bermotor  63-78.  Dalam  trauma  akibat  kecelakaan,  ada  lima  jenis  tabrakan impact yang berbeda, yaitu depan, samping, belakang, berputar, dan terguling. Oleh
karena  itu  harus  dipertimbangkan  untuk  mendapatkan  riwayat  yang  lengkap  karena setiap  orang  memiliki  pola  trauma  yang  berbeda.  Penyebab  trauma  thoraks  oleh
karena  trauma  tajam  dibedakan  menjadi  3  berdasarkan  tingkat  energinya,  yaitu berenergi rendah seperti trauma tusuk, berenergi sedang seperti pistol, dan berenergi
tinggi seperti pada senjata militer. Penyebab trauma thoraks yang lain adalah adanya tekanan  yang  berlebihan  pada  paru-paru  yang  bisa  menyebabkan  pneumothoraks
seperti pada scuba David, 2005; Sjamsoehidajat, 2003. Trauma  thoraks  dapat  mengakibatkan  kerusakan  pada  tulang  kosta  dan
sternum, rongga pleura saluran nafas intra thoraks dan parenkim paru. Kerusakan ini dapat  terjadi  tunggal  atau  kombinasi  tergantung  mekanisme  cedera  Gallagher,
2014.
2.1.4 Patofisiologi
Kerusakan  anatomi  yang  terjadi  akibat  trauma  dapat  ringan  sampai  berat tergantung besar kecilnya gaya penyebab terjadinya trauma. Kerusakan anatomi yang
ringan  pada  dinding  thoraks  berupa  fraktur  kosta  simpel.  Sedangkan  kerusakan anatomi  yang  lebih  berat  berupa  fraktur  kosta  multipel  dengan  komplikasi
pneumothoraks,  hematothoraks  dan  kontusio  pulmonum.  Trauma  yang  lebih  berat menyebakan  robekan  pembuluh  darah  besar  dan  trauma  langsung  pada  jantung
Kukuh, 2002.
Akibat  kerusakan  anatomi  dinding  thoraks  dan  organ  didalamnya  dapat mengganggu  fungsi  fisiologi  dari  pernafasan  dan  sistem  kardiovaskuler.  Gangguan
sistem  pernafasan  dan  kardiovaskuler  dapat  ringan  sampai  berat  tergantung kerusakan  anatominya.  Gangguan  faal  pernafasan  dapat  berupa  gangguan  fungsi
ventilasi,  difusi  gas,  perfusi  dan  gangguan  mekanik  alat  pernafasan.  Salah  satu penyebab kematian pada trauma thoraks adalah gangguan faal jantung dan pembuluh
darah Kukuh, 2002; David, 2005. Kontusio  dan  hematoma  dinding  thoraks  adalah  trauma  thoraks  yang  paling
sering terjadi. Sebagai akibat dari trauma tumpul dinding thoraks, perdarahan massif dapat  terjadi  karena  robekan  pada  pembuluh  darah  pada  kulit,  subkutan,  otot  dan
pembuluh darah interkosta. Kebanyakan hematoma ekstrapleura tidak membutuhkan pembedahan,  karena  jumlah  darah  yang  cenderung  sedikit  Milisavljevic,  et  al.,
2012. Fraktur  kosta  terjadi  karena  adanya  gaya  tumpul  secara  langsung  maupun
tidak  langsung.  Fraktur  kosta  terjadi  sekitar  35-40  pada  trauma  thoraks. Karakteristik dari trauma kosta tergantung dari jenis benturan terhadap dinding dada.
Gejala  yang  spesifik  pada  fraktur  kosta  adalah  nyeri,  yang  meningkat  pada  saat batuk,  bernafas  dalam  atau  pada  saat  bergerak.  Pasien  akan  berusaha  mencegah
daerah  yang  terkena  untuk  bergerak  sehingga  terjadi  hipoventilasi.  Hal  ini meningkatkan risiko atelektasis dan pneumonia Milisavljevic, et al., 2012.
