutnya diberikan tindakan terhadap faktor-faktor yang lebih besar pengaruhnya sehingga faktor lain ikut terpengaruh .
Jika dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran akuntansi, maka berdasarkan teori tersebut terlebih dahulu guru harus mengatasi kondisi
dissatisfaction siswa dengan memberikan perhatian pada hal-hal yang memungkinkan ketidakpuasan pada diri siswa yang berpengaruh terhadap
motivasi siswa seperti kondisi kelas apakah nyaman dan kondusif atau tidak,
Nandina Endah Maulani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menarik atau tidak bagi siswa, dan cara mengajar guru yang bersangkutan menyenangkan atau tidak, sehingga
siswa menjadi lebih tertarik terhadap kegiatan pembelajaran dan beralih kondisinya yang semula dissatisfaction menjadi no-dissatisfaction. Setelah
hal-hal tersebut diatasi, selanjutnya guru dapat memotivasi siswa dengan hal- hal yang berpotensi menimbulkan kepuasan seperti penghargaan, kesempatan
untuk tumbuh dan berkembang, dan kemampuan untuk mengikuti setiap aktivitas belajar.Tindakan terhadap faktor pemuas intrinsik tersebut dapat
mendorong kondisi siswa yang tadinya berada pada kondisi tidak ada kepuasan
no-satisfaction bergerak
menuju ke
kondisi puas
satisfaction.Adanya kepuasan akan menumbuhkan motivasi dalam diri siswa yang mendorong siswa untuk belajar lebih giat dan bersemangat
Keberadaan motivasi internal dalam diri siswa sangatlah penting, di mana dengan adanya motivasi siswa akan lebih tetarik serta dengan senang
hati berpartisipasi dalam proses belajar akuntansi. Akan tetapi, pada kenyataannya dalam kegiatan pembelajaran motivasi internal jarang dimiliki
oleh siswa namun justru motivasi eksternal lebih mudah ditumbuhkan dalam pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan motivasi internal sulit untuk
ditumbuhkan dalam pribadi siswa, karena motivasi itu ada secara alamiah bukan hasil rangsangan dari luar. Sementara motivasi eksternal lebih mudah
ditumbuhkan karena dapat diciptakan dengan adanya rangsangan dari luar. Untuk dapat merangsang tumbuhnya motivasi internal, upaya yang dapat
dilakukan guru yakni merangsang motivasi eksternalnya terlebih dahulu sehingga siswa yang tadinya berada pada kondisi tidak tertarik mengikuti
pembelajaran akuntansi akan beralih ke kondisi cukup tertarik atau biasa-biasa saja netral. Setelah itu, lambat laun kondisi siswa yang netral tadi akan
beralih ke kondisi tertarik bahkan sangat tertarik dalam mengikuti kegiatan belajar akuntansi, karena secara tidak langsung motivasi internalnya ikut
terpengaruh.Tugas guru di sini yakni meningkatkan dan mempertahankan
Nandina Endah Maulani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
kondisi siswa sehingga motivasinya semakin meningkat untuk mengikuti kegiatan belajar.
Menurut teori belajar Behaviorisme Thorndike, belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon, di mana stimulus dan respon
tersebut bisa berupa pikiran, perasaan atau gerakan yang berdampak pada perubahan perilaku sebagai hasil dari proses belajar. Suatu proses belajar tidak
bisa terlepas dari adanya interaksi, baik itu antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa ataupun siswa dengan media pembelajaran. Semakin banyak
unsur interaksi yang terlibat, maka kemungkinan siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran semakin besar. Dalam penelitian ini, stimulus yang
dipergunakan oleh guru yakni berupa penggunaan media komik akuntansi, sementara respon yang diharapkan terjadi yakni adanya motivasi belajar dalam
diri siswa. Untuk dapat menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa, terlebih
dahulu siswa harus diajak untuk mau berinteraksi dalam proses belajar mengajar. Kondisi pembelajaran yang kondusif di mana siswa dengan senang
hati berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran dapat tercipta dengan adanya suatu rekayasa pembelajaran yang mendukung terjadinya
interaksi multi-arah yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Terciptanya interaksi multi-arah yang menarik dan menyenangkan bagi siswa akan
memberikan rasa senang dan nyaman, merangsang gairah belajar, menumbuhkan dorongan belajar hingga akhirnya siswa akan lebih termotivasi
untuk terus mengikuti kegiatan pembelajaran. Salah satu bentuk rekayasa pembelajaran yang dapat diupayakan guru
yakni melalui pengadaan dan pemanfaatan media pembelajaran. Guru sebagai fasilitator dan kreator dapat mempergunakan atau bahkan mengembangkan
suatu media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa, memberikan kesan menyenangkan sehingga meningkatkan motivasi belajarnya. Sadiman
Nandina Endah Maulani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
2011:7 memberikan definisi mengenai media pembelajaran di mana media pembelajaran yakni:
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Jadi, media pembelajaran memiliki peranan dalam mentransformasikan suatu materi pelajaran menjadi lebih sederhana sehingga mudah untuk
dipahami siswa. Selain itu, media pembelajaran juga dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam suatu
pembelajaran. Jika pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sudah terfokus pada materi akuntansi maka akan menumbuhkan dorongan belajar
dalam diri siswa sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajar. Sukiman 2012:44 mengemukakan mengenai peranan media dalam membangkitkan
motivasi belajar. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dan lingkungannya, dan kemungkinan
peserta didik untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
Maka dari itu, untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi dibutuhkan adanya pengadaan dan pemanfaatan media
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sebagai penunjang terciptanya proses pembelajaran yang diharapkan.
