Pengolahan Data Proses Pengolahan data tes hasil belajar

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dimulai pada saat peneliti dan observer melakukan refleksi dari setiap tindakan pada setiap siklusnya. Proses ini merupakan penentu baik atau tidaknya proses PTK. Data yang akan dikumpulkan dari tindakan berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data yang bersifat kuantitatif diperoleh dari hasil evaluasi setelah selesai pembelajaran, dan dari hasil kerja kelompok selama proses pembelajaran, sedangkan data yang bersifat kualitatif, diperoleh dari hasil respon anak didik berupa wawancara dan catatan lapangan. Sebelum data dianalisis, peneliti mengelompokkan siswa berdasarkan tiga kategori, yaitu: siswa berkemampuan tinggi, siswa berkemampuan sedang dan siswa berkemampuan rendah. Pengelompokkan ini didasarkan pada ketentuan KKM dan pertimbangan hasil raport siswa. Setelah dianalisis, hasil pengolahan data dapat digunakan untuk menggambarkan perubahan yang terjadi, misalnya perubahan kinerja guru, aktivitas siswa atau perubahan kelas. Berikut penjelasan mengenai observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa serta tes hasil belajar.

a. Pengolahan Data Proses

1 Observasi Kinerja Guru Pada tahap ini peneliti mengobservasi kinerja guru mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi pembelajaran. Target yang ingin dicapai pada proses kinerja guru ini adalah 97. Aspek yang diamati pada proses kinerja guru ini sebanyak 15 aspek. Skor yang diberi dari setiap aspek yang tampak adalah antara 0-3. Skor 3 apabila tiga indikator dilaksanakan, skor 2 hanya dua indikator yang dilaksanakan dan skor 1 jika ada satu indikator yang dilaksanakan. Dan skor 0 jika tidak ada satupun indikator yang dilaksanakan. Jumah skor ideal adalah 45. Adapun untuk menghitung persentase ketercapaian target proses kinerja guru digunakan rumus: Skor yang diperoleh Persentase = X 100 Skor Total 2 Observasi aktivitas siswa Pada tahap ini yang di observasi adalah mengklasifikasikan, membandingkan, menarik kesimpulan. Target yang ingin dicapai pada aktivitas siswa adalah 80. Aspek yang diamati sebanyak 3 aspek . Skor yang diberi dari setiap aspek yang tampak adalah antara 0-3 Skor 3 hanya tiga indikator yang dilaksanakan, skor 2 hanya dua indikator yang dilaksanakan, skor 1 hanya satu indikator yang dilaksanakan dan skor 0 jika tidak ada satupun indikator yang dilaksanakan. Jumlah skor ideal adalah 9. Adapun untuk menghitung persentase ketercapaian target proses aktivitas siswa digunakan rumus: Skor yang diperoleh Persentase = X 100 Skor Total

b. Pengolahan data tes hasil belajar

Sedangkan pengolahan data hasil dilakukan melalui hasil tes tentang konsep sifat-sifat benda cair dengan menerapkan model konstruktivisme secara individu. Pengolahannya adalah tiap nomor penilaian tersebut diberi skor yang berbeda sesuai dengan kedalaman soal. Selanjutnya untuk mendapat nilai, tiap skor masing- masing dijumlahkan, dikali 100 dan dibagi skor ideal. 1 Pengolahan data tes hasil belajar Hasil tes dianalisis berdasarkan jawaban kelompok atas siswa pintar kelompok menengah siswa sedang, dan kelompok bawah siswa kurang. Untuk membedakan tingkat penguasaan materi di tiap siswa, maka dilakukan pengelompokan dengan ketentuan sebagai berikut: Nilai 80- 100 = kelompok atas Nilai 60 – 70 = kelompok sedang Nilai 0- 50 = kelompok bawah. 2 Pengolahan data hasil berdasarkan KKM Kriteria Penilaian : 1 Soal terdiri dari 5 nomor 2 Tiap nomor memiliki skor yang berbeda 3 Jadi skor ideal adalah 14 4 Nilai akhir adalah Skor yang diperoleh x100 Skor ideal Contoh : Skor yang diperoleh Aji = 7 Skor idealnya adalah 16 Jadi nilainya= 12 x 100 = 1200 = 75 16 16 5 Batas ketuntasan berdasarkan pada KKM Kriteria Ketuntasan Minimal KKM Mata Pelajaran IPA: 70 6 Target keberhasilan siswa adalah 86 atau 13 orang siswa yang tuntas atau nilainya sama dengan atau lebih dari KKM yang telah ditetapkan. Itu dapat diartikan jika nilai siswa berada di atas KKM maka siswa tersebut dapat dikatakan tuntas dan jika nilai siswa berada di sama dengan atau diatas KKM. Pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila siswa yang lulus sudah mencapai 86 Mastery Learning dari jumlah siswa keseluruhan.

2. Analisis Data

Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT BENDA CAIR DI KELAS IV SDN I ASTANA KECAMATAN GUNUNG JATI KABUPATEN CIREBON.

0 1 43

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA DI KELAS IV SDN SABAGI KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 35

PENERAPAN MODEL SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA DI KELAS III SDN BABAKAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 44

PENERAPAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STRUKTUR BATANG TUMBUHAN DAN FUNGSINYA DI KELAS IV SDN SABAGI KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 40

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V TENTANG SIFAT- SIFAT CAHAYA.

0 0 40

PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA DI KELAS V SDN BINABUDI CIPANAS.

0 0 29

PENERAPAN MODEL MENULIS BERSAMA MELALUI MEDIA GAMBAR TUNGGAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS III SDN CADASPANGERAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 2 51

PENGARUH MODEL LEARNING CYCLE TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS IV PADA MATERI SIFAT-SIFAT BUNYI (Penelitian Eksperimen Di Kelas IV SDN Gudang Kopi dan SDN Darangdan Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang).

0 0 39

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA PADAT, CAIR DAN GAS.

0 0 29

PENERAPAN MODEL KONSTRUKTIVISME UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH PIDATO PADA SISWA KELAS VI SDN BANTARJAMBE KECAMATAN CISITU KABUPATEN SUMEDANG.

1 2 72