Definisi Apoteker Pelayanan Apotek

Universitas Sumatera Utara pasien. Tipe kesalahan ini dapat berupa peresepan irasional, peresepan berlebih atau peresepan kurang. Kedua, kesalahan dalam proses menulis resep. Tipe kesalahan yang terjadi berupa salah menulis nama obat, dosis, rute, interval pemberian, dan nama pasien Aronson, 2009. Menurut Tully et al. 2009, kesalahan dalam peresepan obat paling sering terjadi karena kurangnya pengetahuan dokter tentang obat yang diresepkan atau pasien yang akan menerima resep obat. Selain itu, kesalahan juga dapat terjadi akibat kurangnya pengalaman, kelelahan, stress, tingginya beban kerja dokter yang meresepkan obat dan kurangnya komunikasi antara profesional kesehatan. 2.2. Apotek dan Apoteker 2.2.1. Definisi Apotek Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, apotek adalah toko tempat meramu dan menjual obat berdasarkan resep dokter. Menurut Kepmenkes RI Nomor 1027MENKESSKIX2004, apotek merupakan suatu tempat tertentu dimana dilakukan pekerjaan kefarmasian, penyaluran sediaan farmasi, dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.

2.2.2. Definisi Apoteker

Apotek dikelola oleh seorang apoteker, yaitu sarjana yang sudah lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku Kepmenkes RI, 2004. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, apoteker adalah seorang ahli dalam ilmu obat-obatan yang memiliki wewenang untuk meracik dan menjual obat.

2.2.3. Pelayanan Apotek

Seorang apoteker harus melakukan beberapa pelayanan seperti yang telah ditetapkan di dalam Kepmenkes RI Nomor 1027MENKESSKIX2004 tentang standar pelayanan kefarmasian di apotek yaitu melakukan pelayanan resep, promosi dan edukasi, serta pelayanan residensial. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pelayanan resep yang dilakukan berupa skrining resep dan penyiapan obat. Skrining tersebut meliputi tiga hal yaitu persyaratan administratif, kesesuaian farmasetik, dan pertimbangan klinis. Pertama, persyaratan administratif yaitu: 1. Nama, Surat Izin Praktek SIP, dan alamat dokter. 2. Tanggal penulisan resep. 3. Tanda tanganparaf dokter penulis resep. 4. Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien. 5. Nama obat , potensi, dosis, jumlah yang diminta. 6. Cara pemakaian yang jelas. 7. Informasi lainnya. Kedua, aspek kesesuaian farmasetik yaitu berupa bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian. Dan yang terakhir adalah pertimbangan klinis yaitu ada tidaknya alergi, efek samping, interaksi, serta kesesuaian dalam dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain. Dalam promosi dan edukasi, apoteker ikut membantu menyebarkan informasi berupa brosurleaflet, poster, penyuluhan dan lain-lain kepada masyarakat. Pelayanan residensial juga dilakukan oleh apoteker dengan melakukan kunjungan ke rumah khususnya untuk kelompok pasien lansia atau pasien dengan penyakit kronis Kepmenkes RI, 2004. 2.3. Obat 2.3.1. Definisi Obat