PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUNTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN : Studi Kuasi Eksperimen Media Komik Pembelajaran pada Siswa Kelas X Akuntansi 2 di SMK Negeri 1 Bojongpicun

(1)

No. Daftar FPEB : 351/UN.40.7.DI/LT/2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUNTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN

(Studi Kuasi Eksperimen Media Komik Pembelajaran pada Siswa Kelas X Akuntansi 2 di SMK Negeri 1 Bojongpicung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

disusun oleh: Nandina Endah Maulani

0807050

JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

(3)

No. Daftar FPEB : 351/UN.40.7.DI/LT/2015

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUNTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN

Studi Kuasi Eksperimen Media Komik Pembelajaran pada Siswa Kelas X Akuntansi 2 di SMK Negeri 1 Bojongpicung

Oleh:

Nandina Endah Maulani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Nandina Endah Maulani 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

(5)

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUNTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN AKUNTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN

Studi Kuasi Eksperimen Media Komik Pembelajaran pada Siswa Kelas X Akuntansi 2 di SMK Negeri 1 Bojongpicung

Nandina Endah Maulani

Dr. Kurjono, M.Pd

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa pada kelas kontrol yang melakukan kegiatan pembelajaran seperti biasa (media modul dan buku teks) dengan kelas eksperimen yang menggunakan media komik akuntansi dalam kegiatan pembelajaran. Penelitian ini dilakukan pada kelas X Program Kejuruan Akuntansi di SMK Negeri 1 Bojongpicung tahun ajaran 2014/2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain kuasi eksperimen dalam bentuk control-group posttest only design. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 74 siswa dari populasi sebanyak 74 yang terbagi ke dalam dua kelas. Teknik penentuan sampel menggunakan sampling jenuh dimana sampel yang diambil merupakan keseluruhan populasi yang ada. Data motivasi belajar akuntansi siswa diperoleh dari hasil penyebaran angket motivasi belajar kepada 37 responden pada masing-masing kelas. Teknik analisis data yang digunakan adalah komparasional bivariat dengan uji homogenitas dengan uji F dan pengujian hipotesis dengan uji t. Teknik pengolahan data menggunakan bantuan SPSS Statistics 20 for windows dan Microsoft excel. Hasil analisis data menunjukan bahwa motivasi belajar siswa di kelas eksperimen cenderung positif tinggi dengan prosentase 91,89%, dan prosentase siswa dengan motivasi positif rendah sebesar 0%. Sementara di kelas kontrol motivasi belajar siswa yang positif tinggi sebesar 54,05%, dan prosentase siswa dengan motivasi positif rendah sebesar 13,51%. Selain berdasarkan hasil deskripsi data motivasi, adanya perbedaan motivasi belajar juga diujikan dalam pengujian hipotesis (uji t) pada taraf kepercayaan 95% dengan hasil thitung (4,824)

> ttabel (1,669) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan motivasi

belajar siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol.


(6)

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE EFFECT OF USING ACCOUNTING COMICS AS MEDIA LEARNING AGAINST STUDENTS MOTIVATION IN LEARNING ACCOUNTING ON

ADJUSTMENT JOURNAL ENTRIES

(Quasi-Experimental Study of Comics as Media Learning in class X Accountancy 2 at SMK Negeri 1 Bojongpicung)

Nandina Endah Maulani

Counselor : Dr. Kurjono,M.Pd

ABSTRACT

This study aims to determine whether there are differences in students motivation on control class that perform learning activities as usual with experiments class that using accounting comics in their learning activities. This research was conducted in class X Accountancy at SMK Negeri 1 Bojongpicung academic year 2014/2015. The method used in this research was experimental method with quasi experimental design which using control-group posttest only design. This research used a sample of 74 students from the population 74 people of 2 accountancy class, which divided by 2 classes. The sampling technique used saturated sampling. The data of students motivation were gained from the deployment of questionnaires that distributed to 37 students in each class. Technique of data analysis that used in this research was comparative bivariate technique with homogeneity test (F test) and hypothesis testing by t-test. Data processing technique which used was aid by SPSS Statistics 20 for windows and Microsoft excel. The results of data analysis process explain that students motivation in experiments class was tend to positively high with percentage 91,89%, and percentage of students motivation which categorized as positively low was 0%. Meanwhile, percentage of students motivation that categorized as positively high in control class was 54,05%, then percentage of students motivation categorized as positively low was 13,51%. The differences of students motivation between control and experiments class was also testing on hypothesis test (t test) at 95% confidence level, which showing result tcounted (4,824)>ttable (1,669) that reveals the differences of students motivation between experiments and control class.


(7)

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 16

C. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 17

1. Tujuan Umum ... 17

2. Tujuan Khusus ... 17

D. Kegunaan Penelitian... 17

1. Kegunaan Teoritis ... 17

2. Kegunaan Praktis ... 17

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 19

A. Belajar dan Pembelajaran ... 19

1. Pengertian Belajar ... 19

2. Teori Belajar Behavioristik ... 19

B. Tinjauan tentang Motivasi Belajar ... 20

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 20

2. Teori Motivasi Hezberg ... 21

3. Jenis-Jenis Motivasi ... 24

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 26

5. Model Pengelolaan Motivasi... 28

6. Indikator Motivasi Belajar ... 29

C. Tinjauan tentang Media Pembelajaran ... 30

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 30

2. Fungsi Media Pembelajaran ... 31


(8)

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Dasar Penggunaan Media Pembelajaran ... 33

D. Tinjauan tentang Komik ... 34

1. Pengertian Komik... 34

2. Jenis-Jenis Komik ... 35

3. Basis Pembuatan Komik ... 36

4. Komik sebagai Media Pembelajaran Akuntansi ... 37

5. Unsur-Unsur Komik Pembelajaran Akuntansi... 39

6. Langkah-Langkah Pembuatan Komik Pembelajaran Akuntansi ... 40

7. Kelebihan Komik ... 42

E. Akuntansi ... 42

1. Pengertian Akuntansi ... 42

2. Tujuan Akuntansi ... 43

3. Ruang Lingkup Akuntansi SMK ... 43

4. Siklus Akuntansi ... 44

5. Ayat Jurnal Penyesuaian ... 45

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 47

F. KerangkaPemikiran ... 49

G. Hipotesis Penelitian ... 58

BAB III METODE PENELITIAN... 59

A. Desain Penelitian ... 59

B. Operasionalisasi Variabel... 60

C. Populasi dan Sampel ... 61

1. Populasi ... 62

2. Sampel ... 62

D. Teknik Pengumpulan Data ... 62

E. Prosedur Penelitian... 64

F. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 68

1. Teknik Pengujian Instrumen ... 68


(9)

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pengujian Hipotesis ... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 76

A. Gambaran Objek Penelitian ... 76

1. Identitas SMK Negeri 1 Bojongpicung ... 76

2. Sejarah Perkembangan SMK Negeri 1 Bojongpicung ... 76

3. Visi dan Misi SMK Negeri 1 Bojongpicung ... 77

4. Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Bojongpicung ... 78

5. Deskripsi Siswa ... 78

6. Sarana dan Prasarana... 79

7. Ketenaga Kerjaan ... 81

8. Deskripsi Responden Penelitian ... 81

B. Deskripsi Hasil penelitian ... 82

1. Deskripsi Indikator Motivasi Belajar Siswa ... 82

2. Deskripsi Skor Motivasi Belajar Siswa ... 95

C. Hasil Pengujian Hipotesis ... 97

1. Uji Homogenitas ... 97

2. Uji Hipotesis ... 99

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 106

A. Kesimpulan ... 106

B. Saran ... 106 DAFTAR PUSTAKA


(10)

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rekapitulasi Jumlah Siswa yang Belum Memenuhi KKM pada Latihan

Jurnal Penyesuaian ... 3

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 47

Tabel 3.1 Desain Penelitian... 59

Tabel3.2 Operasionalisasi Variabel ... 60

Tabel 3.3 Skala Pengukuran Motivasi ... 62

Tabel 4.1 Data Rekapitulasi Siswa SMK Negeri 1 Bojongpicung ... 79

Tabel 4.2 Sarana dan Prasarana SMK Negeri 1 Bojongpicung ... 80

Tabel 4.3 Rekapitulasi Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan ... 81

Tabel 4.4 Deskripsi Responden Penelitian ... 81

Tabel 4.5 Deskripsi Item pada Indikator “ Adanya Hasrat dan Keinginan untuk Belajar Akuntansi” ... 83

Tabel 4.6 Deskripsi Umum Motivasi Siswa pada Indikator “Adanya Hasrat dan Keinginan untuk Belajar Akuntansi” ... 84

Tabel 4.7 Deskripsi Item pada Indikator “ Adanya Dorongan dan Kebutuhan untuk Belajar Akuntansi” ... 85

Tabel 4.8 Deskripsi Umum Motivasi Siswa pada Indikator “Adanya Dorongan dan Kebutuhan untuk Belajar Akuntansi” ... 86

Tabel 4.9 Deskripsi Item pada Indikator “ Adanya Kegiatan Menarik dalam Belajar Akuntansi” ... 87

Tabel 4.10 Deskripsi Umum Motivasi Siswa pada Indikator “Adanya Kegiatan Menarik dalam Belajar Akuntansi” ... 88


(11)

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.11 Deskripsi Item pada Indikator “ Tekun Menghadapi Tugas Akuntansi” ... 89 Tabel 4.12 Deskripsi Umum Motivasi Siswa pada Indikator “Tekun Menghadapi

Tugas Akuntansi” ... 90 Tabel 4.13 Deskripsi Item pada Indikator “ Ulet Menghadapi Kesulitan dalam

Pembelajaran Akuntansi” ... 91 Tabel 4.14 Deskripsi Umum Motivasi Siswa pada Indikator “Ulet Menghadapi

Kesulitan dalam Pembelajaran Akuntansi” ... 91 Tabel 4.15 Rekapitulasi Prosentase Pencapaian Indikator Motivasi Belajar Siswa

di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 92 Tabel 4.16 Motivasi Belajar Siswa Kelas Eksperimen (X Ak 2) dan Kelas Kontrol

(X Ak 1) ... 96 Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Uji t ... 100 Tabel 4.18 Tabel Pengamatan Kegiatan Pembelajaran di Kelas Eksperimen ... 101


(12)

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Prosentase Kesenangan Siswa dalam Belajar Akuntansi ... 4

Gambar 1.2 Prosentase Ketertarikan Siswa dalam Belajar Akuntansi ... 4

Gambar 1.3 Prosentase Siswa yang Mengalami Kesulitan dalam Mempelajari Materi Akuntansi ... 5

Gambar 2.1 Contoh Komik Edukasi di Indonesia ... 51

Gambar 2.2 Beberapa Manga Jepang yang Populer di Indonesia ... 53

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SMK Negeri 1 Bojongpicung ... 78

Gambar 4.2 Perbedaan Motivasi Belajar Siswa Kelas Kontrol (X Ak 1) dan Kelas Eksperimen (X Ak 2) ... 97


(13)

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(14)

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Globalisasi merupakan sebuah proses menuju sistem kehidupan yang lebih global, terbuka secara luas dalam berbagai aspek dan segi kehidupan manusia. Globalisasi juga memberikan kesempatan yang luas bagi setiap negara untuk bersaing atau pun menjalin kerja sama dengan negara lainnya di seluruh dunia. Persaingan ini mendorong tiap negara untuk meningkatkan kualitasnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang pengembangan sumber daya manusia. Untuk dapat menghadapi tantangan global diperlukan sumber daya yang baik dan mampu bersaing dengan dunia global. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan mumpuni tentu akan sangat membantu dalam mencapai kesuksesan perekonomian Indonesia di tengah era globalisasi ini. Pengembangan sumber daya manusia salah satunya diupayakan melalui pendidikan yang berkualitas, di mana melalui pendidikan yang berkualitas ini mampu menghasilkan output-output berkualitas serta berdaya saing tinggi di tengah era globalisasi.

Sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga pendidikan formal ikut berperan dalam menghasilkan output-output berkualitas yang dapat bersaing di era globalisasi. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan

Menengah pasal 1 ayat 3, “pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan

pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan

kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu”. Adapun

fungsi dan tujuan SMK dikemukakan dalam Peraturan Pemerintah No 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Pasal 1


(15)

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

Ayat 15, di mana salah satu fungsi dan tujuan SMK yakni untuk membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan (ilmu pengetahuan dan teknologi


(16)

3

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta keterampilan) yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu juga bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi kehidupanbermasyarakat secara mandiri ataupun melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.Jadi, secara umum SMK merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang secara khusus mempersiapkan peserta didiknya untuk siap hidup mandiri dan bermasyarakat, berkecimpung di dunia usaha ataupun melanjutkan ke perguruan tinggi.SMK memberikan kebebasan kepada para peserta didik untuk memilih bidang mana yang akan dipelajari secara lebih lanjut selama tiga sampai empat tahun ke depan. Dengan keberagaman bidang yang terkonsentrasi, peserta didik diberikan kemudahan untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki dalam bidangnya masing-masing secara lebih optimal sehingga ia akan lebih siap untuk terjun ke dunia kerja.

SMK Negeri 1 Bojongpicung sebagai salah satu sekolah menengah kejuruan di Cianjur menyadari pentingnya optimalisasi potensi peserta didik dalam berbagai bidang guna memberikan kelancaran dan kemudahan kepada peserta didik dalam memasuki dunia kerja. SMK Negeri 1 Bojongpicung memiliki lima program kejuruan yakni agribisinis produksi tanaman (APT) dengan jumlah siswa sebanyak 249, agribisnis hasil pertanian (AHP) sebanyak 173 siswa, teknik komputer dan informatika (TKI) sebanyak 365 orang siswa, teknik kendaraan ringan (TKR) sebanyak 297 orang siswa dan akuntansi yang memiliki jumlah siswa paling sedikit yakni sebanyak 169 orang.

Program kejuruan akuntansi memiliki jumlah siswa paling sedikityakni sebanyak 169 orang siswa atau 13,5 %. Sedikitnya jumlah siswa yang ada dikarenakan belum lamanya jurusan tersebut didirikan, di mana jurusan akuntansi baru dibuka tiga tahun terakhir. Lokasinya yang terletak di pedesaan ditambah lagi baru berdiri selama tiga tahun menjadi salah satu faktor belum memadainya sarana penunjang terciptanya pembelajaran akuntansi yang berkualitas jika dibandingkan dengan SMK lainnya di Cianjur. Terbatasnya


(17)

4

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tenaga kependidikan terutama yang mahir dalam bidang akuntansi serta sarana dan prasarana akuntansi yang belum memadai menyebabkan kurang optimalnya proses belajar mengajar akuntansi di SMK tersebut.

Pembelajaran akuntansi memang masih belum terlaksana secara optimal di beberapa sekolah, terutama di sekolah-sekolah yang terletak di pedesaan seperti SMK Negeri 1 Bojongpicung. Kegiatan belajar mengajar yang belum optimal serta sarana dan prasarana yang belum memadai mengakibatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran akuntansi rendah di mana masih banyak siswa kelas X yang nilainya belum memenuhi KKM pada pembelajaran akuntansi. Sebagai contoh, berikut ini data rekapitulasi siswa yang belum memenuhi KKM pada latihan jurnal penyesuaian.

Tabel 1.1

Rekapitulasi Jumlah Siswa yang Belum Memenuhi KKM Pada Latihan Jurnal Penyesuaian

Kelas KKM

Jumlah Siswa Di atas

KKM %

Di bawah

KKM % Jumlah %

X AK 1 75 22 59,46 15 40,54 37 100

X AK 2 75 20 54,05 17 45,95 37 100

Sumber : arsip SMK Negeri 1 Bojongpicung (diolah) Dapat dilihat dari Tabel 1.1 bahwa persentase jumlah siswa yang belum memenuhi KKM pada latihan jurnal penyesuaian masih cukup tinggi yakni sebesar 40,54% untuk kelas X AK 1 dan 45,95% untuk kelas X AK 2. Masih banyaknya siswa yang memiliki nilai di bawah KKM ini salah satunya diakibatkan oleh rendahnya tingkat motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran akuntansi salah satunya dalam pembelajaran jurnal penyesuaian. Siswa dikatakan memiliki motivasi belajar jika di dalam dirinya ada suatu ketertarikan, kesenangan, keinginan dan gairah dalam mengikuti pembelajaran akuntansi yang akan menimbulkan dorongan yang kuat untuk belajar dan pada akhirnya tercermin pada setiap aktivitas yang dilakukannya selama proses belajar berlangsung. Seorang siswa yang memiliki motivasi


(18)

5

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar akan bersemangat dalam mengikuti setiap aktivitas belajar di dalam kelas, sehingga perhatiannya akan lebih terfokus pada kegiatan pembelajaran. Namun, lain hal nya yang terjadi di SMK Negeri 1 Bojongpicung di mana tingkat motivasinya cukup rendah dalam mengikuti pembelajaran akuntansi khususnya jurnal penyesuaian.Berdasarkan data awal yang diperoleh peneliti dari hasil pengisian angket kepada 20 orang siswa secara acak, diperoleh hasil mengenai persepsi siswa tentang kegiatan pembelajaran akuntansi yang digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut .

Gambar 1.1Prosentase Kesenangan Siswa dalam Belajar Akuntansi

Berdasarkan data yang digambarkan pada gambar 1.1 tersebut nampak bahwa prosentase siswa yang tidak menyenangi akuntansi terbilang tinggi yakni sebesar 40%, sementara siswa yang senang terhadap akuntansi hanya mencapai 25% saja. Hal tersebut tentunya tidak sesuai dengan harapan, di mana diharapkan prosentase siswa yang menyenangi akuntansi lebih tinggi dari itu sehingga siswa tentunya akan lebih tertarik dan termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar akuntansi baik itu di kelas maupun di luar kelas.

