commit to user lama kerja antara kelompok subjek penelitian sebelum dan sesudah
perbaikan adalah sama yaitu 8 jam 7 jam kerja dan 1 jam istirahat. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji korelasi
Pearson Product Moment diketahui bahwa nilai signifikansi = 25 sehingga signifikansi 0,05. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara
lama kerja dengan Upper Extremity Symptoms. Menurut Ifadah 2010 dalam penelitian Faktor yang
Berhubungan dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Operator Komputer Studi Pada Karyawan PT. Telkom Indonesia Tbk. Dcs V Jawa Timur
Gedung Opmc Ketintang, hasil penelitian menyebutkan bahwa P 0,05, berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara lama kerja
terhadap munculnya keluhan muskuloskeletal.
C. Hasil Pengukuran Lingkungan Kerja
2. Penerangan Menurut Tarwaka 2010 menyebutkan pada beberapa situasi,
intensitas penerangan yang tidak baik dan tidak sesuai akan menyulitkan seseorang untuk dapat melihat objek kerja yang disebabkan karena posisi
atau jenis sumber cahaya lampu yang digunakan. Berdasarkan pengukuran intensitas penerangan yang telah
dilakukan didapatkan rerata didapatkan rerata X ± SD intensitas penerangan di bagian cucuk PT. Iskandartex Surakarta 174 ± 74,2. Intensitas
commit to user penerangan tersebut belum sesuai dengan standart penerangan yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perburuhan PMP Nomor 7 Tahun 1964 tentang Syarat-syarat kesehatan, kebersihan, dan penerangan di tempat kerja.
Peraturan tersebut menyatakan bahwa penerangan untuk pekerjaan yang membedakan yang membedakan dengan teliti dari barang-barang yang kecil
dan halus, paling sedikit mempunyai intensitas penerangan 300 lux.
Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji korelasi Pearson
Product Moment diketahui bahwa nilai signifikansi = 0,953 sehingga signifikansi 0,05. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara penerangan
dengan Upper Extremity Symptoms. Menurut Mindayani 2010 dalam penelitian Gambaran Keluhan
Muskuloskeletal Pada Perajin Sulaman Tangan di Jorong Subarang Tigo Jorong Nagari Kota Gadang, hasil penelitian menyebutkan bahwa nilai
signifikansi p 0,05. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara penerangan dengan Upper Extremity Symptoms.
Objek kerja di bagian Cucuk PT. Iskandartex Surakarta merupakan jenis pekerjaan yang memerlukan ketelitian dan akan sulit dilihat karena
intensitas penerangan di bawah standar yang dianjurkan dan bahkan mungkin postur tubuh harus membungkuk agar posisi mata lebih dekat dengan objek
kerja. Atau mungkin pekerja harus menjulurkan kepala, memutar leher, membungkukkan punggung, atau menahan objek agar lebih dekat dengan
mata.
commit to user
D. Analisa Pengukuran Postur Kerja Duduk
Hasil pengukuran postur kerja duduk dengan menggunakan Lembar Kerja Penilaian RULA Rapid Upper Limb Assesment didapatkan hasil rata-rata
4, 92 ± 1,03. Hasil skor tertinggi untuk postur kerja duduk adalah 6 yaitu harus segera dilakukan pemeriksaaan dan perubahan.
Dari hasil pengukuran, tenaga kerja di bagian cucuk bekerja dengan posisi duduk dengan lengan menekuk dan melakukan gerakan lengan antara 100-
120
o
. Memasukkan satu helai benang ke dalam dropper dilakukan gerakan sebanyak 18-20 kali dengan keadaan lengan menggantung dan jari tangan
menggenggam sisir agar benang mudah untuk dimasukkan ke dalam dropper.
E. Analisa Pengukuran Upper Extremity Symptoms