Universitas Sumatera Utara BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran peresepan obat berdasarkan resep yang masuk ke apotek. Konsep penelitian ini
dapat digambarkan dengan kerangka konsep penelitian di bawah ini.
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian
3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Definisi Variabel
Resep dokter adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada seorang apoteker untuk memberikan obat kepada pasien. Gambaran peresepan
obat adalah gambaran jumlah obat, jenisgolongan obat, bentuk sediaan obat, interaksi obat, dan pola penulisan resep dokter. Jumlah obat adalah banyaknya
item obat dalam resep dokter. Jenisgolongan obat adalah pembagian obat berdasarkan kelas terapinya. Bentuk sediaan obat adalah wujud obat dalam
kemasan. Interaksi obat adalah interaksi farmakokinetik atau farmakodinamik yang terjadi antara beberapa obat yang diberikan secara bersamaan. Pola
penulisan resep adalah penulisan invocatio, prescriptioordonantio, dan signatura pada resep dokter.
3.2.2. Cara Ukur Variabel
Cara pengukuran variabel gambaran peresepan obat adalah dengan cara menganalisis tiap komponen resep dokter. Jumlah item obat diukur dengan cara
menghitung banyaknya item obat dalam setiap resep dokter. Jenisgolongan dan Kumpulan Resep Dokter
Gambaran Peresepan Obat
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
bentuk sediaan obat diukur dengan cara mengidentifikasi nama dan bentuk sediaan obat dalam resep dokter. Interaksi obat diukur dengan cara menganalisis
farmakokinetik dan farmakodinamik obat dalam resep dokter. Pola penulisan diukur dengan cara menganalisis kelengkapan bagian invocatio,
prescriptioordonantio, dan signatura pada resep dokter.
3.2.3. Alat Ukur Variabel
Alat ukur untuk variabel jenisgolongan obat adalah tabel klasifikasi obat yang dibuat berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 2500MENKESSKXII2011
tentang Daftar Obat Esensial Nasional DOEN 2011 dan Kepmenkes RI Nomor 328MENKESSKIX2013 tentang Formularium Nasional FORNAS 2013. Di
dalam tabel tersebut, setiap jenisgolongan obat diberi nomor kode tertentu. Alat ukur untuk variabel bentuk sediaan obat adalah tabel pembagian bentuk sediaan
obat yang dibuat berdasarkan Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional Depkes RI tahun 2008 tentang Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan dan
Keterampilan Memilih Obat bagi Tenaga Kesehatan. Di dalam tabel tersebut, setiap bentuk sediaan obat diberi nomor kode tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1. Alat Ukur Variabel JenisGolongan Obat
Kode Kelas Obat
1 Analgesik, Antipiretik, Antiinflamasi Nonsteroid, Antipirai
2
Anestetik
3 Antialergi dan Obat untuk Anafilaksis
4 Antidot dan Obat lain untuk Keracunan
5 Antiepilepsi-Antikonvulsi
6 Antiinfeksi
7
Antimigren
8 Antineoplastik, Imunosupresan dan Obat untuk Terapi Paliatif
9 Antiparkinson
10 Obat yang mempengaruhi Darah
11 Pengganti Plasma dan Plasma Ekspander
12
Obat untuk Diagnostik
13 Antiseptik dan Disinfektan
14 Obat dan Bahan untuk Gigi dan Mulut
15 Diuretik
16 Hormon, Obat Endokrin lain dan Kontraseptik
17
Obat Kardiovaskuler
18 Obat Topikal untuk Kulit
19 Larutan Dialysis Peritoneal
20 Larutan Elektrolit, Nutrisi dan lain-lain
21 Obat untuk Mata
22
Oksitosik
23 Psikofarmaka
24 Relaksan Otot Perifer dan Penghambat Kolinesterase
25 Obat untuk Saluran Cerna
26 Obat untuk Saluran Napas
27
Obat yang mempengaruhi Sistem Imun
28 Obat untuk Telinga, Hidung dan Tenggorokan
29 Vitamin dan Mineral
Tabel 3.2. Alat Ukur Variabel Bentuk Sediaan Obat Kode
Bentuk Sediaan Obat 1
Sediaan Padat
2 Sediaan Cair
3
Sediaan Inhalasi
4 Sediaan Setengah Padat
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 3.2.4. Hasil Ukur Variabel
Hasil ukur untuk variabel jenisgolongan obat adalah: 1. Analgesik, Antipiretik, Antiinflamasi Nonsteroid, Antipirai.