Senang 25% Cukup senang

35% Tidak

senang 40%

Apakah kamu senang belajar akuntansi?


(19)

6

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 1.2Prosentase Ketertarikan Siswa dalam Belajar Akuntansi

Berdasarkan gambar 1.2 tersebut dapat dilihat bahwa prosentase siswa yang tertarik mengikuti pembelajaran akuntansi di kelas masih terbilang kecil yakni sebesar 15 %.Sementara, jumlah siswa yang diharapkan memiliki ketertarikan dalam mengikuti kegiatan belajar akuntansi tentunya lebih tinggi dari itu berdasarkan pada program kejuruan yang diambil yakni akuntansi. Jika siswa tidak merasa tertarik untuk belajar akuntansi, tentunya upaya mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran tidak akan optimal karena belum tertanamnya motivasi yang kuat dari dalam diri siswa itu sendiri.Sebagian besar siswa berpendapat bahwa mereka mengalami kesulitan dalam mempelajari materi akuntansi seperti yang terlihat pada gambar 1.3 berikut ini.

Gambar 1.3 Prosentase Siswa yang Merasa Kesulitan Mempelajari Akuntansi. Tertarik

15% Cukup Tertarik

30% Tidak

tertarik 55%

Apakah kamu tertarik mengikuti kegiatan belajar akuntansi di

kelas?

Ya 85% Tidak

15%

Apakah kamu mengalami kesulitan dalam mempelajari


(20)

7

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkna gambar 1.3 tersebut Nampak bahwa hampir keseluruhan siswa tepatnya 85% merasa kesulitan dalam mempelajari materi akuntansi, adapun materi akuntansi yang dianggap sulit bagi sebagian besar siswa yakni jurnal penyesuaian.

Selain dari segi materi, media yang dipergunakan dalam pembelajaran akuntansi masih kurang variatif sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran. Media pembelajaran yang biasa dipergunakan guru dalam pembelajaran akuntansi yakni white board dan buku teks akuntansi sebagai sumber belajar sehingga tentunya menimbulkan rasa jenuh dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Sementara media lainnya seperti proyektor seringkali mengalami kesulitan dalam penggunaannya, di mana proyektor yang tersedia masih terbatas sehingga belum mencukupi untuk bisa dipergunakan bersamaan di setiap kelas yang membutuhkan.

Selain berdasarkan hasil angket, informasi mengenai pembelajaran akuntansi juga diperoleh dari pemaparan salah satu tenaga pendidik di jurusan akuntansi. Secara umum beliau mengemukakan bahwa pembelajaran akuntansi masih dianggap rumit dan membosankan bagi siswa seperti pada materi jurnal penyesuaian, di mana siswa masih merasa bingung dalam menganalisis transaksi untuk jurnal penyesuaian. Selain itu, partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas masih cukup pasif yang terlihat dari kurangnya keterlibatan siswa secara aktif dalam mengikuti proses belajar di kelas. Perhatian siswa seringkali tidak terfokus pada kegiatan pembelajaran dan mudah teralihkan pada kegiatan lain yang mereka anggap lebih menarik, seperti bermain gadget, mengobrol, bahkan ada siswa yang keluar kelas pada saat jam pelajaran berlangsung.

Peneliti menentukan materi jurnal penyesuaian sebagai materi penelitian dikarenakan kesulitannya untuk dipahami oleh sebagian besar siswa di kelas X Akuntansi. Ketika siswa diberikan pertanyaan mengenai materi akuntansi apa yang paling sulit bagi siswa, rata-rata siswa menjawab bahwa


(21)

8

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

materi jurnal penyesuaian dan jurnal pembalik merupakan materi yang paling sulit. Materi jurnal penyesuaian seringkali dianggap materi paling kompleks bagi siswa untuk dipelajari, sehingga dibutuhkan pengulangan berkali-kali di dalam kelas untuk bisa dimengerti. Sekalipun dimengerti hanya bertahan dalam waktu yang singkat sehingga ketika siswa dipertemukan kembali dengan persoalan jurnal penyesuaian sebagian besar siswa tidak mampu menyelesaikannya dengan baik. Adapun siswa mampu mengerjakan persoalan jurnal penyesuaian, hal tersebut dikarenakan siswa hanya sebatas mengingat prosedur penyusunan jurnal penyesuaian yang tertera pada buku catatan mereka bukan hasil dari pemahaman yang dalam terhadap konsep jurnal penyesuaian.

Kesulitan siswa dalam memahami konsep dan prosedur pencatatan jurnal penyesuaian akan berdampak pada kemampuannya dalam menyelesaikan tugas, latihan dan tes yang diberikan oleh guru. Pemahaman yang kurang tersebut tentu akan menimbulkan rasa kurang percaya diri dan kurangnya gairah serta dorongan siswa untuk belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Jika siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari dan memahami penyusunan ayat jurnal penyesuaian, maka akan berpengaruh pula terhadap proses pembelajaran untuk materi selanjutnya karena materi akuntansi saling berkaitan antara satu dengan yang lain serta berkelanjutan. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya untuk mengatasi kesulitan tersebut salah satunya dengan mempergunakan media pembelajaran yang menunjang terciptanya kegiatan belajar mengajar yang dapat menarik perhatian serta menyenangkan bagi siswa dan guru. Dengan timbulnya perasaan senang dan tertarik terhadap proses pembelajaran maka keinginan untuk belajar dalam diri siswa akan tumbuh sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk mempelajari materi akuntansi.Adanya ketertarikan, kesenangan, keinginan, gairah dan dorongan yang kuat untuk belajar akuntansi menunjukan bahwa siswa tersebut memiliki motivasi belajar dalam dirinya. Motivasi siswa terlihat


(22)

9

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari adanya ketertarikan, kesenangan, keinginan untuk mempelajari materi akuntansi sehingga menimbulkan gairah serta dorongan yang kuat untuk belajar yang pada akhirnya akan tercermin dari berbagai aktivitas siswa yang mendukung terlaksananya pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan.

Gairah, rasa senang dan dorongan belajar berada dalam ruang lingkup motivasi belajar, di mana motivasi belajar memiliki peranan dalam hal penumbuhan gairah, rasa senang dan bersemangat untuk belajar (Sardiman, 2014:75). Seorang siswa akan tumbuh motivasi belajarnya jika siswa memiliki gairah, semangat dan rasa senang terhadap kegiatan belajar ataupun materi yang diajarkan. Sebaliknya, siswa yang tidak memiliki gairah, semangat dan rasa senang maka dorongannya untuk belajar rendah sehingga motivasi belajarnya pun ikut rendah. Jika motivasi belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi rendah atau bahkan ia tidak memiliki motivasi belajar dalam dirinya, maka akan berdampak pada proses pembelajaran di mana kegiatan belajar mengajar yang terjadi tidak akan terlaksana secara optimal. Tanpa adanya motivasi, perhatian siswa tidak akan terfokus pada kegiatan belajar akuntansi, siswa akan merasakan kejenuhan, tidak senang, dan tidak nyaman dalam belajar akuntansi. Selain itu, partisipasi siswa dalam kegiatan belajar tidak akan maksimal di mana ia akan enggan untuk berinteraksi secara aktif di dalamnya. Berbagai hal tersebut tentu dapat menghambat terciptanya pembelajaran kondusif sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Uno (2014:1) mengemukakan bahwa motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Jadi, dengan adanya motivasi dalam diri siswa akan menumbuhkan dorongan yang kuat untuk mengadakan perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Perubahan tingkah laku tersebut bisa berupa peningkatan partisipasi, interaksi dan berbagai sikap positif dalam pembelajaran.


(23)

10

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Motivasi belajar merupakan kunci keberhasilan suatu proses pembelajaran. Motivasi memiliki peranan penting dalam pembelajaran karena dengan adanya motivasi siswa tidak hanya akan belajar dengan giat tetapi juga menikmatinya. Jadi, dengan adanya motivasi dalam diri siswa maka ia akan lebih menikmati setiap aktivitas yang diikuti dalam proses pembelajaran. Jika siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi, maka ia akan berupaya sekuat-kuatnya dengan menempuh berbagai strategi yang positif untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.

Menurut teori motivasi dua faktor Herzberg (dalam Uno,2014:44) motivasi berkaitan dengan dua faktor motivasi yang mempengaruhinya yakni instrinsicmotivation factor (faktor motivasional)dan hygiene factor. Faktor motivasional yakni hal-hal berpotensi untuk menimbulkan kepuasan (satisfaction) dan mendorong seseorang untuk bekerja lebih baik atau berprestasi serta bersifat intrinsik, sedangkan yang menjadi hygiene factor yakni hal-hal yang bersumber dari luar yang berpotensi menyebabkan munculnya ketidakpuasan karyawan (dissatisfaction) dan turut berpengaruh terhadap perilaku seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya. Inti dari hygiene factors adalah untuk membuat karyawan merasa nyaman, aman dan bahagia, jika faktor ini tidak ada, tidak terpenuhi atau tidak memadai maka dapat menimbulkan ketidakpuasan serius.

