Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Tabel 1.1 Kontribusi Subsektor Industri Terhadap Produk Domestik
Regional Bruto PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2008-2012 Dalam Juta Rupiah
Tahun Pendapatan
Subsektor Industri
Total PDRB Kabupaten
Bandung Kontribusi
2008 25.276.362,64
2.242.935.199,00 22,17
2009 25.411.347,99
2.248.774.393,47 22,18
2010 25.355.849,69
2.265.834.045,02 22,01
2011 25.326.503,04
2.281.710.590,00 21,89
2012 25.457.797,47
2.296.750.450,25 21,84
Rata-rata Kontribusi 22,02
Sumber: Diskoperindag Kab. Bandung Data diolah Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui besarnya subsektor industri terhadap
Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kabupaten Bandung tahun 2008-2012 yaitu berkisar 22,02 dari keseluruhan PDRB Kabupaten Bandung dari tahun ke
tahun mengalami fluktuatif dan cenderung mengalami penurunan. Salah satu usaha yang potensial dari subsektor industri di Kabupaten
Bandung adalah industri jeans. Industri jeans di Kabupaten Bandung salah satunya adalah Kurnia Jeans konveksi jeans melalui proses washing di Desa Kutawaringin
Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung. Kurnia Jeans merupakan penghasil produk jeans di Kecamatan
Kutawaringin Kabupaten Bandung dengan rataan produksi jeans sebesar 15 kodi per unit jeans per hari.Daerah Kutawaringin berpotensi untuk dikembangkan
sebagai sentra industri jeans karena memiliki sekitar 30 konveksi rakyat produksi jeans dan didukung oleh tersedianya sumber daya manusia yang terampil. Pada
tahun 2012industri jeans di Kutawaringin terdapat 40 orang konveksi rakyat, dengan populasi produksi jeans sebanyak 200 kodi Sumber: Laporan Akhir
Tahunan Diskoperindag Kabupaten Bandung tahun 2012. Akan tetapi, kenaikan harga bahan baku yang terus meningkat, upah tenaga kerja yang terus meningkat,
dan modal yang tetap menyebabkan meningkatnya biaya produksi industri jeans.
Berikut data banyaknya perusahaan, tenaga kerja, output dan produktivitas Industri Kecil dan Menengah yang ada di Kabupaten Bandung.
Tabel 1.2 Banyaknya Perusahaan, Tenaga Kerja, Output dan Produktivitas Industri Kecil dan
Menengah tahun 2009-2012 URAIAN
2009 2010
2011 2012
1 2
3 4
5 Banyaknya Perusahaan unit
20.683 20.729
29.468 26.981
1,78 0,21
42,16 -8,44
Tenaga Kerja 000 orang 4.325
4.227 4.755
4.663 1,19
-2,280 12,49
-1,94 Output Triliun Rp
985 1.089
1.292 1.585
17,66 10,00
21,55 15,86
Produktivitas Juta RpTK 82.985
93.797 107.644
126.650 8,53
13,03 14,76
17,65 Sumber: Diskoperindag Kabupaten Bandung
Catatan: -Angka dalam kurung merupakan angka pertumbuhan
-Produktivitas tidak tercapai, merupakan nilai tambah per tenaga kerja. Angka sementara.
Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa dalam perkembangannya, UKM akan menghadapi berbagai kendala diantaranya persaingan. Persaingan
tersebut bisa dilihat dari kualitas produk, kualitas pelayanan, harga yang ditawarkan dan lain-lain. Kualitas produk yang baik dengan harga murah merupakan strategi
produsen dan konsumen, tinggi rendahnya harga akan menentukan permintaan dan penawaran terhadap suatu barang. Oleh karena itu harga jual suatu produk
memegang peranan penting sebagai strategi pengusaha memperoleh keuntungan. Kabupaten Bandung merupakan daerah yang memiliki sentra industri kecil
yang beragam dengan padat karya sebagai industri kecil yang paling menonjol. Salah satunya adalah industri jeans yang ada di Kecamatan Kutawaringin
Kabupaten Bandung. Industri jeans banyak menyerap tenaga kerja, hal ini dapat dilihat dari hampir sebagian besar penduduknya memperoleh pendapatan dari
industri jeans ini. Sehingga industri jeans ini harus dikembangkan. Walaupun industri jeans sudah ada sejak tahun 90an, namun perkembangannya tidak selalu
berjalan baik. Seperti pada tahun ini industri jeans mengalami perkembangan efisiensi produksi yang fluktuatif.