Flail  chest  adalah  suatu  kondisi  medis  dimana  kosta-kosta  yang  berdekatan patah baik  unilateral  maupun bilateral  dan terjadi  pada daerah kostokondral.  Angka
kejadian  dari  flail  chest  sekitar  5,  dan  kecelakaan  lalu  lintas  menjadi  penyebab
yang  paling  sering.  Diagnosis  flail  chest  didapatkan  berdasarkan  pemeriksaan  fisik, foto thoraks, dan CT scan thoraks Milisavljevic, et al., 2012.
Fraktur  sternum  terjadi  karena  trauma  tumpul  yang  sangat  berat  sering  kali disertai dengan fraktur kosta multipel. Gangguan organ mediastinum harus dicurigai
pada  pasien  fraktur  sternum,  umumnya  adalah  kontusio  miokardium  dengan  nyeri prekordium  dan  dispnea.  Diagnosis  fraktur  sternum  didapatkan  dari  pemeriksaan
fisik, adanya edema, deformitas, dan nyeri lokal Milisavljevic, et al., 2012. Kontusio  parenkim  paru  adalah  manifestasi  trauma  tumpul  thoraks  yang
paling  umum  terjadi.  Kontusio  pulmonum  paling  sering  disebabkan  trauma  tumpul pada  dinding  dada  secara  langsung  yang  dapat  menyebabkan  kerusakan  parenkim,
edema  interstitial  dan  perdarahan  yang  mengarah  ke  hipoventilasi  pada  sebagian paru. Kontusio juga dapat menyebabkan hematoma intrapulmoner apabila pembuluh
darah besar didalam paru terluka. Diagnosis didapatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik  adanya  suara  gurgling  pada  auskultasi,  foto  thoraks,  dan  CT  scan  thoraks.
Kontusio  lebih  dari  30  pada  parenkim  paru  membutuhkan  ventilasi  mekanik Milisavljevic, et al., 2012.
Pneumothoraks  adalah  adanya  udara  pada  rongga  pleura.  Pneumothoraks sangat  berkaitan  dengan  fraktur  kosta  laserasi  dari  pleura  parietalis  dan  visceralis.
Robekan  dari  pleura  visceralis  dan  parenkim  paru  dapat  menyebabkan pneumothoraks,  sedangkan  robekan  dari  pleura  parietalis  dapat  menyebabkan
terbentuknya emfisema subkutis. Pneumothoraks pada trauma tumpul thoraks terjadi karena  pada  saat  terjadinya  kompresi  dada  tiba-tiba  menyebabkan  terjadinya
peningkatan  tekanan  intraalveolar  yang  dapat  menyebabkan  ruptur  alveolus.  Udara
yang keluar ke rongga interstitial ke pleura visceralis ke mediastinum menyebabkan pneumothoraks  atau  emfisema  mediastinum.  Selain  itu  pneumothoraks  juga  dapat
terjadi  ketika  adanya  peningkatan  tekanan  tracheobronchial  tree,  dimana  pada  saat glotis  tertutup  menyebabkan  peningkatan  tekanan  terutama  pada  bivurcatio  trachea
dan  atau  bronchial  tree  tempat  dimana  bronkus  lobaris  bercabang,  sehingga  ruptur dari  trakea  atau  bronkus  dapat  terjadi.  Gejala  yang  paling  umum  pada
pneumothoraks adalah nyeri yang diikuti oleh dispneu Milisavljevic, et al., 2012. Hematothoraks adalah adanya darah pada rongga pleura. Darah dapat masuk
ke  rongga  pleura  setelah  trauma  dari  dinding  dada,  diafragma,  paru-paru,  atau mediastinum.  Insiden  dari  hematothoraks  tinggi  pada  trauma  tumpul,  37  kasus
berhubungan  dengan  pneumothoraks  hemopneumothoraks  bahkan  dapat  terjadi hingga 58 Milisavljevic, et al., 2012.
2.2 Sistem Skoring Trauma Thoraks 2.2.1