2. Anestetik. 3. Antialergi dan Obat untuk Anafilaksis.
4. Antidot dan Obat lain untuk Keracunan. 5. Antiepilepsi-Antikonvulsi.
6. Antiinfeksi. 7. Antimigren.
8. Antineoplastik, Imunosupresan dan Obat untuk Terapi Paliatif. 9. Antiparkinson.
10. Obat yang mempengaruhi Darah. 11. Pengganti Plasma dan Plasma Ekspander.
12. Obat untuk Diagnostik. 13. Antiseptik dan Disinfektan.
14. Obat dan Bahan untuk Gigi dan Mulut. 15. Diuretik.
16. Hormon, Obat Endokrin lain dan Kontraseptik. 17. Obat Kardiovaskuler.
18. Obat Topikal untuk Kulit. 19. Larutan Dialysis Peritoneal.
20. Larutan Elektrolit, Nutrisi dan lain-lain. 21. Obat untuk Mata.
22. Oksitosik. 23. Psikofarmaka.
24. Relaksan Otot Perifer dan Penghambat Kolinesterase. 25. Obat untuk Saluran Cerna.
26. Obat untuk Saluran Napas. 27. Obat yang mempengaruhi Sistem Imun.
28. Obat untuk Telinga, Hidung dan Tenggorokan. 29. Vitamin dan Mineral.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Hasil ukur untuk variabel bentuk sediaan obat adalah: 5. Sediaan Padat.
6. Sediaan Cair. 7. Sediaan Inhalasi.
8. Sediaan Setengah Padat. Hasil ukur untuk variabel interaksi obat adalah:
1. Ada Interaksi. 2. Tidak Ada Interaksi.
Hasil ukur untuk variabel pola penulisan resep adalah: 1. Resep Lengkap.
2. Resep Tidak Lengkap.
3.2.5. Skala Ukur Variabel
Skala ukur variabel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan skala numerik dan skala kategori. Skala numerik yang digunakan berupa skala rasio
yaitu pada jumlah obat dalam resep dokter. Skala kategori yang digunakan berupa skala nominal yaitu pada jenisgolongan obat, bentuk sediaan obat,
interaksi obat, dan pola penulisan resep dokter.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat deskriptif. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan pada variabel tanpa adanya
intervensi. Penelitian ini memberikan suatu gambaran dan bukan suatu hubungan sebab akibat. Desain penelitian merupakan cross-sectional yang
berarti pengukuran variabel dilakukan hanya sekali dan dinilai secara simultan pada suatu saat Sastroasmoro, 2011.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama dua bulan mulai dari bulan Agustus sampai bulan September 2014. Pengambilan data dilakukan pada saat jam
istirahat atau saat tidak ada pengunjung yang datang ke apotek.
4.2.2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di beberapa apotek di Kotamadya Medan. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa apotek
melayani resep dokter dan dari sana peneliti dapat memperoleh sampel resep dokter.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian
Menurut Sastroasmoro 2011, populasi penelitian merupakan sejumlah besar subjek yang memiliki karakteristik tertentu. Populasi penelitian dapat
dibagi menjadi dua, yaitu populasi target target population dan populasi terjangkau accessible population. Populasi target dari penelitian ini adalah
seluruh resep dokter yang masuk ke apotek. Populasi terjangkau dari penelitian
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ini adalah resep dokter yang masuk ke apotek di Kotamadya Medan pada tahun 2013.
4.3.2. Sampel Penelitian
Menurut Sastroasmoro 2011, sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang dapat mewakili populasinya tersebut yang dipilih dengan suatu
cara tertentu. Sampel dari penelitian ini adalah resep dokter yang memenuhi kriteria tertentu. Kriteria tersebut antara lain:
1. Kriteria Inklusi a. Resep berasal dari apotek di Kotamadya Medan.
b. Resep ditulis oleh dokter. c. Tanggal resep dokter adalah antara 1 Januari sampai dengan 31
Desember 2013. 2. Kriteria Eksklusi
a. Apotek yang bersangkutan tidak bersedia ikut dalam penelitian. b. Resep ditulis oleh dokter gigi atau dokter hewan.
c. Tidak tercantum tanggal pada resep dokter.
Untuk menghitung perkiraan besar sampel minimum yang diperlukan dalam penelitian ini sehingga dapat mewakili populasi, maka digunakan rumus
perhitungan besar sampel untuk populasi infinit tidak terbatas. Menurut Wahyuni 2007, besar sampel dapat dihitung berdasarkan rumus dibawah ini:
2 2
2 1
1 d
p p
z n
− ×
× =
−
α
Keterangan n
: besar sampel minimum
2 1
α −
z : nilai distribusi normal baku pada α tertentu
p : besar proporsi di populasi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
d : kesalahan absolut yang dapat ditolerir
Dalam penelitian ini, tingkat kepercayaan ditetapkan sebesar 99 sehingga nilai
2 1
α −
z adalah sebesar 2,581. Kesalahan absolut yang dapat ditolerir
ditetapkan sebesar 5 sehingga nilai d adalah sebesar 0,05. Besar proporsi di populasi diambil dari penelitian sebelumnya yaitu sebesar 7 sehingga nilai p
adalah 0,07 Lewis et al., 2009. Berdasarkan keterangan dan rumus diatas, maka besar sampel minimum
penelitian ini adalah:
2 2
2 1
1 d
p p
z n
− ×
× =
−
α
2 2
05 ,
07 ,
1 07
, 581
, 2
− ×
× =
n 46
, 173
= n
Dari hasil perhitungan diatas, maka besar sampel minimum yang diperlukan adalah 173,46 lembar resep dokter. Besar sampel tersebut kemudian
dibulatkan menjadi 174 lembar resep dokter. Namun, pada penelitian ini besar sampel yang digunakan adalah sebanyak 180 lembar resep dokter untuk
mempermudah metode pemilihan sampel. Sampel penelitian ini dipilih dengan metode pemilihan sampel
berdasarkan peluang probability sampling yaitu dengan cara acak klaster bertingkatbertahap atau multistage cluster random sampling.
Metode multistage cluster random sampling adalah suatu teknik penarikan sampel berdasarkan klaster guguskelas yang dipilih secara
bertingkatbertahap. Di dalam setiap klaster terdapat semua sifatvariasi yang akan diteliti dan unit sampel akan diambil dari klaster yang telah dipilih secara
acak Wahyuni, 2007. Metode ini sangat efisien untuk populasi yang tersebar
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
luas sehingga tidak memungkinkan untuk membuat daftar seluruh populasi tersebut Sastroasmoro, 2011.
Dalam penelitian ini, sampling yang dilakukan dibagi menjadi beberapa tingkattahap multistage. Pemilihan sampel dilakukan secara acak sederhana
simple random sampling dan acak sistematis systematic random sampling. Pada tahap pertama, sampling dilakukan pada populasi kecamatan di
Kotamadya Medan. Dari total 21 kecamatan di Kotamadya Medan Pemerintah Kota Medan, 2013 dipilih secara acak sederhana simple random sampling
sebanyak 3 kecamatan sehingga diperoleh sebanyak 3 klaster kecamatan. Dengan kata lain, setiap kecamatan tersebut memiliki kesempatan yang sama
untuk terpilih menjadi klaster. Pengambilan sampel pada tahap pertama ini dapat digambarkan dengan kerangka di bawah ini.
