Ides Sundari, 2013 Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten
Bandung Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
ln Y = ln a + ln b
1
ln X
1
+ ln b
2
ln X
2
+ ln b
3
ln X
3
+ ln b
4
ln X
4
+ ln b
5
ln X
5
+ ln b
6
ln X
6
+ ln b
7
ln X
7
Dengan memisalkan Y = ln Y; A = ln a; bk = Bk; ln Xi, maka model estimasi regresi sebagai berikut :
Y = A + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ b
5
X
5
+ b
6
X
6
+ b
7
X
7
Dimana: a
= konstanta yang pada X
1,
X
2,
X
3,
X
4,
X
5,
X
6,
X
7
sama dengan nol bi
= elastisitas produksi masing-masing faktor X
1
= modal X
2
= tenaga kerja X
3
= kain jeans X
4
= pewarna jeans X
5
= benang X
6
= kancing X
7
= resleting Rumus untuk membuat persamaan regresi berganda :
n.bo + b
1
Σ X
1
+ b
2
Σ X
2
= Σ Y bo Σ X
1
+ b
1
Σ X
1 2
+ b2 Σ X
1.
X
2
= Σ X
1
Y bo Σ X
2
+ b
1
Σ X
2.
X
1
+ b
2
Σ X
2 2
= Σ X
2
Y Rohmana, Yana. 2010:62
Rumus untuk memperoleh nilai koefisien regresi : a =
Ῡ - bẌ b =
n Σ X
i
Y
i
– Σ X
i
Σ Y
i
atau, n Σ X
i 2
– Σ X
i 2
b = n x
i
y
i
Σ x
i 2
Dimana:
Ides Sundari, 2013 Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten
Bandung Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
x
i
= X
i
- Ẍ
y
i
= Y
i
- Ῡ
Persamaan diatas dapat dengan mudah diselesaikan dengan cara regresi berganda pada persamaan tersebut terlihat bahwa nilai b
1
, b
2
, b
3,
b
4,
b
5,
b
6
dan b
7
adalah tetap walaupun variabel yang terlihat telah dilogaritmakan. Hal ini dapat dimengerti karena b
1
, b
2
,b
3,
b
4,
b
5,
b
6
dan b
7
pada fungsi Cobb-Douglass adalah sekaligus menunjukan elastisitas X terhadap Y, sehingga ada tiga kemungkinan fase
yang akan terjadi: Σbi 1 decreasing returns to scale
Σbi 1 increasing returns to scale Σbi =1 constant returns to scale
Soekartawi, 1994 : 40
3.7.2 Menghitung Efisiensi Produksi
Efisiensi adalah salah satu cara untuk menilai efisiensi. Dalam pengertian yang umum, suatu perusahaan yang efisien adalah suatu perusahaan yang dalam
produksinya menghasilkan barang atau jasa dengan cepat, lancar dan dengan pemborosan yang minimum. Dalam hubungannya dengan organisasi industri,
istilah efisiensi berhubungan dengan cara yang paling produktif untuk memanfaatkan sumber-sumber daya yang langka. Dalam hal ini, secara umum
dikenal tiga jenis efisiensi, yaitu efisiensi teknik efisiensi harga dan efisiensi
ekonomi. 3.7.2.1 Efisiensi Teknik
Efisiensi teknik menyangkut jumlah maksimum output yang dapat dihasikan dengan penggunaan input tertentu, dan dengan teknologi tertentu. Suatu
perusahaan mungkin secara teknologi lebih efisien dari yang lain kalau perusahaan tersebut memproduksi tingkat output yang sama dengan satu atau lebih sedikit input
fisik. Karena proses produksi yang berbeda tidak semua perusahaan efisien secara
teknologi.
Ides Sundari, 2013 Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten
Bandung Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Secara matematis, efisiensi teknik dapat diketahui melalui elastisitas produksinya Ep :
atau
Soekartawi, 1994 : 40 Karena ΔYΔX adalah Marginal Psysical Product MPP dan YX adalah
Average Psysical ProductI APP. Efisiensi teknis akan tercapai pada Ep = 1, yaitu :
atau MPP=APP
Soekartawi, 1994 : 40 Efisiensi teknis selain dapat diketahui dari tingkat elastisitas produksi juga
merupakan koefisien regresi dari fungsi Cobb-Douglas. Efisiensi teknis tercapai pada saat koefisien regresi = 1 atau pada saat produksi rata-rata
tertinggi Ep Σ bi = 1 . Untuk mengetahui efisiensi teknis faktor produksi dapat dilihat melalui
tingkat elastisitas Σ bi, yaitu jika :
a Σ bi=1, berarti keadaan usaha pada kondisi ”Constant Returns to Scale”. Dalam
keadaan demikian penambahan faktor produksi akan proporsional dengan penambahan produksi yang diperoleh.
b Σ bi1, berarti keadaan usaha pada kondisi ”Decreasing Returns to Scale”.
Dalam keadaan demikian, dapat diartikan bahwa proporsi penambahan faktor produksi melebihi proporsi penambahan produksi.
c Σ bi1, berarti keadaan usaha pada kondisi ”Increasing Returns to Scale”. Ini
artinya bahwa proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan produksi yang proporsinya lebih besar.
Efisiensi secara teknis terjadi apabila Ep = b = 1. Soekartawi, 1994 : 40
Ides Sundari, 2013 Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada Industri Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten
Bandung Survey pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
3.7.2.2 Efisiensi Harga
Efisiensi harga mencerminkan kemampuan untuk menggunakan input dengan proporsi yang optimal pada masing-masing tingkat harga input dan
teknologi yang dimiliki sehingga produksi dan pendapatan yang diperoleh maksimal, pada dasarnya tujuan pengusaha dalam mengelola perusahaannya adalah
untuk meningkatkan produksi dan pendapatan. Tingkat produksi dan pendapatan usaha jeans sangat ditentukan oleh efisiensi pengusaha dalam mengalokasikan
sumberdaya yang dimilikinya ke dalam berbagai alternatif aktivitas produksi. Untuk menghitung efisiensi harga, dapat dianalisis dengan memenuhi syarat
kecukupan sebagai berikut :
Soekartawi, 1994 : 40 Keterangan :
MP = Marginal Product masing- masing faktor produksi
P = Harga masing
– masing faktor produksi X
1
= modal X
2
= tenaga kerja X
3
= kain jeans X
4
= pewarna jeans X
5
= benang X
6
= kancing X
7
= resleting Secara matematis ditulis dengan persamaan sebagai berikut :
Efisiensi Harga = Produk Marginal = bi.
Soekartawi, 1994 : 40 Keterangan:
MP = Tambahan hasil Produksi Marginal Product