13
Setiap transaksi pembayaran dengan menggunakan kartu kredit memerlukan proses otorisasi terlebih dahulu oleh penerbit mengenai keabsahan
dari kartu yang digunakan serta batas limit nominal transaksi yang dilakukan. Otoritas ini biasanya dilakukan secara on-line dengan meng-insert kartu melalui
terminal EDCPOS Elektronic Data CapturePoint of Sales yang ada di pedagang.
3. Kartu Debet
Kartu debet adalah APMK yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk
transaksi pembelanjaan dimana kewajiban pemegang kartu dipenuhi seketika dengan mengurangi secara langsung simpanan pemegang kartu pada Bank atau
Lembaga Selain Bank yang berwenang untuk menghimpun dana sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2.1.4. Uang 1. Defenisi uang
Uang diartikan sebagai alat tukar umum atau alat pengukur nilai bendakekayaan yang berfungsi untuk memudahkan penukaran benda-
bendabarang-barang, jasa-jasa, pembayaran-pembayaran dan pinjam-meminjam dalam hubungan ekonomi di dalam suatu negara atau antar negara-negara
Aliminsyah, 2006. Sesuatu barang dapat didefinisikan sebagai uang apabila memiliki tiga fungsi dari uang, yaitu alat pertukaran, satuan hitung, serta sebagai
alat penyimpanan nilai Mishkin, 2001.
Universitas Sumatera Utara
Robertson 1992 dan AC. Pigon 1950 dalam Rahardjo 2009 mengenai defefnisi mereka terhadap uang, menekankan peranan uang sebagai alat
tukar, sedangkan Rollin G. Thomas 1957 dalam Rahardjo 2009 memberikan defenisi uang secara lebih luas dengan memberikan pengertian bahwa uang adalah
sesuatu yang siap dicairkan dan dapat diterima umum dalam transaksi- transaksi barang dan jasa, serta dapat diterima dalam pembayaran hutang.
2. Jumlah Uang Beredar Uang beredar adalah akumulasi uang uang digunakan masyarakat, uang
kartal serta uang giral. Kewajiban sistem moneter yang terdiri dari uang tunai kartal dan logam pada masyarakat, tidak termasuk uang yang berada dalam kas
bank maupun kas negara, ditambah dengan uang dalam giro tabungan yang dapat diuangkan menggunakan cek atau uang giral merupakan uang dalam arti sempit
M1, sedangkan kewajiban yang meliputi uang kartal uang giral dan uang kuasi adalah uang dalam arti luas M2 yang menjadi perluasan dari M1.
Menurut Nopirin 2000 M1 bersifat liquid karena sangat mudah menjadikannya uang tunai. Sedangkan M2 kelancaran likuidasinya di bawah M1
karena mencakup deposito berjangka. Dalam sejumlah literatur ekonomi M1 diformulasikan sebagai,
M1 = K + D dimana M1 adalah uang beredar dalam arti sempit; K adalah uang kartal; D adalah
uang giral. Sedangkan pengertian lain, yaitu uang beredar dalam arti luas diformulasikan sebagai.
M2 = M1 + T
Universitas Sumatera Utara
15
Dengan M2 adalah uang beredar dalam arti luas; M1 adalah uang beredar dalam arti sempit; T adalah saldo deposito berjangka dan tabungan masyarakat di bank
3. Teori Uang a. Teori Ekonomi Klasik
Sriram 1999 dalam penelitiannya menyatakan bahwa teori ekonomi klasik menganggap perekonomian selalu dalam keadaan full employment
terkecuali dalam keadaan transisi sebagai akibat dari gangguan dalam perekonomian. Menurut konsep ini, uang merupakan alat pertukaran, penyimpan
nilai, satuan hitung yang dapat mengekspresikan harga dan nilai suatu barang. Sehingga, dalam hal ini uang berposisi netral tidak mempengaruhi perubahan
dalam harga relatif, tingkat suku bunga, tingkat keseimbangan dari tingkat pendapatan.
b. Teori Kuantitas Uang Teori kuantitas uang membawa pengkajian yang lebih proporsional
terhadap konsep permintaan uang dan dikembangkan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan oleh Irving Fisher ekonom Universitas Yale, seta pendekatan
Cambridge cash balance approach yang dikembangkan oleh A. C. Pigou. Fisher menemukan konsep velocity of money, tingkat kecepatan
perputaran uang, yang menghubungkan kuantitas uang M dengan total barang dan jasa yang dibelanjakan P x Y, dengan persamaan,
V= M
P X Y
Universitas Sumatera Utara
dari persamaan diatas, V velocity of money, didefinisikan sebagai jumlah rata- rata waktu yang dihabiskan untuk membelanjakan komoditi barang dan jasa yang
diproduksi dalam perekonomian Mishkin, 2001. c. Pendekatan Cambridge
Pendekatan ini menekankan pentingnya permintaan uang dalam menggambarkan pengaruh money supply dalam tingkat harga Sriram, 1999. Para
ekonom seperti A. C. Pigou dan Alfred Marshall memformulasikan pendekatan ini melalui persamaan,
M
d
= k x PY Dimana M
d
= permintaan uang, P = tingkat harga, Y = tingkat pendapatan, dan k = konstanta.
Sesuai dengan asumsinya, parameter k, sebagaimana ditunjukkan dalam persamaan diatas dapat berfluktuasi seiring dengan perilaku masyarakat dalam
menggunakan uang untuk menyimpan kekayaan. Perilaku masyarakat ini juga diperngaruhi oleh penerimaan yang diharapkan dari penggunaan penyimpan
kekayaan lain seperti saham dan obligasi Sriram, 1999. d.