Selain faktor tenaga kerja produksi terdapat juga faktor modal produksi yang mempengaruhi efisiensi produksi. Dengan banyaknya tenaga kerja
produksiyangdipergunakanmemiliki kreatifitas tinggi dalam proses produksi maka akan terciptanya produk baru sejenis tetapi berbeda corak, sehingga dengan corak
dan bentuk baru akan menimbulkan keunikan tersendiri yang berbeda dengan pesaing lain sehingga hasil produksi akan menarik selera konsumen.
Bagi sebagian perusahaan terbatasnya modal akan menghasilkan proses produksi yang tidak efisien karena membawa pengaruh terhadap bahan baku yang
dipergunakan sehingga harga produk yang ditawarkan menjadi cukup tinggi. Kurangnya kreatifitas perusahaan dalam hal efisiensi produksinya menjadikan hasil
produksi lemah dalam variasi produk yang ditawarkan. Dalam tabel 1.3 akan disajikan data mengenai perkembangan produksi jeans
pada bulan Januari – Juni 2012, di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.
Tabel 1.3 Perkembangan Produksi 30 Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin
Kabupaten Bandung Bulan Januari – Juni 2012
Bulan Hasil Produksi Jeans Unit
Perkembangan Hasil Produksi Januari
Februari Maret
April Mei
Juni 103100
97920.5 98250
96732 99421.5
94773.5 -
-5.02 0.34
-1.55 2.78
-4.68 Sumber: Hasil Pra Penelitian Data diolah
Berdasarkan tabel 1.3 selama bulan januari 2012 sampai dengan bulan juni 2012 perkembangan produksi yang dihasilkan Industri jeans mengalami penurunan
drastis dapat dinyatakan dengan satuan minus di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung
Dalam tabel 1.4 akan disajikan datahasil pra penelitian terhadap perkembangan hasil produksi sampel 7 industri jeans, di Kecamatan Kutawaringin
Kabupaten Bandung.
Tabel 1.4 Perkembangan Hasil Produksi Sampel 7 Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin
Kabupaten Bandung Periode Januari-Juni 2012 dalam unit
Nama Perusahaan
Bulan Rata
Rata Kecenderungan
Januari Februari Maret April
Mei Juni
X-Koes Plamboyan
X-Riss Jerans T R
Expand Corner Kick
Kurnia 267
280 411
312,5 355
466 1020
250 278.5
423 300
371.5 460
1003 252.5
272 419.5
297 348
428 986
245 282.5
397 306,5
350 442
996 233.5
260 421
303
323.5 453
1001 257
277 410
310 331
427 950
250.8 275.0
413.6 304.8
346.5 446.0
992.7 Menurun
Menurun Menurun
Menurun Menurun
Menurun Menurun
Total 3111.5
3086 3003
3019 2995
2962 3029.4 Menurun
Sumber: Hasil Pra Penelitian Data diolah Berdasarkan tabel 1.4, selama bulan januari 2012 sampai dengan bulan juni
2012 nilai output yang dihasilkan 7 perusahaan jeans pada bulan Januari-Juni 2012 di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.
Data perbandingan nilai output dengan kisaran harga output jeans per unit P sebesar Rp 75.000-125.000 dan biaya input pada 7 perusahaan jeans pada bulan
Januari-Juni 2012:
Tabel 1.5 Nilai Output dan Biaya Input Produksi Jeans Di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten
Bandung Bulan Januari-Juni 2012 Bulan
Nilai Output
TR dalam
rupiah Perkembangan
Nilai Output Biaya
Input
TC dalam
rupiah Perkembangan
Nilai Input Koefisien
Elastisitas
Januari Februari
Maret April
Mei Juni
10890250 10801000
10510500 10566500
10452500 10367000
- -0,82
-2,69 0,53
-1,08 -0,82
7570250 7481000
7190500 7246500
7132500 7047000
- -1,18
-3,88 0,78
-1,57 -1,20
- 0,70
0,69 0,68
0,75 0,61
Rata-rata koefisien elastisitas 0.69
Sumber: Pra Penelitian Data diolah
Berdasarkan tabel 1.5 nilai elastisitas biaya produksi jeans sebesar 0,69. Hal ini menandakan bahwa hasil produksi industri jeans di Kecamatan Kutawaringin
tidak efisien, karena nilai elastisitas biaya produksi jeans menunjukan kurang dari 1. Pada kondisi biaya rata-rata yang meningkat sebagai akibat kenaikan produksi,
maka returns to scale menurun. Serta pada saat biaya rata-rata meningkat maka economies of scale menjadi negatif decreasing returns to scale. Hal ini
merupakan suatu masalah yang harus diselesaikan karena apabila tidak lambat laun para industri jeans akan mengalami kerugian akibat dari jumlah penerimaan yang
diperoleh industri jeans dari hasil produksi jeans yang lebih kecil dari pengeluaran untuk proses produksinya.