Kondisi kepuasan pekerja biasanya berkaitan dengan faktor intrinsik pekerjaan, seperti keberhasilan menyelesaikan tugas, penghargaan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab, serta kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang.Sementara ketidakpuasan berkaitan dengan faktor ekstrinsik, seperti kondisi kerja, hubungan antar pribadi, kebijakan perusahaan, keamanan dalam bekerja, gaji, jabatan dan teknik pengawasan.

Faktor motivasional mendorong seseorang untuk bergerak dari kondisi tidak ada kepuasan (no satisfaction) menuju ke arah kepuasan (satisfaction). Sementara, hygiene factors dapat menyebabkan seseorang yang berada dalam


(24)

11

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketidakpuasan (dissatisfaction) bergerak ke arah tidak ada ketidakpuasan (no-dissatisfaction).

Ketika seseorang berada pada kondisi ketidakpuasan dan demotivasi, kemudian diberikan hygiene factors yang cukup sehingga ia berada pada kondisi no-dissatisfaction, tapi tidak termotivasi. Selanjutnya untuk mencapai positive satisfaction dan motivation, maka perlu diberikan motivation factors. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dan tidak bisa dihilangkan salah satunya untuk dapat meningkatkan motivasi.

Maka dari itu, untuk meningkatkan motivasi seorang manager perlu untuk memastikan bawahannya tidak merasa tidak puas (no-dissatisfaction) melalui hygiene factors yang cukup, sementara itu secara bersamaan membangun faktor pemuas (motivation factors) untuk memotivasi karyawan supaya dapat menunjukan kinerja yang lebih baik. Untuk mulai menghilangkan hal-hal yang menyebabkan ketidakpuasan, manajer perlu mengatasi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan hal-hal yang menyebabkan ketidakpuasan karyawan (hygiene factors).Setelah itu, manajer dapat mulai memotivasi karyawan dengan penghargaan dan tanggung jawab, serta berbagai hal yang memungkinkan kepuasan karyawan (motivasional factors) sehingga karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik.

Jadi, teori dua-faktor ini bertujuan untuk mengetahui faktor mana yang lebih berpengaruh kuat terhadap perilaku seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya , apakah intrinsik atau ekstrinsik untuk selanjutnya diberikan tindakan terhadap faktor-faktor yang lebih besar pengaruhnya sehingga faktor lain ikut terpengaruh .

Jika dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran akuntansi, maka berdasarkan teori tersebut terlebih dahulu guru harus mengatasi kondisi dissatisfaction siswa dengan memberikan perhatian pada hal-hal yang memungkinkan ketidakpuasan pada diri siswa yang berpengaruh terhadap motivasi siswa seperti kondisi kelas apakah nyaman dan kondusif atau tidak,


(25)

12

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan menarik atau tidak bagi siswa, dan cara mengajar guru yang bersangkutan menyenangkan atau tidak, sehingga siswa menjadi lebih tertarik terhadap kegiatan pembelajaran dan beralih kondisinya yang semula dissatisfaction menjadi no-dissatisfaction. Setelah hal tersebut diatasi, selanjutnya guru dapat memotivasi siswa dengan hal-hal yang berpotensi menimbulkan kepuasan seperti penghargaan, kesempatan untuk tumbuh dan berkembang, dan kemampuan untuk mengikuti setiap aktivitas belajar.Tindakan terhadap faktor pemuas (intrinsik) tersebut dapat mendorong kondisi siswa yang tadinya berada pada kondisi tidak ada kepuasan (no-satisfaction) bergerak menuju ke kondisi puas (satisfaction).Adanya kepuasan akan menumbuhkan motivasi dalam diri siswa yang mendorong siswa untuk belajar lebih giat dan bersemangat

Keberadaan motivasi internal dalam diri siswa sangatlah penting, di mana dengan adanya motivasi siswa akan lebih tetarik serta dengan senang hati berpartisipasi dalam proses belajar akuntansi. Akan tetapi, pada kenyataannya dalam kegiatan pembelajaran motivasi internal jarang dimiliki oleh siswa namun justru motivasi eksternal lebih mudah ditumbuhkan dalam pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan motivasi internal sulit untuk ditumbuhkan dalam pribadi siswa, karena motivasi itu ada secara alamiah bukan hasil rangsangan dari luar. Sementara motivasi eksternal lebih mudah ditumbuhkan karena dapat diciptakan dengan adanya rangsangan dari luar. Untuk dapat merangsang tumbuhnya motivasi internal, upaya yang dapat dilakukan guru yakni merangsang motivasi eksternalnya terlebih dahulu sehingga siswa yang tadinya berada pada kondisi tidak tertarik mengikuti pembelajaran akuntansi akan beralih ke kondisi cukup tertarik atau biasa-biasa saja (netral). Setelah itu, lambat laun kondisi siswa yang netral tadi akan beralih ke kondisi tertarik bahkan sangat tertarik dalam mengikuti kegiatan belajar akuntansi, karena secara tidak langsung motivasi internalnya ikut terpengaruh.Tugas guru di sini yakni meningkatkan dan mempertahankan


(26)

13

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kondisi siswa sehingga motivasinya semakin meningkat untuk mengikuti kegiatan belajar.

Menurut teori belajar Behaviorisme Thorndike, belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon, di mana stimulus dan respon tersebut bisa berupa pikiran, perasaan atau gerakan yang berdampak pada perubahan perilaku sebagai hasil dari proses belajar. Suatu proses belajar tidak bisa terlepas dari adanya interaksi, baik itu antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa ataupun siswa dengan media pembelajaran. Semakin banyak unsur interaksi yang terlibat, maka kemungkinan siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran semakin besar. Dalam penelitian ini, stimulus yang dipergunakan oleh guru yakni berupa penggunaan media komik akuntansi, sementara respon yang diharapkan terjadi yakni adanya motivasi belajar dalam diri siswa.

Untuk dapat menumbuhkan motivasi belajar dalam diri siswa, terlebih dahulu siswa harus diajak untuk mau berinteraksi dalam proses belajar mengajar. Kondisi pembelajaran yang kondusif di mana siswa dengan senang hati berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran dapat tercipta dengan adanya suatu rekayasa pembelajaran yang mendukung terjadinya interaksi multi-arah yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Terciptanya interaksi multi-arah yang menarik dan menyenangkan bagi siswa akan memberikan rasa senang dan nyaman, merangsang gairah belajar, menumbuhkan dorongan belajar hingga akhirnya siswa akan lebih termotivasi untuk terus mengikuti kegiatan pembelajaran.

Salah satu bentuk rekayasa pembelajaran yang dapat diupayakan guru yakni melalui pengadaan dan pemanfaatan media pembelajaran. Guru sebagai fasilitator dan kreator dapat mempergunakan atau bahkan mengembangkan suatu media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa, memberikan kesan menyenangkan sehingga meningkatkan motivasi belajarnya. Sadiman


(27)

14

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(2011:7) memberikan definisi mengenai media pembelajaran di mana media pembelajaran yakni:

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.

Jadi, media pembelajaran memiliki peranan dalam mentransformasikan suatu materi pelajaran menjadi lebih sederhana sehingga mudah untuk dipahami siswa. Selain itu, media pembelajaran juga dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam suatu pembelajaran. Jika pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sudah terfokus pada materi akuntansi maka akan menumbuhkan dorongan belajar dalam diri siswa sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajar. Sukiman (2012:44) mengemukakan mengenai peranan media dalam membangkitkan motivasi belajar.

Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara peserta didik dan lingkungannya, dan kemungkinan peserta didik untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

Maka dari itu, untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi dibutuhkan adanya pengadaan dan pemanfaatan media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sebagai penunjang terciptanya proses pembelajaran yang diharapkan.

Akan tetapi, fenomena yang terjadi pengadaan dan pemanfaatan media tidak terealisasi secara merata di setiap sekolah. Sekolah yang terletak di daerah pedesaan seringkali mendapati persoalan dalam pengadaan dan pemanfaatan media pembelajaran. Media pembelajaran yang tersedia di SMK Negeri 1 Bojongpicung tidak mencukupi untuk dipergunakan di semua kelas secara bersamaan. Misalnya saja proyektor yang hanya tersedia sebanyak 4 buah yang tentunya dengan jumlah tersebut masih belum mencukupi untuk


(28)

15

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipergunakan oleh semua jurusan dengan total 33 rombongan belajar. Keterbatasan tersebut seringkali menjadi alasan atas tidak terlaksananya proses pembelajaran dengan baik. Padahal seharusnya kita tidak menyerah dengan keterbatasan, terbatas dapat membuat kita berpikir lebih kreatif untuk menutupi keterbatasan tersebut. Keterbatasan seyogyanya mendorong para pendidik untuk lebih kreatif dan inovatif menciptakan berbagai media pembelajaran yang efektif namun ekonomis. Keterbatasan tersebut tidak akan jadi kendala bagi seorang guru yang kreatif. Seperti yang dilakukan seorang pengajar sekolah dasar di Jawa Tengah yang menciptakan tiga belas alat peraga dalam model belajar mandiri. Seperti dikutip dalam Buletin Pusat Perbukuan Vol 09 tahun 2003.

Tiga belas alat peraga dalam model belajar mandiri diciptakan Durori ditengah-tengah terbatasnya sarana belajar serta kejenuhan anak yang terlihat dari nilai rapornya. Paling tidak, kedua hal itu lah yang membuat pria kelahiran 1 Januari 1965 itu terdorong untuk menghasilkan media yang dapat digunakan untuk memotivasi anak dan membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan.

Media-media yang diciptakan selain mempermudah siswa dalam memahami materi juga memberikan perasaan menyenangkan sehingga siswa bersemangat dalam mempelajari materi serta ikut aktif dalam proses pembelajaran. Jadi, bukan hanya siswa yang dituntut untuk berusaha keras untuk belajar dengan baik di tengah keterbatasan tapi juga guru sebagai fasilitator dan kreator perlu untuk bertindak kreatif dan inovatif dalam proses belajar mengajar. Untuk itu diperlukan pengembangan pemanfaatan media pembelajaran sebagai alternatif pemilihan media untuk mengatasi keterbatasan media serta meningkatkan motivasi siswa dalam proses belajar.

Media yang biasa dipergunakan dalam pembelajaran akuntansi yakni media visual seperti proyektor, komputer, powerpoint, modul, hand out dan buku teks akuntansi.Hal itu dikarenakan materi akuntansi yang masih sulit untuk disesuaikan dengan media lainnya seperti audio dan audio-visual, selain itu media visual juga lebih mudah untuk diperoleh ataupun dibuat sendiri.


(29)

16

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun jenis media lain yang bisa dipergunakan yakni multimedia seperti compact disk yang berisi materi akuntansi dalam bentuk multimedia flash dan game akuntansi walaupun tidak semua sekolah bisa memiliki dan mempergunakan media tersebut. Maka dari itu, media yang seringkali dipergunakan dalam pembelajaran akuntansi adalah media visual seperti yang terjadi di SMK Negeri 1 Bojongpicung.

Salah satu bentuk media pembelajaran visual yakni media pembelajaran dalam bentuk komik.Senada dengan pernyataan Sudjana dan Rivai (2011:7) bahwa komik termasuk ke dalam golongan media grafis, di mana media grafis ini merupakan salah satu bentuk media visual.Jadi, media komik akuntansi termasuk ke dalam golongan media visual grafis yang menyajikan materi akuntansi menjadi suatu informasi yang dapat dilihat dengan penglihatan.Media pembelajaran akuntansi dalam bentuk komik diharapkan dapat menjadi alternatif media yang menarik, inovatif dan menyenangkan bagi siswa sehingga motivasinya untuk belajar pun akan meningkat. Menarik karena komik yang berisi materi akuntansi disertai gambar-gambar animasi jepang yang menarik perhatian siswa, inovatif karena media komik merupakan hal yang baru dalam pembelajaran akuntansi, dan dikatakan menyenangkan karena dengan membaca komik memberikan kesan yang menyenangkan bagi siswa untuk belajar akuntansi.

Keberadaan media dalam bentuk komik juga dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan pengadaan media pembelajaran di sekolah.Sudjana dan Rivai (2011:68) mengemukakan bahwa komik merupakan suatu bentuk bacaan di mana anak akan membacanya tanpa harus dibujuk. Jadi, dibuatnya media dalam bentuk komik ini dengan tujuan agar siswa berkeinginan untuk membaca materi yang ada di dalamnya dengan senang hati tanpa ada paksaan. Perasaan rela dan senang hati dalam membaca ini tentu akan berdampak positif terhadap proses pembelajaran akuntansi, di


(30)

17

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mana siswa menjadi lebih terbuka dalam menerima materi yang dijelaskan oleh guru.

Media komik yang berisi materi jurnal penyesuaian dikemas semenarik mungkin bagi siswa baik itu dari segi gambar, bahasa maupun penyajian materi dengan harapan dapat menarik perhatian dan rasa ingin tahu siswa akan materi tersebut sehingga ia lebih termotivasi untuk belajar. Seperti yang

dikemukakan oleh Sudjana dan Rivai (2011:69) “buku komik dapat

dipergunakan secara efektif oleh guru-guru dalam usaha membangkitkan minat, mengembangkan pembendaharaan kata-kata dan keterampilan

membaca, serta untuk memperluas minat baca”. Jadi, komik bukan hanya

berfungsi sebagai media hiburan tapi juga berfungsi sebagai media edukasi yang memiliki peranan dalam membangkitkan minat baca siswa akan materi yang ada di dalamnya. Jika siswa memiliki keinginan untuk membaca dan mempelajari lebih jauh mengenai materi akuntansi dalam bentuk komik, maka ia akan lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas maupun belajar mandiri.

Penggunaan komik sebagai media dalam pembelajaran akuntansi telah diujikan dalam beberapa penelitian terdahulu dan memberikan hasil yang positif dalam pembelajaran akuntansi baik itu dalam bentuk motivasi, prestasi maupun tingkat kelayakannya sebagai media pembelajaran. Mediawati (2008) dalam penelitiannya mendapati hasil bahwa dengan mempergunakan media komik akuntansi dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Kelayakan komik sebagai media pembelajaran pun telah diuji oleh Yuniastuti (2015) dan Barokah (2014) di mana hasil penelitian menyatakan bahwa komik akuntansi sangat layak dijadikan media pembelajaran inovatif di SMK, selain itu dengan mempergunakan media komik akuntansi dapat meningkatkan nilai karakter siswa.Kegunaanya dalam meningkatkan motivasi juga dibuktikan dalam penelitian Munjiartini (2013) dengan hasil bahwa penggunaan media komik


(31)

18

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam pembelajaran akuntansi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dibandingkan sebelum mempergunakan media komik.

Berdasarkan berbagai penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran dalam bentuk komik bisa dipergunakan sebagai alternatif media yang menarik, menyenangkan dan memotivasi siswa dalam belajar akuntansi. Penggunaan media komik akuntansi dapat memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran baik itu hasil, prestasi maupun motivasi belajar siswa. Adapun penelitian ini, merupakan pengembangan dan pelengkap dari penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya, di mana materi akuntansi yang dijadikan bahan penelitian ini merupakan salah satu materi dalam siklus akuntansi yang belum dijadikan bahan pada penelitian-penelitian sebelumnya.

Besarnya rasa ingin tahu penulis terhadap dampak penggunaan media komik akuntansi terhadap peningkatan motivasi belajar siswa serta harapan untuk bisa memberikan sumbangsih bagi dunia pendidikan maka dari itu penulis bermaksud untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Komik Akuntansi terhadap Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Akuntansi pada Materi Jurnal Penyesuaian”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya,

maka permasalahan yang akan menjadi fokus penelitian ini yakni “apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam pembelajaran akuntansi”, Sedangkan untuk mempermudah penulis mengkaji hasil penelitian ini maka terdapat pembatasan masalah dalam penelitian ini, yakni sebagai berikut:

1) Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam pembelajaran akuntansi.


(32)

19

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Apakah motivasi belajar siswa di kelas eksperimen (mempergunakan media komik) lebih tinggi daripada motivasi belajar siswa di kelas kontrol (tidak mempergunakan media komik) dalam pembelajaran akuntansi.

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari dilaksanakannya penelitian ini yakni untukdapat mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan media pembelajaran dalam bentuk komik akuntansi terhadap motivasi belajar siswa. Adapun tujuan dari pelaksanaan penelitian, yakni sebagai berikut:

1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar perbedaan motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam pembelajaran akuntansi.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. Bagaimana gambaran motivasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam pembelajaran akuntansi.

b. Apakah motivasi belajar siswa di kelas eksperimen (mempergunakan media komik) lebih tinggi daripada motivasi belajar siswa di kelas kontrol (tidak mempergunakan media komik) dalam pembelajaran akuntansi.

D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai teori motivasi belajar dan media pembelajarandalam bentuk komik untuk diaplikasikan ke dalam pembelajaran akuntansi.

b. Menambah referensi bagi pembaca dalam mengkaji lebih lanjut mengenai teori motivasi belajar dan media pembelajaran dalam bentuk komik serta referensi bagi penelitian selanjutnya.


(33)

20

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Kegunaan Praktis a. Bagi siswa

Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan motivasi belajar siswa serta memperkenalkan siswa akan media komik akuntansi yang menyenangkan serta mempermudah siswa dalam memahami materi akuntansi dengan lebih baik.

b. Bagi guru

Menambah informasi mengenai teori motivasi belajar dan penggunaan media pembelajaran dalam bentuk komik untuk selanjutnya bisa dipergunakan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran akuntansi dengan lebih menarik dan menyenangkan. c. Bagi sekolah

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan kualitas pembelajaran akuntansi serta sebagai tambahan alternatif media pembelajaran akuntansi di sekolah.


(34)

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. DesainPenelitian

Metodepenelitian yang

dipergunakandalampenelitianiniyaknimetodeeksperimendengandesainpenelitianek sperimenkuasi (quasi experimental design)dalambentukcontrol-group posttest only design.Metode kuasi eksperimen dipergunakan dimana subjek penelitian secara alami telah terbentuk dalam satu kelompok utuh (naturally formed intact group), seperti kelompok peserta didik dalam satu kelas.Arifin (2011:86) menyatakan bahwa “metode ini mempergunakan seluruh subjek dalam kelompok belajar (intact group) untuk diberi perlakuan (treatment), bukan menggunakan subjek yang diambil secara acak.”

Penelitian dengan desain eksperimen kuasi diperlukan adanya kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, namun kelompok kontrol tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi dalam pelaksanaan eksperimen. Dari duakelas yang ada peneliti mengambil keduanya untuk kemudian diamati perkembangannya, dibedakan sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen. Adapun pada kelas eksperimen diberikan treatment (mempergunakan media komik), sementara kelaskontrol melaksanakan proses pembelajaran konvensional seperti biasanya (tanpa media komik/mempergunakanbukuteksakuntansi).

Dalam desain ini, kedua kelompok (eksperimen dan kontrol) hanya diberikan posttest (O2) saja tanpa adanya pretest dengan asumsi hasil pretest

kedua kelompok sebanding.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Posttest

Eksperimen X O2


(35)

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(36)

61

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan: O2 = posttest

X = perlakuan yang diberikan dan dilihat pengaruhnya yakni penggunaan media komik akuntansi (treatment)

B. Operasionalisasi Variabel

Sugiyono (2011:38) memberikan definisi tentang variabel di mana variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Arikunto (2010:161) variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Jadi, secara umum yang dimaksud dengan variabel yakni sesuatu hal yang diyakini untuk dijadikan fokus penelitian. Adapun variabel dalam penelitian ini yakni “motivasi belajar”.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel DefinisiKonse ptual

DefinisiOpera sional

Indikator Instrumen Skala

Motivasi belajar

Motivasi belajar adalah dorongan dalam diri siswa untuk berusaha melaksanakan berbagai aktivitas dalam kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu tercapai.

Motivasibelajar siswaadalahsko

r yang

diperolehsiswa dalammengisia ngketmotivasib elajar yang berbentukskalal ikertdenganrent anganangka 1 hingga 5.

(1) adanya hasrat dan keinginan untuk

melakukan kegiatan belajar akuntansi (2) adanya dorongan

dan kebutuhan melakukan kegiatan belajar akuntansi (3) adanya kegiatan

yang menarik dalam belajar akuntansi

(4) tekun menghadapi tugas akuntansi (5) ulet menghadapi

kesulitan dalam


(37)

62

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran akuntansi

C. Populasi dan Sampel

Penelitian yang akan dilaksanakan bertempat di SMK Negeri 1 Bojongpicung yang beralamat di Jl. Darmaga, Desa Sukaratu-Kecamatan Bojongpicung, kabupaten Cianjur. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X program kejuruan akuntansi di SMK Negeri 1 Bojongpicung. SMK Negeri 1 Bojongpicung merupakan SMK negeri pertama yang didirikan di daerah tersebut dan baru berdiri selama 9 tahun. Alasan pemilihan sekolah tersebut sebagai tempat dilaksanakannya penelitian yakni dikarenakan rendahnya tingkat motivasi belajar siswa pada pembelajaran akuntansi di SMK tersebut. Kondisi belajarnya kurang kondusif, di mana partisipasi dan perhatian siswa terhadap proses pembelajaran kurang maksimal. Kurangnya perhatian serta partisipasi siswa mengindikasikan kurangnya gairah belajar siswa yang mengakibatkan dorongan belajarnya rendah dimana dorongan belajar ini berada dalam cakupan motivasi belajar.

Selain motivasi, hal yang menjadi pertimbangan peneliti dalam menentukan objek penelitian yakni ketersediaan media pembelajaran di sekolah tersebut. SMK Negeri 1 Bojongpicung memiliki persoalan dalam penyediaan pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran untuk jurusan akuntansi. Untuk media pembelajaran di kelas, SMK Negeri 1 Bojongpicung baru memiliki 4 buah media proyeksi. Selain itu, juga tersedia lab. komputer dengan 20 unit komputer.

Oleh karena itu, peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian di SMK Negeri 1 Bojongpicung dengan mempergunakan media pembelajaran komik untuk mengetahui pengaruh penggunaan media tersebut terhadap motivasi belajar siswa. Serta ditujukan untuk membantu pengembangan media pembelajaran akuntansi di SMA tersebut. Selainitu, Juga untuk menambah alternatif media dalam pembelajaran akuntansi, untuk melengkapi terbatasnya media yang tersedia maka media komik ini bisa jadi alternatif.


(38)

63

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Populasi

Populasi yang ditentukandalam penelitian ini yakni siswa pada dua kelas X Akuntansi di SMK Negeri 1 Bojongpicung tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 74 orang siswa.

2. Sampel

Dalam penelitian ini penulis mempergunakan teknik sampling jenuh. Sampling jenuh menurut Sugiyono (2006:78) merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X AK 1 dan X AK 2 tahun pelajaran 2014/2015 di SMK Negeri 1 Bojongpicung yang berjumlah 37 orang siswa pada masing-masing kelas. Pengambilan kelas tersebut sebagai sampel didasari atas rendahnya tingkat motivasi siswa kedua kelas tersebut dalam pembelajaran akuntansi. Dalam penelitian ini, kelas X AK 1sebagai kelas kontrol dan X AK 2 sebagai kelas eksperimen. D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti mempergunakan teknik

pengumpulan data berupa angket/kuesioner

berstruktur(pernyataantertutup)dengan jumlah item pertanyaan sebanyak 20

item. Adapunskala yang

dipergunakanuntukmengukurskormotivasibelajarmelaluiangkettersebutyaknis kala sikap bertingkatdenganrinciansebagaiberikut.

Tabel 3.3

SkalaPengukuranMotivasiBelajar

Skala Keterangan Nilai


(39)

64

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

TT Tidaktertarik 2

CT Cukuptertarik 3

T Tertarik 4

ST Sangattertarik 5

SikapmenurutArifin (2011:235) dapatdiartikansebagaiberikut:

Suatukesiapan yang

kompleksdariseorangindividuuntukmemperlakukansuatuobjek (orang, benda, lingkungan, sekolahdan lain-lain) dengancara, metode, teknikdanpolatertentu. Kesiapanitumempunyaiaspek-aspekkognitif, afektif (perasaan) dankonatif (kecenderunganbertindak) yang

dapatdisimpulkandariperilakuindividu yang

bersangkutan.Kesiapanitumerupakanpenilaianpositifatau negative denganintensitas yang berbeda-beda, berlakudalamkurunwaktutertentu, dandapatberubah-ubahsesuaidenganperubahanwaktu.

Motivasibelajarmemilikidimensiafektif yang

munculmelaluiaspekkonatif. Motivasiberkaitandenganperasaan (afektif)

senang, tertarikterhadapsesuatu yang

kemudianperasaantersebutmenimbulkandoronganuntukbertindak (konatif) dalammemenuhitujuannyaberkaitandengansesuatu yang iasenangitersebut.

DjaalidanMuljono (2007:4)

mengemukakanbahwapengukuranmotivasidilakukandenganmempergunakanin strumenberbentukskala yang

dikembangkandenganteori-teorimotivasi.Adapuskalapada table 3.3

ditentukanberdasarkanpengembanganteorimotivasidua-faktorHezberg yang

mengukurmotivasimelaluigariskontinum yang

menyatakanduakutubketerangan (sikap,respon) terhadapsuatupernyataan yang dikemukakanuntukmengetahuitingkatmotivasiseseorangterhadapsesuatu. Hezbergmemberikancontohpernyataan bipolar (duakutub) tersebutberuparesponmemuaskan-tidakmemuaskan,


(40)

namundalampenelitianinipernyataantersebutdimodifikasimenjaditertarik-65

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidaktertarikdisesuaikandenganbentukpernyataansertaresponden yang akanmengisi instrument angkettersebut.

Jika pada suatu item menunjukan nilai 1 dan 2, haltersebutmenunjukanbahwa siswa tersebut tidak tertarik (tidak termotivasi). Kemudianjikasiswamengisi item denganhasilnilai 3,

itumenunjukansiswatersebutdalamkondisinetral di

manasiswatidakmenunjukantermotivasiataupuntidaktermotivasi.Sementarajika

siswamengisi item denganhasilnilai 4 dan 5,

haltersebutmenunjukanbahwasiswatersebuttermotivasi.

Pembuatan angket angket motivasi belajar ditujukan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi. Kuesioner akan disebarkan kepada 74 orang responden yang mencakup kedua kelas baik kontrol maupun eksperimen di mana penyebaran angket dilakukan setelah proses pembelajaran.

E. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian dibagi ke dalam tiga tahapan, yakni sebagai berikut.

1. Tahap persiapan

a. Studi pustaka, dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat mengenai bentuk pembelajaran yang hendak diterapkan

b. Mengidentifikasikan permasalahan yang terkait dengan pembelajaran di sekolah.

c. Telaah kurikulum mengenai pokok bahasan materi akuntansi yang dijadikan materi pembelajaran dalam penelitian, hal ini dilakukan untuk mengetahui tujuan/kompetensi yang hendak dicapai.

d. Menyusun RPP dan bahan ajar penelitian dalam bentuk media pembelajaran komik akuntansi.

e. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian.


(41)

66

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Menghubungi pihak sekolah tempat akan dilaksanakannya penelitian.

g. Mengadakan studi pendahuluan, untuk mengetahui kondisi objek yang akan dijadikan penelitian.

h. Menentukan sampel penelitian.

i. Menyusun instrumen penelitian dan mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing.

j. Menguji coba kan instrumen yang telah dikonsultasikan untuk mengetahui kualitas instrumen.

k. Menganalisis hasil uji coba, kemudian memperbaiki instrumen tersebut.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Seminggu sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti bersama guru mendiskusikan media komik akuntansi yang telah dipersiapkan untuk kemudian dipelajari kembali sebagai bahan ajar di kelas. Hal-hal yang didiskusikan mengenai penggunaan komik akuntansi yakni:

1) Waktupenggunaan media, berapa jam belajaran yang dipergunakanuntukdapatmelaksanakanpembelajarandengan

media komikakuntansi.

Hasildiskusitersebutmenentukanbahwapelaksanaanpembelajara nakuntansiuntukjurnalpenyesuaiandengan media komikakuntansiiniberlangsungselamadua kali tatapmuka (6 jam

pelajaran) di

manadalamtatapmukapertamadipergunakanuntukmenjelaskanm

aterijurnalpenyesuaianmelalui media

komikdantatapmukakeduauntukmelaksanakanevaluasiindividu (tes) melalui media komik pula.


(42)

67

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Prosedurpenggunaan

b. Selama jangka waktu tersebut guru dipersilakan mengajukan pertanyaan kepada peneliti jika ada isi komik maupun prosedur penggunaannya yang tidak dimengerti.

c. Setelahtahappengenalan media selesaidantidakadakendala, dilanjutkandenganpelaksanaanpenelitian di kelaseksperimen. Untukkelaskontolpembelajaranakuntansiberlangsungsepertibiasany adenganbukutekssebagaisumberbelajar.

Berikutiniprosedurpelaksanaanpembelajaran di kelaseksperimen: 1) PertemuanPertama

a) Pada awal jam pelajaran akuntansi dimulai, guru memberitahukan kepada siswa bahwa pembelajaran akuntansi untuk jurnal penyesuaian akan mempergunakan media pembelajaran yang tidak biasa yakni komik akuntansi.

b) Guru membagikan komik akuntansi yang telah dipersiapkan kepada siswa, tiap dua orang siswa (dalam satu bangku) mendapatkan satu buah jenis komik materi akuntansi.

c) Guru memberikan siswa kesempatan selama 5-10 menit untuk membaca dan memahami materi jurnal penyesuaian yang ada dalam komik akuntansi, kemudiansiswadiberikan kesempatanuntukbertanya.

d) Guru menjawab pertanyaan siswa kemudian menjelaskan materi jurnal penyesuaian yang ada di dalam komik akuntansi.

e) Dalamsetiapcontohsoal, guru

memberikankesempatankepadasiswauntukmembantumenja wabsoaltersebut.


(43)

68

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f) Setelah materi jurnal penyesuaian dan contoh soal selesai dibahas, kemudian guru meminta siswa untuk mengerjakan latihan yang ada di lembarevaluasi dalam komik akuntansiuntukkemudiandibahasbersama-sama.

g) Pada akhir jam pelajaran, guru memberitahukan siswa bahwa komik akuntansi bisa dibawa pulang untuk dipelajari kembali di rumah untuk persiapan tes pada pertemuan berikutnya. Namun, siswa dibentuk kelompok belajar terlebih dahulu sehingga setiap 4-5 orang mendapat satu buah komik materi untuk dipelajari bersama.

2) Pertemuankedua a) Guru

bertanyakepadasiswamengenaikesiapandalammelaksanakan tes (evaluasiindividu) mengenaijurnalpenyesuaian. Apakahsiswatelahmelaksanakankegiatanbelajarkelompok yang telahditentukanpadapertemuansebelumnyaatautidak. b) Guru memintasiswamengumpulkankomikmateri AJP

ituGampang yang dibagikan per

kelompokpadapertemuansebelumnya.

c) Guru membagikankomikevaluasikepadasetiapsiswa.

d) Guru menjelaskan maksud dari soal yang ada di dalam komik evaluasi.

e) Siswadiberikanwaktukuranglebih 5

menituntukbertanyajikaada yang

tidakdipahamimengenaisoal yang tercantum di dalamkomik.

f) Guru menjawabpertanyaansiswa.

g) Siswadimintamengisisoal-soal yang ada di dalamkomikdenganjujur.


(44)

69

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

h) Guru memberitahukan bahwa tes dilaksanakan untuk mengetahui pencapaian masing-masing siswa dalam pembelajaran akuntansi, nilai tinggi bagus tapi lebih bagus lagi jika merupakan hasil pemahaman pribadi karena akan lebih bermanfaat bagi diri siswa ke depannya.

i) Setelahwaktupengisiansoalhabis,

siswadimintamengumpulkanhasilpekerjaannyamasing-masing di bangkupaling depanpadabarisansiswadimintamengumpulkanhasilpekerjaannyamasing-masing-siswadimintamengumpulkanhasilpekerjaannyamasing-masing. j) Guru menukarkan hasil pekerjaan siswa antara barisan satu

dengan yang lainnya untuk kemudian dibagikan kepada setiap siswa sehingga setiap orang mendapatkan satu komik evaluasi siswa lainnya.

k) Guru menjelaskanteknikpenskoransoaltestersebut. l) Siswadan guru membahassoalbersama-sama.

m) Setelahpembahasanselesai, guru

memintasiswamengumpulkankembalihasiltes yang telahdiberikanskoruntukdiperiksakembalioleh guru.

d. Menyebarkan angket kepada responden di kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3. Tahap Akhir

a. Mengumpulkan data hasil dari pengisian angket di kedua kelas. b. Mengolah dan menganalisis data yang telah dikumpulkan dari

kedua kelas.

c. Membahas hasil penelitian.

d. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data angket penelitian.

e. Membuat laporan hasil penelitian.

F. Teknis Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 1. Teknik pengujian instrumen


(45)

70

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Mutu instrumen dapat berpengaruh terhadap mutu data yang dipergunakan dalam penelitian yang akan dilakukan. Seperti yang dinyatakan oleh Arifin (2011:225) bahwa “mutu instrumen akan menentukan mutu data yang digunakan dalam penelitian, data merupakan dasar kebenaran empirik dari penemuan atau kesimpulan penelitian”. Melihat begitu pentingnya kedudukan suatu instrumen dalam penelitian, maka instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini harus dibuat dengan sebaik-baiknya dan diujikan terlebih dahulu. Sebelum instrumen dalam bentuk angket diujikan, terlebih dahulu dilakukan tes validitas dan reliabilitas terhadap instrumen yang tersebut.

a. Validitas

Menurut Arifin (2011:245), validitas adalah suatu derajat ketetapan instrumen, yakni apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen yang berbentuk kuesioner/angket dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing variabel dengan skor totalnya. Suatu variabel dikatakan valid jika skor variabel tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya. Maka dari itu, untuk mengetahui tingkat validitas instrumen, peneliti mempergunakan teknik korelasi product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh pearson.

Rumus korelasi product moment dengan angka kasar:

= �.Σ − Σ (Σ )

�.Σ 2 − Σ 2 �.Σ 2− Σ 2

(Kariadinata dan Abdurahman,2012:309) Keterangan :

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan.


(46)

71

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= skor tiap butir item = skor total tiap butir item

Setelah peneliti mendapatkan hasil perhitungan koefisien korelasi dengan mempergunakan rumus korelasi product moment, kemudian nilai tersebut diinterpretasikan dengan mempergunakan tabel rxy product

moment untuk mengetahui apakah item tersebut valid atau tidak. Adapun taraf signifikansi yang digunakan yakni sebesar 0,05 dengan kriteria uji:

Jika rhitung > rtabel , maka item tersebut valid .

Jika rhitung< rtabel , maka item tersebut tidak valid.

Berdasarkanhasilujivaliditas20 butir item yang telahdilakukanpenelititerhadap 20 orang respondendenganrtabelsebesar

0,444, didapatihasilbahwaterdapat 20item pertanyaan yang valid dengannilaiterkecil (0,471) dannilaiterbesar (0,816).

b. Reliabilitas

Secara bahasa kata reliabilitas diambil dari bahasa Inggris yakni reliabel atau reliability yang artinya dapat dipercaya. Arifin (2011:248) mengemukakan bahwa reliabilitas adalah derajat konsistensi instrumen yang bersangkutan. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika instrumen tersebut memiliki keajekan/konsistensi di mana selalu memberikan hasil yang sama sekalipun diujikan pada kesempatan yang berbeda.

Maka dari itu, untuk menentukan reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha Cronbach. Adapun rumusnya seperti yang dikemukakan Arikunto (2012:122) sebagai berikut:

� = �

(�− ) −

���

�� Keterangan:


(1)

107

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

media ini terus dikembangkan ke depannya sehingga keterbatasan-keterbatasan pada penelitian ini maupun penelitian-penelitian sebelumnya dapat dilengkapi dan disempurnakan. Semakin menarik dan sesuai media komik yang dibuat dengan siswa, semakin besar pula kemungkinan terjadinya peningkatan motivasi belajar siswa. Hal tersebut terbukti dari hasil penelitian yang telah dilakukan, di mana melalui penggunaan media komik dalam pembelajaran akuntansi dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa dalam waktu relative singkat. Media komik akuntansi yang sangat menarik bagi siswa dapat menciptakan suasana yang menarik dan menyenangkan dalam pembelajaran sehingga perhatian siswa lebih terfokus terhadap kegiatan pembelajaran serta merangsang tumbuhnya motivasi. Maka dari itu, media pembelajaran perlu dikembangkan dan disesuaikan dengan ketertarikan siswa sehingga menumbuhkan motivasi belajar. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut tentunya diperlukan partisipasi dari berbagai pihak, diantaranya:

1. Guru

Guru diharapkan tidak hanya mempergunakan media seadanya, tapi juga diharapkan terbuka terhadap inovasi media pembelajaran dan mampu meningkatkan kreatifitasnya dengan memanfaatkan ataupun menciptakan berbagai media yang inovatif, menarik dan menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran. Media komik sangat baik untuk dijadikan sebagai salah satu alternatif media pembelajaran guna menciptakan kegiatan pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan sehingga mampu menumbuhkan bahkan meningkatkan motivasi belajar siswa.

2. Sekolah

Pihak sekolah sebagai fasilitator dalam terlaksananya pendidikan di sekolah, diharapkan dapat lebih meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana yang mendukung terciptanya pembelajaran secara lebih optimal. Tersedianya kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran serta meningkatkan motivasi siswa untuk mengikuti setiap kegiatan pembelajaran.


(2)

108

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain itu, pihak sekolah diharapkan dapat lebih terbuka serta memberikan dukungan terhadap pengembangan media pembelajaran dalam bentuk komik untuk bisa dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran akuntansi maupun pelajaran lainnya.

3. Penelitian Selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya dapat dikembangkan cakupan materi serta konsep komiknya untuk melengkapi keterbatasan pada penelitian ini maupun penelitian-penelitian sebelumnya. Pada penelitian ini, visualisasi materi jurnal penyesuaian untuk beberapa transaksi masih tekstual maka dari itu untuk penelitian selanjutnya diharapkan komik yang akan dibuat harus lebih kontekstual guna mempermudah siswa dalam memahami materi yang divisualisasikan. Sementara, untuk materi akuntansi masih terdapat kesulitan dalam menyederhanakan penjelasan menjadi lebih mudah dimengerti. Maka dari itu, akan lebih baik jika pada penelitian selanjutnya materi akuntansi dibuat dengan bahasa yang sederhana dan singkat namun tetap tidak mengurangi rangkaian materi yang akan dijelaskan sehingga mempermudah siswa dalam memahaminya.

4. Penggunaan media pembelajaran komik akuntansi sebaiknya tidak berdiri sendiri namun dikombinasikan dengan metode pembelajaran dan suasana belajar yang menarik pula sehingga kegiatan pembelajaran dapat terlaksana lebih optimal dan berkesan bagi siswa maupun guru.


(3)

Nandina Endah Maulani, 2016

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK AKUTANSI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN AKUTANSI PADA MATERI JURNAL PENYESUAIAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

1) Sumber dari buku:

Adji, W. dkk. (2007). Ekonomi untuk SMA/MA kelas XI.Jakarta : Erlangga. Arifin,Z. (2011). Penelitian Pendidikan : metode dan pradigma baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Djaali dan Muljono, P. (2007). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta : Grasindo.

Arikunto, S. (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2).

Jakarta: Bumi Aksara

Badriyyah, H. (2015). Buku Pintar Akuntansi Dasar untuk Orang Awam. Penerbit HB.

Djamarah, S. B. (2010). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Interaktif :

suatu pendekatan teoritis psikologis. Jakarta:Rineka Cipta.

Fransisko,N. (2004). Cara Mudah Menyajikan dan Memahami Laporan

keuangan Neraca Lajur. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.

Harti, D. (2006). Modul Akuntansi 1B untuk SMK dan MAK. Jakarta : Erlangga.

Hikmat D. (2012).How to Make Comic : Menurut Para Master Komik

Dunia. Jakarta:Platpoint.

Kariadinata, R. dan Abdurahman, M. (2012). Dasar-Dasar Statistik

Pendidikan. Bandung:Pustaka Setia.

Maharsi, I.(2011). Komik : Dunia Kreatif Tanpa Batas. Yogyakarta:Kata Buku.

Pramono,P.R. dan Prakarso.(2008). Ngotak-Ngatik laporan Keuangan


(4)

Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2013). Pedoman Operasional

Penulisan Skripsi.Bandung : Program Studi Pendidikan Akuntansi

Universitas Pendidikan Indonesia.

Sadiman, A.S.dkk.(2011).Media Pendidikan :pengertian,pengembangan

dan pemanfaatannya. Jakarta:Rajagrafindo Persada.

Sardiman, A.M. (2014). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta:Rajawali Pers.

Sudjana,N. dan Ahmad Rivai. (2011). Media Pembelajaran.

Bandung:Sinar Baru Algesindo.

Sudjana,N. dan Ahmad Rivai.(2009).Teknologi

Pengajaran.Bandung:Sinar Baru Algesindo.

Sukiman.(2012).Pengembangan Media Pembelajaran.Yogyakarta:Pustaka Insan Madani.

Uno, Hamzah B. (2014). Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di

Bidang Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.

2) Sumber dari jurnal:

Ahmad, H. dan Zpalani. (2009). Manga : Invisible Cultural Imperialism

Through Popular Medium.Wimba : Jurnal Komunikasi Visual Vol. 1 No.

1, Hal. 61-68.

Aini dan Sukirno.(2013). Pocketbook as Media of Learning to Improve Students’ Learning Motivation, Jurnal Pendidikan Akuntansi.Vol. XI No.

2, Hal. 68-75

Jarwoto.(2003). Moh.Durori Berkreasi dalam Keterbatasan, Buletin Pusat Perbukuan. Vol 09, hal.30-31. Departemen Pendidikan Nasional.

Mallia, G. (2007). Learning from the Sequence : the Use of Comics in

Instruction. ImageTexT : Interdisciplinary Comics Studies. Vol.3

No.3.Tersedia:http://www.english.ufl.edu/imagetext/archives/v33/mallia. Mediawati, E.(2011).Pembelajaran Akuntansi Keuangan melalui Media Komik untuk Meningkatkan Prestasi Mahasiswa. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol 12 No. 1.Hal. 68-75


(5)

Waluyanto, H.D. (2005). Komik sebagai Media Komunikasi Visual Pembelajaran, Jurnal Desain Komunikasi Visual NIRMANA. Vol. 7 No. 1, hal. 45-55

3) Sumber Karya Tulis :

Barokah, U.S. (2014). Pengembangan Komik Digital Berbasis Karakter

sebagai Media Pembelajaran Akuntansi pada Kompetensi Dasar Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Jasa untuk SMA kelas XI.Skripsi. Yogyakarta:Program Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta.

Fatmahsari, V. (2008).Pengaruh Media Pembelajaran Komik Akuntansi

Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Sma Negeri 6 Bandung.Skripsi.Bandung:Program Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Munjiartini.(2014).Pengaruh Penggunaan Media Komik Akuntansi

terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Pengajaran Persamaan Dasar Akuntansi.Skripsi. Bandung:Program Sarjana Universitas Pendidikan

Indonesia.

Yuniastuti, E. (2015). Pengembangan Komik Akuntansi sebagai Media

Pembelajaran Inovatif pada Materi Jenis dan Bentuk Badan Usaha untuk Siswa SMK Kelas X. Skripsi. Yoyakarta : Program Sarjana Universitas

Negeri Yogyakarta. Tersedia:

http://journal.uny.ac.id/index.php/jpakun/article/view/1692/1406 4) Sumber Internet

Hartzell, S. (2015). Herzberg’s Two-Factor Theory : Hygiene Factors & Motivation.[Online].Tersedia:


(6)