3.9 Uji Statistik
3.9.1 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi yang dinyatakan dengan R
2
berfungsi untuk menyatakan seberapa besar variabel-variabel bebas mampu menjelaskan
hubungan terhadap variabel terikat. Nilai R
2
berkisar antara 0 sampai 0R
2
1. Adapun kriteria pengujiannya yaitu :
1. Bila nilai R
2
mendekati 1, hal ini berarti bahwa hubungan variabel inflasi dan nilai tukar rupiah dengan variabel APMK adalah sempurna dan
positif, artinya apabila ada kenaikan tingkat inflasi dan nilai tukar rupiah maka akan menyebabkan kenaikan penggunaan APMK.
2. Bila nilai R
2
mendekati 0, hal ini berarti bahwa hubungan variabel inflasi dan nilai tukar rupiah dengan penggunaan APMK adalah lemah atau tidak
ada hubungan, yang berarti apabila terjadi kenaikan atau penurunan pada variabel inflasi dan variabel nilai tukar rupiah maka tidak akan
berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan penggunaan APMK. 3.
Jika R
2
mendekati -1, hal ini berarti bahwa hubungan variabel inflasi dan nilai tukar rupiah dengan penggunaan APMK adalah sempurna dan
negatif, artinya apabila ada kenaikan padaa variabel inflasi dan variabel nilai tukar rupiah maka akan menyebabkan adanya penurunan penggunaan
APMK.
Universitas Sumatera Utara
33
3.9.2 Uji F F-
test
Untuk mengetahui kebenaran pengaruh nyata secara statistik diantara inflasi dan nilai tukar rupiah secara bersama-sama terhadap APMK digunakan Uji
F F-
test
, yaitu untuk menilai kualitas garis regresi yang dihasilkan. F-
hitung
= R
2
k-1 1-R
2
n-k Dimana :
R
2
= Koefisien Determinasi k
= Banyaknya Variabel Bebas n
= Jumlah Sampel H
: β
1
= β
2
= 0, H
a
: β
1 ≠
β
2
≠ 0 H
diterima jika F
hitung
F
tabel
Artinya bahwa tidak ada pengaruh nyata antara inflasi dan nilai tukar rupiahterhadap APMK.
H
a
diterima jika F
hitung
F
tabel
Artinya ada pengaruh nyata antara inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap APMK.
3.9.3 Uji T T-
test
Uji T T-
test
merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel inflasi dan nilai tukar rupiah berpengaruh
terhadap besarnya penggunaan APMK.
Universitas Sumatera Utara
Nilai t- hitung dapat diperoleh dengan rumus : t-
hitung
= Sbi
bi-b
Dimana : bi
: Koefisien Variabel Bebas ke i b
: Nilai Hipotesis Nol Sbi
: Simpangan Baku dari Variabel Bebas ke-i Hipotesis yang digunakan :
H : β
1
= β
2
= 0, H
a
: β
1 ≠
β
2
≠ 0 H
diterima jika t
hitung
T
tabel
Artinya bahwa variabel inflasi dan nilai tukar rupiah tidak berpengaruh nyata terhadap variabel APMK.
H
a
diterima jika t
hitung
T
tabel
Artinya ada pengaruh nyata antara inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap APMK.
3.10 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik