perfusi dan oksigenasi paru yang akan berkembang menjadi ARDS. Walaupun sampai saat ini hubungan CTS dan ARDS belum pernah dilaporkan, namun
penelitian tentang hubungan CTS terhadap mortalitas pada pasien trauma thoraks pernah dilaporkan oleh beberapa peneliti. Kejadian mortalitas sebesar 20-43 pada
pasien trauma thoraks yang berkaitan dengan kejadian ARDS sebagai komplikasi, merupakan faktor resiko mortalitas tertinggi. Penilaian awal dan prediksi komplikasi
pada trauma thoraks dapat dilakukan dengan skor ini, sehingga sangat efektif dalam membantu menentukan rencana penanganan lebih lanjut. Sistem penilaian CTS ini
sangat mudah dikerjakan, murah dan sederhana Aukema, et al., 2011 ; Chen, et al., 2014. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui validitas CTS dalam
memprediksi terjadinya ARDS pada pasien trauma thoraks di rumah sakit Sanglah Denpasar.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Apakah sensitifitas CTS dalam memprediksi terjadinya ARDS pada
pasien trauma thoraks sebesar ≥ 85?
2. Apakah spesifisitas CTS dalam memprediksi terjadinya ARDS pada
pasien trauma thoraks sebesar ≥ 80?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui validitas CTS dalam memprediksi terjadinya ARDS pada pasien trauma thoraks.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Mengetahui sensitifitas CTS dalam memprediksi terjadinya ARDS pada
pasien trauma thoraks ≥ 85.
2. Mengetahui spesifisitas CTS dalam memprediksi terjadinya ARDS pada
pasien trauma thoraks ≥ 80.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Jika sensitifitas penelitian ini tinggi dapat digunakan sebagai
pertimbangan untuk skrining ARDS pada pasien trauma thoraks. 2.
Jika spesifisitas penelitian ini tinggi dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menyingkirkan diagnosis dan pedoman untuk
penatalaksanaan ARDS pada pasien trauma thoraks. 3.
Dapat dijadikan acuan penelitian cohort dalam mencari faktor-faktor risiko terjadinya ARDS pada pasien trauma thoraks.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Trauma Thoraks 2.1.1 Definisi
Trauma thoraks merupakan trauma yang mengenai dinding thoraks dan atau organ intra thoraks, baik karena trauma tumpul maupun oleh karena trauma tajam.
Memahami mekanisme dari trauma akan meningkatkan kemampuan deteksi dan identifikasi awal atas trauma sehingga penanganannya dapat dilakukan dengan
segera Kukuh, 2002; David, 2005. Secara anatomis rongga thoraks di bagian bawah berbatasan dengan rongga
abdomen yang dibatasi oleh diafragma dan batas atas dengan leher dapat diraba insisura jugularis. Otot-otot yang melapisi dinding dada yaitu muskulus latisimus
dorsi, muskulus trapezius, muskulus rhombhoideus mayor dan minor, muskulus seratus anterior, dan muskulus interkostalis. Tulang dinding dada terdiri dari
sternum, vertebra thorakalis, iga dan skapula. Organ yang terletak didalam rongga thoraks yaitu paru-paru dan jalan nafas, esofagus, jantung, pembuluh darah besar,
saraf, dan sistem limfatik Kukuh, 2002. Trauma tumpul thoraks terdiri dari kontusio dan hematoma dinding thoraks,
fraktur tulang kosta, flail chest, fraktur sternum, trauma tumpul pada parenkim paru, trauma pada trakea dan bronkus mayor, pneumothoraks dan hematothoraks.
Milisavljevic, et al., 2012.