Jaja, 2013
Model Kegiatan Penyusunan Silabus Berbasis Kolaborasi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kompetensi secara lengkap. Beberapa KD menyajikan contoh produk konten atau materi kompetensi. Frasa nomina digunakan untuk merumuskan materi indikator
perilaku psikomotorik. Materi dirumuskan dalam bentuk butir-butir materi dengan menggunakan pendekatan hierarkis dan induktif. Sementara itu, materi
kebahasaan dirumuskan pada hampir setiap KD dan semua level kelas. Struktur kalimat, diksi dan gaya bahasa, dan ejaan adalah materi kebahasaan yang banyak
dirumuskan. Perumusan materi kebahasaan pada silabus yang digunakan selama ini
hampir tidak didapati pada setiap KD. Kalaupun ada perumusan pada KD tertentu, materi kebahasaan hanya mencakupi materi kata ulang, frasa adjektif, kata
penghubung, bahasa dalam surat, dan ejaan. Dalam produk silabus hasil pengembangan model ini, materi kebahasaan dirumuskan pada hampir setiap KD
pada semua level kelas sesuai dengan konten kompetensi dan konteks pemakaiannya. Tampaknya subjek penelitian memanfaatkan hasil angket analisis
kebutuhan analisis isi dan kebahasaan. Sementara itu, materi pembelajaran ranah psikomotorik dirumuskan dalam bentuk frasa nomina. Hal ini tidak didapati
dalam silabus pembelajaran yang digunakan selama ini.
c. Pengalaman Belajar
Walaupun tidak semuanya, pengalaman belajar dirancang untuk hampir semua indikator pembelajaran. Rumusan indikator umumnya dijadikan rumusan
pengalaman belajar. Rumusan pengalaman belajar sering menggabungkan indikator kebahasaan dengan indikator perilaku kompetensi sehingga indikator
Jaja, 2013
Model Kegiatan Penyusunan Silabus Berbasis Kolaborasi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kebahasaan berubah menjadi perilaku kualitas kompetensi, bukan tingkatan kompetensi.
Tahapan kegiatan pengalaman belajar umumnya diawali dengan kegiatan tanya jawab, analisis, identifikasi, inventarisasi, mendengarkan, membaca, atau
menyimak. Pengalaman belajar menekankan kecakapan sosial social skill seperti bertanya jawab, bertukar pikiran, menggali informasi, bekerja sama, atau
mengungkapkan gagasan secara tertulis menulis. Secara umum, kegiatan pengalaman belajar yang dirancang berorientasi pada siswa student oriented.
Hal ini tidak jauh berbeda dengan perumusan pengalaman belajar pada silabus pembelajaran yang digunakan selama ini.
d. Alokasi Waktu
Kebijakan pemerintah melalaui Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah membatasi
ruang gerak subjek penelitian untuk menentukan alokasi waktu yang diperlukan dalam pencapaian kompetensi. Mungkin saja, alokasi waktu yang tersedia
sebenarnya tidak proporsional, baik dari sisi cakupan maupun tingkatan kompetensi, pengalaman belajar, maupun karakteristik jenis dan sumber belajar.
e. SumberMedia Pembelajaran
Dalam konteks ini, sumber belajar mengacu pada jenis sumber menurut wujudnya, yakni buku. Dari kuantitasnya, setiap KSSP umumnya hanya
menggunakan 2-4 buku sumber rujukan per KD bahkan ada pula yang hanya menggunakan satu buku sumber rujukan. Sumber bahan belajar sebagian besar
adalah buku teks pengetahuan umum. Hanya satu KSSP yang menggunakan
Jaja, 2013
Model Kegiatan Penyusunan Silabus Berbasis Kolaborasi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sumber belajar buku teks pelajaran, salah satunya buku BSE. Secara kualitas, sebagian besar buku sumber belajar diterbitkan sebelum tahun 2000. Ketiadaan
sumber bahan belajar yang berupa tempat atau lingkungan alam sekitar siswa menjadikan aspek budaya masyarakat belum terakomodasi. Sementara itu, media
pembelajaran masih belum terencanakan oleh semua KSSP. Satu-satunya media pembelajaran yang digunakan adalah tayangan power point LCD.
Dari sisi kualitas maupun kuantitas, penentuan dan pemilihan sumber belajar dalam silabus hasil pengembangan model ini beragam. Meskipun tidak
variatif, beberapa subjek penelitian tampak menggunakan media pembelajaran.
f. Alat Evaluasi