d. Perubahan Peran Informasi Akuntansi
Sebagian keputusan manajemen memerlukan informasi yang menyatukan data keuangan dan non keuangan, misalnya seorang manajer
pembelian mengevaluasi kinerja para pemasok, ingin mengetahui jumlah nilai keuangan pemesanan persediaan dari pemasok tertentu selam periode waktu
tertentu, informasi ya ng terintegrasi seperti itu, jika dapat disediakan semuanya, secara tradisional dihasilkan dari aplikasi SIA dan SIM yang berfungsi secara
independen. Aplikasi SIA akan memberikan data pembelian, sementara waktu pengiriman dan data habisnya persediaan jika ada akan datang dari aplikasi
SIM, kedua rangkaian ini kemudian akan diintegrasikan dan dilaporkan kepada manajer.
Untuk memperbaiki efisiensi operasional dan mendapatkan keuntungan kompetitif dalam pasar, banyak organisasi merekayasa teknologi informasinya
reengineered untuk memasukkan kedua sistem SIA dan SIM tersebut. Tindakan ini telah mempengaruhi peran tradisional akuntan ketika kemudian
mereka memiliki tanggung jawab baru untuk menghasilkan data non keuangan yang dapat diandalkan. Moscove dan Simkin dalam jogiyanto, 2000:49-50.
9. Sistem Informasi Akuntansi dan Sistem Akuntansi
Menurut Richard and Robert 1984 dalam Erico Afriyani,2008 sistem informasi akuntansi mempunyai pengertian sama dengan sistem akuntansi.
Perbedaan nama ini sebenarnya hanya disebabkan perkembangan ilmu akuntansi itu sendiri. Sebelumnya hasil yang paling pokok dari sistem akuntansi
adalah laporan keuangan yang bersifat umum, yang akan digunakan oleh pihak
intern maupun pihak eksternal perusahaan. Dengan berkembangnya ilmu akuntansi dan tuntutan terhadap informasi yang dihasilkan juga meningkat,
maka pihak-pihak terkait tidak lagi puas dengan laporan yang bersifat umum. Manajemen membutuhkan laporan yang lebih bermanfaat dalam pengambilan
keputusan-keputusan yang akan dibuatnya. Konsekuensinya, tugas akuntansi sebagai sistem akuntansi semakin berkembang. Laporan- laporan yang akan
digunakan manajemen untuk membuat keputusan merupakan suatu informasi, sehingga penggunaan kata sistem akuntansi dianggap tidak relevan lagi sejalan
dengan berkembangnya kebutuhan informasi. Pemberian kata informasi lebih mempertegas pengertian akuntansi sebagai sebuah sistem informasi. Dalam
hubungan akuntan dengan sistem informasi, para akuntan terutama terlibat dengan tiga 3 cara James. A. Hall 2000 dalam Erico Afriyani,2008 yaitu:
a. Akuntan Sebagai Pemakai
Dalam kebanyakan pemakai, akuntan merupakan pemakai tunggal yang paling besar dari jasa komputer. Semua sistem yang memproses transaksi
keuangan dalam berbagai cara mempengaruhi fungsi akuntansi. Sebagai pemakai akhir, para pemakai harus memberikan gambaran yang jelas tentang
kebutuhan mereka kepada para profesional yang mendesain sistem mereka. Pemakai akhir end user dibagi menjadi dua yaitu pemakai eksternal dan
internal. Pemakai internal meliputi para kreditur, para pemegang saham, para investor potensial, agen-agen pembuat peraturan, pelanggan. Para pemakai
internal adalah pihak manajemen disetiap tingkat organisasi juga personil operasi.
b. Akuntan Sebagai Desainer Sistem
Apresiasi terhadap tanggung jawab akuntan untuk suatu desain sistem memerlukan perspektif historis yang mendahului komputer sebagai alat
informasi bisnis. Pada masa sekarang kita mengetahui bahwa tanggung jawab desain sistem dibagi diantara akuntan dan profesional sebagai berikut:
1. Fungsi akuntan bertanggung jawab untuk sistem konseptual. Melibatkan kriteria-kriteria spesifik untuk mengidentifikasi pelanggan yang melanggar
dan informasi yang diperlukan. Akuntan menentukan hakekat informasi yang diperlukan, sumber-sumbernya, tujuannya, dan peraturan informasi yang
perlu diterapkan. 2. Fungsi komputer bertanggung jawab untuk sistem fisik merupakan media
dan metode untuk menangkap dan menyajikan informasi tersebut. Para profesional komputer menetukan teknologi yang paling ekonomis dan yang
paling efektif untuk menjalankan tugas tersebut.
c. Akuntan Sebagai Auditor Sistem
Auditing adalah suatu bentuk pengujian independen yang dilakukan oleh seorang ahli auditor yang menunjukkan pendapatnya tentang kejujuran sebua h
laporan keuangan. Audit dilakukan baik oleh auditor internal maupun eksternal, auditing eksternal sering disebut sebagai ”auditing independent”
karena dilakukan oleh perusahaan akuntansi publik yang bersetifikat independen dari manajemen organisasi. Auditor eksternal mewakili
kepentingan stakeholders pihak ketiga dalam organisasi, seperti pemegang saham, kreditur dan agen-agen pemerintah.
10. ` Karakteristik-karakteristik Sistem Informasi Akuntansi