Industri jeans merupakan industri kecil salah satu indikator keberhasilan usaha pengembangan produksi jeans. Rendahnya hasil produksi jeans, mahalnya
harga bahan baku produksi, upah tenaga kerja yang terus meningkat, modal yang tetap dan biaya produksi semakin melambung tinggi menjadi masalah yang sering
dialami industri jeans. Dengan melakukan efisiensi produksi dan optimalisasi faktor-faktor
produksi maka hasil produksi dapat ditingkatkan.Industri jeans dapat meningkatkan efisiensi produksi jeans jika berproduksi pada tingkat produksi yang optimal dan
menggunakan faktor-faktor produksi dengan kombinasi yang tepat. Faktor-faktor produksi yang biasa digunakan pada proses produksi jeans adalah modal, tenaga
kerja dan bahan baku. Seiring dengan makin meningkatnya jumlah pendapatan penduduk maka
semakin meningkat pula kebutuhan bahan pakaian, termasuk bahan pakaian yang berasal dari bahan jeans. Hasil produksi yang menjadi sumber utama industri jeans
adalah celanajeans dan jaket jeans di mana pemeliharaan dan produksi sudah menyebar di seluruh Indonesia, di samping itu, beberapa kelebihan yang dimiliki
celana jeans dan jaket jeans sebagai bahan pakaian telah menyebabkan terdapatnya preferensi yang tinggi dari masyarakat terhadap industri jeans. Komoditas industri
jeans mempunyai prospek pasar yang baik karena didukung oleh karakteristik produk celana jeans dan jaket jeans yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia
sebagian besar, harga yang relatif terjangkau semua kalangan masyarakat dengan
akses yang mudah karena sudah merupakan barang publik dan merupakan pendorong utama penyediaan pakaian berstandar nasional.
Namun dewasa ini terdapat beberapa permasalahan yang menghambat industri jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung. Beberapa masalah
tersebut adalah modal yang tetap, meningkatnya upah tenaga kerja, meningkatnya harga bahan baku kain jeans pada pertengahan 2012, harga obat-obatan pewarna
jeans yang naik pula dalam proses pewarnaan celana jeans dan jaket jeans, pembayaran dari pelanggan yang selalu menunggak pada saat jatuh tempo sehingga
menghindar ketika dilakukan penagihan serta pembayaran dengan giro kosong. Menurut Bapak H. Ujang Suparno, seorang pengusaha jeans dan sebagai
Kepala Desa Kutawaringin menjelaskan bahwa permasalahan ini sudah ada sejak tahun 2012. Dimana harga bahan baku yang terus melonjak, naiknya upah tenaga
kerja dan modal yang tetap menyebabkan tingginya biaya produksi. Selain itu jumlah perusahaan jeans yang banyak menyebabkan persaingan menjadi kurang
sehat dan saling mematikan. Pengusaha harus mampu menciptakan produk-produk yang unik dan beda agar mampu bersaing dengan pengusaha-pengusaha lainnya.
Permasalahan-permasalahan yang ada menyebabkan menurunnya efisiensi produksi jeans.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti dan menganalisis tentang efisiensi faktor-faktor produksi industri jeans yang berada di Kecamatan
Kutawaringin Kabupaten Bandung.Berdasarkan faktor-faktor produksi yang digunakan, lebih lanjut harus diketahui tingkat efisiensi penggunaan faktor-faktor
produksi. Semakin efisien penggunaan faktor-faktor produksi, akan semakin besar produksi jeans yang dihasilkan, sehingga keuntungan industri jeans akan mencapai
titik maksimum. Adapun judul penelitian yang akan diangkat adalah: ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI
JEANS DI KECAMATAN KUTAWARINGIN KABUPATEN BANDUNG Survey Pada Industri Jeans di Kecamatan Kutawaringin Kabupaten Bandung.