Akan tetapi, fenomena yang terjadi pengadaan dan pemanfaatan media tidak terealisasi secara merata di setiap sekolah. Sekolah yang terletak di
daerah pedesaan seringkali mendapati persoalan dalam pengadaan dan pemanfaatan media pembelajaran. Media pembelajaran yang tersedia di SMK
Negeri 1 Bojongpicung tidak mencukupi untuk dipergunakan di semua kelas secara bersamaan. Misalnya saja proyektor yang hanya tersedia sebanyak 4
buah yang tentunya dengan jumlah tersebut masih belum mencukupi untuk
Nandina Endah Maulani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dipergunakan oleh semua jurusan dengan total 33 rombongan belajar. Keterbatasan tersebut seringkali menjadi alasan atas tidak terlaksananya
proses pembelajaran dengan baik. Padahal seharusnya kita tidak menyerah dengan keterbatasan, terbatas dapat membuat kita berpikir lebih kreatif untuk
menutupi keterbatasan tersebut. Keterbatasan seyogyanya mendorong para pendidik untuk lebih kreatif dan inovatif menciptakan berbagai media
pembelajaran yang efektif namun ekonomis. Keterbatasan tersebut tidak akan jadi kendala bagi seorang guru yang kreatif. Seperti yang dilakukan seorang
pengajar sekolah dasar di Jawa Tengah yang menciptakan tiga belas alat peraga dalam model belajar mandiri. Seperti dikutip dalam Buletin Pusat
Perbukuan Vol 09 tahun 2003. Tiga belas alat peraga dalam model belajar mandiri diciptakan Durori
ditengah-tengah terbatasnya sarana belajar serta kejenuhan anak yang terlihat dari nilai rapornya. Paling tidak, kedua hal itu lah yang membuat
pria kelahiran 1 Januari 1965 itu terdorong untuk menghasilkan media yang dapat digunakan untuk memotivasi anak dan membuat suasana
belajar menjadi lebih menyenangkan.
Media-media yang diciptakan selain mempermudah siswa dalam memahami materi juga memberikan perasaan menyenangkan sehingga siswa
bersemangat dalam mempelajari materi serta ikut aktif dalam proses pembelajaran. Jadi, bukan hanya siswa yang dituntut untuk berusaha keras
untuk belajar dengan baik di tengah keterbatasan tapi juga guru sebagai fasilitator dan kreator perlu untuk bertindak kreatif dan inovatif dalam proses
belajar mengajar. Untuk itu diperlukan pengembangan pemanfaatan media pembelajaran sebagai alternatif pemilihan media untuk mengatasi keterbatasan
media serta meningkatkan motivasi siswa dalam proses belajar. Media yang biasa dipergunakan dalam pembelajaran akuntansi yakni
media visual seperti proyektor, komputer, powerpoint, modul, hand out dan buku teks akuntansi.Hal itu dikarenakan materi akuntansi yang masih sulit
untuk disesuaikan dengan media lainnya seperti audio dan audio-visual, selain itu media visual juga lebih mudah untuk diperoleh ataupun dibuat sendiri.
Nandina Endah Maulani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Adapun jenis media lain yang bisa dipergunakan yakni multimedia seperti compact disk yang berisi materi akuntansi dalam bentuk multimedia flash dan
game akuntansi walaupun tidak semua sekolah bisa memiliki dan mempergunakan media tersebut. Maka dari itu, media yang seringkali
dipergunakan dalam pembelajaran akuntansi adalah media visual seperti yang terjadi di SMK Negeri 1 Bojongpicung.