Teori Neo-Klasik Pandangan Neo- Klasik mengenai uang lebih bersifat netral. Komoditas
ini secara ekonomis menarik ketika disimpan dan disirkulasikan dalam perekonomian melalui transaksi barang dan jasa. Menurut Sriram 1999 teori
Neo-Klasik berpendapat bahwa tidak ada pengaruh dari tingkat suku bunga. Meskipun demikian, masih terdapat perbadaan sudut panjang dalam mazhab ini,
letak perbedaannya ialah pada faktor lain yang merupakan pelengkap dalam
Universitas Sumatera Utara
17
penelitian mereka, seperti ketidak pastian di masa yang akan datang Marshall dan Pigou, antisipasi Marshall.
e. Teori Keynessian
Keynes memformulasikan tiga motif permintaan uang, yaitu motif transaksi, motif berjaga- jaga, serta motif berspekulasi. Adapun penjelasan ketiga motif tersebut
ialah sebagai berikut. 1.
Motif transaksi, sama dengan teori kuantitas uang, Keynes dalam hal ini berpendapat bahwa uang merupakan alat pertukaran dan money demand
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat. Sebab, dia meyakini transaksi ditingkat individu dan juga tingakt masyarakat berhubungan dengan
tingkat pendapatan masyarakat Sriram, 1999. 2.
Motif berjaga- jaga. Keynes berpendapat bahwa masyarakat akan memegang uang untuk kebutuhan yang tidak bisa diekspektasi sebelumnya untuk
berjaga- jaga. Uang dalam hal ini tetap berfungsi netral sebagai alat petukaran dan dipengaruhi oleh tingakat pendapatan masyarakat.
3. Motif spekulasi Liquidity Preference. Keynes mempertegas teori
Cambridge, bahwa ketidakmenentuan dimasa datang mempengaruhi masyarakat untuk meminta uang. Uang bersifat sebagai penyimpan kekayaan,
dan masyarakat kadang kala akan menggunakan uang untuk kepentingan spekulasi.
Keynes memformulasikan pedapatnya melalui persamaan liquidity preference yang mendefinisikan permintaan uang riil
M
d
= f y , i
-
Universitas Sumatera Utara
dimana, y adalah pendapatan, dan i adalah tingkat suku bunga. 4.
Jenis- Jenis Uang Kesulitan akan sistem barter membuat masyarakat lebih membutuhkan
sistem pertukaran dengan menggunakan perantara yang lebih praktis dan efektif. Uang lahir sebagai alat tukar yang dapat diterima dan digunakakn umum oleh
masyarakat. Berikut jenis- jenis uang yang dapat diterima masyarakat. a.
Full Bodied Money Mata uang yang nilai intrinsiknya sama dengan nilai nominal yang tertera
dalam uang disebut sebagai full bodied money. Uang jenis ini sangat banyak ditemukan pada masa dimana negara membuat uangnya dari logam murni seperti
emas atau perak. Supaya nilai nominal uang tertera tetap sama seperti nilai materi membuat
uang nilai intrinsiknya maka harus dipenuhi dua syarat utama, yaitu masyarakat diberi kebebasan melebur logam mulia di pabrik- pabrik pemerintah dengan biaya
yang kecil. Serta masyarakat bebas menyimpan dan melakukan perdangangan logam mulia.
b. Token Money
Token money adalah mata uang yang nilai materinya jauh lebih kecil dari
pada nilai yang tertera pada fisik uang. Lain halnya dengan full bodied money, dimana masyarakat bebas melebur uang sendiri bahkan melakukan perdagangan
logam mulia, yang menjadi materi pembuat uang, token money dibuat dan dikeluarkan oleh badan- badan berwenang yang ditunjuk pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
19
c. Fiat Money
Telah disebut diatas bahwa fiat money adalah uang kertas yang dikeluarkan pemerintah yang nilainya berdasarkan nilai kepercayaan. Maka fiat
money lebih dikenal sebagai uang kertas. Nilai pembuat uang kertas sangatlah
rendah namun dapat beredar di masyarakat atas dasar kepercayaan karena dikeluarkan oleh pemerintah.
d. Uang Giral
Uang giral adalah hutang suatu bank terhadap nasabahnya yang cepat ditarik sewaktu- waktu menggunakan cek dan giro. Cek adalah surat perintah
tidak bersyarat kepada bank untuk membayarkan sejumlah uang tertentu bagi pemegangnya, atau nama yang tertera. Giro merupakan surat perintah dari
nasabah kepada bank penyimpan dana untuk memindahbukukan tidak berlaku untuk penarikan tunai sejumlah dana dari rekening pemegang saham yang
disebutkan namanya. Uang giral terdiri atas dua macam yaitu time deposit money yang
merupakan hutang bank kepada nasabahnya dengan jangka waktu penarikan yang ditentukan. Serta demand deposit money, yaitu hutang bank kepada nasabahnya
yang dapat diambil sewaktu- waktu. Pada negara telah mencapai taraf cream economy uang giral memiliki
peranan sangat penting dalam perekonomian, terutama dalam penyelesaian hutang piutang.
Universitas Sumatera Utara
e. Near Money
Near money atau uang kuasi dalam bentuk kekayaan yang mudah
dicairkan sewaktu- waktu, atau hutang bank pada nasabahnya yang dapat ditarik kapanpun.
Sumber : Raharjo, 2009 Gambar 2.1 Jenis-jenis Uang
2.1.5. INFLASI 2.1.5.1 Definisi Inflasi