menunjukkan penurunan BI Rate dan biaya kebijakan moneter. Pembayaran non tunai mengakibatkan peningkatan substitusi dan efek efesiensi. Melalui efek
substitusi, penurunan permintaan mata uang dan meningkatnya M1 dan M2 akan meningkatkan GDP dan harga. Secara umum dari respon implus terlihat bahwa
guncangan pada persamaan pembayaran non tunai akan menyebabkan peningkatan permintaan uang, menurunkan BI-Rate, meningkatkan GDP riil dan
menurunkan tingkat harga. Ihda Azizah 2011 dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh
Transaksi Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu Terhadap Tingkat Inflasi Di Indonesia Tahun 2007-2011” dengan menggunakan model autoregresif
untuk menganalisis, menunjukkan bahwa ternyata perkembangan transaksi dengan menggunakan APMK berpengaruh positif terhadap inflasi, baik dalam
jangka panjang maupun jangka pendek. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis yang memberikan koefesien jangka pendek APMK sebesar 1,2907 dan
koefisien jangka panjangnya sebesar 2,8662.
2.3 Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah diuraikan, maka kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual APMK
Nilai Tukar Kurs Inflasi
Universitas Sumatera Utara
27
Kerangka konseptual ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Rahutami 2004. Bila semakin banyak masyarakat menggunakan APMK, maka
mengakibatkan jumlah transaksi dari waktu ke waktu semakin meningkat. Hal ini akan berdampak pada perputaran uang yang semakin cepat, akibatnya berdampak
juga pada angka inflasi. Penelitian ini meneliti bagaimana pengaruh APMK terhadap inflasi dan nilai kurs yang terjadi di Indonesia pada tahun 2007-2013.
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan pada bagian terdahulu maka hipotesis yang dikemukakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Transaksi APMK memiliki pengaruh yang signifikan terhadap inflasi di Indonesia.
2. Transaksi APMK memiliki pengaruh terhadap nilai tukar rupiah kurs
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti status, sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistemmatis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Moh. Nazir, 2005. Adapun variabel independen
dalam penelitian ini adalah sistem pembayaran non tunai yang diwakili oleh Alat Pembayaran Menggunakan Kartu APMK. Variabel dependennya adalah inflasi
dan nilai tukar Rupiah nilai Kurs.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia. Jadwal Penelitian dimulai bulan Maret 2014 sampai dengan selesai.
3.3 Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan sebuah penjelasan yang digunakan dalam penelitian ini beserta satuan matematik atas setiap variabel tersebut. Dibawah ini
merupakan tabel definisi operasional dalam penelitian ini:
Universitas Sumatera Utara
29
Tabel 3.1 : Definisi Operasional
Variabel Definisi Variabel
Parameter Alat Pembayaran
Menggunakan Kartu APMK
alat pembayaran yang berupa Kartu Kredit, Kartu Automated Teller
Machine ATM Kartu Debet, Kartu Prabayar, dan atau yang disamakan
dengan itu. Jumlahangka
dalam jutaan rupiah
Inflasi meningkatnya harga- harga secara
umum dan terus menerus. Kenaikan harga yang dimaksud adalah apabila
terjadi kenaikan harga barang- barang secara meluas atau
mengakibatkan kenaikan harga pada barang lainnya
Angka Inflasi= Indeks Harga
Konsumen IHK dalam
persentase
Nilai Tukar Kurs tarif yang menunjukkan nilai tukar
mata uang tertentu dengan mata uang lainnya
Rupiah terhadap mata
uang tertentu
3.4 Skala Pengukuran Variabel