Salah satu bentuk media pembelajaran visual yakni media pembelajaran dalam bentuk komik.Senada dengan pernyataan Sudjana dan
Rivai 2011:7 bahwa komik termasuk ke dalam golongan media grafis, di mana media grafis ini merupakan salah satu bentuk media visual.Jadi, media
komik akuntansi termasuk ke dalam golongan media visual grafis yang menyajikan materi akuntansi menjadi suatu informasi yang dapat dilihat
dengan penglihatan.Media pembelajaran akuntansi dalam bentuk komik diharapkan dapat menjadi alternatif media yang menarik, inovatif dan
menyenangkan bagi siswa sehingga motivasinya untuk belajar pun akan meningkat. Menarik karena komik yang berisi materi akuntansi disertai
gambar-gambar animasi jepang yang menarik perhatian siswa, inovatif karena media komik merupakan hal yang baru dalam pembelajaran akuntansi, dan
dikatakan menyenangkan karena dengan membaca komik memberikan kesan yang menyenangkan bagi siswa untuk belajar akuntansi.
Keberadaan media dalam bentuk komik juga dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan pengadaan media pembelajaran di
sekolah.Sudjana dan Rivai 2011:68 mengemukakan bahwa komik merupakan suatu bentuk bacaan di mana anak akan membacanya tanpa harus
dibujuk. Jadi, dibuatnya media dalam bentuk komik ini dengan tujuan agar siswa berkeinginan untuk membaca materi yang ada di dalamnya dengan
senang hati tanpa ada paksaan. Perasaan rela dan senang hati dalam membaca ini tentu akan berdampak positif terhadap proses pembelajaran akuntansi, di
Nandina Endah Maulani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
mana siswa menjadi lebih terbuka dalam menerima materi yang dijelaskan oleh guru.
Media komik yang berisi materi jurnal penyesuaian dikemas semenarik mungkin bagi siswa baik itu dari segi gambar, bahasa maupun penyajian
materi dengan harapan dapat menarik perhatian dan rasa ingin tahu siswa akan materi tersebut sehingga ia lebih termotivasi untuk belajar. Seperti yang
dikemukakan oleh Sudjana dan Rivai 2011:69 “buku komik dapat dipergunakan secara efektif oleh guru-guru dalam usaha membangkitkan
minat, mengembangkan pembendaharaan kata-kata dan keterampilan membaca, serta untuk memperluas minat baca”. Jadi, komik bukan hanya
berfungsi sebagai media hiburan tapi juga berfungsi sebagai media edukasi yang memiliki peranan dalam membangkitkan minat baca siswa akan materi
yang ada di dalamnya. Jika siswa memiliki keinginan untuk membaca dan mempelajari lebih jauh mengenai materi akuntansi dalam bentuk komik, maka
ia akan lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas maupun belajar mandiri.
Penggunaan komik sebagai media dalam pembelajaran akuntansi telah diujikan dalam beberapa penelitian terdahulu dan memberikan hasil yang
positif dalam pembelajaran akuntansi baik itu dalam bentuk motivasi, prestasi maupun tingkat kelayakannya sebagai media pembelajaran. Mediawati 2008
dalam penelitiannya mendapati hasil bahwa dengan mempergunakan media komik akuntansi dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Kelayakan
komik sebagai media pembelajaran pun telah diuji oleh Yuniastuti 2015 dan Barokah 2014 di mana hasil penelitian menyatakan bahwa komik akuntansi
sangat layak dijadikan media pembelajaran inovatif di SMK, selain itu dengan mempergunakan media komik akuntansi dapat meningkatkan nilai karakter
siswa.Kegunaanya dalam meningkatkan motivasi juga dibuktikan dalam penelitian Munjiartini 2013 dengan hasil bahwa penggunaan media komik
Nandina Endah Maulani, 2016 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dalam pembelajaran akuntansi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dibandingkan sebelum mempergunakan media komik.
Berdasarkan berbagai penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran dalam bentuk komik bisa
dipergunakan sebagai alternatif media yang menarik, menyenangkan dan memotivasi siswa dalam belajar akuntansi. Penggunaan media komik
akuntansi dapat memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran baik itu hasil, prestasi maupun motivasi belajar siswa. Adapun penelitian ini,
merupakan pengembangan dan pelengkap dari penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya, di mana materi akuntansi yang dijadikan bahan penelitian ini
merupakan salah satu materi dalam siklus akuntansi yang belum dijadikan bahan pada penelitian-penelitian sebelumnya.
Besarnya rasa ingin tahu penulis terhadap dampak penggunaan media komik akuntansi terhadap peningkatan motivasi belajar siswa serta harapan
untuk bisa memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan maka dari itu penulis bermaksud untuk melaksanakan penelitian dengan judul
“Pengaruh Penggunaan Media Komik Akuntansi terhadap Motivasi Belajar Siswa
dalam Pembelajaran Akuntansi pada Materi Jurnal Penyesuaian”.
B. Rumusan Masalah