Simple random sampling
Gambar 4.1. Kerangka Pengambilan Sampel Tahap Pertama
Pada tahap kedua, sampling dilakukan pada ketiga klaster kecamatan yang terpilih tersebut. Dari setiap klaster kecamatan tersebut dipilih secara acak
simple random sampling sebanyak 1 apotek sehingga diperoleh 3 klaster apotek yang berasal dari 3 klaster kecamatan yang berbeda. Populasi apotek
bersifat homogen sehingga apotek yang terpilih tersebut dapat mewakili populasi apotek di dalam setiap klaster kecamatan tersebut. Dengan kata lain,
setiap apotek tersebut memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi klaster. Pengambilan sampel pada tahap kedua ini dapat digambarkan dengan
kerangka di bawah ini. Kumpulan Kecamatan
di Kotamadya Medan
Kecamatan A Kecamatan B
Kecamatan C
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Simple random sampling
Gambar 4.2. Kerangka Pengambilan Sampel Tahap Kedua
Pada tahap ketiga, sampling dilakukan pada ketiga apotek yang terpilih tersebut. Dari setiap klaster apotek tersebut dipilih secara acak sistematis
systematic random sampling sebanyak 60 lembar resep dokter dari seluruh resep dokter yang masuk ke apotek pada tahun 2013 sehingga diperoleh total
sampel sebanyak 180 lembar resep dokter yang berasal dari 3 apotek yang berbeda. Karena dalam setahun terdapat 12 bulan maka untuk setiap bulannya
dipilih secara acak sistematis sebanyak 5 lembar resep dokter. Resep dokter yang dipilih adalah resep yang memiliki tanggal 3, 9, 15, 21, dan 27. Angka
awal 3 ini dipilih secara acak dan kemudian dilanjutkan dengan angka berikutnya dengan kelipatan enam. Sistem ini dapat dilakukan karena dalam
satu bulan terdapat rata-rata 30 hari sehingga tanggal yang dipilih tersebut tersedia pada setiap bulannya walaupun bulan Februari 2013 hanya memiliki 28
hari. Pengambilan sampel pada tahap ketiga ini dapat digambarkan dengan kerangka di bawah ini.
Sistematic random sampling
Gambar 4.3. Kerangka Pengambilan Sampel Tahap Ketiga
Kecamatan A Kecamatan B
Kecamatan C Apotek A
Apotek B Apotek C
Apotek A Apotek B
Apotek C 60 lembar reseptahun
60 lembar reseptahun 60 lembar reseptahun
5 lembar resepbulan 5 lembar resepbulan
5 lembar resepbulan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 4.4. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari resep dokter yang masuk ke apotek di Kotamadya Medan tahun 2013. Data dikumpulkan dengan teknik
observasi, yaitu mengumpulkan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung Wahyuni, 2007.
Data yang dikumpulkan berupa jumlah obat, jenisgolongan obat, bentuk sediaan obat, kemungkinan interaksi obat, dan kemungkinan kesalahan
penulisan pada resep dokter.
4.5. Pengolahan dan Analisis Data
Menurut Wahyuni 2007, pengolahan data adalah suatu proses memperoleh dataangka ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu yaitu
editing, coding, entri, cleaning, dan saving. Dalam penelitian ini, data resep dokter yang telah dikumpulkan diolah
dengan cara-cara seperti diatas. Awalnya, peneliti memeriksa ketepatan dan kelengkapan data resep dokter dan apabila ditemukan kesalahan atau
ketidaklengkapan data, maka akan dilakukan pengambilan ulang data resep dokter ke apotek yang bersangkutan. Kemudian, data resep dokter tersebut
diberi kode tertentu secara manual oleh peneliti dan dimasukkan ke dalam program komputer Microsoft Excel dan SPSS Statistical Product and Service
Solution. Untuk menghindari kesalahan dalam proses pemasukkan data, pemeriksaan ulang dilakukan pada setiap data resep dokter yang telah
dimasukkan ke dalam program komputer. Setelah itu, data tersebut disimpan dan dianalisis dengan metode statistik deskriptif. Penyajian data dilakukan
dalam bentuk tabel distribusi dan gambar grafik atau diagram.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian