dalam Restuningdiah dan Indriantoro, 2000 . Variabel ini diukur dengan instrumen dari McFarlan 1982 terdiri dari tiga 3 item dengan
menggunakan tujuh 7 skala likert. Nilai satu 1 menunjukkan spesifikasi yang sangat tidak jelas atau secara ekstrim sangat kompleks dan nilai tujuh
7 menunjukkan spesifikasi yang jelas atau secara ekstrim sangat sederhana.
4. Pengaruh pemakai , yang dimaksud pengaruh pemakai adalah peranan
anggota dalam organisasi ya ng berpengaruh terhadap keputusan yang berkaitan dengan desain akhir informasi terutama apabila dia berperan
dalam proyek pengembangan sistem informasi. Restuningdiah dan Indriantoro, 2000 . Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen
yang digunakan oleh Franz dan Robey 1986. Instrumen ini dikembangkan untuk mengukur pengaruh pemakai dalam tahap desain
enam item dan tahap implementasi enam item. Skala rendah satu 1 menunjukkan sama sekali tidak adanya pengaruh pemakai, sebaliknya
skala tinggi enam 6 menunjukkan sangat banyaknya pengaruh pemakai pada tahap desain dan implementasi dalam pengembangan sistem.
5. Kepuasan pemakai
, mengungkapkan kesesuaian mengenai harapan dengan hasil yang diperoleh selama pengembangan sistem informasi, terutama
apabila dia berperan dalam proyek pengembangan sistem informasi. Ives et al.
dalam Restuningdiah dan Indriantoro, 2000 . Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Ives et al. 1983, yang kemudian
diperbaiki oleh Barondi dan Orlikowski 1988 menjadi 13 item dengan menghilangkan beberapa item. Untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas
instrumen tersebut oleh Galleta dan Laderer 1989 diringkas menjadi empat 4 item Kettinger dan Lee, 1992. Instrumen ini telah digunakan dalam
penelitian-penelitian sebelumnya, antara lain De Lone dan McLean 1992, McKeen et al. 1994, Chandrarin dan Indriantoro 1997, setianingsih dan
Indriantoro 1998. Instrumen ini menggunakan tujuh 7 skala likert, dari sangat tidak puas 1 sampai dengan sangat puas 7.
F. Metode Analisis Data
1. Pengujian Kualitas Data a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kesahihan alat ukur yang digunakan, benar-benar dapat mengukur apa yang ingin diukur atau
tidak. Hasil dari uji validitas ini berupa suatu nilai yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur benar-benar mengukur apa yang ingin
diukur. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
konstruk yaitu dengan mengkorelasikan skor tiap-tiap item dengan skor total. Validitas konstruk digunakan dalam penelitian-penelitian sosial
disamping karena variabel yang ingin diukur dalam penelitian sudah jelas. Uji validitas ini dilakukan dengan mengkorelasikan skor yang
diperoleh pada tiap-tiap pertanyaan dengan skor totalnya. Skor totalnya merupakan penjumlahan semua skor pertanyaan. Korelasi antar skor
pertanyaan harus signifikan dengan ukuran statistik tertentu. Teknik korelasi yang digunakan adalah Pearson’s Correlation Product Moment
untuk pengujian dua sisi. Hasil korelasi tersebut bias dikatan valid jika angka korelasinya signifikan dalam level tertentu. Hal tersebut bisa
diketahui melalui tanda yang berarti angka korelasi tersebut signifikan pada level 0,05 dan tanda yang berarti angka korelasi tersebut
signifikan pada level 0,01. Bila angka korelasi tidak terdapat tanda dan , berarti angka tersebut tidak signifikan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Setelah masing- masing alat ukur dapat ditentukan validitasnya, kemudian dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Uji reliabilitas ini hanya
dapat dilakukan pada pertanyaan yang telah sahih atau valid. Uji ini untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten jika
dilakukan dua kali atau lebih pada kelompok yang sama dengan alat ukur yang sama. Hasil dari uji ini ditunjukkan oleh suatu nilai yang
menunjukkan seberapa jauh alat ukur dapat diandalkan. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan konsistensi internal.
Prosedurnya hanya satu kali pengenaan tes kepada kelompok individu sebagai subyek. Oleh karena itu, pendekatan ini mempunyai nilai praktis
dan efisiensi yang tinggi. Untuk mengukur reliabilitas konsistensi internal dapat menggunakan koefisien cronbach’s alpha. Semakin tinggi
koefisien alpha, berarti semakin baik pengukuran suara instrumen Sekaran, 2000.
1. Uji Asumsi Klasik