Evaluasi Pembelajaran
88
Dari jawaban diatas dapat ditafsirkan bahwa hubungan guru siswa dalam kelas harus mencerminkan hubungan orang tua dengan
anaknya, dan untuk itu guru dituntut bergaul dengan para siswa dalam berbagai kesempatan. Dari contoh diatas, data diolah dengan cara
mencari persentase jawaban yang paling banyak atau modus jawaban siswa. Persentase dihitung dengan rumus fN x 100. N adalah
banyaknya siswa yang menjawab pertanyaan, dalam hal ini 40.
2. Pengolahan data hasil observasi
Pengolahan data hasil observasi sangat bergantung pada pedoman observasinya, terutama dalam mencatat hasil observasi.
Hasil observasi yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan-pernyataan sebagaimana adanya yang tampak dari perilaku yang diobservasi,
diolah dengan melakukan analisis dan interpretasi seluruh hasil amatan tersebut. Dengan kata lain, dengan meng-unakan analisis kualitatif.
Sudah barang tentu sifatnya subjektif, yakni dipengaruhi oleh pengamatannya.
Namun, ada pula observasi yang hasil pengamatannya diberi nilai atau disediakan skala nilai, misalnya dengan huruf A, B, C, dan D
atau dengan angka 4, 3, 2, dan 1 yang tersebut bermakna sebagai skala nilai.
Contoh :
Observasi Kemampuan Guru dalam Mengajar
Nama Guru: ......................................... Pendidikan: .....................
Aspek yang diamati Nilai Pengamatan
4 3
2 1
1. Penguasaan bahan v
2. Kemampuan menjelaskan bahan
v 3. Hubungan dengan siswa
v 4. Penguasaan kelas
v 5. Keaktifan belajar siswa
v Pengamat
Evaluasi Pembelajaran
89
Dari contoh di atas, skor hasil observasi adalah: 3 + 4 + 3 + 4 + 3 = 17.
Nilai rata-rata untuk kelima aspek tsb adalah 175 =3,4. skor ini cukup tinggi sebab maksimum rata-rata atau skor maksimum untuk setiap
aspek adalah 4 atau 20 untuk semua aspek 5 x 4. Skor ini bisa juga dikonversikan ke dalam bentuk standar 100 atau
standar 10.
- Konversi ke dalam standar 100 adalah
85 100
20 17
x
- Konversi ke dalam standar 10 adalah
5 ,
8 10
20 17
x
Jika dibuat interpretasi untuk setiap aspek, maka dapat disimpulkan bahwa guru tersebut sangat istimewa dalam hal kemampuan
menjelaskan dan penguasaan kelas, sedangkan dalam penguasaan bahan, komunikasi dengan siswa dan dalam mengaktifkan siswa
termasuk memuaskan.
3. Pengolahan data skala penilaian atau skala sikap
Data hasil skala, baik skala penilaian maupun skala sikap yang berbentuk skor atau data interval, pengolahannya hampir sema dengan
pengolahan data hasil observasi yang menggunakan skor atau nilai dalam pengamatannya. Dengan demikian, untuk setiap siswa yang
diukur melalui skala penilaian atau skala sikap bisa ditentukan:
a. perolehan skor dari seluruh butir ditentukan; b. skor rata-rata dari setiap pertanyaan dengan membagi jumlah
skor oleh banyaknya pertanyaan, c. interpretasi terhadap pertanyaan mana yang positif atau baik
dan pertanyaan atau aspek mana yang negatif atau kurang baik. Lebih jauh lagi data hasil skala penilaian dan skala sikap sebenarnya
menyerupai data hasil tes, yakni diperolehnya data inerval dalam
Evaluasi Pembelajaran
90
bentuk skor total untuk setiap siswa. Dengan demikian, dapat diolah seperti mengolah data hasil tes. Misalnya dicari nilai rata-rata atau
simpangan baku, bergantung pada tujuan pengolahan data tersebut.
Uraian pengolahan data di atas terbatas pada hal-hal yang sederhana dengan maksud dapat dipraktekkan dalam tugas sehari-
hari. Sudah tentu dalam pelaksanaannya diperhatikan ketentuan- ketentuan yang berlaku di sekolah, khususnya dalam sistem penilaian,
baik dalam hal sistem pemberian angka maupun dalam menentukan batas kelulusannya. Hal ini perlu diingatkan karena dalam praktek di
sekolah belum ada keseragaman.
BAB 10
Pengolahan Data Hasil Tes
A. Teknik Pemberian Skor Hasil Belajar